• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

G. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian tentang tingkat Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Enrekang.

Anggaran belanja adalah rencana keuangan tahunan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah. Belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.

Penelitian ini dilakukan upaya untuk menentukan tingkat efektivitas dan tingkat efisiensi pelaksanaan anggaran belanja yang telah dicapai, yaitu diukur dengan menggunakan perhitungan rasio tingkat efektivitas dan tingkat efisiensi untuk mengetahui dan menganalisis kemampuan pemerintah daerah dalam meningkatkan pelaksanaan anggaran belanja daerah Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Enrekang. Pengukuran efektivitas yaitu seberapa tepat dalam mencapai target dengan membandingkan hasil yang ditargetkan dengan realisasinya.

Sedangkan pengukuran efisiensi yaitu dengan menghasilkan output yang maksimal dengan pengelolaan dan penggunaan sumber daya (dana) yang seminimal mungkin. Dapat dihitung lewat perbandingan realisasi belanja langsung dengan realisasi anggaran belanja.

Untuk lebih jelasnya skema kerangka konsep dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Anggaran Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Enrekang

Laporan Realisasi Anggaran Belanja Bappeda-Litbang Kabupaten Enrekang

Efektif

Hasil Analisis Pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah

Efisien

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif pendekatan kuantitatif. Penelitian ini berkaitan dengan informasi yang berupa angka-angka untuk memperoleh data. Penelitian ini menggunakan data berupa Laporan Realisasi Anggaran Belanja Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Enrekang mulai tahun 2017 sampai tahun 2020.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Objek penelitian ini adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Enrekang yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Leoran, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang. Penelitian ini fokus pada tingkat efektivitas dan tingkat efisiensi pelaksanaan anggaran belanja daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Enrekang.

2. Waktu Penelitian

Pengambilan data pada penelitian ini akan dilakukan selama kurang lebih 2 bulan yaitu bulan Agustus sampai bulan Oktober 2021.

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Anggaran merupakan pedoman pemerintah dalam merealisasikan program dan rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan yang diukur dalam satuan uang secara sistematis untuk suatu periode tertentu.

2. Belanja daerah adalah pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan kegiatan dan program. Melaksanakan wewenang dan tanggungjawab kepada masyarakat serta pemerintahan diatasnya.

3. Efektivitas

a. Efektivitas merupakan suatu tingkat keberhasilan yang dihasilkan oleh seseorang atau organisasi dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Bisa disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan.

b. Pengukuran Efektivitas

Pengukuran efektivitas berkaitan dengan efektivitas seberapa tepat dalam mencapai target, yaitu membandingkan hasil yang ditargetkan dengan realisasinya. Nilai tingkat efektivitas yang didapatkan semakin besar maka target yang terealisasikan mengindikasikan efektif kinerja anggaran pada suatu instansi pemerintah.

4. Efisiensi

a. Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan suatu kegiatan yang diukur berdasarkan besarnya biaya atau sumber daya yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Hal ini bisa dicapai apabila rencana dan pengendalian semakin sedikit dana atau sumber daya yang digunakan dalam mencapai hasil yang direncanakan maka semakin dapat dikatakan efisien.

b. Pengukuran Efisiensi

Pengukuran efisiensi dengan menghasilkan output yang maksimal dengan pengelolaan dan penggunaan sumber daya (dana) yang

33

seminimal mungkin. Nilai tingkat efisiensi yang didapatkan maka semakin mengindikasikan efisien kinerja anggaran pada suatu instansi pemerintahan.

Tabel 3.1 Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Indikator

Efektivitas

• 100% keatas sangat efektif

• 90% sampai 100% kriteria efektif

• 80% sampai 90% kriteria cukup efektif

• 60% sampai 80% kriteria kurang efektif

• < dari 60% tidak efektif

• 100% keatas tidak efisien

• 90% sampai 100% kriteria kurang efisien

• 80% sampai 90% kriteria cukup efisien

• 60% sampai 80% kriteria efisien

• Kurang dari 60% sangat efisien Sumber: Anita Widiyana (2016).

