• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar Belakang Pembentukan Daerah

Berdasarkan berbagai dokumen resmi serta penjelasan para pemuka masyarakat di daerah kabupaten Dairi, pemerintah didaerah ini telah ada sebelum tiba penjajahan Belanda di Dairi yaitu sekitar tahun 1852 s/d 1942. Dengan Struktur Pemerintahan sebagai berikut :

1. Raja Ekuten atau Takal Aur, sebagai pemimpin satu suak atau yang terdiri dari beberapa kuta (kampung).

2. Pertaki, sebagai Pemimpin satu kuta atau kampung setingkat dibawah Raja Ekuten.

3. Lembaga Adat Sulang Silima, sebagai pembantu Pertaki pada setiap kuta (kampung), yang terdiri dari Perisangisang, Perekurekur, Pertulantengah, Perpunca Ndiadep, Perbettkken.

Pembagian struktur pemerintahan dimaksud dilaksanakan berdasarkan hubungan kekerabatan yang erat kaitannya satu sama lain serta kebutuhan sosial budaya masyarakat pada suatu teritorial tertentu atas dasar kekerabatan disebut ulayat. Sesuai struktur tersebut maka Dairi dibagi dalam 5 (lima) Suak/Aur, yaitu : 1. Simsim, meliputi wilayah Salak, Kerajaan, Sitellu Tali Urang Julu, Sitellu

Tali Urang Jahe.

2. Keppas, meliputi wilayah Sitellu Nempu, Siempat Nempu, Silima Pungga-pungga, dan Parbuluan.

Bab-I RPJPD Kabupaten Dairi 2 4. Boang, meliputi wilayah Simpang Kanan, Simpang Kiri, Lipat Kajang,

Runding dan Singkil.

5. Kalasen, meliputi wilayah Sienem Koden, Manduamas dan Barus.

Pada saat Hindia Belanda tiba di Indonesia, wilayah Dairi dipimpin seorang Demang yang disebut Demang Dairi Landen dengan Pusat Pemerintahan di Sibolga yang dipimpin seorang Residen Tapanuli. Sistem ini terus berlangsung hingga proklamasi Republik Indonesia 17 Agustus 1945.

Berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1945 dibentuk Komite Nasional Daerah Kabupaten Dairi untuk menjalankan pemerintahan yang dipimpin oleh Bupati. Berdasarkan Surat Keputusan Residen Tapanuli Dr. Ferdinand Lumbantobing selaku Gubernur Militer Sumatera Timur Nomor 1526 Tanggal 12 September 1947, Tapanuli dibagi menjadi empat kabupaten, yaitu : Sillindung, Humbang, Toba dan Dairi.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948, bahwa semua kabupaten yang dibentuk sejak agresi militer Belanda I dan II harus kembali dilebur kedalam Kabupaten Tapanuli Utara (Silindung, Humbang, Toba dan Dairi).

Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1964 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Dairi, Pemerintah Pusat menyetujui menjadi otonomi daerah yang terpisah dari Tapanuli Utara, dan berlaku surut sejak 1 Januari 1964, terdiri dari 8 Kecamatan, yaitu : Kecamatan Sidikalang, Kecamatan Sumbul, Kecamatan Tigalingga, Kecamatan Tanah Pinem, Kecamatan Siempat Nempu, Kecamatan Silima Punggapungga, Kecamatan Salak dan Kecamatan Kerajaan.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2003 tanggal 25 Februari 2003 Kabupaten Dairi kemudian dimekarkan menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Dairi sebagai kabupaten induk dan Kabupaten Pakpak Bharat.

1.1.2. Pengertian Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Dalam setiap tahapan pembangunan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, seluruhnya diarahkan dan difokuskan untuk mewujudkan cita-cita nasional sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, agar sasaran pelaksanaan pembangunan itu sendiri dapat berlangsung secara terarah, efektif dan menyeluruh serta menyentuh kebutuhan mendasar dari setiap lapisan masyarakat Indonesia.

