• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.2. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian Silfia (2014) profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, pajak dan pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan secara parsial hanya pertumbuhan perusahaan saja yang berpengaruh terhadap keputusan pendanaan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irinsyah dan Dana (2013) hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan profitabilitas, pajak, dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama menyebabkan perubahan keputusan pendanaan pada perusahaan rokok di Bursa Efek Indonesia periode 2007 – 2010 dengan asumsi faktor lain konstan. Company Size (Ukuran perusahaan) merupakan faktor penting dalam penentuan keputusan pendanaan, karena semakin besar ukuran perusahaan yang dimiliki maka kebutuhan dana pun akan semakin tinggi. Hal tersebut dapat dilihat pada penelitian Sormin (2013) dimana ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan

Karena semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar jumlah modal yang diperlukan (dalam hal ini hutang perusahaan). Struktur aset adalah proporsi investasi perusahaan dalam bentuk aset tetap. Semakin besar aset tetap yang dimiliki perusahaan, maka peluang perusahaan untuk mendapatkan utang semakin besar karena aset tetap dapat digunakan sebagai jaminan bagi perusahaan ketika hendak berhutang. Sehingga struktur aset ini sangat berpengaruh terhadap keputusan pendanaan. Dalam Penelitian Salawu dan Agboola (2008) menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal dalam keputusan pendanaan.

Untuk Profitability yang diukur dengan Net Profit Margin dan Return On Equity merupakan hal yang sangat dibutuhkan perusahaan dalam hal memberi keputusan pendanaan, Karena semakin tinggi angka profitabilitas perusahaan maka kecenderungan untuk berhutang itu semakin kecil, sehingga dana dari modal sendiri lebih banyak digunakan perusahaan untuk mendanai suatu kegiatan atau aktivitas perusahaan, hal ini sejalan dengan penelitian Ayulestari, dkk (2013) profitabilitas berpengaruh signifikan negatif, karena semakin banyak perusahaan mengalami profit maka tingkat penggunaan utang dalam keputusan pendanaan akan semakin kecil. Manajerial ownership dan institusional investor dapat mempengaruhi keputusan pencarian dana apakah melalui utang atau right issue.

Jika pendanaan diperoleh melalui utang berarti rasio utang terhadap equity akan meningkat, sehingga akhirnya akan meningkatkan risiko, dalam Penelitian Haruman (2014) kepemilikan institusional mempunyai arti penting dalam memonitor manajemen dalam mengelola perusahaan. Investor institusional dapat

disubstitusikan untuk melaksanakan peranan mendisiplinkan penggunaan debt (utang) dalam struktur modal.

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis penelitian ini adalah :

1. Ukuran Perusahaan, Struktur Aset, Net Profit Margin (NPM) dan Return On Equity (ROE) berpengaruh secara simultan atau serempak terhadap keputusan pendanaan perusahaan sektor Properti dan Real Estate.

2. Ukuran Perusahaan, Struktur Aset, Net Profit Margin (NPM) dan Return On Equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pendanaan perusahaan sektor Properti dan Real Estate.

3. Kepemilikan Institusional mampu memoderasi hubungan antara Ukuran Perusahaan, Struktur Aset, Net Profit Margin (NPM) dan Return On Equity (ROE) dengan keputusan pendanaan pada Perusahaan sektor Properti dan Real Estate.

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dengan melakukan pengujian terhadap hubungan kausal komparatif dari variabel-variabel penelitian yang terukur (parametrik). Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang membandingkan hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih dalam kurun waktu yang berbeda (Erlina, 2008). Variabel yang diteliti adalah Variabel Ukuran Perusahaan, Struktur Aset, Net Profit Margin (NPM) dan Return On Equity (ROE) sebagai variabel independen (X), sedangkan keputusan pendanaan sebagai variabel dependen (Y), dan untuk mengetahui kepemilikan institusional sebagai variabel moderating mampu memoderasi hubungan antara variabel Ukuran Perusahaan, Struktur Aset, Net Profit Margin (NPM) dan Return On Equity (ROE) dengan keputusan pendanaan (DER).