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah laporan realisasi APBD pada Badan Perencanaan Pembangunan Daeah (BAPPEDA) Kabupaten Enrekang tahun anggaran 2017-2020.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah Laporan Realisasi Anggaran Belanja yang terdiri dari anggaran belanja daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Enrekang tahun anggaran 2017-2020.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Pustaka (library research) lebih spesifiknya penulis memahami buku-buku atau literature-literature yang erat hubungannya dengan objek penelitian sehingga dapat memberikan informasi yang lebih mendalam terhadap objek yang sedang diteliti.

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis. Berupa data dan dokumen struktur organisasi, visi dan misi, fungsi dan tugas pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Enrekang serta data Laporan Realisasi Anggaran Belanja Daerah tahun anggaran 2017 sampai tahun 2020.

35

F. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder dengan menyajikan angka, tabel, dan uraian penjelasan pengukuran pelaksanaan anggaran belanja dengan menggunakan pengukuran efektivitas dan efisiensi pada anggaran dan realisasi belanja tahun 2017 sampai tahun 2020 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Enrekang dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:

1. Menentukan Efektivitas

Efektivitas merupakan suatu tingkat keberhasilan yang dihasilkan oleh seseorang atau organisasi dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Bisa disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan.

Dalam menganalisis tingkat dari sistem pengelolaan keuangan daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang maka di perlukan laporan data realisasi anggaran belanja dan target anggaran belanja. Semakin tinggi nilai tingkat efektivitas yang didapatkan semakin besar target yang akan direalisasikan maka mengindikasikan efektif kinerja anggaran pada suatu instansi pemerintah.

Tingkat efektivitas diukur dengan membandingkan realisasi anggaran belanja dengan target anggaran belanja jika semakin efektivitas mencapai angka 100% maka akan semakin efektif. Berikut ini rumus yang digunakan sebagai berikut:

Efektivitas = 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

𝑥 100%

Sumber: Mahsun (2009)

• >100% Kriteria Sangat Efektif

• 90% sampai 100% Kriteria Efektif

• 80% sampai 90% Kriteria Cukup Efektif

• 60% sampai 80% Kriteria Kurang Efektif

• < 60% Kriteria Tidak Efektif

Menurut Kepmendegri nomor 690. 900-327 tahun (1996) kriteria anggaran belanja dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa persentase kurang 60% kriteria tidak efektif, persentase 60% sampai 80% kriteria kurang efektif, persentase 80% sampai 90% kriteria cukup efektif, persentase 90% sampai 100% kriteria efektif dan lebih 100%

kriteria sangat efektif.

2. Menentukan Efisiensi

Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan suatu kegiatan yang diukur berdasarkan besarnya biaya atau sumber daya yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Hal ini bisa dicapai apabila rencana dan pengendalian semakin sedikit dana atau sumber daya yang digunakan dalam mencapai hasil yang direncanakan maka semakin dapat dikatakan efisien.

Dalam menganalisis tingkat efisiensi anggaran belanja pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang maka dibutuhkan data laporan realisasi anggaran belanja langsung dan realisasi belanja langsung. Tingkat efisiensi diukur dengan cara

37

membandingkan realisasi belanja lansung dengan total realisasi anggaran belanja, berikut ini rumus yang digunakan:

Efisiensi = 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

𝑥 100%

Sumber: Mahsun (2009)

Dengan perbandingan realisasi belanja langsung dengan realisasi anggaran belanja maka tingkat efisiensi anggaran belanja pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang menggunakan kriteria anggaran belanja, sebagai berikut:

• > 100% Kriteria Tidak Efisien

• 90% sampai 100% Kriteria Kurang Efisien

• 80% sampai 90% Kriteria Cukup Efisien

• 60% sampai 80% Kriteria Efisien

• < 60% Kriteria Sangat Efisien

Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa apabila persentase kurang dari 100% kriteria tidak efisien, persentase 90%-100% kriteria kurang efisien, persentase 80%-90% kriteria cukup efisien, persentase 60%-80% kriteria efisien dan persentase lebih dari 60% kriteria sangat efisien.

