• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

2. Belanja Modal

Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja Modal meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung, dan bangunan, peralatan, aset tak terwujud.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 53, belanja modal adalah anggaran pengeluaran APBD yang digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigrasi, dan jaringan, dan aset tetap lainnya. Dalam anggaran pengeluaran tersebut termasuk nilai pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap terwujud yang dianggarkan yang sebesar harga beli/bangunan aset tetapi tidak termasuk belanja honorarium panitia pengadaan

12

dan administrasi pembelian/pembangunan untuk memperoleh setiap aset karena telah dianggarkan pada belanja pengawai dan/atau belanja barang dan jasa.

Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, belanja modal merupakan belanja Pemerintah Daerah yang manfaatnya melebihi 1 Tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah dan selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan pada kelompok belanja administrasi umum. Belanja modal digunakan untuk memperoleh aset tetap pemerintah daerah seperti peralatan, infrastuktur, dan harta tetap lainnya. Belanja modal dapat menunjang kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan pelayanan publik dalam membentuk karakter daerah yang mandiri (Mardiasmo, 2009).

Menurut Adolf Wagner dalam Soepangat (1991:42-44) dan Mursinto (2005), pengeluara pemerintah dari waktu ke waktu semakin meningkat karena semakin bertambahnya kegiatan pemerintah yang memerlukan pembiayaan. Adolf Wagner menyebutkan dengan The Law of Ever Increasing State Activitiesatau selalu makin meningkatnya kegiatan negara atau hukum makin meningkatnya pengeluaran negara. Peningkatan pengeluaaran negara tersebut dalam arti relatif, yaitu membandingkan penegeluaran negara dengan produk Nasional Bruto dan atau membandingkan dengan pengeluaran sektor swasta.

Kriteria kapitalisasi dalam pengadaan/pemeliharaan barang/asset merupakan suatu tahap validasi untuk penetapan belanja modal atau bukan dan merupakan syarat wajib dalam penetapan kapitalisasi atau pengadaan barang/asset:

13

1. Pengeluaran anggaran belanja tersebut mengakibatkan bertambahnya asset dan/atau bertambahnya masa manfaat/umur ekonomis asset berkenaan.

2. Pengeluaran anggaran belanja tersebut mengakibatkan bertambahnya kapasitas, peningkatan standar kinerja, atau volume asset.

3. Memenuhi nilai minimum kapitalisasi dengan rincian sebagai berikut:

a. Untuk pengadaan peralatan dan mesin, batas minimal harga pasar barang adalah Rp 300.000,-

b. Untuk pembangunan dan/atau pemeliharaan gedung dan bangunan per paket pekerjaan adalah sebesar Rp 10.000.000,-

4. Pengadaan barang tersebut tidak dimaksudkan untuk diserahkan/dipasarkan kepada msyarakat atau entitas lain di luar pemerintah.

Belanja modal dipergunakan untuk antaara lain: 1. Belanja modal tanah

Seluruh Pengeluaran untuk pengadaan/ pembelian/ pembebasan/ penyelesaian, balik nama, pengosongan, penimbunan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertifikat tanah, pembuatan sertifikat tanah serta pengeluaran-pengeluaran lain yang bersifat administratif sehubungan dengan perolehan hak dan kewajiban atas tanah pada saat pembebasan/pembayaran ganti rugi sampai tanah tersebut siap digunakan/diapakai.

2. Belanja modal peralatan dan mesin

Pengeluaran untuk pengadaan peralatan dan mesin yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan antara lain biaya pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan

14

mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan, termasuk pengeluaran setelah perolehan (subsequent expenditure)peralatan dan mesin yang memenuhi persyaratan untuk dikapitalisasi.

3. Belanja modal gedung dan bangunan

Pengeluaran untuk memperoleh gedung dan bangunan baik secara konstraktual maupun swakelola sampai dengan gedung dan bagunan siap digunakan meliputi biaya pembeli atau biaya konstruksi, termasuk biaya pengurusan izin mendirikan bangunan, notaris, dan pajak (kontraktual). Dalam belanja m1, termasuk (subsequent expenditure)gedung persyaratan untuk dikapitalisasi. pengeluaran setelah perolehan dan bangunan yang memenuhi. 4. Belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan

Pengeluaran untuk memperoleh jalan dan jembatan, irigasi, dan jaringan sampai siap pakai/digunakan meliputi biaya perolehan atau biaya kontruksi dan biaya-biaya yang dikeluarkan sampai jalan dan jembatan, irigasi dan jaringan tersebut siap pakai termasuk pengeluaran setelah perolehan (subsequent expenditure) jalan, irigasi, dan jaringan yang memenuhi persyaratan untuk dikapitalisasi.

5. Belanja modal lainnya

Pengeluaran yang diperlukan dalam kegiatan pembentukan modal untuk pengadaan/pembangunan belanja modal lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan dalam akun belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan,jaringan (jalan, irigasi, daln lain-lain). temasuk dalam belanja modal ini : kontrak sewa beli (leasehold), pengadaan/pembelian barang-barang kesenian (art pieces), barang-barang purbakala dan barang-barang untuk museum, buku-buku dan jurnal ilmiah serta barang koleksi perpustakan

15

sepanjang tidak dimaksudkan untuk dijual dan diserahkan kepada masyarakat. Termasuk belanja modal lainnya adalah belanja modal non fisik yang besaran jumlah kuantitasnya dapat teridentifikasi dan terukur.

6. Belanja modal Badan Layanan Umum Daerah

Struktur anggaran Badan Layanan Umum Daerah terdiri dari pendapatan, belanja dan pembiayaan. Belanja operasi adalah belanja yang digunakan untuk menjalankan tugas dan fungsi dari Badan Layanan Umum Daerah. Belanja operasi bagi lagi menjadi belanja operasional dan non operasional. Belanja-belanja tersebut terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja bunga dan belanja lainnya. Sedangkan Belanja modal adalahseluruh belanja Badan Layanan Umum Daerah untuk memperoleh aset tetap dan aset lainnya yang memberikan manfaat lebih dari 12 bulan yang dipergunakan untuk kegiatan BULD.

1) Pengaruh Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Modal

Dana perimbangan bertujuan untuk menciptakan keseimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah serta antar pemerintah daerah. Dana Alokasi Khusus sebagai salah satu bentuk Dana Perimbangan merupakan dana yang dimaksudkan untuk mendanai kegiatan khusus yang menjadi urusan daerah dan merupakan prioritas nasional, sesuai dengan fungsi yang merupakan perwujudan tugas pemerintah dibidang tertentu, khususnya dalam upaya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat. Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus diarahkan kepada kegiatan investasi pembangunan, pengadaan, peningkatan, perbaikan sarana dan prasarana fisik pelayanan publik dengan umur ekonomis panjang. Dengan diarahkannya

16

pemanfaatan Dana Alokasi Khusus untuk kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatan pelayanan publik yang direalisasikan dalam belanja modal.

Wandira (2013) menyebutkan dalam penelitiannya bahwa Dana Alokasi Khusus berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. Sianipar (2011) menyatakan juga Dana Alokasi Khusus berpengaruh signifikan terhadap pengalokasian belanja modal.

Dokumen terkait