4.2. Lokasi, waktu dan jadwal penelitian

Penelitian ini mengambil objek penelitian pada perusahaan sector properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode pengamatan adalah dimulai dari tahun 2013- 2015. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan selesai. Jadwal penelitian dapat dilihat pada lampiran.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Lubis, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan telah mempublikasikan laporan keuangan perusahaannya yang telah diaudit tahun 2013-2015. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 47 perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2013-2015 yang laporan keuangan perusahaannya telah diaudit. Jumlah amatan secara keseluruhan pada penelitian ini adalah (47 perusahaan x 3 tahun) 141 data amatan.

Tabel 4.1 Populasi dan Sampel No Kode

Saham Nama Perusahaan Sampel

1 APLN Agung Podomoro Land Tbk √

2 ASRI Alam Sutera Realty Tbk √

3 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk √

4 BCIP Bumi Citra Permai Tbk √

5 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk √

6 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk √

7 BKDP Bukit Darmo Property Tbk √

8 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk √

9 COWL Cowell Development Tbk √

10 CTRA Ciputra Development Tbk √

11 CTRP Ciputra Property Tbk √

12 CTRS Ciputra Surya Tbk √

13 DART Duta Anggada Realty Tbk √

14 DILD Intiland Development Tbk √

15 DMAS Puradelta Lestari Tbk √

16 DUTI Duta Pertiwi Tbk √

17 ELTY Bakrieland Development Tbk √

18 EMDE Megapolitan Developments Tbk √

19 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk √

20 GAMA Gading Development Tbk √

Tabel 4.1 Lanjutan…

No Kode

Saham Nama Perusahaan Sampel

21 GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk √

22 GPRA Perdana Gapuraprima Tbk √

23 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk √

24 JIHD Jakarta International Hotels Dan Development √

25 JRPT Jaya Real Property Tbk √

26 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk √

27 KPIG MNC Land Tbk √

28 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk √

29 LCGP Eureka Prima Jakarta Tbk √

30 LPCK Lippo Cikarang Tbk √

31 LPKR Lippo Karawaci Tbk √

32 MDLN Modernland Realty Ltd Tbk √

33 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk √

34 MTLA Metropolitan Land Tbk √

35 MTSM Metro Realty Tbk √

36 MYRX Hanson International Tbk √

37 NIRO Nirvana Development Tbk √

38 MORE Indonesia Prima Property Tbk √

39 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk √

40 PWON Pakuwon Jati Tbk √

41 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk √

42 RDTX Roda Vivatex Tbk √

43 RODA Pikko Land Development Tbk √

44 SCBD Danayasa Arthatama Tbk. √

45 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk √

46 SMRA Summarecon Agung Tbk √

47 TARA Sitara Propertindo Tbk √

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi. Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini meliputi komponen laporan keuangan perusahaan sektor property

dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Dalam penelitian ini data yang diperoleh bersumber dari Bursa Efek Indonesia melalui situs (www.idx.co.id) berupa laporan keuangan perusahaan sektor property dan real estate tahun 2013-2015. Jumlah sampel dalam penelitian ini yang akan dianalisis adalah 47 perusahaan dari 3 periode yaitu 2013-2015.

Dengan demikian jumlah data yang akan dianalisis adalah 141 data pengamatan.

4.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Sugiyono (2010) definisi operasional variabel adalah suatu atribut atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu Ukuran Perusahaan (X1), Struktur Aset (X2), Net Profit Margin (X3), dan Return On Equity (X4) . Variabel dependen yaitu Keputusan Pendanaan (Y), sedangkan Kepemilikan Institusional (Z) sebagai variabel moderating. Definisi operasional variabel penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

4.5.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel Dependen adalah variable terikat yang merupakan variable yang dipengaruhi oleh variable lainnya. Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah keputusan pendanaan. Keputusan pendanaan (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang.

Kriteria yang digunakan untuk mengukur keputusan pendanaan (Debt to Equty Ratio) adalah perbandingan antar total hutang terhadap total equitas.

4.5.2 Variabel Independen (X)

Variabel independen merupakan variabel bebas yang mempengaruhi variabel dependen, baik pengaruh secara positif maupun negatif (Sugiyono,2006).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Ukuran Perusahaan, Struktur Aset, Net Profit Margin (NPM) dan Return on Equity (ROE).

Ukuran perusahaan (X1) adalah ukuran yang menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aset, jumlah penjualan, rata–rata total penjualan dan rata–rata total aset. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran perusahaan diukur dari total aset.