38 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

1. Nama dan Sejarah Singkat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Enrekang.

Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappeda-Litbang) Kabupaten Enrekang dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Enrekang No. 32 Tahun 2016 tentang kedudukan, tugas pokok, fungsi, uraian tugas dan tata kerja.

Sebelumnya terbitnya peraturan Bupati tersebut, masih bernama Bappeda Kabupaten Enrekang. Bappeda-Litbang mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah.

2. Visi dan Misi Organisasi

Visi Bupati dan Wakil Bupati terpilih yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Enrekang tahun 2018 -2023 adalah :

“Terwujudnya Enrekang Maju, Aman, Sejahtera (EMAS), yang Berkelanjutan dan Religius”

Misi untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut adalah:

1. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur pelayanan publik

39

2. Meningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing, penguasaan teknologi, bermoral dan beriman dan bertaqwa

3. Mengoptimalkan tata kelola pemerintahan yang baik dan disertai dengan jaminan rasa aman dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat tanpa diskriminasi

4. Meningkatkan skala usaha ekonomi kerakyatan dan pendapatan masyarakat berbasis agribisnis dan agroindustri

5. Meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam secara optimal dan berwawasan lingkungan.

Bappeda-Litbang merupakan unsur penunjang urusan Pemerintahan yang memiliki fungsi dalam perencanaan, penelitian dan pengembangan memiliki peran dalam pencapaian misi ke-3 dan ke-4 RPJMD 2018-2023, yaitu “Mengoptimalkan tata kelola pemerintahan yang baik dan disertai dengan jaminan rasa aman dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat tanpa diskriminasi dan Meningkatkan skala usaha ekonomi kerakyatan dan pendapatan masyarakat berbasis agribisnis dan agroindustri”.

3. Struktur Organisasi dan Job Description 1. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Enrekang

(BAPPEDA-LITBANG) MUH ARIES YASIN, S.Pt, M.AP SUMARDIN SE, M.A.P.

41

2. Job Description

Bappeda-Litbang Kabupaten Enrekang merupakan unsur penunjang Urusan Pemerintahan Daerah, yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan dengan fungsi dan tugas mulai dari Kepala, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Sub Bidang.

Berdasarkan Peraturan Bupati Enrekang tentang Tugas Pokok, Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan di bidang Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah.

Uraian Tugas Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Merumuskan kebijakan teknis perencanaan, penelitian dan pengembangan daerah

b. Mengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;

penelitian dan pengembangan daerah

c. Membinaan dan Pelaksanaan tugas dibidang perencanaan pembangunan daerah, penelitian dan pengembangan daerah d. Menyelenggaraan dan pembinaan monitoring & Evaluasi

perencanaan pembangunan daerah, penelitian dan pengembangan daerah

e. Melaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Adapun tugas pokok dan fungsi lingkup Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Enrekang adalah sebagai berikut :

1. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, dalam melaksanakan tugas, Sekretaris mempunyai fungsi :

a. Menyelenggaraan dan Penatausahaan urusan Perencanaan umum dan Penyusunan Program

b. Menyelenggaraan dan Penatausahaan urusan Umum dan Kepegawaian

c. Menyelenggaraan dan Penatausahaan urusan Keuangan dan aset.

2. Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, dalam melaksanakan tugas Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah mempunyai fungsi:

a. Menyiapan perumusan kebijakan perencanaan Pembangunan infrastruktur dan prasarana Wilayah

b. Mengkoordinasian dan sinkronisasi perencanaan Pembangunan infrastruktur dan prasarana Wilayah

c. Melaksanaan dan penyusunan perencanaan dan sumber daya daerah di bidang Pembangunan infrastruktur dan prasarana Wilayah

d. Memantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan perencanaan sumber daya daerah di bidang Pembangunan infrastruktur dan prasarana Wilayah

43

e. Melaksanaan tugas lain yang di berikan pimpinan sesuai tugas dan fungsi.

