• Tidak ada hasil yang ditemukan

DRAFT RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DRAFT RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD)"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

DRAFT

RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA PANJANG DAERAH

(RPJPD)

PEMERINTAH KABUPATEN DAIRI

2009

(2)

BAB I 1

1.1. 1

1.1.1. Latar Belakang Pembentukan Daerah ………..1

1.1.2. 3 1.1.3. Proses Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ……. 5

1.2. 8 1.3. 8 1.4. 11 1.5. 12 BAB II 14 2.1. 14 2.2. 15 2.3. Kondisi Sosial Budaya………..19

2.3.1. 19 2.3.2. 21 Hubungan RPJP Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya ……….. Sistematika Penulisan ………. Kondisi Geografis ……….. Pemerintahan Umum dan Aparatur ……… Pengertian Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ……….. Latar Belakang ……… Maksud dan Tujuan ……….. Landasan Hukum ……….. Kependudukan ……….. Pendidikan ………. Kesehatan ……….. DAFTAR ISI PENDAHULUAN ……….. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ……… 2.3.2. 21 2.3.3. 24 2.3.4. 27 2.3.5. 28 2.4. Kondisi Perekonomian ………..29 2.4.1. 29 2.4.2. 29 2.4.3. 30 2.4.4. 31 2.4.5. 33 2.4.6. 36 2.4.7. 37 2.5. Prasarana dan Sarana Daerah ……….38

2.5.1. Panjang Jalan ……….38

2.5.2. Perhubungan Darat dan Danau ………39

2.5.3. Perdagangan ………..39

2.5.4. Telekomunikasi ………..39

2.6. Indeks Pembangunan Manusia ………40 Struktur Perekonomian Daerah ……….. PDRB Perkapita ……… Pertumbuhan Ekonomi ……… Pendidikan ……….

Pertanian, Peternakan dan Perikanan ……….. Kesehatan ……….. Tenaga Kerja ……….. Angka Kemiskinan ……… Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ……….

Pariwisata ……….. Pertambangan ………..

(3)

BAB III 41

3.1. 41

3.1.1. Kekuatan (Strengths) ………..41

3.1.2. Kelemahan (Weakness) ………..42

3.2 Analisis Lingkungan Eksternal ………43

3.2.1. Peluang (Opportunity) ……….43

3.2.2. Ancaman (Threats)……….44

3.3. Faktor-faktor Kunci Keberhasilan (Critical Success Factor) ……….44

3.4. Sasaran ………..45

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KABUPATEN DAIRI TAHUN 2005 - 2025 ……… 47

4.1. 47 4.2. Visi dan Misi ……….47

4.3. Tujuan Pembangunan Daerah ………51

4.3.1. 51 4.3.2. 51 4.3.3. Pembangunan Tata Ruang Wilayah ... 56

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KABUPATEN DAIRI 2005-2025 ………. 58

Umum ... Umum ... Tujuan Pembangunan Jangka Panjang ... ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS ……… Analisis Lingkungan Internal ……… KABUPATEN DAIRI 2005-2025 ………. 58

5.1. Sasaran Pokok Pembangunan Jangka Panjang ………. 59

5.2. Arah Pembangunan Jangka Panjang ……… 61

5.2.1. Mewujudkan Masyarakat Dairi yang Semakin Sejahtera ……… 61

5.2.2 Mewujudkan Tata Pemerintahan Daerah yang Baik ……….. 63

5.2.3. Mewujudkan Pembangunan dan Pengembangan Wilayah Pemerintahan dengan Ketersediaan Infrastruktur Berdasarkan Tata Ruang Wilayah Kabupaten ……….. 64

5.2.4. Mewujudkan Pembangunan Ekonomi untuk Mengentaskan Kemiskinan dan Penggangguran ………. 66

5.2.5. Mewujudkan Pengelolaan Potensi Daerah Bidang Industri Pertanian Rakyat, Kepariwisataan dan Sumber Daya Alam ……….. 66

5.3. Tahapan Skala Prioritas Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang ……… 67

5.3.1. RPJMD ke-1 (2005-2009) ……….. 68

5.3.2. RPJMD ke-2 (2009-2014) ……….. 69

5.3.3. RPJMD ke-3 (2014-2019)……… 70

5.3.4. RPJMD ke-4 (2019-2024) ……….. 71

5.3.5. RPJMD selanjutnya ………... 72

(4)

Ringkasan RPJPD Kabupaten Dairi 1 Ringkasan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Dairi 2005 – 2025

Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1964 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Dairi dan Pemerintah Pusat menyetujui menjadi otonomi daerah yang terpisah dari Tapanuli Utara, dan berlaku surut sejak 1 Januari 1964, dan berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2003 tanggal 25 Februari 2003 Kabupaten Dairi kemudian dimekarkan menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Dairi sebagai kabupaten induk dan Kabupaten Pakpak Bharat. Otonomi Daerah paska reformasi menjadikan masing-masing daerah dapat mengatur dan mengurus rumah tanggannya sendiri, dan memberdayakan segala potensi yang dimilikinya serta lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dalam kerangka mewujudkan kepemerintahan yang baik (Good Governance).

Didalam mengatur dan mengurus rumah tangganya, pemerintah perlu melakukan perencanaan terlebih dahulu. Untuk tujuan tersebut, penyelenggaraan pemerintah daerah diharuskan secara tegas dan kongkret untuk merumuskan prioritas strategis sektor, program-program kerja dalam suatu dokumen resmi yang disebut RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) dengan jangka waktu 5 tahun dan RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) dengan jangka waktu 20 tahun kedepan.

RPJP Daerah merupakan Dokumen Perencanaan Pembangunan yang merupakan jabaran dari tujuan pembangunan yang akan dilaksanakan selama 20 tahun kedepan yang mencakup kurun waktu mulai tahun 2005 hingga tahun 2025 yang meliputi visi, misi, tujuan dan arah pembangunan Kabupaten Dairi yang diperoleh berdasarkan proses mengidentifikasi, menganalisa dan memprediksi kondisi umum, sosial budaya, pemerintahan, potensi daerah yang berbentuk sumber daya alam, sumber daya ekonomi, sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang ada serta pendekatan partisipatif yaitu melibatkan seluruh unsur stakeholder.

Penyusunan dokumen ini didasarkan kepada Undang-undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU SPPN) Nomor 25 tahun 2004 sebagai acuan dalam penetapan perencanaan jangka panjang (20 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan pembangunan tahunan yang akan dilaksanakan serta Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008, yang mana menurut peraturan tersebut, dalam proses penyusunan RPJP Daerah sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah dalam jangka panjang dilakukan dengan tetap memperhatikan hal-hal berikut :

(5)

 RPJP Daerah mengacu kepada RPJPD Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Perda Provinsi Sumatera Utara Nomor 12 Tahun 2008.

 RPJP Daerah menjaring seluruh aspirasi pemangku kepentingan pembangunan mulai dari dusun/desa, kelurahan, kecamatan dan kabupaten melalui mekanisme Musrenbang di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten.

Maksud dari penyusunan RPJP Daerah Kabupaten Dairi adalah untuk memberikan arah bagi pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Dairi serta dunia usaha dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan daerah sesuai dengan visi, misi, tujuan dan arah pembangunan daerah sedangkan Tujuan RPJP Daerah Kabupaten Dairi adalah sebagai arah pembangunan daerah selama jangka waktu 10 tahun, sebagai acuan bagi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, menjadi acuan bagi bakal calon kepala daerah dalam merumuskan visi, misi dan prioritas pembangunan yang ditawarkan dalam kampanye, serta sebagai pedoman penilaian pelaksanaan pembangunan daerah selama 20 tahun.

Kabupaten Dairi secara geografis terletak pada gugus Dataran Tinggi Bukit Barisan, berada di Bagian Barat Daya Provinsi Sumatera Utara, secara astronomi terbentang antara 98º00’- 98º30’ Bujur Timur (BT) dan 2º15’- 3º00’ Lintang Utara (LU). Wilayah Kabupaten Dairi sebagian besar merupakan dataran tinggi dengan variasi ketinggian antara 400-1.700 meter di atas permukaan laut dengan Topografi yang variatif yaitu datar, berombak, bergelombang, curam, dan terjal dan dengan luas wilayah 1.927,80 Km² tanah dimanfaatkan sebagai pekarangan/bangunan 4.15%, lahan sawah 5,30%, tegal 16,03%, ladang/huma 9,67%, perkebunan 16,74%, kolam 0,05%, ladang 4,10%, padang rumput 1,99%, hutan 39,02% dan lainnya 2,95%. Kondisi umum geografis wilayah kabupaten dalam masa 20 tahun kedepan akan mengalami perubahan jika pemerintah dan masyarakat tidak melakukan pemeliharaan terhadap lingkungan hidupnya. Kemungkinan yang terjadi adanya peningkatan suhu udara karena meningkatnya polusi udara akibat bertambahnya jumlah dan aktivitas penduduk, adanya penebangan hutan secara liar, pencemaran terhadap wilayah perairan oleh limbah industri maupun masyarakat yang dapat menyebabkan terjadinya krisis air bersih.