Ukuran Perusahaan = Total Aset

Struktur aset (X2) adalah proporsi investasi perusahaan dalam bentuk aset tetap. Struktur aset tetap diukur melalui rasio aset tetap yaitu perbandingan aset tetap terhadap total aset.

Tangibility =

Net Profit Margin (X3) dihitung dengan membagi laba setelah pajak dengan total penjualan.

NPM =

Return on Equity (X4) dihitung dengan membagi laba setelah pajak dengan total ekuitas.

ROE =

4.5.3 Variabel Moderating (Z)

Variabel moderating (Z) adalah variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara variabel dependen dengan variabel independen. Variabel moderating yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan institusional. Kepemilikan institusional adalah pemegang saham perusahaan oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian dan institusi lainnya. Adanya kepemilikan institusional di suatu perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan terhadap kinerja manajemen. Semakin besar kepemilikan institusi maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan dari institusi keuangan tersebut untuk mengawasi manajemen dan akibatnya akan memberikan dorongan yang lebih besar bagi manajemen untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan dan menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham atau stakeholder. Sehingga dengan adanya kepemilikan institusional semakin memperkuat pengawasan manajemen dalam menggunakan ekuitas untuk mengambil keputusan pendanaannya. Kepemilikan Institusional didapat dari hasil pembagian kepemilikan saham institusional dengan total saham yang beredar.

Kepemilikan Institusional (KI) =

Tabel 4.2 (DER) adalah keputusan

yang menyangkut

keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan digunakan

Ukuran perusahaan adalah

ukuran yang

menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aset, jumlah penjualan, rata–rata total penjualan dan rata–rata total aset.

Ukuran Perusahaan = Total Aset (dalam Trilyun

Rupiah)

Rasio

Struktur Aset (X2)

Struktur aset adalah proporsi investasi perusahaan dalam bentuk aset tetap.

Perbandingan laba

Setelah pajak terhadap total ekuitas

ROE =

Rasio

Variabel Moderating (Z)

Kepemilikan Institusional (Z)

Kepemilikan institusional adalah pemegang saham

perusahaan oleh

pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian dan institusi lainnya.

KI =

Rasio

4.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis) dan uji residual untuk variabel moderating. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS). Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen bila dihubungkan dengan dua atau lebih variabel independen. Untuk menguji variabel moderating dipilih menggunakan uji residual (Ghozali, 2006).

4.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik ini digunakan untuk memberikan gambaran umum untuk profil dari sampel. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yang terdiri dari rata-rata, standar deviasi, minimum dan maksimum.

4.6.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik diperlukan untuk dapat melakukan analisis regresi berganda sebagai persyaratan dalam analisis agar data dapat bermakna dan bermanfaat. Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji autokorelasi (Erlina, 2008).

4.6.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal. Pada penelitian ini uji normalitas residual dapat dilakukan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual terdistribusi normal H1 : Data residual tidak terdistribusi normal Untuk menentukannya maka kriterianya adalah :

H0 diterima apabila nilai signifikansi (Asymp. Sig) > 0,05 H1 diterima apabila nilai signifikansi (Asymp. Sig) < 0,05.

4.6.2.2 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ini dapat dilakukan dengan Uji Park, (Ghozali, 2013). Uji Park merupakan salah satu uji yang dilakukan untuk mendeteksi heteroskedastisitas.

Park mengemukakan metode bahwa variance merupakan fungsi dari variabel-variabel independen yang dinyatakan dalam persamaan linier sbb :

Ln Uji Park dilakukan dengan membuat hipotesis:

H0 : Data tidak terjadi heterokedastisitas H1 : Data terjadi heteroskedastisitas

Untuk menentukannya maka kriterianya adalah :

H0 diterima apabila nilai signifikansi alpha (α) > 0,05 H1 diterima apabila nilai signifikansi alpha (α) < 0,05.

4.6.2.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen (Ghozali, 2006). Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan variance inflation factor (VIF) dan tolerance.

Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikoleniaritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.

4.6.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi salah satunya dengan uji Durbin-Watson (DW test). Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan tabel Durbin-Watson (Ghozali, 2013) :

1. Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.

2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah (dl), maka koefisien autokorelasi lebih dari nol berarti ada autokorelasi positif.