3. Bidang Ekonomi, Sosial Budaya dan pemerintahan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, dalam melaksanakan tugas Kepala Bidang Ekonomi, Sosial Budaya & Pemerintahan, mempunyai fungsi:

a. Menyiapan perumusan kebijakan perencanaan Pembangunan dibidang Ekonomi, Sosial Budaya &

Pemerintahan

b. Mengkoordinasian dan sinkronisasi perencanaan Pembangunan dibidang Ekonomi, Sosial Budaya &

Pemerintahan

c. Melaksanaan dan penyusunan perencanaan dan sumber daya daerah dibidang Ekonomi, Sosial Budaya dan Pemerintahan d. Memantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang

pelaksanaan perencanaan sumber daya daerah dibidang Ekonomi, Sosial Budaya dan Pemerintahan

e. Melaksanaan tugas lain yang di berikan pimpinan sesuai tugas dan fungsi.

4. Bidang Penelitian Pengembangan, Monitoring Evaluasi, dan Perencanaan Makro dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, dalam melaksanakan tugas Kepala Bidang Penelitian Pengembangan, Monitoring Evaluasi, dan Perencanaan Makro, mempunyai fungsi:

a. Melaksanaan Penelitian dan Pengembangan kebijakan

Perencanaan, Pembangunan dan Pemerintahan Daerah b. Menyelenggaraan dan Pengkoordinasian Penyusunan

Dokumen Perencanaan Jangka Panjang, Jangka Menengah dan Perencanaan Tahunan Daerah

c. Menyelenggaraan dan Pengkoordinasian Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah

d. Menyelenggaraan dan Pengkoordinasian Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Daerah.

e. Melaksanaan tugas lain yang di berikan pimpinan sesuai tugas dan fungsi.

Sub Bidang Penelitian & Pengembangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub, dalam melaksanakan tugas Kepala Sub Bidang Penelitian & Pengembangan mempunyai fungsi:

a. Menyusunan program dan kegiatan Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan

b. Melaksanaan program dan kegiatan Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan

c. Membinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan dalam lingkup Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan dan

d. Melaksanaan evaluasi program dan kegiatan dalam lingkup Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan.

5. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan Perencanaan pembangunan, Penelitian

45

dan Pengembangan Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

B. HASIL PENELITIAN

1. Laporan Anggaran Belanja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang Tahun Anggaran 2017 sampai 2020.

Tabel 4.1

Ringkasan Laporan Anggaran Belanja dan Realisasi Belanja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang

Tahun 2017-2020

Uraian

Tahun

2017 2018 2019 2020

ANGGARAN BELANJA 1.094.641.986.176,00 1.086.284.012.289,00 1.165.226.745.882,00 1.207.525.985.172,00 Belanja Operasi 707.508.330.458,00 717.941.985.575,00 760.417.874.923,00 750.838.707.715,00 Belanja Modal 239.221.872.318,00 212.301.479.614,00 230.273.065.363,00 270.438.941.099,00 Belanja Tak Terduga 250.000.000,00 750.000.000,00 750.000.000,00 15.300.000.000,00 Transfer 147.661.783.400,00 155.290.547.100,00 173.785.805.596,00 170.948.336.358,00 REALISASI BELANJA 987.600.100.370,00 1.006.485.625.084,78 1.050.617.490.496,42 1.101.347.120.795,53 Belanja Operasi 667.326.043.707,00 690.870.503.277,60 713.251.271.965,42 697.915.103.852,37 Belanja Modal 200.088.477.045,00 160.111.439.072,00 163.396.969.835,00 224.033.079.624,80 Belanja Tak Terduga 70.050.000,00 230.399.818,18 183.444.100,00 8.450.600.961,36 Transfer 120.115.529.618,00 155.273.276.917,00 173.785.804.596,00 170.948.336.358,00

Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang.