Reformasi birokrasi pemerintahan umum dan aparatur masih memerlukan penyempurnaan, baik dari sisi internal berupa demokrasi dan desentralisasi dan sisi eksternal berupa globalisasi dan k e m a j u a n teknologi informasi. Kebijakan yang diperlukan adalah membutuhkan penyempurnaan kualitas aparatur negara, yang berkemampuan keterampilan teknis, responsif, aspiratif, berdaya saing yang didukung oleh sarana prasarana pemerintahan untuk dapat menjawab tuntutan penyempurnaan tersebut diatas. Diharapkan pemerintahan umum dan aparatur kabupaten dalam masa 20 tahun mendatang berupa terciptanya mekanisme pemerintahan yang lebih baik dengan penerapan tata kepemerintahan yang baik

(6)

Ringkasan RPJPD Kabupaten Dairi 3 kearah penciptaan kemakmuran yang lebih menyeluruh merata disetiap wilayah kecamatan yang ada di dalam kabupaten.

Penduduk yang bermukim di wilayah Kabupaten Dairi adalah heterogen, yang terdiri dari etnis Pakpak, Toba, Karo, Simalungun dan Mandailing, Nias, Minangkabau, Cina, Jawa, Aceh dan lain-lain. Perbandingan jumlah penduduk Kabupaten Dairi pada tahun 2007 antara laki-laki dan perempuan hampir sebanding, dimana laki-laki sebesar 49,85 persen sedangkan perempuan sebesar 50,15 persen. Pada saat ini laju pertumbuhan penduduk sekitar 0,01 sehingga jika diprediksikan pada tahun 2010 jumlah penduduk menjadi 276.620 jiwa, tahun 2015 menjadi 291.048 jiwa dan 2025 jumlah penduduk akan menjadi 321.498 jiwa.

Fasilitas Pendidikan Sekolah Dasar Umum telah merata di seluruh Kecamatan, namun fasilitas pendidikan SLTP Umum dan SLTA masih sangat variatif di seluruh kecamatan, tercatat pada tahun 2008 jumlah fasilitas pendidikan tingkat SD sederajat sebanyak 268 unit, tingkat SLTP sederajat 62 unit dan tingkat SLTA sederajat 31 unit.

Perbandingan antara guru dengan jumlah siswa untuk tingkat Sekolah Dasar adalah 1 dibanding dengan 16, untuk tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama adalah 1 dibanding dengan 14 dan untuk tingkat Sekolah Lanjutan Atas adalah 1 dibanding dengan 15. Bila dilihat dari Angka Partisipasi Sekolah, pada tahun 2008 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD sebesar 111,11 %, SMP sebesar 99,69 % dan SMA/SMK sebesar 73.35 %. Sedangkan APM untuk SD sebesar 99,34 %, SMP sebesar 76,28%, dan SMA/SMK sebesar 63,62 %. Persentase kelulusan SD/MI sebanyak 99,00 %, SMP/MTs sebanyak 98,26 % dan untuk SMA/SMK sebanyak 96,20 %. Jumlah buta aksara pada usia 10 tahun ke atas sebanyak 6.190 orang.

Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain angka kesakitan, angka kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan dan usia harapan hidup. Tahun 2008 angka kesakitan sebesar 212,6 per 1000 penduduk, angka kematian bayi sebesar 16,00 per 1000 kelahiran hidup, angka kematian ibu melahirkan sebesar 280,4 per 100.000 kelahiran hidup dan usia harapan hidup sebesar 66,1 tahun. Derajat kesehatan ini dapat ditingkatkan lagi apabila pemerintah terus berupaya meningkatkan fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan obat-obat yang dibutuhkan. Fasilitas kesehatan yang ada pada tahun 2008 berupa Rumah Sakit Umum 1 unit, Puskesmas 18 unit, Pustu 121 unit, Poskesdes 49 unit, Posyandu 4194 unit, praktek/klinik dokter 23 unit, praktek/klinik bidan 137 unit dan toko obat/apotik berijin 30 unit. Sedangkan tenaga kesehatan terdiri atas dokter spesialis 7 orang, dokter umum 36 orang, dokter gigi 10 orang, bidan 167 orang, perawat umum 481 orang, perawat gigi 18 orang dan perawat gizi 26 orang. Untuk itulah peningkatan pelayanan kesehatan serta fasilitas pendukung, obat-obatan, tenaga medis masih perlu ditingkatkan dari segi kuantitas dan kualitas dengan demikian berbagai jenis penyakit dan penyakit menular diupayakan untuk dicegah dan diobati (preventif dan curative).

(7)

Kabupaten Dairi termasuk daerah agraris, ini terlihat dari besarnya persentase pekerja di sektor pertanian (sekitar 83,53 persen), hal ini sebanding dengan pembentukan PDRB Kabupaten Dairi sebagai penyumbang terbesar adalah sektor pertanian. Sektor lain yang banyak menampung tenaga kerja adalah sektor perdagangan (sekitar 7,49 persen) dan sektor jasa (sebesar 4,31 persen). Sejalan dengan sektor pekerjaan yang ditekuni, maka tingkat ketrampilan dirasakan masih rendah. Rata-rata jam kerja pekerja di Kabupaten Dairi adalah 35,55 jam sedangkan untuk Provinsi Sumatera Utara mencapai 42,11 jam.

Jumlah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang termasuk angkatan kerja sebanyak 82,89 persen; penganggur sebanyak 1,907 persen; yang sekolah sebanyak 10,14 persen; mengurus rumah tangga sebanyak 2,26 persen dan yang lainnya sebanyak 2,74 persen. Sedangkan jumlah penduduk yang termasuk angkatan kerja berdasarkan pendidikan yang berumur di atas 15 tahun adalah yang tidak/belum pernah sekolah sebanyak 1,95 persen; Tidak/belum tamat SD sebanyak 13,77 persen; SD sebanyak 32,39 persen; SLTP sebanyak 27,66 persen; SLTA sebanyak 21,31 persen dan sisanya adalah angkatan kerja yang tamatan dari perguruan tinggi.

Jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan usaha utama terdiri dari, Pertanian sebanyak 83,53 persen; Pertambangan dan Penggalian sebanyak 0,60 persen; Industri Pengolahan sebanyak 1,49 persen; Listrik, gas dan Air Bersih sebanyak 0,07 persen; Bangunan sebanyak 1,07 persen; Perdagangan, Hotel dan Restoran sebanyak 7,49 persen; Pengangkutan dan Komunikasi sebanyak 1,44 persen dan Jasa-jasa sebanyak 4,31 persen.

Jumlah desa tertinggal di Kabupaten Dairi dari 169 desa terdapat 95 desa tertinggal sedangkan jumlah penduduk miskin berdasarkan jumlah penerima BLT sebanyak 30.255 kk, berdasarkan peserta Jamkesmas sebanyak 100.262 jiwa dan berdasarkan penerima Raskin sebanyak 27.816 kk. Berdasarkan pendataan sosial ekonomi jumlah rumah tangga miskin sebanyak 30.311 rumah tangga sedangkan pada tahun 2007 jumlah rumah tangga miskin mengalami penurunan menjadi 27.816 rumah tangga

PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) selama 5 tahun terakhir mengalami kenaikan rata-rata per tahun 11,61% yaitu dari Rp 1,83 trilliun tahun 2003 menjadi Rp 2,86 trilliun pada tahun 2007. PDRB atas dasar harga konstan (ADHK 2000) mengalami kenaikan rata-rata per tahun 4,99% yaitu dari Rp 1,47 trilliun pada tahun 2003 menjadi Rp 1,79 trilliun di tahun 2007. Sektor pendukung utama perekonomian Kabupaten Dairi selama periode tahun 2003-2007 adalah sektor primer, diikuti dengan sektor sekunder, dan tersier. Kontribusi sektor primer cenderung terus mengalami penurunan yaitu dari 71,14% pada tahun 2003

(8)

Ringkasan RPJPD Kabupaten Dairi 5 2007; sedangkan kontribusi sektor tersier juga mengalami kenaikan yaitu dari 24,24% pada tahun 2003 menjadi 31,64% tahun 2007. PDRB perkapita selama 5 tahun tetap mengalami peningkatan menurut harga berlaku (ADHB) PDRB naik antara 8% s/d 12,03 % dan PDRB per kapita menurut Harga Konstan naik antara 1,11% s/d 5,59%.

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Dairi selama 5 tahun terakhir mengalami kenaikan berfluktuasi, hal ini terjadi karena kondisi perekonomian, baik di tingkat nasional, regional maupun domestik belum menunjukkan adanya stabilitas perekonomian agregat. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi yang berasal dari 9 jenis lapangan usaha pada tahun 2003-2007 berdasarkan atas dasar harga konstan adalah 4.47, 5.83, 5.34, 4.28 dan 5.03. Sedangkan jika dilihat berdasarkan atas dasar harga berlaku adalah 10.78, 12.29, 12.11, 10.82 dan 12.04.

Komoditas pertanian yang tumbuh dan berkembang di wilayah Kabupaten Dairi sangat beragam dan memiliki komoditas tertentu sebagai andalan yang dikenal sebagai komoditas unggulan daerah. Dari tahun 2004-2007 produksi pertanian/perkebunan kenaikan berfluktuasi. Kenaikan produksi dapat mencapai >100% tetapi penurunan produksi juga dapat mencapai >50% dari produksi sebelumnya. Begitu juga dengan populasi ternak dan produksi ikan air tawar yang ada juga berfluktuasi.

Objek wisata yang ada di Kabupaten Dairi, dapat digali menjadi salah satu sumber kesejahteraan masyarakat di samping potensi pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Tahun 2008 terdapat 13 jenis objek wisata yang ada di Kabupaten Dairi yang terdiri atas Taman Wisata Iman, Panorama Indah Pantai Danau Toba, Panorama Indah Puncak Sidiangkat, Rumah Adat Pakpak Sikabeng-kabeng, Cagar Budaya Peninggalan Sejarah di Lingga Raja, Panorama Indah Air Terjun Lae Basbas, Panorama Indah Danau di atas Gunung Kempawa, Panorama Indah Letter ”S”, Panorama Indah Gua Dalam/Panjang Kendet Liang, Benda Bersejarah Batu Aceh, Kerbo Jati Batu, Bantun Kerbo, Dua Buah Gua Sitanduk-tanduk, dan Peninggalan Bersejarah Tigalingga.