3. Bila nilai DW lebih dari pada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif.

4. Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

4.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen bila dihubungkan dengan dua atau lebih variabel independen. Model analisis regresi linier berganda bertujuan untuk menguji dan menganalisis, baik secara parsial maupun secara simultan pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset dan profitabilitas di perusahaan property dan real estate.

Data diolah dengan program Statistical Package For Social Science (SPSS). Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e Keterangan:

Y = Keputusan Pendanaan

b0 = Konstanta

b1 = Koefisiensi Regresi Ukuran Perusahaan b2 = Koefisiensi Regresi Struktur Aset b3 = Koefisiensi Regresi NPM

b4 = Koefisiensi Regresi ROE X1 = Ukuran Perusahaan X = Strukur Aset

X3 = NPM X4 = ROE e = Error

4.6.4 Uji Hipotesis Penelitian

Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Sugiyono (2013) menjelaskan secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik).

4.6.4.1 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Ghozali (2013) menyatakan kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi (R2) adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model sehingga banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambah ke dalam model. Nilai Adjusted R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013).

4.6.4.2 Uji Simultan (Uji F)

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan

terdahap variabel dependen. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji F adalah:

1. Jika F hitung > F tabel dan nilai Sig. < α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika F hitung < F tabel dan nilai Sig. > α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

4.6.4.3 Uji Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel independen secara individual atau parsial dapat menerangkan variasi variabel terikat. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah:

1. Jika nilai Sig. < α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai Sig. > α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

4.6.4.4 Uji Moderating (Uji Residual)

Pengujian variabel moderating dengan uji residual digunakan untuk mengatasi kecenderungan akan terjadi multikolinieritas yang tinggi antar variabel independen (Ghozali, 2012). Uji residual menguji pengaruh deviasi dari suatu model regresi dengan melihat Lack of Fit (ketidakcocokan) yang ditunjukkan oleh nilai residual. Kriteria uji residual adalah P-Value (Sig) < 0,05 dan nilai koefisien parameternya negatif, maka dapat memoderasi. Tetapi, apabila P-Value (Sig) >

0,05 dan nilai koefisien parameternya positif, maka tidak dapat memoderasi.

Berdasarkan kriteria uji residual tersebut, maka persamaan regresi untuk uji residual adalah sebagai berikut:

Z = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e (1) | e | = b0 + b Y (2) Keterangan :

Y = Keputusan Pendanaan b0 = Konstanta

b1 = Koefisiensi Regresi Ukuran Perusahaan b2 = Koefisiensi Regresi Struktur Aset b3 = Koefisiensi Regresi NPM

b4 = Koefisiensi Regresi ROE X1 = Ukuran Perusahaan X2 = Struktur Aset X3 = Net Profit Margin X4 = Return On Equity

Z = Kepemilikan Institusional | e | = Absolut Residual

e = Error

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Variabel

Data yang digunakan didalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan yang sudah diaudit pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013-2015. Berikut adalah tabel hasil statistik deskriptif dalam penelitian ini :

Tabel 5.1

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Ukuran Perusahaan (dalam Trilyun Rupiah)

141 .088 41.327 7.49389 8.774793

Struktur Aset 141 .02 .67 .1634 .14257

NPM 141 -.52 1.90 .3294 .39902

ROE 141 -.15 1.52 .1359 .20815

KP 141 .01 2.23 .6832 .50479

KI 141 .00 1.00 .5523 .28913

Valid N (listwise) 141

Hasil uji statistik tersebut dapat dilihat bahwa ukuran perusahaan dengan sampel sebanyak 141 amatan, perusahaan memiliki nilai minimun 0,088 artinya ukuran perusahaan terkecil pada perusahaan properti dan real estate yang diamati memiliki total asset sebesar 88 milyar rupiah dan nilai maksimum 41,327 artinya ukuran perusahaan terbesar memiliki total asset sebesar 41,327 trilyun rupiah.

Perusahaan properti dan real estate yang sedang diteliti memiliki rata rata total asset sebesar 7,49 trilyun rupiah yang diambil dari jumlah keseluruhan data perusahaan properti dan real estate yang diamati.

Standar deviasi atau simpangan baku dari sampel penelitian untuk variabel ukuran perusahaan adalah 8,77 trilyun rupiah artinya besar perbedaan dari ukuran perusahaan yang disampel terhadap rata rata ukuran perusahaan tiga tahun berturut-turut adalah 8,77 trilyun rupiah.