Dari tabel di atas, pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 menunjukkan bahwa anggaran belanja mengalami fluktuasi setiap tahunnya, hal ini disebabkan karena realisasi belanja lebih rendah dibandingkan dengan target anggaran belanja yang telah dianggarkan.

Anggaran belanja terdiri dari belanja operasi, belanja modal, belanja tak terduga dan transfer.

Tabel 4.2

Ringkasan Laporan Anggaran Belanja Langsung dan Realisasi Belanja Langsung Pada

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2017-2020

Uraian

Tahun

2017 2018 2019 2020

ANGGARAN BELANJA

LANGSUNG 907.348.872.460,00 874.986.185.544,00 942.959.707.227,00 972.698.404.283,00 Belanja Pegawai 391.499.847.204,00 399.458.279.431,00 412.893.976.473,00 438.395.597.482,00 Belanja Barang dan Jasa 276.627.152.938,00 263.226.426.499,00 299.792.665.391,00 263.863.865.702,00 Belanja Modal 239.221.872.318,00 212.301.479.614,00 230.273.065.363,00 270.438.941.099,00 REALISASI BELANJA

LANGSUNG 835.491.193.427,00 803.332.907.230,60 848.436.638.810,42 880.044.460.870,17 Belanja Pegawai 369.600.973.631,00 398.111.283.801,00 405.311.534.344,00 412.882.961.251,00 Belanja Barang dan Jasa 265.801.742.751,00 245.110.184.357,60 279.728.134.631,42 243.128.419.995,37 Belanja Modal 200.088.477.045,00 160.111.439.072,00 163.396.969.835,00 224.033.079.623,80

Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang.

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 jumlah realisasi belanja langsung lebih rendah daripada anggaran belanja langsung disebabkan karena keseluruhan dari realisasi belanja langsung tidak mencapai anggaran yang telah direncanakan.

Anggaran belanja langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja modal.

2. Perhitungan dan Analisis Rasio Efektivitas dan Rasio Efisiensi Anggaran Belanja Daerah

Efektivitas adalah seberapa tepat dalam mencapai target yang telah ditetapkan dalam merealisasikan anggaran belanja yang telah direncanakan.

Pelaksanaan anggaran belanja dalam menganalisis tingkat efektivitas dikatakan dalam kategori efektif dari hasil perhitungan rasio. Tingkat efektivitas dapat diukur dengan membandingkan realisasi anggaran belanja dengan target anggaran belanja dikalikan dengan 100%. Semakin besar nilai

47

tingkat efektivitas yang didapatkan atau semakin besar target terealisasikan maka dapat dikatakan bahwa semakin efektif kinerja pada suatu instansi pemerintahan dalam merealisasikan anggaran belanja. Menurut Mahsun (2009) rumus untuk mengukur tingkat efektivitas pelaksanaan realisasi anggaran belanja dengan target anggaran belanja sebagai berikut:

Sumber: Mahsun (2009)

Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 690. 900-327 Tahun 1996 tentang “Kriteria Penilaian dan Kinerja Keuangan”, kriteria tingkat efektivitas pelaksanaan anggaran belanja sebagai berikut:

a. 100% Keatas Sangat Efektif b. 90% sampai 100% Kriteria Efektif c. 80% sampai 90% Kriteria Cukup Efektif d. 60% sampai 80% Kriteria Kurang Efektif e. Kurang dari 60% Kriteria Tidak Efektif

Efisiensi adalah suatu ukuran keberhasilan suatu kegiatan yang diukur berdasarkan besarnya biaya atau sumber daya yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Semakin sedikit sumber daya atau dana yang digunakan dalam mencapai hasil yang telah direncanakan sebelumnya maka semakin dapat dikatakan efisien. Tingkat efisiensi diukur dengan membandingkan realisasi anggaran belanja langsung dengan realisasi anggaran belanja dikalikan 100%.