Sistem pemerintahan yang selama ini sangat sentralistik kemudian paska reformasi telah dirubah menjadi sistem pemerintahan yang desentralisasi, dengan harapan agar masing-masing daerah dapat mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, dan memberdayakan segala potensi yang dimilikinya serta lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dalam kerangka mewujudkan kepemerintahan yang baik (Good Governance).

Perencanaan pembangunan merupakan suatu proses perubahan kearah yang lebih baik dibanding keadaan sekarang dimasa depan, berupa perumusan tujuan nasional, regional dan daerah, baik berupa jangka panjang, jangka menengah maupun tahunan yang dilakukan oleh pemerintah dengan berkelanjutan melalui urutan prioritas, dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia dalam rangka mewujudkan cita-cita nasional, yang disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan. Untuk tujuan tersebut, penyelenggaraan pemerintah daerah diharuskan secara tegas dan kongkret untuk merumuskan prioritas strategis sektor, program-program kerja dalam suatu dokumen resmi yang disebut RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) dengan jangka waktu 5 tahun dan RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) dengan jangka waktu 20 tahun kedepan.

Bab-I RPJPD Kabupaten Dairi 4 Penyusunan dokumen ini didasarkan kepada Undang-undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU SPPN) Nomor 25 tahun 2004 sebagai acuan dalam penetapan perencanaan jangka panjang (20 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan pembangunan tahunan yang akan dilaksanakan.

Pemerintah Kabupaten Dairi telah merumuskan program-program dan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Dairi. Program-program dan kegiatan tersebut akan dilaksanakan berkelanjutan untuk mengakselerasi laju pertumbuhan ekonomi, memperlambat laju pertumbuhan penduduk, menekan tingkat penggangguran, mengentaskan penduduk miskin, memperluas kesempatan bersekolah, meningkatkan kualitas lingkungan hidup tempat tinggal yang seluruhnya bermuara kepada peningkatan taraf hidup masyarakat.

RPJP Daerah merupakan Dokumen Perencanaan Pembangunan yang merupakan jabaran dari tujuan pembangunan yang akan dilaksanakan selama 20 tahun kedepan yang mencakup kurun waktu mulai tahun 2005 hingga tahun 2025 yang meliputi visi, misi dan arah pembangunan Kabupaten Dairi yang disusun melalui pendekatan partisipatif yaitu melibatkan seluruh unsur stakeholder.

Kegiatan penyusunan RPJPD ini merupakan proses mengidentifikasi, menganalisa dan memprediksi kondisi umum, sosial budaya, pemerintahan, potensi daerah yang berbentuk sumber daya alam, sumber daya ekonomi, sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang ada.

RPJP Daerah sepenuhnya mengacu pada RPJP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2025 yang ditetapkan melalui Perda Provinsi Sumatera Utara Nomor 12 Tahun 2008 dengan tetap memperhatikan potensi, capaian/keberhasilan dan permasalahan daerah Kabupaten Dairi dan diharapkan perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Dairi, akan menjadi terpadu dan sinergis dengan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Perencanaan Pembangunan Propinsi Sumatera Utara.

1.1.3. Proses Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Penyusunan RPJP Daerah dilakukan dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008, yang mana menurut peraturan tersebut, dalam proses penyusunan RPJP Daerah sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah dalam jangka panjang dilakukan dengan tetap memperhatikan hal-hal berikut :  RPJP Daerah mengacu kepada RPJPD Provinsi Sumatera Utara.

 RPJP Daerah menjaring seluruh aspirasi pemangku kepentingan pembangunan mulai dari dusun/desa, kelurahan, kecamatan dan kabupaten melalui mekanisme Musrenbang di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten.

Berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri, lebih lanjut menjelaskan bahwa setelah proses penyusunan RPJP Daerah selesai maka RPJP Daerah ini sebelum ditetapkan sebagai Peraturan Daerah Kabupaten Dairi harus terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Gubernur cq. Bappeda Provinsi Sumatera Utara. RPJP Daerah memerlukan analisis secara bertahap yang setiap tahapnya membutuhkan metode analisis, yang meliputi :

Tahap Pertama : Penyiapan Data dan Informasi

Penyiapan data dan informasi merupakan pengumpulan data dan informasi yang menggambarkan Prediksi Kondisi Umum Daerah. Data dan informasi yang diperlukan meliputi data dan informasi mengenai kondisi : geomorfologi dan lingkungan hidup, demografi, ekonomi dan sumber daya alam, prasarana dan sarana, dan pemerintahan.

