• Tidak ada hasil yang ditemukan

BELANJA KONSOLIDASIAN

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2018 (Halaman 72-77)

PELAKSANAAN APBD

DAERAH YANG SAH 1.688 1.596 1.573 1.479 2.231 1.906

C. BELANJA KONSOLIDASIAN

Belanja Pemerintah Umum (General Government Spending) atau Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah adalah konsolidasi antara seluruh belanja Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam suatu wilayah dalam satu periode pelaporan yang sama, dan telah dilakukan eliminasi atas akun-akun resiprokal (berelasi).

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Gambar IV.5. Perbandingan Belanja dan Transfer Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Terhadap Belanja dan Transfer Konsolidasian pada Provinsi Sumsel Tahun 2018 (triliun rupiah)

Sumber: LKPK Provinsi Sumatera Selatan (2017), diolah.

Pada tahun 2018 secara keseluruhan, di Provinsi Sumatera Selatan total belanja Pemerintah Daerah lebih besar dari total belanja Pemerintah Pusat, berturut-turut sebesar Rp30,15 triliun dan Rp13,51 triliun. Sedangkan, realisasi belanja dan transfer konsolidasian mencapai Rp47,36 triliun.

Realisasi belanja pegawai konsolidasian mencapai Rp15,58 triliun yang bersumber dari APBN sebesar Rp4,59 triliun atau 29,43 persen dan dari APBD sebesar Rp10,99 triliun atau 70,57 persen. Belanja Barang konsolidasian mencapai Rp14,34 triliun dengan komposisi 42,74 persen dari APBN dan 57,26 persen dari APBD. Belanja Modal konsolidasian mencapai Rp10,57 triliun dengan komposisi 26,33 persen berasal dari APBN dan 73,67 persen dari APBD.

4,59 6,13 2,78 - - - 0,01 - -10,99 8,21 7,78 0,01 0,05 3,07 0,02 0,01 -Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Pembayaran Bunga Utang Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Tak Derduga Belanja Lain-lain PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAH

KAJIAN FISKAL REGIONAL

PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2018

58

Tabel IV.4. Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2018 dan 2017

Jenis 2018 2017 Perubahan

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Belanja Pegawai 15.579.387.821.092 35,69 14.769.862.683.933 33,49 809.525.137.159 5,48 Belanja Barang 14.336.349.932.762 32,84 13.266.663.438.759 30,08 1.069.686.494.003 8,06 Belanja Modal 10.566.186.119.486 24,20 13.554.976.790.615 30,74 (2.988.790.671.129) (22,05) Pembayaran Bunga Utang 14.489.621.739 0,03 10.713.666.666 0,02 3.775.955.073 35,24 Subsidi 48.034.924.087 0,11 43.426.134.908 0,10 4.608.789.179 10,61 Hibah 3.065.221.871.992 7,02 2.406.942.553.782 5,46 658.279.318.211 27,35 Bantuan Sosial 33.051.054.630 0,08 40.293.608.470 0,09 (7.242.553.840) (17,97) Belanja Tak Terduga 10.461.236.297 0,02 9.727.020.396 0,02 734.215.901 7,55 Belanja Lain-lain - - - - - - Total 43.653.182.582.087 100 44.102.605.897.529 100 (449.423.315.443) (1,02)

Sumber: LKPK Provinsi Sumatera Selatan (2018), diolah.

Proporsi belanja APBN dan belanja APBD terhadap belanja konsolidasian tersebut, apabila dikaitkan dengan kontribusi pemerintah pada pertumbuhan ekonomi di wilayah Provinsi Sumatera Selatan khususnya dari sisi pengeluaran pemerintah menunjukkan bahwa kontribusi pemerintah daerah lebih besar dari pemerintah pusat.

2. Analisis Perubahan

Realisasi belanja konsolidasian tahun 2018 dilihat dari nilainya apabila dibanding tahun 2017 secara keseluruhan mengalami peningkatan. Namun demikian, terdapat beberapa jenis belanja yang mengalami penurunan yaitu Belanja Modal menurun 22,05 persen, Belanja Bantuan Sosial menurun 17,97 persen.