Potensi pertambangan di Kabupaten Dairi relatif sangat mendukung perkembangan daerah ini, namun sampai saat ini berbagai kandungan mineral masih belum dapat diketahui, sehingga pengelolaannya juga belum maksimal. Jenis bahan galian yang diperkirakan ada dalam kandungan perut bumi Dairi terdiri dari Seng, Timah Hitam, Emas, Batu Gamping dan bahan galian ”C”.

Prasarana dan sarana daerah yang ada meliputi jalan, sarana perhubungan darat dan danau, perdagangan dan telekomunikasi. Jalan di Kabupaten Dairi setiap tahun bertambah. Pada Tahun 2007 Panjang Jalan di Kabupaten Dairi adalah 1.520,27 Km, yang terdiri dari Jalan Negara sepanjang 72,87 Km, Jalan Provinsi sepanjang 95,90 Km dan Jalan Kabupaten sepanjang 1.351,50 Km. Jalan

(9)

kabupaten yang ada di Kabupaten Dairi berdasarkan jenis permukaan terdiri dari Jalan Aspal, Jalan Batu dan Jalan Tanah. Pada tahun 2007, Jalan Aspal sepanjang 663,28 Km, Jalan Batu sepanjang 270,93 Km dan Jalan Tanah sepanjang 417,28 Km. Sarana perhubungan darat yang ada di Kabupaten Dairi 2 (dua) unit terminal yang berada di Sidikalang dan Kecamatan Sitinjo yang secara fungsional belum optimal dan fasilitas perhubungan danau di Danau Toba Silalahi berupa pembangunan Dermaga dan perencanaan pembangunan jalan lingkar luar di Kawasan Danau Toba. Fasilitas perdagangan yang tersedia untuk menggerakkan roda perekonomian di Kabupaten Dairi berupa pasar kecamatan yang dikelola secara tradisional dan rencana pasar induk yang sekarang pada tahap pembangunan, tersedia 1 (satu) unit Gudang Pendingin untuk hasil-hasil produksi pertanian dan 1 (satu) Gudang Pendingin hasil-hasil perikanan serta 1 (satu) unit Rumah Potong Hewan. Fasilitas telekomunikasi di Kabupaten Dairi dilayani oleh PT. Telkom yang pelayanan fasilitas masih terbatas pada kota-kota kecamatan sebanyak 6 (enam) Kecamatan dan Telepon Selular (Simpati, Mentari, Pro XL, Kartu As, Dll) yang secara umum sudah menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Dairi.

Indeks Pembangunan Manusia diukur berdasarkan empat komponen sumberdaya manusia yaitu harapan hidup, melek huruf, rata-rata lama sekolah dan rata-rata pengeluaran per kapta riil. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Dairi dari tahun 2005–2007 mengalami perbaikan. Pada tahun 2005, IPM adalah70,5, pada tahun 2006 meningkat menjadi 71,3 dan pada tahun 2008 meningkat lagi menjadi 71,46. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia pada tahun 2005 : Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia adalah 69,7 IPM Provinsi Sumatera Utara sekitar 72 dan IPM Kabupaten Dairi sebesar 70,5.

Berdasarkan gambaran kondisi umum daerah dapat dilakukan analisis isu-isu strategis daerah yang meliputi analisis lingkungan internal yang akan menjelaskan mengenai kekuatan dan kelemahan daerah, dan analisis lingkungan eksternal yang akan menjelaskan peluang dan ancaman bagi daerah. Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal tersebut dapat ditentukan rumusan faktor-faktor kunci keberhasilan untuk pencapaian sasaran pembangunan yang seterusnya dikembangkan sebagai visi dan misi daerah.

Setelah memperhatikan RPJP Provinsi Sumatera Utara, gambaran umum kondisi daerah yang dimiliki, masalah pokok pembangunan, hasil analisis isu-isu strategis serta mempertimbangkan perubahan lingkungan strategis yang terjadi seperti globalisasi, otonomi daerah dan sistem demokratisasi maka visi pembangunan Kabupaten Dairi Tahun 2005-2025 adalah : Terwujudnya masyarakat Dairi yang beriman, berdaya saing, aman, maju dan sejahtera di dalam kebhinekaan. Visi Pembangunan Kabupaten Dairi tahun 2005-2025 mengarah pada

(10)

Ringkasan RPJPD Kabupaten Dairi 7 Tuhan yang Maha Esa serta penciptaan diri (SDM) dan produksi yang berdaya saing, yang diindikasikan dengan tingkat pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, tingginya angka Produk Domestik Regional Bruto(PDRB), tingginya Laju Pertumbuhan Ekonomi, tingginya produktivitas masyarakat dan tingginya nilai investasi pembangunan daerah baik yang berasal dari dalam maupun luar daerah.

Dalam mewujudkan visi pembangunan tersebut didapat melalui penerapan 5 (lima) misi pembangunan yaitu :

1. Mewujudkan Masyarakat Dairi yang Semakin Sejahtera 2. Mewujudkan Tata Pemerintahan Daerah yang Baik

3. Mewujudkan Pembangunan dan Pengembangan Wilayah Pemerintahan dengan Ketersediaan Infrastruktur berdasarkan Tata Ruang Wilayah Kabupaten

4. Mewujudkan Pembangunan Ekonomi untuk Mengentaskan Kemiskinan dan Penggangguran

5. Mewujudkan Pengelolaan Potensi Daerah Bidang Industri Pertanian Rakyat, Kepariwisataan dan Sumber Daya

Tujuan pembangunan jangka panjang Kabupaten Dairi (2005-2025) ialah mewujudkan masyarakat Dairi yang sejahtera, maju dan berdaya saing melalui penciptaan tata pemerintahan yang baik, adanya upaya pembangunan dan pengembangan wilayah, dan pendayagunaan dan pengelolaan potensi daerah. Untuk mencapai tujuan jangka panjang daerah 20 tahun maka sasaran-sasaran jangka panjang ialah sebagai berikut :

A. Meningkatnya kemampuan daerah dalam mewujudkan pembangunan di bidang sosial budaya yang diwujudkan melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang akan terus meningkat setiap tahunnya. Diharapkan pada akhir tahun 2025 Indeks Pembangunan Manusia dapat mencapai kisaran kelompok IPM tinggi (>80,0). Pembangunan sumberdaya manusia yang berkualitas dalam jangka panjang dapat dilihat dari adanya peningkatan derajat kesehatan, pengendalian laju penduduk, peningkatan kualitas pendidikan, dan pemberdayaan perempuan dan pemuda.

B. Meningkatkan kemampuan daerah dalam mewujudkan pembangunan dibidang ekonomi berupa :

1) Adanya pertumbuhan ekonomi daerah

2) Adanya peningkatan pertumbuhan sektor industri pengelolahan 3) Peningkatan kualitas objek wisata

4) Peningkatan kemandirian, kualitas dan kuantitas Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

5) Peningkatan prasarana dan sarana jalan, jembatan, irigasi, listrik, air minum, telekomunikasi, dan pelayanan pos

6) Pembangunan kawasan pertanian berupa perwujutan program Pembangunan Kawasan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan.

(11)

C. Terwujudnya pemenuhan kebutuhan pangan khususnya bahan makanan pokok secara berkelanjutan yang ditandai dengan kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan dengan harga terjangkau, cukup tersedia, mutu yang baik dan aman untuk dikonsumsi.

D. Terwujudnya pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan diseluruh wilayah kecamatan.

E. Terwujudnya masyarakat Dairi yang bermoral, beretika, beriman dan budaya yang bertujuan untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis, tenang, damai dan aman.

F. Terwujudnya lingkungan daerah yang asri dan lestari di seluruh wilayah kabupaten berupa penciptaan ruang berdasarkan rencana tata ruang yang telah ditetapkan, peningkatan kualitas dan kuantitas ruang yang lebih baik dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan sekitarnya serta adanya peningkatan kesadaran industri yang ada agar tidak merusak.

Pembangunan tata ruang wilayah untuk jangka panjang lebih diarahkan untuk pencapaian terwujudnya tata ruang wilayah sesuai RTRW Kabupaten, terwujudnya percepatan pembangunan prasarana wilayah daerah dan meningkatkan peran daerah perdesaan.

Sebagai indikator tercapainya visi dan misi melalui RPJP Daerah (20 tahun mendatang) diarahkan pada pencapaian sasaran-sasaran pokok sebagai berikut : 1. Mewujudkan masyarakat Dairi yang semakin sejahtera dapat dilihat dari:

Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat daerah, Terciptanya masyarakat Dairi yang cerdas, kreatif dan terdidik, Peningkatan keimanan masyarakat daerah dan Terwujudnya masyarakat Dairi yang mandiri.

2. Mewujudkan tata pemerintahan daerah yang baik dapat dilihat dari: Meningkatkan kualitas dan kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah sesuai bidang tugasnya melalui pendidikan dan pelatihan, Meningkatkan disiplin Aparatur Pemerintah Daerah, Terwujudnya penerapan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan Perbaikan kualitas birokrasi tercermin dari penerapan pelayanan yang semakin baik, sehingga sosok birokrasi mencerminkan aparatur yang berorientasi kepada pelayanan masyarakat.