Tahap Kedua : Penyusunan Rancangan Awal RPJP Daerah.

Rancangan Awal RPJP Daerah merupakan rumusan gambaran awal rencana pembangunan jangka panjang daerah. Rumusan ini diperoleh dari hasil analisis data dan informasi daerah yang telah dikumpulkan.

Bab-I RPJPD Kabupaten Dairi 6 Tahap Ketiga : Sosialisasi dan Konsultasi Publik

Sosialisasi dan konsultasi publik yang diselenggarakan berupa kegiatan menjaring aspirasi berupa sarana, tanggapan dan rekomendasi dari seluruh stakeholder yang ada. Hasil jaring aspirasi ini akan dilanjutkan pada tahap musyawarah perencanaan pembangunan.

Tahap Keempat : Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Dairi

Musrenbang diselenggarakan sebagai ajang menyampaikan serta menjaring aspirasi atau masukan dari seluruh lapisan yang terlibat dalam pelaksanaan pembangunan baik lapisan masyarakat, pemerintah, dunia usaha ataupun lembaga-lembaga lainnya. Sehingga setelah ditetapkan sebagai dokumen rencana pembangunan, proses implementasi dan pengawasannya pun menjadi lebih mudah untuk dilakukan.

Tahap Kelima : Penyusunan Rancangan Akhir RPJP Daerah

Semua masukan dan komitmen yang diperoleh melalui musrenbang yang diperoleh dari hasil sosialisasi, konsultasi publik dan jaring aspirasi serta saran yang diberikan, dirangkum menjadi satu dalam upaya penyempurnaan Rancangan RPJP Daerah yang telah disusun untuk mendapatkan Rancangan Akhir yang siap untuk ditetapkan sebagai Peraturan Daerah Kabupaten Dairi.

Tahap Keenam ; Penetapan Perda tentang RPJP Daerah

Rancangan Akhir RPJP Daerah beserta lampirannya disampaikan kepada DPRD Kabupaten Dairi untuk diproses lebih lanjut menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Dairi.

Mekanisme Tatacara Penyusunan RPJP Daerah yang disusun berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri 050/2020/SJ di gambarkan sebagai berikut :

Prediksi Kondisi Umum Daerah

Geografis

Pemerintahan Umum & Aparatur

Sosial Budaya

Perekonomian

Prasarana dan Sarana Daerah Indeks Pembangunan Manusia Sosialisasi, Konsultasi Publik dan Jaringasmara Rancangan Awal RPJPD Merumuskan Gambaran Awal dari RPJP Daerah Musrenbang Jangka Panjang Daerah Rancangan Akhir RPJPD  Visi  Misi  Arah Pembangunan  Arah Umum  Arah Fungsi/Wilayah Rancangan Akhir RPJPD Merumuskan Gambaran Awal  Visi  Misi  Arah Pembangunan Rancangan Visi, Misi, dan Arah Pembangunan

Rancangan Arah Pembangunan Rencana Tata Ruang

Saran, Tanggapan, Rekomendasi Stakeholder Rumusan Hasil Kesepakatan & Komitmen

Penetapan Perda tentang RPJPD Perda Tentang RPJP Daerah RPJPD Provinsi Sumatera Utara Acuan

Bab-I RPJPD Kabupaten Dairi 8

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan RPJP Daerah Kabupaten Dairi adalah untuk memberikan arah bagi pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Dairi serta dunia usaha dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan daerah sesuai dengan visi, misi dan arah pembangunan daerah yang telah disepakati bersama dalam berbagai program pembangunan daerah yang terpadu, fokus dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Tujuan RPJP Daerah Kabupaten Dairi adalah sebagai arah pembangunan daerah selama jangka waktu 20 tahun, sebagai acuan bagi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, menjadi acuan bagi bakal calon kepala daerah dalam merumuskan visi, misi dan prioritas pembangunan yang ditawarkan dalam kampanye, serta sebagai pedoman penilaian pelaksanaan pembangunan daerah selama 20 tahun.