Porsi Belanja Modal juga menurun dari 30,74 persen di tahun 2017 menjadi 24,20 persen di tahun 2018. Sedangkan Belanja Barang mengalami peningkatan tertinggi yaitu sebesar 8,06 persen, atau dari 30,08 persen di tahun 2017 menjadi 32,84 persen di tahun 2018. Belanja lain yang mengalami peningkatan komposisi adalah Belanja Pegawai yang meningkat 2,20 persen dibanding komposisi di tahun sebelumnya. Kondisi tersebut sejalan dengan kebijakan kebijakan pemerintah dalam hal peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran yang antara lain dengan meningkatkan porsi anggaran belanja modal terhadap total belanja pemerintah.

3. Analisis Rasio Belanja Operasi Konsolidasian Terhadap Total Belanja Konsolidasian

Belanja operasi terdiri atas belanja-belanja pemerintah untuk mendukung operasional pemerintahan, yaitu Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Belanja Modal. Pada tahun 2018 rasio belanja operasi terhadap total belanja dan transfer konsolidasian di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 75,70 persen. Sedangkan tahun 2017 sebesar

KAJIAN FISKAL REGIONAL

PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2018

59 74,16 persen. Peningkatan ini menunjukkan fokus pemerintah untuk mengalokasikan

anggaran pada kegiatan operasi.

Tabel IV.5. Rasio Belanja Operasi Provinsi Sumsel Tahun 2018 dan 2017 Uraian 2018 2017 Konsolidasian Rasio (%) Konsolidasian Rasio (%) Belanja Operasi 33.043.484.171.674 75,70 32.712.262.258.655 74,16 Total Belanja dan

Transfer

47.359.824.551.242 100 47.390.278.731.467 100 Sumber: LKPK Provinsi Sumatera Selatan (2018), diolah.

4. Rasio Belanja Konsolidasian Terhadap Jumlah Penduduk

Rasio belanja konsolidasian terhadap jumlah penduduk (belanja konsolidasian per kapita) menunjukkan seberapa besar belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang digunakan untuk menyejahterakan penduduk di suatu daerah. Semakin besar nilai rasio, semakin besar belanja yang dikeluarkan untuk menyejahterakan satu orang penduduk wilayah tersebut sehingga semakin besar kemungkinan tercapainya. Sebaliknya, semakin kecil angka rasio, semakin kecil dana yang disediakan pemerintah untuk menyejahterakan penduduknya.

Gambar IV.6. Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian Per Kapita Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 dan 2016 (Rp/Kapita)

Sumber: LKPK Provinsi Sumatera Selatan (2018), diolah.

Rasio total belanja konsolidasian terhadap jumlah penduduk Provinsi Sumatera Selatan tahun 2018 adalah Rp4.180.952 per kapita. Hal ini berarti dalam rangka meningkatkan kesejahteraan penduduknya, selama tahun 2018 pemerintah telah membelanjakan sebesar Rp5.349.664 untuk setiap jiwa penduduknya, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2017 yang terealisasi sebesar Rp3.835.315 per jiwa.

Gambar IV.7. Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian Per Kapita Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 dan 2016 (Rp/Kapita)

3.835.315

4.180.952

KAJIAN FISKAL REGIONAL

PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2018

60

Sumber: LKPK Provinsi Sumatera Selatan (2018), diolah.

Secara umum pada tahun 2018 rasio belanja pemerintah per jiwa pada kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Selatan mengalami penurunan dibanding tahun 2017. Pada tahun 2018, angka rasio tertinggi pada Kab. PALI mencapai Rp7.084.513 per jiwa. Sedangkan terendah pada Kota Palembang yang mencapai Rp2.131.396 per jiwa. Apabila dibandingkan antar regional terdapat kesenjangan/perbedaan rasio yang cukup tinggi. Hal ini antara lain karena adanya kesenjangan jumlah belanja pemerintah dan kesenjangan jumlah penduduk antara kabupaten/kota.