3. Mewujudkan pembangunan dan pengembangan wilayah pemerintahan dengan ketersediaan infrastruktur berdasarkan tata ruang wilayah

(12)

Ringkasan RPJPD Kabupaten Dairi 9 infrastruktur sumber daya air dan infrastruktur pendukung kualitas kehidupan dan penghidupan masyarakat yang ditentukan berdasarkan prinsip ekonomi, lokasi, skala usaha dan lain-lain, Terwujudnya penetapan kawasan permukiman penduduk yang asri dan lestari yaitu lingkungan pemukiman terpadu yang tertata baik, sehat dan berkualitas terutama untuk kepentingan pengentasan kemiskinan, Terlaksananya pembangunan dan peningkatan jalan serta membuka daerah terisolir yang berfungsi sebagai akses sentra produksi dan pasar, Terbentuknya sistem kota dan kawasan perdesaan-perkotaan, yang semuanya menyatu secara sinergis menjadi kota pertanian atau agropolitan, Terwujudnya penetapan kawasan budidaya, industri, pariwisata dan kawasan hutan lindung kabupaten.

4. Mewujudkan pembangunan ekonomi kerakyatan untuk mengentaskan kemiskinan dan penggangguran ditandai oleh hal-hal berikut : Terwujudnya peningkatan ekonomi real masyarakat melalui kemandirian masyarakat untuk menjalin kemitraan sinergis dengan pemerintah daerah, swasta dan kelompok peduli setempat dalam upaya penanggulangan kemiskinan, Terciptanya pusat agribisnis melalui pengembangan Sentra Kawasan Produksi (budidaya), pengelolaan dan perdagangan serta terjalinnya kemitraan bersama antara usaha kecil, menengah dan besar dalam upaya peningkatan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi rakyat yang kuat, Terwujudnya revitalisasi pertanian, perikanan, kehutanan dan pembangunan perdesaan dalam suatu kawasan.

5. Mewujudkan pengelolaan potensi daerah bidang industri pertanian rakyat, kepariwisataan dan sumber daya alam ditandai oleh hal-hal berikut: Terwujudnya peningkatan Sumber Daya Manusia yang optimal yang terutama dilihat dari peningkatan kualitas pendidikan dan kualitas kesehatan yang berkualitas dan mampu berdayasaing, Terwujudnya optimasi penggunaan berbagai sumber daya dan kapasitas ekonomi daerah sehingga dapat dihasilkan output maksimum dengan biaya tetap atau biaya minimum dengan output tetap sehingga dapat mendorong pembangunan sektor-sektor lainnya dalam upaya memperkuat struktur ekonomi yang kompetitif, Terwujudnya peningkatan daya saing ekonomi daerah melalui terciptanya produk yang bermutu yang meliputi kualitas, desain dan kemasan produk sesuai dengan keinginan pasar/konsumen dalam maupun luar negeri, Terciptanya peningkatan investasi oleh para investor berupa kemitraan hulu-hilir (vertical horizontal integration) yaitu bentuk kemitraan yang saling menguntungkan antara pihak petani dan industri, Terciptanya keberadaan lembaga pendukung pengembangan produksi yang sangat penting untuk menciptakan produk yang tangguh dan kompetitif.

(13)

Untuk mencapai sasaran pokok pembangunan jangka panjang yang dilakukan membutuhkan tahapan dan skala prioritas yang akan menjadi agenda pembangunan dalam RPJM Daerah.

RPJMD ke-1 ( 2005-2009) kebijakan perencanaan pembangunan yang berlaku berupa Rencana Strategis (Renstra) Kabupaten Dairi. Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Dairi yaitu terwujudnya masyarakat Kabupaten Dairi yang maju dan sejahtera melalui pengembangan agribisnis yang berdaya saing melalui: Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Mewujudkan kepemerintahan yang baik, Meningkatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pengembangan pertanian dan Meningkatkan pengelolaan potensi daerah. RPJMD ke-2 ( 2009-2014 arah kebijakan yang akan dicapai sampai tahun 2014 secara umum ditandai dengan : mantapnya pranata lembaga pendidikan untuk pewujutan tuntas wajib belajar 9 tahun dengan gratis ( pendidikan SD dan SLTP bebas biaya), meningkatnya pelayanan kesehatan masyarakat terutama masyarakat tidak mampu dan terciptanya sarana dan prasarana pendukung ketahanan pangan masyarakat melalui: Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, Pemantapan Ketahanan Pangan dan Peningkatan kualitas kesehatan.

RPJMD ke-3 ( 2014-2019) arah kebijakan yang diterapkan ditunjukan dengan adanya : Penciptaan pembangunan secara menyeluruh, Tercipta dan terpeliharanya kondisi daerah yang aman dan damai, Mantapnya struktur ekonomi dan terwujudnya daya saing, Semakin mantapnya ketersediaan infrastruktur sesuai dengan rencana tata ruang wilayah daerah, dan Terbangunnya infrastruktur teknologi informasi.

RPJMD ke-4 ( 2019-2024) berlandaskan pada pelaksanaan, pencapaian dan keberlanjutan RPJMD ke- 3, maka pada RPJMD ke-4 ditujukan pada : Terwujudnya masyarakat yang semakin mandiri, semakin makmur, sejahtera, berkeadilan dan maju, Hasil pembangunan terus diperkuat atau semakin dimantapkan Terwujudnya kesejahteraan masyarakat dengan ukuran-ukuran yang nyata, Semakin mantapnya lembaga-lembaga dan pranata ekonomi daerah.

RPJMD selanjutnya, RPJPD selanjutnya dimulai tahun 2024 berupa pemantapan dari setiap perencanaan pembangunan yang telah dilaksanakan selama perencanaan-perencanaan sebelumnya. Perwujutan pemantapan perencanaan pembangunan ini ditandai dengan terwujudnya pemerataan pembangunan disetiap wilayah yang ada dan sistem birokrasi pembangunan yang efektif dan efisien, terciptanya peningkatan kesejahteraan masyarakat dari setiap aspek kehidupan dan terciptanyan keharmonisan hidup antara masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.

(14)

Ringkasan RPJPD Kabupaten Dairi 11 1. Meningkatnya kualitas manajemen pendidikan dan pelayanan kesehatan yang

lebih akuntabel, efisien, efektif dan transparan. Sehingga kualitas pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat akan semakin baik yang ditandai dengan meningkatnya kualitas hidup masyarakat.

2. Meningkatnya profesionalisme aparatur pemerintah dalam pelaksanaan birokrasi.

3. Terwujudnya Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkesinambungan dengan struktur perekonomian yang kokok yang diperoleh melalui pewujutan lapangan usaha yang berdaya saing sehingga pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat akan meningkat dan mengurangi jumlah penduduk miskin. 4. Terbentuknya struktur perekonomian berlandaskan keunggulan kompetitif

melalui pengembangan sektor pertanian dan perdagangan

5. Terwujudnya pemerataan pembangunan disetiap wilayah kecamatan yang ada.

Keberhasilan Kabupaten Dairi untuk mewujudkan visi Kabupaten Dairi yang beriman dan takwa, maju, berdayasaing, aman dan sejahtera dalam kebhinekaan yang didukung oleh tata pemerintahan yang baik dapat dicapai apabila semua pemangku kepentingan pembangunan memiliki komitmen yang kuat dalam melaksanakan seluruh arah dan strategi pembangunan yang telah ditentukan.

(15)

----oooOooo----BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.1.1. Latar Belakang Pembentukan Daerah

Berdasarkan berbagai dokumen resmi serta penjelasan para pemuka masyarakat di daerah kabupaten Dairi, pemerintah didaerah ini telah ada sebelum tiba penjajahan Belanda di Dairi yaitu sekitar tahun 1852 s/d 1942. Dengan Struktur Pemerintahan sebagai berikut :

1. Raja Ekuten atau Takal Aur, sebagai pemimpin satu suak atau yang terdiri dari beberapa kuta (kampung).

2. Pertaki, sebagai Pemimpin satu kuta atau kampung setingkat dibawah Raja Ekuten.

3. Lembaga Adat Sulang Silima, sebagai pembantu Pertaki pada setiap kuta (kampung), yang terdiri dari Perisangisang, Perekurekur, Pertulantengah, Perpunca Ndiadep, Perbettkken.

Pembagian struktur pemerintahan dimaksud dilaksanakan berdasarkan hubungan kekerabatan yang erat kaitannya satu sama lain serta kebutuhan sosial budaya masyarakat pada suatu teritorial tertentu atas dasar kekerabatan disebut ulayat. Sesuai struktur tersebut maka Dairi dibagi dalam 5 (lima) Suak/Aur, yaitu : 1. Simsim, meliputi wilayah Salak, Kerajaan, Sitellu Tali Urang Julu, Sitellu

Tali Urang Jahe.

2. Keppas, meliputi wilayah Sitellu Nempu, Siempat Nempu, Silima Pungga-pungga, dan Parbuluan.

(16)

Bab-I RPJPD Kabupaten Dairi 2 4. Boang, meliputi wilayah Simpang Kanan, Simpang Kiri, Lipat Kajang,

Runding dan Singkil.

5. Kalasen, meliputi wilayah Sienem Koden, Manduamas dan Barus.

Pada saat Hindia Belanda tiba di Indonesia, wilayah Dairi dipimpin seorang Demang yang disebut Demang Dairi Landen dengan Pusat Pemerintahan di Sibolga yang dipimpin seorang Residen Tapanuli. Sistem ini terus berlangsung hingga proklamasi Republik Indonesia 17 Agustus 1945.

Berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1945 dibentuk Komite Nasional Daerah Kabupaten Dairi untuk menjalankan pemerintahan yang dipimpin oleh Bupati. Berdasarkan Surat Keputusan Residen Tapanuli Dr. Ferdinand Lumbantobing selaku Gubernur Militer Sumatera Timur Nomor 1526 Tanggal 12 September 1947, Tapanuli dibagi menjadi empat kabupaten, yaitu : Sillindung, Humbang, Toba dan Dairi.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948, bahwa semua kabupaten yang dibentuk sejak agresi militer Belanda I dan II harus kembali dilebur kedalam Kabupaten Tapanuli Utara (Silindung, Humbang, Toba dan Dairi).

Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1964 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Dairi, Pemerintah Pusat menyetujui menjadi otonomi daerah yang terpisah dari Tapanuli Utara, dan berlaku surut sejak 1 Januari 1964, terdiri dari 8 Kecamatan, yaitu : Kecamatan Sidikalang, Kecamatan Sumbul, Kecamatan Tigalingga, Kecamatan Tanah Pinem, Kecamatan Siempat Nempu, Kecamatan Silima Punggapungga, Kecamatan Salak dan Kecamatan Kerajaan.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2003 tanggal 25 Februari 2003 Kabupaten Dairi kemudian dimekarkan menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Dairi sebagai kabupaten induk dan Kabupaten Pakpak Bharat.

(17)

1.1.2. Pengertian Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Dalam setiap tahapan pembangunan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, seluruhnya diarahkan dan difokuskan untuk mewujudkan cita-cita nasional sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, agar sasaran pelaksanaan pembangunan itu sendiri dapat berlangsung secara terarah, efektif dan menyeluruh serta menyentuh kebutuhan mendasar dari setiap lapisan masyarakat Indonesia.

Sistem pemerintahan yang selama ini sangat sentralistik kemudian paska reformasi telah dirubah menjadi sistem pemerintahan yang desentralisasi, dengan harapan agar masing-masing daerah dapat mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, dan memberdayakan segala potensi yang dimilikinya serta lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dalam kerangka mewujudkan kepemerintahan yang baik (Good Governance).

Perencanaan pembangunan merupakan suatu proses perubahan kearah yang lebih baik dibanding keadaan sekarang dimasa depan, berupa perumusan tujuan nasional, regional dan daerah, baik berupa jangka panjang, jangka menengah maupun tahunan yang dilakukan oleh pemerintah dengan berkelanjutan melalui urutan prioritas, dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia dalam rangka mewujudkan cita-cita nasional, yang disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan. Untuk tujuan tersebut, penyelenggaraan pemerintah daerah diharuskan secara tegas dan kongkret untuk merumuskan prioritas strategis sektor, program-program kerja dalam suatu dokumen resmi yang disebut RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) dengan jangka waktu 5 tahun dan RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) dengan jangka waktu 20 tahun kedepan.

(18)

Bab-I RPJPD Kabupaten Dairi 4 Penyusunan dokumen ini didasarkan kepada Undang-undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU SPPN) Nomor 25 tahun 2004 sebagai acuan dalam penetapan perencanaan jangka panjang (20 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan pembangunan tahunan yang akan dilaksanakan.

Pemerintah Kabupaten Dairi telah merumuskan program-program dan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Dairi. Program-program dan kegiatan tersebut akan dilaksanakan berkelanjutan untuk mengakselerasi laju pertumbuhan ekonomi, memperlambat laju pertumbuhan penduduk, menekan tingkat penggangguran, mengentaskan penduduk miskin, memperluas kesempatan bersekolah, meningkatkan kualitas lingkungan hidup tempat tinggal yang seluruhnya bermuara kepada peningkatan taraf hidup masyarakat.

RPJP Daerah merupakan Dokumen Perencanaan Pembangunan yang merupakan jabaran dari tujuan pembangunan yang akan dilaksanakan selama 20 tahun kedepan yang mencakup kurun waktu mulai tahun 2005 hingga tahun 2025 yang meliputi visi, misi dan arah pembangunan Kabupaten Dairi yang disusun melalui pendekatan partisipatif yaitu melibatkan seluruh unsur stakeholder.

Kegiatan penyusunan RPJPD ini merupakan proses mengidentifikasi, menganalisa dan memprediksi kondisi umum, sosial budaya, pemerintahan, potensi daerah yang berbentuk sumber daya alam, sumber daya ekonomi, sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang ada.

RPJP Daerah sepenuhnya mengacu pada RPJP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2025 yang ditetapkan melalui Perda Provinsi Sumatera Utara Nomor 12 Tahun 2008 dengan tetap memperhatikan potensi, capaian/keberhasilan dan permasalahan daerah Kabupaten Dairi dan diharapkan perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Dairi, akan menjadi terpadu dan sinergis dengan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Perencanaan Pembangunan Propinsi Sumatera Utara.

(19)

1.1.3. Proses Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Penyusunan RPJP Daerah dilakukan dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008, yang mana menurut peraturan tersebut, dalam proses penyusunan RPJP Daerah sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah dalam jangka panjang dilakukan dengan tetap memperhatikan hal-hal berikut :  RPJP Daerah mengacu kepada RPJPD Provinsi Sumatera Utara.

 RPJP Daerah menjaring seluruh aspirasi pemangku kepentingan pembangunan mulai dari dusun/desa, kelurahan, kecamatan dan kabupaten melalui mekanisme Musrenbang di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten.

Berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri, lebih lanjut menjelaskan bahwa setelah proses penyusunan RPJP Daerah selesai maka RPJP Daerah ini sebelum ditetapkan sebagai Peraturan Daerah Kabupaten Dairi harus terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Gubernur cq. Bappeda Provinsi Sumatera Utara. RPJP Daerah memerlukan analisis secara bertahap yang setiap tahapnya membutuhkan metode analisis, yang meliputi :

Tahap Pertama : Penyiapan Data dan Informasi

Penyiapan data dan informasi merupakan pengumpulan data dan informasi yang menggambarkan Prediksi Kondisi Umum Daerah. Data dan informasi yang diperlukan meliputi data dan informasi mengenai kondisi : geomorfologi dan lingkungan hidup, demografi, ekonomi dan sumber daya alam, prasarana dan sarana, dan pemerintahan.

Tahap Kedua : Penyusunan Rancangan Awal RPJP Daerah.

Rancangan Awal RPJP Daerah merupakan rumusan gambaran awal rencana pembangunan jangka panjang daerah. Rumusan ini diperoleh dari hasil analisis data dan informasi daerah yang telah dikumpulkan.

(20)

Bab-I RPJPD Kabupaten Dairi 6 Tahap Ketiga : Sosialisasi dan Konsultasi Publik

Sosialisasi dan konsultasi publik yang diselenggarakan berupa kegiatan menjaring aspirasi berupa sarana, tanggapan dan rekomendasi dari seluruh stakeholder yang ada. Hasil jaring aspirasi ini akan dilanjutkan pada tahap musyawarah perencanaan pembangunan.

Tahap Keempat : Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Dairi

Musrenbang diselenggarakan sebagai ajang menyampaikan serta menjaring aspirasi atau masukan dari seluruh lapisan yang terlibat dalam pelaksanaan pembangunan baik lapisan masyarakat, pemerintah, dunia usaha ataupun lembaga-lembaga lainnya. Sehingga setelah ditetapkan sebagai dokumen rencana pembangunan, proses implementasi dan pengawasannya pun menjadi lebih mudah untuk dilakukan.

Tahap Kelima : Penyusunan Rancangan Akhir RPJP Daerah

Semua masukan dan komitmen yang diperoleh melalui musrenbang yang diperoleh dari hasil sosialisasi, konsultasi publik dan jaring aspirasi serta saran yang diberikan, dirangkum menjadi satu dalam upaya penyempurnaan Rancangan RPJP Daerah yang telah disusun untuk mendapatkan Rancangan Akhir yang siap untuk ditetapkan sebagai Peraturan Daerah Kabupaten Dairi.

Tahap Keenam ; Penetapan Perda tentang RPJP Daerah

Rancangan Akhir RPJP Daerah beserta lampirannya disampaikan kepada DPRD Kabupaten Dairi untuk diproses lebih lanjut menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Dairi.

(21)

Mekanisme Tatacara Penyusunan RPJP Daerah yang disusun berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri 050/2020/SJ di gambarkan sebagai berikut :

Prediksi Kondisi Umum Daerah

 Geografis

 Pemerintahan Umum & Aparatur

 Sosial Budaya

 Perekonomian

 Prasarana dan Sarana Daerah  Indeks Pembangunan Manusia Sosialisasi, Konsultasi Publik dan Jaringasmara Rancangan Awal RPJPD Merumuskan Gambaran Awal dari RPJP Daerah Musrenbang Jangka Panjang Daerah Rancangan Akhir RPJPD  Visi  Misi  Arah Pembangunan  Arah Umum  Arah Fungsi/Wilayah Rancangan Akhir RPJPD Merumuskan Gambaran Awal  Visi  Misi  Arah Pembangunan Rancangan Visi, Misi, dan Arah Pembangunan

Rancangan Arah Pembangunan Rencana Tata Ruang

Saran, Tanggapan, Rekomendasi Stakeholder Rumusan Hasil Kesepakatan & Komitmen

Penetapan Perda tentang RPJPD Perda Tentang RPJP Daerah RPJPD Provinsi Sumatera Utara Acuan

(22)

Bab-I RPJPD Kabupaten Dairi 8

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan RPJP Daerah Kabupaten Dairi adalah untuk memberikan arah bagi pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Dairi serta dunia usaha dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan daerah sesuai dengan visi, misi dan arah pembangunan daerah yang telah disepakati bersama dalam berbagai program pembangunan daerah yang terpadu, fokus dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Tujuan RPJP Daerah Kabupaten Dairi adalah sebagai arah pembangunan daerah selama jangka waktu 20 tahun, sebagai acuan bagi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, menjadi acuan bagi bakal calon kepala daerah dalam merumuskan visi, misi dan prioritas pembangunan yang ditawarkan dalam kampanye, serta sebagai pedoman penilaian pelaksanaan pembangunan daerah selama 20 tahun.