Efektivitas = 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

×

100%

Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 690. 900-327 tahun 1996 tentang “Kriteria Penilaian dan Kinerja Keuangan”, kriteria untuk mengukur tingkat efisiensi anggaran belanja sebagai berikut:

a. Kurang dari 60% Kriteria Sangat Efisien b. 60% sampai 80% Kriteria Efisien

c. 80% sampai 90% Kriteria Cukup Efisien d. 90% sampai 100% Kriteria Kurang Efisien e. 100% Keatas Kriteria Tidak Efisien

Efisiensi = 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

×

100%

Sumber: Mahsun (2009)

Menurut Mahsun (2009) rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pelaksanaan realisasi belanja langsung dengan realisasi anggaran belanja.

Tabel 4.3

Ringkasan Anggaran Belanja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2017

Uraian Jumlah (Rp) Selisih

Target Anggaran Realisasi Jumlah (Rp) % ANGGARAN BELANJA 1.094.641.986.176,00 987.600.100.370,00 107.041.885.806,00 90,22 Belanja Operasi 707.508.330.458,00 667.326.043.707,00 40.182.286.751,00 94,32 Belanja Modal 239.221.872.318,00 200.088.477.045,00 39.133.395.273,00 83,64 Belanja Tak Terduga 250.000.000,00 70.050.000,00 179.950.000,00 28,02 Transfer 147.661.783.400,00 120.115.529.618,00 27.546.253.782,00 81,35 ANGGARAN BELANJA

LANGSUNG 907.348.872.460,00 835.491.193.427,00 71.857.679.033,00 92,08 Belanja Pegawai 391.499.847.204,00 369.600.973.631,00 21.898.873.573,00 94,41 Belanja Barang & Jasa 276.627.152.938,00 265.801.742.751,00 10.825.410.187,00 96,09 Belanja Modal 239.221.872.318,00 200.088.477.045,00 39.133.395.273,00 83,64

Sumber: Data diolah Penulis (2021).

49

Dari tabel tahun 2017 di atas, perhitungan anggaran belanja dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Efektif Anggaran Belanja

Rasio Efektif = 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

×

100%

Rasio Efektif = 987.600.100.370,00

1.094.641.986.176,00 × 100%

Rasio Efektif = 90,22%

Dari perhitungan rasio efektivitas anggaran belanja diatas, dapat dilihat bahwa realisasi anggaran belanja lebih rendah daripada target anggaran belanja sehingga tingkat efektif anggaran belanja sebesar 90,22% yang berarti tahun 2017 termasuk dalam kriteria efektif untuk membiayai Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja tak terduga dan Transfer pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang yang dituangkan pada anggaran belanja tahun anggaran 2017.

b. Efisien Anggaran Belanja

Rasio Efisien =𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

×

100%

Rasio Efisien = 835.491.193.427,00

987.600.100.370,00

×

100%

Rasio Efisien = 84,60%

Dapat dilihat dari perhitungan rasio efisiensi Anggaran belanja langsung dikatakan bahwa realisasi belanja langsung lebih rendah dibanding dengan realisasi anggaran belanja dengan rata-rata hasil tingkat efisien sebesar 84,60% sehingga hasil rasio efisien

belanja yaitu 100% - 84,60%= 15,40% berarti tahun 2017 termasuk ke dalam kategori sangat efisien.