5. Rasio Belanja Pendidikan Konsolidasian Terhadap Jumlah Penduduk

Rasio belanja pendidikan konsolidasian terhadap jumah penduduk menunjukkan seberapa besar belanja pendidikan yang disediakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan pendidikan per penduduk di suatu daerah. Semakin besar nilainya semakin besar belanja pendidikan yang dikeluarkan untuk meningkatkan pendidikan satu orang penduduk wilayah tersebut sehingga semakin besar kemungkinan tercapainya. Sebaliknya, semakin kecil angka rasionya semakin kecil dana yang disediakan pemda untuk meningkatkan pendidikan penduduknya.

Gambar IV.8. Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian Per Kapita Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumsel Tahun 2017 dan 2016 (Rp/Kapita)

Sumber: LKPK Provinsi Sumatera Selatan (2018), diolah.

7.084.513 2.131.396 4.718.649 4.180.952 1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000 5.000.000 6.000.000 7.000.000 8.000.000 Belanja Perkapita 2017 Belanja Perkapita 2018 1.053.274 599.761 712.795 1.028.522 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000 1.200.000

KAJIAN FISKAL REGIONAL

PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2018

61 Rasio belanja pendidikan tertinggi ada di Kab. Musi Banyuasin yaitu sebesar

Rp1.053.274/jiwa, diikuti oleh Kota Pagar Alam sebesar Rp1.028.522. sedangkan rasio belanja pendidikan terendah ada di Kabupaten Banyuasin yaitu sebesar Rp599.761/jiwa.

Pada dasarnya yang ingin diketahui adalah arah dan sensitivitas dari kebijakan fiskal pemerintah daerah yang tercermin dari belanja APBD. Untuk itu, analisis dilakukan dengan membandingkan belanja APBN dan APBD dengan beberapa indikator seperti contoh di bawah ini:

a. Perbandingan dengan belanja APBN

1) Non Belanja Pegawai. Untuk mengetahui proporsi sumber dana (non belanja pegawai) yang dikelola oleh pemerintah daerah, maka dapat dibandingkan dana APBN yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dengan belanja non pegawai pada APBD sebagai berikut:

Rasio dana kelolaan belanja non pegawai = Belanja non pegawai APBN = Rp10,71 triliun = 47,97% Belanja non

pegawai APBD Rp22,33 triliun

2) Belanja Modal, indikator ini dimaksudkan untuk membandingkan belanja modal yang bersumber dari APBN dan APBD yang merupakan motor pertumbuhan regional dengan formula: Rasio belanja modal APBN-APBD = Belanja Modal APBN = Rp2,78 triliun = 35,73% Belanja modal APBD Rp7,78 triliun

b. Perbandingan dengan populasi

Indikator ini cenderung berfungsi sebagai perbandingan spasial antar wilayah, untuk mendapatkan proporsi antara kebijakan fiskal yang tercermin dari anggaran dengan indikator demografis (populasi). Sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih adil besaran anggaran pada suatu wilayah. Formulanya adalah sebagai berikut:

Rasio belanja

terhadap populasi =

Total Belanja

APBN+APBD = Rp43,65 triliun = Rp4,18 juta/jiwa

Jumlah populasi

8.378.418 jiwa

6. Analisis Anggaran Belanja Sektoral

Kebijakan fiskal pemerintah di Sumatera Selatan dapat dilihat pada tabel mengenai belanja per fungsi yang dialokasikan di tahun 2018, sebagai berikut:

KAJIAN FISKAL REGIONAL

PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2018

62

Tabel IV.6. Belanja Per Fungsi Tahun 2018

Sumber: LKPK Provinsi Sumatera Selatan (2018), diolah.

Belanja Pemerintah Pusat terbesar ada pada fungsi Pelayanan Umum yang mencapai Rp30,67 triliun, dan belanja terendah adalah fungsi Pariwisata sebesar Rp3,01 miliar. Sedangkan pada Pemerintah Daerah, belanja terbesar ada pada fungsi Pelayanan Umum yang mencapai Rp13,24 triliun dan belanja terendah ada pada fungsi Pariwisata sejumlah Rp0,13 triliun. Di tahun 2018, Pemerintah Daerah tidak mengalokasikan dana untuk belanja fungsi Pertahanan dan Agama.

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL TAHUN 2018 (Halaman 72-77)

Dokumen terkait