1.3. Landasan Hukum

Landasan idiil RPJP Daerah adalah Pancasila dan landasan konstitusional Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sedangkan landasan operasionalnya meliputi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berkaitan dengan pembangunan yang dilakukan, yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1964 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Dairi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1964 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2689);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4287);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);

Bab-I RPJPD Kabupaten Dairi 10 11. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4815);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);

16. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 12 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 Nomor 12);

17. Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Utara tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009 Nomor , Tambahan Lembaran Daerah Nomor );

18. Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 08 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis Pemerintah Kabupaten Dairi Tahun 2005-2009 (Lembaran Daerah Kabupaten Dairi Tahun 2004 Nomor 12);

19. Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 07 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Dairi (Lembaran Daerah Kabupaten Dairi Tahun 2006 Nomor 07);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 02 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Dairi (Lembaran Daerah Kabupaten Dairi Tahun 2008 Nomor 02); 21. Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor Tahun 2009 tentang Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Dairi (Lembaran Daerah Kabupaten Dairi Tahun 2009 Nomor 06, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 149).

1.4. Hubungan RPJP Daerah Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Pembangunan yang dilakukan diperuntukan untuk memperkuat keutuhan Negara Republik Indonesia secara umum dan wilayah kabupaten secara khusus melalui menciptaan masyarakat kabupaten yang makmur, sejahtera secara adil dan merata. Oleh karena itu, RPJP Daerah disusun dengan berpedoman kepada RPJPD Provinsi Sumatera Utara dengan tetap memperhatikan kondisi daerah yang dapat digunakan sebagai potensi pembangunan, dokumen rencana tata ruang wilayah dan rencana strategik Kabupaten Dairi.

Bab-I RPJPD Kabupaten Dairi 12

1.5. Sistematika Penulisan

Dokumen RPJP Daerah Tahun 2005-2025 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan terdiri atas :

1. Latar Belakang (latar belakang pembentukan daerah; pengertian RPJP Daerah; dan proses penyusunan RPJPD daerah).

2. Maksud dan Tujuan (Menjabarkan maksud dan tujuan dari penyusunan RPJP Daerah).

3. Landasan Hukum (Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Daerah).

4. Hubungan RPJP Daerah Kabupaten Dairi Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya (Mengacu pada arah pembangunan pada RPJP Provinsi Sumatera Utara dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten). 5. Sistematika Penulisan (merupakan uraian pokok bahasan dalam

penulisan RPJP Daerah Kabupaten Dairi).

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah terdiri atas :

Kondisi geografis, pemerintahan umum dan aparatur, kondisi sosial budaya, kondisi perekonomian, prasarana dan sarana daerah dan Indeks Pembangunan Manusia.

Bab III Analisis Isu-isu Strategis merupakan analisis lingkungan internal, analisis lingkungan eksternal, faktor-faktor kunci keberhasilan dan sasaran.

Bab IV Visi dan Misi Daerah terdiri atas uraian Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Dairi 2005 – 2025

Bab V Arah Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Dairi Tahun 2005 – 2025 terdiri atas :

1. Sasaran Pokok Pembangunan Jangka Panjang 2. Arah Pembangunan Jangka Panjang

3. Tahapan Skala Prioritas Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang

Bab VI Kaidah Pelaksanaan berupa : uraian mengenai kaidah pelaksanaan pembangunan jangka panjang daerah.