1.3. Landasan Hukum

Landasan idiil RPJP Daerah adalah Pancasila dan landasan konstitusional Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sedangkan landasan operasionalnya meliputi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berkaitan dengan pembangunan yang dilakukan, yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1964 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Dairi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1964 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2689);

(23)

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4287);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);

(24)

Bab-I RPJPD Kabupaten Dairi 10 11. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4815);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);

16. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 12 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 Nomor 12);

17. Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Utara tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009 Nomor , Tambahan Lembaran Daerah Nomor );

(25)

18. Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 08 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis Pemerintah Kabupaten Dairi Tahun 2005-2009 (Lembaran Daerah Kabupaten Dairi Tahun 2004 Nomor 12);

19. Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 07 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Dairi (Lembaran Daerah Kabupaten Dairi Tahun 2006 Nomor 07);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 02 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Dairi (Lembaran Daerah Kabupaten Dairi Tahun 2008 Nomor 02); 21. Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor Tahun 2009 tentang Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Dairi (Lembaran Daerah Kabupaten Dairi Tahun 2009 Nomor 06, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 149).

1.4. Hubungan RPJP Daerah Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Pembangunan yang dilakukan diperuntukan untuk memperkuat keutuhan Negara Republik Indonesia secara umum dan wilayah kabupaten secara khusus melalui menciptaan masyarakat kabupaten yang makmur, sejahtera secara adil dan merata. Oleh karena itu, RPJP Daerah disusun dengan berpedoman kepada RPJPD Provinsi Sumatera Utara dengan tetap memperhatikan kondisi daerah yang dapat digunakan sebagai potensi pembangunan, dokumen rencana tata ruang wilayah dan rencana strategik Kabupaten Dairi.

(26)

Bab-I RPJPD Kabupaten Dairi 12

1.5. Sistematika Penulisan

Dokumen RPJP Daerah Tahun 2005-2025 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan terdiri atas :

1. Latar Belakang (latar belakang pembentukan daerah; pengertian RPJP Daerah; dan proses penyusunan RPJPD daerah).

2. Maksud dan Tujuan (Menjabarkan maksud dan tujuan dari penyusunan RPJP Daerah).

3. Landasan Hukum (Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Daerah).

4. Hubungan RPJP Daerah Kabupaten Dairi Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya (Mengacu pada arah pembangunan pada RPJP Provinsi Sumatera Utara dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten). 5. Sistematika Penulisan (merupakan uraian pokok bahasan dalam

penulisan RPJP Daerah Kabupaten Dairi).

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah terdiri atas :

Kondisi geografis, pemerintahan umum dan aparatur, kondisi sosial budaya, kondisi perekonomian, prasarana dan sarana daerah dan Indeks Pembangunan Manusia.

Bab III Analisis Isu-isu Strategis merupakan analisis lingkungan internal, analisis lingkungan eksternal, faktor-faktor kunci keberhasilan dan sasaran.

Bab IV Visi dan Misi Daerah terdiri atas uraian Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Dairi 2005 – 2025

(27)

Bab V Arah Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Dairi Tahun 2005 – 2025 terdiri atas :

1. Sasaran Pokok Pembangunan Jangka Panjang 2. Arah Pembangunan Jangka Panjang

3. Tahapan Skala Prioritas Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang

Bab VI Kaidah Pelaksanaan berupa : uraian mengenai kaidah pelaksanaan pembangunan jangka panjang daerah.

(28)

Bab-II RPJPD Kabupaten Dairi 14

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Kondisi Geografis

Kabupaten Dairi terletak pada gugus Dataran Tinggi Bukit Barisan, berada di Bagian Barat Daya Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.927,80 Km². Secara astronomi terbentang antara 98º00’- 98º30’ Bujur Timur (BT) dan 2º15’- 3º00’ Lintang Utara (LU), dengan batas-batas wilayah:

Sebelah Utara : Kabupaten Karo Sebelah Timur : Kabupaten Samosir Sebelah Selatan : Kabupaten Pakpak Bharat

Sebelah Barat : Provinsi Nangroe Aceh Darussalam Wilayah Kabupaten Dairi sebagian besar merupakan dataran tinggi dengan variasi ketinggian antara 400-1.700 meter di atas permukaan laut. Iklim sub tropis terjadi pada daerah ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan laut, iklim tropis pada daerah ketinggian 500-1.000 meter di atas permukaan laut dan iklim dingin pada daerah ketinggian di atas 1.000 meter dari permukaan laut. Luas Kabupaten Dairi dengan Topografi yang variatif dengan kelerengan lahan sebagai berikut:

Datar : 26.319 Ha

Berombak : 23.416 Ha

Bergelombang : 27.124 Ha

Curam : 27.824 Ha

(29)

Sedangkan luas Kabupaten Dairi berdasarkan penggunaan lahan, terdiri dari: Pekarangan/Bangunan : 8.005 Ha Lahan Sawah : 10.225 Ha Tegalan/Kebun : 30.908 Ha Ladang/Huma : 18.641 Ha Perkebunan : 32.270 Ha Kolam : 87 Ha

Ladang yang tidak diusahakan : 7.913 Ha Padang rumput pengembalaan : 3.833 Ha

Hutan : 75.216 Ha

Lain-lain : 5.682 Ha

kondisi umum geografis wilayah kabupaten dalam masa 20 tahun kedepan akan mengalami perubahan jika pemerintah dan masyarakat tidak melakukan pemeliharaan terhadap lingkungan hidupnya. Kemungkinan yang terjadi adanya peningkatan suhu udara karena meningkatnya polusi udara akibat bertambahnya jumlah dan aktivitas penduduk, adanya penebangan hutan secara liar, pencemaran terhadap wilayah perairan oleh limbah industri maupun masyarakat yang dapat menyebabkan terjadinya krisis air bersih.

2.2 Pemerintahan Umum dan Aparatur

Reformasi birokrasi yang telah dilakukan melalui berbagai kegiatan dirasakan masih memerlukan penyempurnaan. Dari sisi internal, berbagai faktor seperti demokrasi dan desentralisasi dari segi internal birokrasi itu sendiri, masih berdampak munculnya berbagai permasalahan dan perlu solusi pemecahannya. Sedangkan dari sisi eksternal, faktor globalisasi, k e m a j u a n teknologi informasi juga akan kuat berpengaruh terhadap penetapan alternatif-alternatif kebijakan publik.

(30)

Bab-II RPJPD Kabupaten Dairi 16 Faktor demokratisasi berdampak dengan makin meningkatnya tuntutan akan p e n a t a a n k e l e m b a g a a n , kebijakan publik, yang bermuara kepada meningkatnya penerapan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik (good governance) seperti transparansi, akuntabilitas, kesetaraan gender, penegakan supremasi hukum, pelayanan prima kepada masyarakat, semua dinamika tersebut bermuara kepada pengambilan keputusan kebijakan publik yang berorientasi kepada peningkatan kualitas pelayanan menuju penerapan standar pelayanan yang semakin prima.

Dari sisi reformasi birokrasi, berbagai permasalahan yan g dihadapi menyangkut ; pelanggaran disiplin, rendahnya kinerja sumber daya aparatur; penataan kelembagaan, manajemen pemerintahan.

Faktor globalisasi dan perkembangan teknologi informasi merupakan tantangan tersendiri dalam penyelenggaraan Pemerintahan untuk upaya menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (Clean and Good Governance). Hal tersebut terkait dengan meningkatnya dinamika hak-hak politik, ekonomi, sosial budaya, trend konsumerisme, teknologi tinggi, teknologi tepat guna, pemanasan global, pencemaan lingkungan h i d u p , d i n a m i k a t e r s e b u t s e o l a h m e n e m b u s batas d a e r a h d a n negara, y a n g b e r d a m p a k p o s i t i f d a n n e g a t i f .

F a k t o r - f a k t o r e k o l o g i s t e r s e b u t d i a t a s m e n g h a r u s k a n p e m e r i n t a h m e n g a d a k a n perubahan paradigma (Change), baik pada tataran kebijakan, program maupun penyelengaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan yang berorientasi kepada pelayanan publik yang semakin berkualitas.

Kebijakan yang diperlukan adalah membutuhkan penyempurnaan kualitas aparatur negara, yang berkemampuan keterampilan teknis, responsif, aspiratif, berdaya saing yang didukung oleh sarana prasarana pemerintahan untuk dapat menjawab tuntutan perubahan tersebut diatas, sedang kondisi sarana prasarana pemerintahan masih sangat terbatas mulai dari tingkat Kabupaten sampai dengan Desa / Kelurahan.

(31)

Dalam upaya memperlancar Administrasi Pemerintahan di Kabupaten Dairi telah dibentuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terdiri dari : 1 Sekretariat Daerah/Setwan, 3 Badan, 1 Inspektorat, 13 Dinas, 6 Kantor, 1 RSU, 1 Akedemi Keperawatan, 15 Kecamatan, 8 Kelurahan dan 161 Desa sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD, Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan, Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2008 tentang tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas – Dinas Daerah serta Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2008 tentang tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 02 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Akedemi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Dairi.

Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah Pemerintah Kabupaten Dairi sampai dengan tahun 2008 mencapai 5.676 orang dengan latar belakang pendidikan dan keteramp ilan sebagai mana disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1

Kondisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah Kab. Dairi Tahun 2008 Menurut Pendidikan

No Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah

(Orang) Laki-laki Perempuan 1 SD 90 4 94 2. SLTP 115 19 134 3. SLTA 981 1.634 2.615 4. D-I 41 47 88 5. D-II 316 639 955 6. D-III 199 297 496 7. S-1 685 579 1.264 8. S-2 28 2 30 9. S-3 - - -Total 2.455 3.221 5.676

(32)

Bab-II RPJPD Kabupaten Dairi 18 tabel dapat dilihat bahwa jumlah pegawai lebih banyak perempuan bila dibandingkan dengan laki-laki. Bila dilihat dari segi tingkat pendidikan maka perbandingann ya sangat bervariasi pada seluruh tingkat pendidikan.

Tabel 2.2

Kondisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Golongan No. Golongan Jenis Kelamin Jumlah (orang) Laki-laki Perempuan 1. I 55 4 59 2. II 575 791 1.366 3. III 1.299 1.838 3.137 4. IV 526 588 1.114 Jumlah 2.455 3.221 5.676 Tabel 2.3

Kondisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Eselon No. Golongan Jenis Kelamin Jumlah (orang) Laki-laki Perempuan 1. I - - -2. IIa 1 - 1 IIb 23 2 25 3. IIIa 41 11 52 IIIb 73 7 80 4. IVa 268 92 360 IVb 40 39 79 Jumlah 446 151 597

Dari tabel dapat dilihat bahwa pegawai negeri sipil yang menjabat jabatan struktural ada sebanyak 597 orang yang terdiri laki-laki sebanyak 74,71% dan perempuan sebanyak 25,30%.

(33)

Pemerintahan umum dan aparatur kabupaten dalam masa 20 tahun berupa terciptanya mekanisme pemerintahan yang lebih baik dengan penerapan tata kepemerintahan yang baik dan bersih serta didukung oleh aparatur yang berkualitas baik dari etika, kemampuan dan moral, sehingga roda pemerintahan yang dijalankan dapat fokus kearah penciptaan kemakmuran yang lebih menyeluruh merata disetiap wilayah kecamatan yang ada di dalam kabupaten.

2.3 Kondisi Sosial Budaya 2.3.1. Kependudukan

Penduduk yang bermukim di wilayah Kabupaten Dairi adalah heterogen, yang terdiri dari etnis Pakpak, Toba, Karo, Simalungun dan Mandailing, Nias, Minangkabau, Cina, Jawa, Aceh dan lain-lain. Penduduk tersebut tersebar pada semua kecamatan, sebagaimana disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Per Kecamatan Tahun 2004 - 2007 No Kecamatan T a h u n 2004 2005 2006 2007 1 Sidikalang 53.701 54.684 44.004 44.202 2 Sitinjo - - 8.928 8.962 3 Berampu 7.838 7.979 7.723 7.754 4 Parbuluan 18.331 18.663 18.064 18.139 5 Sumbul 37.344 38.026 36.807 36.967 6 Silahisabungan 4.655 4.739 4.587 4.607 7 Silimapunggapungga 14.740 15.013 14.532 14.598 8 Lae Parira 15.013 15.290 14.800 14.865 9 Siempat Nempu 20.546 20.931 20.260 20.349 10 Siempat Nempu Hulu 19.613 19.973 19.333 19.414 11 Siempat Nempu Hilir 12.037 12.255 11.863 11.913 12 Tigalingga 22.713 23.129 22.388 22.484 13 Gunung Sitember 9.455 9.626 9.318 9.354 14 Pegagan Hilir 15.269 15.543 15.045 15.107 15 Tanah Pinem 20.266 20.638 19.977 20.065 J u m l a h 271.521 276.489 267.629 268.780

(34)

Bab-II RPJPD Kabupaten Dairi 20 Pertumbuhan penduduk pada empat tahun terakhir adalah fluktuatif sebagaimana dapat terlihat pada tabel tersebut di atas. Selanjutnya akan disajikan data jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 2.5

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Per Kecamatan Tahun 2007 (Tahun 2008)

No Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan 1 Sidikalang 22.120 22.082 44.202 2 Sitinjo 4.487 4.475 8.962 3 Berampu 3.914 3.840 7.754 4 Parbuluan 9.200 8.939 18.139 5 Sumbul 18.412 18.555 36.967 6 Silahisabungan 2.324 2.283 4.607 7 Silimapunggapungga 7.149 7.449 14.598 8 Lae Parira 7.382 7.483 14.865 9 Siempat Nempu 9.851 10.498 20.349 10 Siempat Nempu Hulu 9.615 9.799 19.414 11 Siempat Nempu Hilir 5.964 5.949 11.913

12 Tigalingga 11.095 11.389 22.484

13 Gunung Sitember 4.669 4.685 9.354 14 Pegagan Hilir 7.733 7.374 15.107

15 Tanah Pinem 10.088 9.977 20.065

J u m l a h 134.003 134.777 268.780

Sumber : BPS, Dairi Dalam Angka Tahun 2007

Perbandingan jumlah penduduk Kabupaten Dairi pada tahun 2007 antara laki-laki dan perempuan hampir sebanding, dimana laki-laki-laki-laki sebesar 49,85 persen sedangkan perempuan sebesar 50,15 persen. Pada saat ini laju pertumbuhan penduduk sekitar 0,01 sehingga jika diprediksikan pada tahun 2010 jumlah penduduk menjadi 276.620 jiwa, tahun 2015 menjadi 291.048 jiwa dan 2025 jumlah penduduk akan menjadi 321.498 jiwa.

(35)

2.3.2 Pendidikan

Potensi sumber daya manusia yang besar dapat menjadi faktor produksi yang efektif tetapi dapat pula sebagai beban pembangunan. Dikatakan sebagai faktor produksi yang efektif apabila dapat meningkatkan produktifitas. Produktifitas sumber daya manusia dapat meningkat apabila memenuhi syarat, antara lain tingkat pendidikan, keterampilan/keahlian, kreativitas, motivasi, berdisiplin yang tinggi dan derajat kesehatan yang baik. Sedangkan sumber daya manusia dapat menjadi beban pembangunan apabila sumber daya tersebut tidak dapat memanfaatkan kemampuannya untuk memberikan nilai tambah.

Kabupaten Dairi dengan jumlah penduduk yang besar telah memiliki modal sumber daya. Permasalahannya adalah bagaimana agar jumlah penduduk yang demikian besar itu dapat digerakkan menjadi sumber daya yang produktif. Manusia pembangunan yang produktif adalah manusia yang mempunyai etos kerja yang tinggi dan memiliki sikap, berbudi luhur, terampil, dan percaya kepada kemampuan diri sendiri dan selalu memandang hari esok dengan gairah dan optimis. Dengan demikian di antara Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Buatan (buatan manusia atau sumber daya hasil teknologi) dapat dipadukan dan manusia merupakan kunci keberhasilan.

Bila dilihat dari Angka Partisipasi Sekolah, pada tahun 2008 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD sebesar 111,11 %, SMP sebesar 99,69 % dan SMA/SMK sebesar 73.35 %. Sedangkan APM untuk SD sebesar 99,34 %, SMP sebesar 76,28%, dan SMA/SMK sebesar 63,62 %. Persentase kelulusan SD/MI sebanyak 99,00 %, SMP/MTs sebanyak 98,26 % dan untuk SMA/SMK sebanyak 96,20 %. Jumlah buta aksara pada usia 10 tahun ke atas sebanyak 6.190 orang.

Untuk melihat jumlah sekolah pada semua tingkatan, berikut ini akan disajikan tabel jumlah sekolah.

(36)

Bab-II RPJPD Kabupaten Dairi 22

Tabel 2.6.

Jumlah Sekolah SD, SLTP dan SLTA Negeri dan Swasta Kabupaten Dairi Tahun 2008

No Kecamatan SD / MI SLTP SLTA SD N SD S M I N M I S JLH S M P N S M P S M T s N M Ts S JLH S M A N S M A S M A N M A S S M K N S M K S JLH 1 Sidikalang 25 2 1 1 29 3 5 1 2 11 2 3 1 2 1 6 15 2 Sitinjo 3 1 - - 4 1 1 - - 2 - - - - 1 1 2 3 Berampu 7 - 1 1 9 1 - - - 1 - - - -4 Parbuluan 16 2 - - 18 3 3 - - 6 1 - - - 1 5 Sumbul 36 3 - - 39 4 6 - - 10 1 5 - - - 2 8 6 Silahisabungan 6 - - - 6 1 1 - - 2 1 - - - 1 7 Silimapungga-pungga 19 - - - 19 2 - - - 2 1 - - - 1 8 Lae Parira 15 - - - 15 1 2 - - 3 1 - - - 1 9 Siempat Nempu 21 - - - 21 3 1 - - 4 1 1 - - - - 2

10 Siempat Nempu Hulu 17 - 1 - 18 3 - - - 3 1 - - - 1

11 Siempat Nempu Hilir 15 - - - 15 3 - - - 3 1 - - - 1

12 Tigalingga 24 - 1 - 25 3 3 - - 6 1 2 - - - - 3

13 Gunung Sitember 8 - - 1 9 1 - - - 1 - - -

-14 Pegagan Hilir 16 - - 1 17 3 2 - - 5 1 1 - - - - 2

15 Tanah Pinem 23 - - 1 24 3 - - - 3 1 - - - 1

JUMLAH 251 8 4 5 268 35 24 1 2 62 13 12 1 2 2 9 39

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Dairi

Dari tabel terlihat bahwa Sekolah Dasar Umum telah merata di seluruh Kecamatan, namun fasilitas pendidikan SLTP Umum masih sangat variatif di seluruh kecamatan, SLTP terbanyak berada di Kecamatan Sidikalang diikuti dengan Kecamatan Sumbul. Untuk ketersediaan sekolah pada tingkat SLTA juga demikian, terbanyak ada di Kecamatan Sidikalang dan diikuti dengan Kecamatan Sumbul.