Struktur aset dengan sampel sejumlah 141 memiliki nilai minimum 0,02 artinya perusahaan tersebut memiliki asset tetap paling sedikit 2 % dari total aset.

Nilai maksimum untuk struktur asset perusahaan properti dan real estate adalah artinya perusahaan tersebut memiliki asset tetap terbesar 67% dari total aset. Rata-rata nilai struktur aset adalah sejumlah 16,34 % artinya apabila dijumlahkan total struktur aset dibagi dengan jumlah perusahaan maka didapat hasil 16,34 % dengan standar deviasi sebesar 14,26 % artinya besar perbedaan struktur aset diantara perusahaan properti dan real estate yang diteliti tiga tahun berturut-turut menunjukkan nilai 14,26 %.

Net Profit Margin merupakan nilai yang diperoleh dari rasio laba setelah pajak dibagi dengan total penjualan, NPM dengan sampel sebesar 141 memiliki nilai minimum sebesar -0,52 atau -52 % artinya rugi bersih sesudah pajak yang dicapai adalah -52 % dari volume penjualan. Sehingga rugi operasi perusahaan paling besar ditunjukkan oleh perusahaan Bakrieland Development Tbk, yang memiliki nilai net profit margin sebesar -52 %. Nilai maksimum net profit margin sebesar 1,900 atau 190 % artinya laba bersih sesudah pajak yang dicapai adalah

190 % dari volume penjualan. Sehingga laba operasi perusahaan terbesar ditunjukkan oleh perusahaan Bhuwanatala Indah Permai yang memilki nilai net profit margin sebesar 189,92 %.

Rata-rata Net Profit Margin yang dihasilkan dari keseluruhan sampel perusahaan sebesar 32,94 % artinya rata-rata kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi adalah 32,94 %. Standar deviasi net profit margin 39,90% artinya penyimpangan distribusi data net profit margin dari rata-rata tiga tahun berturut-turut adalah sebesar 39,90%.

Return On Equity merupakan hasil dari laba setelah pajak dibagi dengan total ekuitas memiliki nilai minimum yaitu -0,15 artinya rugi bersih setelah pajak yang dicapai adalah sebesar 0,15 dari total modal/ekuitas dan nilai maksimum adalah 1,52 artinya laba setelah pajak yang dicapai adalah sebesar 1,52 dari total ekuitas perusahaan. Rata-rata Return on Equity sebesar 0,1358 artinya rata-rata kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri adalah sebesar 13,58 %, dengan standar deviasi return on equity 20,82 % artinya perbedaan/penyimpangan sampel dengan nilai rata-rata return on equity adalah sebesar 20,82 %.

Keputusan Pendanaan dengan sampel 141, Nilai minimum yaitu sebesar 0,01 artinya keputusan sumber dana perusahaan berasal dari hutang adalah 1 % dari total ekuitas. Nilai maksimum yaitu 2,230 artinya keputusan sumber dana perusahaan berasal dari hutang adalah 223 % dari total ekuitas. Rata-rata keputusan pendanaan tersebut memiliki nilai 0,683 artinya sebagian besar sumber dana perusahaan diambil dari hutang. Standar deviasi 0,5048 artinya

penyimpangan sampel dari rata-rata nilai keputusan pendanaan adalah sebesar 50,48%.

Kepemilikan Institusional dengan sampel 141, nilai minimum 0 % artinya saham perusahaan tidak ada yang dimiliki institusi. Nilai maksimum 100 % artinya seluruh saham perusahaan dimiliki oleh pihak institusi. Rata-rata kepemilikan institusi yang ada di dalam perusahaan tersebut yaitu 55,23 artinya sebagian besar saham perusahaan yang dijadikan sampel, dimilki pihak institusi.

Standar deviasi 28,91 % artinya penyimpangan sampel terhadap rata-rata kepemilikan institusional adalah 28,91 %.

5.2 Hasil Uji Asumsi Klasik

Hasil uji asumsi klasik di dalam penelitian ini yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi adalah sebagai berikut :

5.2.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dalam penelitian ini adalah dengan pengujian

Pengujian normalitas dalam penelitian ini adalah dengan pengujian