Bab-II RPJPD Kabupaten Dairi 14

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Kondisi Geografis

Kabupaten Dairi terletak pada gugus Dataran Tinggi Bukit Barisan, berada di Bagian Barat Daya Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.927,80 Km². Secara astronomi terbentang antara 98º00’- 98º30’ Bujur Timur (BT) dan 2º15’- 3º00’ Lintang Utara (LU), dengan batas-batas wilayah:

Sebelah Utara : Kabupaten Karo Sebelah Timur : Kabupaten Samosir Sebelah Selatan : Kabupaten Pakpak Bharat

Sebelah Barat : Provinsi Nangroe Aceh Darussalam Wilayah Kabupaten Dairi sebagian besar merupakan dataran tinggi dengan variasi ketinggian antara 400-1.700 meter di atas permukaan laut. Iklim sub tropis terjadi pada daerah ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan laut, iklim tropis pada daerah ketinggian 500-1.000 meter di atas permukaan laut dan iklim dingin pada daerah ketinggian di atas 1.000 meter dari permukaan laut. Luas Kabupaten Dairi dengan Topografi yang variatif dengan kelerengan lahan sebagai berikut:

Datar : 26.319 Ha

Berombak : 23.416 Ha

Bergelombang : 27.124 Ha

Curam : 27.824 Ha

Sedangkan luas Kabupaten Dairi berdasarkan penggunaan lahan, terdiri dari: Pekarangan/Bangunan : 8.005 Ha Lahan Sawah : 10.225 Ha Tegalan/Kebun : 30.908 Ha Ladang/Huma : 18.641 Ha Perkebunan : 32.270 Ha Kolam : 87 Ha

Ladang yang tidak diusahakan : 7.913 Ha Padang rumput pengembalaan : 3.833 Ha

Hutan : 75.216 Ha

Lain-lain : 5.682 Ha

kondisi umum geografis wilayah kabupaten dalam masa 20 tahun kedepan akan mengalami perubahan jika pemerintah dan masyarakat tidak melakukan pemeliharaan terhadap lingkungan hidupnya. Kemungkinan yang terjadi adanya peningkatan suhu udara karena meningkatnya polusi udara akibat bertambahnya jumlah dan aktivitas penduduk, adanya penebangan hutan secara liar, pencemaran terhadap wilayah perairan oleh limbah industri maupun masyarakat yang dapat menyebabkan terjadinya krisis air bersih.

2.2 Pemerintahan Umum dan Aparatur

Reformasi birokrasi yang telah dilakukan melalui berbagai kegiatan dirasakan masih memerlukan penyempurnaan. Dari sisi internal, berbagai faktor seperti demokrasi dan desentralisasi dari segi internal birokrasi itu sendiri, masih berdampak munculnya berbagai permasalahan dan perlu solusi pemecahannya. Sedangkan dari sisi eksternal, faktor globalisasi, k e m a j u a n teknologi informasi juga akan kuat berpengaruh terhadap penetapan alternatif-alternatif kebijakan publik.

Bab-II RPJPD Kabupaten Dairi 16 Faktor demokratisasi berdampak dengan makin meningkatnya tuntutan akan p e n a t a a n k e l e m b a g a a n , kebijakan publik, yang bermuara kepada meningkatnya penerapan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik (good governance) seperti transparansi, akuntabilitas, kesetaraan gender, penegakan supremasi hukum, pelayanan prima kepada masyarakat, semua dinamika tersebut bermuara kepada pengambilan keputusan kebijakan publik yang berorientasi kepada peningkatan kualitas pelayanan menuju penerapan standar pelayanan yang semakin prima.

Dari sisi reformasi birokrasi, berbagai permasalahan yan g dihadapi menyangkut ; pelanggaran disiplin, rendahnya kinerja sumber daya aparatur; penataan kelembagaan, manajemen pemerintahan.

Faktor globalisasi dan perkembangan teknologi informasi merupakan tantangan tersendiri dalam penyelenggaraan Pemerintahan untuk upaya menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (Clean and Good Governance). Hal tersebut terkait dengan meningkatnya dinamika hak-hak politik, ekonomi, sosial budaya, trend konsumerisme, teknologi tinggi, teknologi tepat guna, pemanasan global, pencemaan lingkungan h i d u p , d i n a m i k a t e r s e b u t s e o l a h m e n e m b u s batas d a e r a h d a n negara, y a n g b e r d a m p a k p o s i t i f d a n n e g a t i f .