Berikut ini akan disajikan tabel jumlah murid dan guru dari setiap jenjang pendidikan di lima belas kecamatan.

(37)

Tabel 2.7.

Jumlah Murid-Guru SD, SLTP dan SLTA Negeri dan Swasta Kabupaten Dairi

Tahun 2008

No Kecamatan SD/MI SLTP SLTA JUMLAH Murid Guru Murid Guru Murid Guru Murid Guru

1 Sidikalang 7.988 461 4.815 318 6.984 423 19.787 1.202 2 Sitinjo 1.209 66 103 22 23 90 1335 178 3 Berampu 1.448 91 472 34 0 0 1.920 125 4 Parbuluan 4.002 208 1.490 114 240 39 5.732 361 5 Sumbul 6.934 402 2.525 192 1.768 231 11.227 825 6 Silahisabungan 912 47 416 33 170 17 1.498 97 7 Silimapungga-pungga 2.086 175 866 53 391 45 3.343 273 8 Lae Parira 2.278 170 925 50 688 27 3.891 247 9 Siempat Nempu 3.272 250 1.484 97 196 26 4.952 373 10 Siempat Nempu Hulu 2.832 212 625 55 430 23 3.887 290 11 Siempat Nempu Hilir 2.011 143 814 61 453 18 3.278 222 12 Tigalingga 3.892 247 1.755 118 884 64 6.531 429 13 Gunung Sitember 1.392 98 226 17 0 0 1.618 115 14 Pegagan Hilir 2.616 149 1.132 62 221 35 3.969 246 15 Tanah Pinem 3.296 225 725 57 418 21 4.439 303

JUMLAH 46.168 2.944 18.373 1.283 12.866 1.059 77.407 5.286

Sumber : Dinas Pendidikan Tahun 2009

Catatan :

- Guru terdiri dari Guru PNS dan Non PNS - SD/MI Negeri/Swasta

- SMP/MTS Negeri/Swasta

- SLTA : SMA/SMK/MA Negeri/Swasta

Dari tabel diketahui bahwa perbandingan antara guru dengan jumlah siswa untuk tingkat Sekolah Dasar adalah 1 dibanding dengan 16, untuk tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama adalah 1 dibanding dengan 14 dan untuk tingkat Sekolah Lanjutan Atas adalah 1 dibanding dengan 15. Jumlah tenaga pengajar baik PNS maupun Non PNS untuk semua tingkatan tahun 2008 adalah: Guru SD 2.944 orang, Guru SMP sebanyak 1.283 orang dan Guru SLTA sebanyak 1059 orang. Diantara guru tersebut yang telah lulus sertifikasi sebanyak 182 orang.

(38)

Bab-II RPJPD Kabupaten Dairi 24 Dimasa yang akan data, semua anak usia sekolah yang ada mulai tingkat dasar sampai tingkat menengah atas dapat bersekolah dengan mutu pendidikan yang lebih baik serta adanya kemampuan siswa untuk menikmati kecanggian jaringan internet sebagai jendela informasi dunia, dan nilai ujian nasional siswa sekolah akan dapat semakin ditingkatkan lagi.

2.3.3. Kesehatan

Keadaan kesehatan penduduk merupakan salah satu modal bagi keberhasilan pembangunan bangsa, dengan penduduk yang sehat, pembangunan diharapkan dapat berjalan dengan baik. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain angka kesakitan, angka kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan dan usia harapan hidup. Di Kabupaten Dairi pada tahun 2008 angka kesakitan sebesar 212,6 per 1000 penduduk, angka kematian bayi sebesar 16,00 per 1000 kelahiran hidup, angka kematian ibu melahirkan sebesar 280,4 per 100.000 kelahiran hidup dan usia harapan hidup sebesar 66,1 tahun untuk itulah peningkatan pelayanan kesehatan serta fasilitas pendukung, obat-obatan, tenaga medis masih perlu ditingkatkan dari segi kuantitas dan kualitas dengan demikian berbagai jenis penyakit dan penyakit menular diupayakan untuk dicegah dan diobati (preventif dan curative).

Tabel 2.8

Sepuluh Jenis Penyakit Terbanyak di Kabupaten Dairi Tahun 2008

No. Jenis Penyakit Jumlah (Kasus)

1. SUSP Koch Pulmonum (TBC) BRONCO COPD

10.047 2 ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) 9.199

3 Diare 8.155

4 Hipertensi 4.385

5 Penyakit Jantung 3.975

6 Diabetes Melitus 2.913

7 Rematik, Penyakit Otot 2.211

8 Penyakit Kulit 2.015

9 Malaria Klinis 1.739

10 Kecacingan 1.514

JUMLAH 46.153

(39)

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari sepuluh jenis penyakit terbanyak di Kabupaten Dairi yang tertinggi adalah penyakit TBC , data ini berasal dari pasien yang berobat jalan dan rawat inap di Puskesmas maupun di RSUD Sidikalang.

T a b e l 2 . 9

F a s i l i t a s K e s e h a t a n T a h u n 2 0 0 8

N o Kecamatan RSU Puskesmas Pustu Poskesdes Posyandu

P r a k t e k / K l i n i k Toko Obat/ Apotik Berijin Dokter Bidan 1 Sidikalang 1 2 9 4 5 8 1 5 2 5 1 1 2 Sitinjo - 1 2 1 1 0 2 2 1 3 Berampu - 1 4 4 1 5 - 1 -4 Parbuluan - 1 5 5 2 6 - 1 2 1 5 Sumbul - 2 1 5 1 1 6 7 - 1 5 6 6 Silahisabungan - 1 2 1 9 - 3 2 7 Silimapungga-pungga - 2 1 2 3 3 7 3 1 4 2 8 Lae Parira - 1 8 1 3 2 - 3 -9 Siempat Nempu - 1 1 0 - 4 0 - 7 2

10 Siempat Nempu Hulu - 1 1 1 4 5 5 - 5

-11 Siempat Nempu Hilir - 1 8 - 2 9 3 7

-12 Tigalingga - 1 1 1 4 4 2 - 1 2 3

13 Gunung Sitember - 1 6 1 1 8 - 4

-14 Pegagan Hilir - 1 8 4 3 0 - 1 0 2

15 Tanah Pinem - 1 1 0 2 2 6 - 1 7

-J u m l a h 1 1 8 81 2 1 4 9 4 9 4 2 3 1 3 7 3 0

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa penyebaran fasilitas kesehatan telah cukup memadai di setiap Kecamatan, namun fasilitas pendukung masih dirasakan kurang.

Gambar

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari sepuluh jenis penyakit terbanyak di  Kabupaten  Dairi  yang  tertinggi  adalah  penyakit TBC  ,  data  ini  berasal  dari pasien  yang  berobat  jalan dan  rawat  inap di  Puskesmas  maupun  di  RSUD Sidikalang.
Tabel 2.18 Populasi Ternak Tahun 2004-2007 No Komoditi Tahun (Ekor) 2004 2005 2006 2007 1 Kerbau 11.472 10.762 11.577 11.589 2 Sapi/Lembu 2.304 2.347 2.426 2.487 3 Babi 96.098 95.328 105.410 105.620 4 Kambing 9.178 9.260 9.530 9.549 5 Ayam 1.177.764 767.90

Referensi

Dokumen terkait

Populasi dalam penelitian ini adalah semua murid sekolah dasar kelas I – VI yang ada di SD X Pekanbaru Kecamatan Rumbai Pesisir dengan total 599 murid. Pengambilan

Jawab: untuk mempermudah analisa penetapan, sebab beberapa zat memiliki warna, bau, bentuk kristal, sifat higroskopis, nyala api dan reaksi-reaksi lainnya yang spesifik seperti

Pada pepsektif lain, menurut hukum adat Bali, syarat syarat yang harus dipenuhi dalam pengangkatan anak adalah sebagai berikut: 1) Orang tua angkat harus telah menikah dan pada saat

Pengertian Binocular Disparity adalah perbedaan dalam posisi dari sebuah objek yang ditangkap dalam dua retina, dimana objek yang berjarak lebih dekat akan terlihat lebih

In Preparing for Tantra, Rob Preece draws on his many years of experience as both a meditator and psychotherapist to demonstrate most eloquently how one's daily life and work, far

umur simpan poduk segar hortikultura serta mempertahankan value dari poduk tersebut. Penanganan pascapanen ditujukan agar produk panen tidak mudah rusak, memperpanjang

Dalam algoritma primal dual matching , proses graph pencarian perfect matching maksimum dengan menggunakan algoritma primal dual matching relatif lebih cepat hal ini

Menurut Pasal 1917 KUH Perdata putusan hakim hanya mengikat bagi para pihak yang berperkara, namun tidak tertutup kemungkinan putusan Hakim dapat saja merugikan