Tabel 4.4

Ringkasan Anggaran Belanja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2018

Uraian

Jumlah (Rp) Selisih

Target Anggaran Realisasi Jumlah (Rp) % ANGGARAN BELANJA 1.086.284.012.289,00 1.006.485.625.084,78 79.798.387.204,22 92,65 Belanja Operasi 717.941.985.575,00 690.870.503.277,60 27.071.482.297,40 96,23 Belanja Modal 212.301.479.614,00 160.111.439.072,00 52.190.040.542,00 75,42 Belanja Tak Terduga 750.000.000,00 230.399.818,18 519.600.181,82 30,72 Transfer 155.290.547.100,00 155.273.276.917,00 17.270.183,00 99,99 ANGGARAN BELANJA

LANGSUNG 874.986.185.544,00 803.332.907.230,60 71.653.278.313,40 91,81 Belanja Pegawai 399.458.279.431,00 398.111.283.801,00 1.346.995.630,00 99,66 Belanja Barang & Jasa 263.226.426.499,00 245.110.184.357,60 18.116.242.141,40 93,12 Belanja Modal 212.301.479.614,00 160.111.439.072,00 52.190.040.542,00 75,42

Sumber: Data diolah Penulis (2021).

Dari tabel anggaran belanja tahun 2018 diatas dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:

a. Efektif Anggaran Belanja

Rasio Efektif = 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

×

100%

Rasio Efektif = 1.006.485.625.084,78

1.086.284.012.289,00 × 100%

Rasio Efektif = 92,65%

Dari perhitungan rasio efektivitas anggaran belanja diatas, dapat dilihat bahwa realisasi anggaran belanja lebih rendah daripada target anggaran belanja sehingga tingkat efektif anggaran belanja sebesar 92,65% yang berarti tahun 2018 termasuk dalam kriteria efektif pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang dituangkan dalam anggaran

51

belanja tahun anggaran 2018 dipergunakan untuk membiayai Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja tak terduga, dan Transfer pada tahun 2018.

b. Efisien Anggaran Belanja

Rasio Efisien = 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

×

100%

Rasio Efisien = 803.332.907.230,60

1.006.485.625.084,78

×

100%

Rasio Efisien = 79,82%

Dari perhitungan rasio efisiensi anggaran belanja langsung dikatakan bahwa realisasi belanja langsung lebih rendah dibanding dengan realisasi anggaran belanja dengan rata-rata hasil tingkat efisien sebesar 79,82%. Jadi hasil untuk rasio efisien belanja yaitu 100%-79,82%= 20,18% yang berarti pada tahun 2018 dengan kriteria sangat efisien.

Tabel 4.5

Ringkasan Anggaran Belanja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2019

Uraian Jumlah (Rp) Selisih

Target Anggaran Realisasi Jumlah (Rp) % ANGGARAN BELANJA 1.165.226.745.882,00 1.050.617.490.496,42 114.609.255.385,58 90,16 Belanja Operasi 760.417.874.923,00 713.251.271.965,42 47.166.602.957,58 93,80 Belanja Modal 230.273.065.363,00 163.396.969.835,00 66.876.095.528,00 70,96 Belanja Tak Terduga 750.000.000,00 183.444.100,00 566.555.900,00 24,46 Transfer 173.785.805.596,00 173.785.804.596,00 1.000,00 100,00 ANGGARAN BELANJA

LANGSUNG 942.959.707.227,00 848.436.638.810,42 94.523.068.416,58 89,98 Belanja Pegawai 412.893.976.473,00 405.311.534.344,00 7.582.442.129,00 98,16 Belanja Barang & Jasa 299.792.665.391,00 279.728.134.631,42 20.064.530.759,58 93,31 Belanja Modal 230.273.065.363,00 163.396.969.835,00 66.876.095.528,00 70,96

Sumber: Data diolah Penulis (2021).

Pada tabel anggaran belanja tahun 2019 diatas, dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:

a. Efektif Anggaran Belanja

Rasio Efektif = 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

×

100%

Rasio Efektif = 1.050.617.490.496,42

1.165.226.745.882,00 × 100%

Rasio Efektif = 90,16%

Dari perhitungan tahun 2019 rasio efektivitas anggaran belanja diatas, dapat dilihat bahwa realisasi anggaran belanja lebih rendah daripada target anggaran belanja sehingga tingkat efektif anggaran belanja sebesar 90,16% yang berarti tahun 2019 termasuk dalam kriteria efektif. Adapun pada anggaran belanja daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang digunakan untuk biaya Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja tak terduga dan Transfer pada tahun 2019.