F a k t o r - f a k t o r e k o l o g i s t e r s e b u t d i a t a s m e n g h a r u s k a n p e m e r i n t a h m e n g a d a k a n perubahan paradigma (Change), baik pada tataran kebijakan, program maupun penyelengaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan yang berorientasi kepada pelayanan publik yang semakin berkualitas.

Kebijakan yang diperlukan adalah membutuhkan penyempurnaan kualitas aparatur negara, yang berkemampuan keterampilan teknis, responsif, aspiratif, berdaya saing yang didukung oleh sarana prasarana pemerintahan untuk dapat menjawab tuntutan perubahan tersebut diatas, sedang kondisi sarana prasarana pemerintahan masih sangat terbatas mulai dari tingkat Kabupaten sampai dengan Desa / Kelurahan.

Dalam upaya memperlancar Administrasi Pemerintahan di Kabupaten Dairi telah dibentuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terdiri dari : 1 Sekretariat Daerah/Setwan, 3 Badan, 1 Inspektorat, 13 Dinas, 6 Kantor, 1 RSU, 1 Akedemi Keperawatan, 15 Kecamatan, 8 Kelurahan dan 161 Desa sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD, Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan, Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2008 tentang tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas – Dinas Daerah serta Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2008 tentang tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 02 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Akedemi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Dairi.

Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah Pemerintah Kabupaten Dairi sampai dengan tahun 2008 mencapai 5.676 orang dengan latar belakang pendidikan dan keteramp ilan sebagai mana disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1

Kondisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah Kab. Dairi Tahun 2008 Menurut Pendidikan

No Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah

(Orang) Laki-laki Perempuan 1 SD 90 4 94 2. SLTP 115 19 134 3. SLTA 981 1.634 2.615 4. D-I 41 47 88 5. D-II 316 639 955 6. D-III 199 297 496 7. S-1 685 579 1.264 8. S-2 28 2 30 9. S-3 - - -Total 2.455 3.221 5.676

Bab-II RPJPD Kabupaten Dairi 18 tabel dapat dilihat bahwa jumlah pegawai lebih banyak perempuan bila dibandingkan dengan laki-laki. Bila dilihat dari segi tingkat pendidikan maka perbandingann ya sangat bervariasi pada seluruh tingkat pendidikan.

Tabel 2.2

Kondisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Golongan No. Golongan Jenis Kelamin Jumlah (orang) Laki-laki Perempuan 1. I 55 4 59 2. II 575 791 1.366 3. III 1.299 1.838 3.137 4. IV 526 588 1.114 Jumlah 2.455 3.221 5.676 Tabel 2.3

Kondisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Eselon No. Golongan Jenis Kelamin Jumlah (orang) Laki-laki Perempuan 1. I - - -2. IIa 1 - 1 IIb 23 2 25 3. IIIa 41 11 52 IIIb 73 7 80 4. IVa 268 92 360 IVb 40 39 79 Jumlah 446 151 597

Dari tabel dapat dilihat bahwa pegawai negeri sipil yang menjabat jabatan struktural ada sebanyak 597 orang yang terdiri laki-laki sebanyak 74,71% dan perempuan sebanyak 25,30%.

Pemerintahan umum dan aparatur kabupaten dalam masa 20 tahun berupa terciptanya mekanisme pemerintahan yang lebih baik dengan penerapan tata kepemerintahan yang baik dan bersih serta didukung oleh aparatur yang berkualitas baik dari etika, kemampuan dan moral, sehingga roda pemerintahan yang dijalankan dapat fokus kearah penciptaan kemakmuran yang lebih menyeluruh merata disetiap wilayah kecamatan yang ada di dalam kabupaten.

2.3 Kondisi Sosial Budaya 2.3.1. Kependudukan

Penduduk yang bermukim di wilayah Kabupaten Dairi adalah heterogen, yang terdiri dari etnis Pakpak, Toba, Karo, Simalungun dan Mandailing, Nias, Minangkabau, Cina, Jawa, Aceh dan lain-lain. Penduduk tersebut tersebar pada

Dokumen terkait