b. Efisien Anggaran Belanja

Rasio Efisien = 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

×

100%

Rasio Efisien = 848.436.638.810,42

1.050.617.490.496,42

×

100%

Rasio Efisien = 80,76%

Dari perhitungan tahun 2019 rasio efisiensi anggaran belanja langsung dikatakan bahwa realisasi belanja langsung lebih rendah dibanding dengan realisasi anggaran belanja dengan rata-rata hasil tingkat efisiennya yaitu 80,76%. maka hasil rasio efisien belanja yaitu 100% - 80,76%= 19,24% berarti pada tahun 2019 termasuk ke dalam kategori sangat efisien.

53

Tabel 4.6

Ringkasan Anggaran Belanja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2020

Uraian Jumlah (Rp) Selisih

Target Anggaran Realisasi Jumlah (Rp) % ANGGARAN BELANJA 1.207.525.985.172,00 1.101.347.120.795,53 106.178.864.376,47 91,21 Belanja Operasi 750.838.707.715,00 697.915.103.852,37 52.923.603.862,63 92,95 Belanja Modal 270.438.941.099,00 224.033.079.624,80 46.405.861.474,20 82,84 Belanja Tak Terduga 15.300.000.000,00 8.450.600.961,36 6.849.399.038,64 55,23

Transfer 170.948.336.358,00 170.948.336.358,00 0,00 100,00

ANGGARAN BELANJA

LANGSUNG 972.698.404.283,00 880.044.460.870,17 92.653.943.412,83 90,47 Belanja Pegawai 438.395.597.482,00 412.882.961.251,00 25.512.636.231,00 94,18 Belanja Barang & Jasa 263.863.865.702,00 243.128.419.995,37 20.735.445.706,63 92,14 Belanja Modal 270.438.941.099,00 224.033.079.623,80 46.405.861.475,20 82,84

Sumber: Data diolah Penulis (2021).

Dari tabel anggaran belanja tahun 2020 diatas, dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:

a. Efektif Anggaran Belanja

Rasio Efektif = 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

×

100%

Rasio Efektif = 1.101.347.120.795,53

1.207.525.985.172,00 × 100%

Rasio Efektif = 91,21%

Pada tahun 2020 perhitungan rasio efektivitas anggaran belanja dapat diketahui bahwa realisasi anggaran belanja lebih rendah daripada target anggaran belanja sehingga tingkat efektif anggaran belanja yaitu 91,21% yang berarti tahun 2020 termasuk dalam kriteria efektif. Adapun belanja daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang dituangkan pada anggaran belanja daerah dipergunakan untuk membiayai Belanja

Operasi, Belanja Modal, Belanja tak terduga, dan transfer pada tahun 2020.

b. Efisien Anggaran Belanja

Rasio Efisien = 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎

×

100%

Rasio Efisien = 880.044.460.870,17

1.101.347.120.795,53

×

100%

Rasio Efisien = 79,91%

Pada tahun 2020 untuk perhitungan rasio efisiensi anggaran belanja langsung dikatakan bahwa realisasi belanja langsung lebih rendah dibandingkan realisasi anggaran belanja dengan nilai rata-rata hasil tingkat efisien sebesar 79,91%. Jadi hasil untuk rasio efisien belanja yaitu 100%-79,91%= 20,09% berarti pada tahun 2020 termasuk dalam kriteria sangat efisien.

Pada tahun 2020 untuk perhitungan rasio efisiensi anggaran belanja langsung dikatakan bahwa realisasi belanja langsung lebih rendah dibandingkan realisasi anggaran belanja dengan nilai rata-rata hasil tingkat efisien sebesar 79,91%. Jadi hasil untuk rasio efisien belanja yaitu 100%-79,91%= 20,09% berarti pada tahun 2020 termasuk dalam kriteria sangat efisien.

Dokumen terkait