• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN

B. Standar Fasilitas Keselamatan dan Keamanan di Stasiun

2. Bencana Alam

Kondisi geologis, geografis, hidrologis, demografis, klimatologis, sosial, budaya, politik, ekonomi dan teknologi menjadikan Indonesia sebagai negara yang rawan bencana, baik bencana alam, bencana non alam, maupun bencana sosial. Bencana baik dalam skala kecil

PT. DELIMA LAKSANA TATA V-40 maupun besar dapat mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, cacat, luka, hilang, pengungsi, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Untuk mengurangi dampak bencana terhadap korban, maka perlu upaya penyelamatan melalui pencarian, pertolongan, dan evakuasi. Dalam upaya penyelamatan tersebut perlu diprioritaskan pada masyarakat terkena bencana yang mengalami luka parah dan kelompok rentan. Terhadap masyarakat terkena bencana yang meninggal dunia dilakukan upaya identifikasi dan pemakaman.

Peralatan keselamatan untuk bencana alam, khususnya di area stasiun KA meliputi:

a. papan petunjuk jalur evakuasi; b. pengeras suara (public address).

a. Papan Petunjuk Jalur Evakuasi

Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban bencana dari lokasi bencana ke tempat yang aman dan atau penampungan pertama untuk mendapatkan tindakan penanganan lebih lanjut. Prinsip-prinsip pelaksanaan evakuasi meliputi:

1) Cepat dan tepat; bahwa dalam operasi pencarian, pertolongan, dan evakuasi korban bencana dilaksanakan secara cepat dan tepat sesuai dengan tuntutan keadaan.

2) Dapat diandalkan; bahwa dalam pencarian, pertolongan, dan evakuasi korban bencana dilakukan oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) yang handal.

3) Prioritas; bahwa dalam pencarian, pertolongan, dan evakuasi korban bencana harus diutamakan kepada korban gawat darurat dan kelompok rentan.

PT. DELIMA LAKSANA TATA V-41 4) Koordinasi; bahwa dalam pencarian, pertolongan, dan evakuasi korban bencana didasarkan pada pembagian tugas yang jelas dan saling mendukung.

5) Keterpaduan; bahwa dalam pencarian, pertolongan, dan evakuasi korban bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan saling mendukung sesuai dengan peraturan kebencanaan yang ada.

6) Berhasil guna; bahwa dalam kegiatan pencarian, pertolongan, dan evakuasi korban harus berhasil, khususnya dalam mengatasi kesulitan korban bencana dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya yang berlebihan.

7) Transparansi; bahwa dalam pencarian, pertolongan, dan evakuasi korban bencana dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan.

8) Akuntabilitas; bahwa dalam pencarian, pertolongan, dan evakuasi korban bencana dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan secara etik dan hukum.

9) Kemitraan; bahwa dalam pencarian, pertolongan, dan evakuasi korban bencana harus melibatkan berbagai pihak secara seimbang.

10) Pemberdayaan; bahwa dalam pencarian, pertolongan, dan evakuasi korban bencana dilakukan dengan melibatkan masyarakat korban bencana secara aktif.

11) Non-diskriminasi; bahwa dalam pencarian, pertolongan, dan evakuasi korban bencana tidak memberikan perlakuan yang 12) berbeda terhadap jenis kelamin, suku, agama, ras, aliran

PT. DELIMA LAKSANA TATA V-42 13) Non-proletisi; bahwa dalam pencarian, pertolongan, dan evakuasi korban bencana dilarang menyebarkan agama atau keyakinan.

14) Keselamatan; bahwa dalam pencarian, pertolongan, dan evakuasi, keselamatan petugas diutamakan.

Kegiatan evakuasi dilakukan dengan langkah-langkah:

1) Tim evakuasi menuju lokasi bencana bersama tim pencarian dan tim penolong;

2) Memindahkan korban bencana keluar dari sumber bencana ke tempat yang lebih aman untuk mendapat tindakan selanjutnya; 3) Memberikan pengobatan sementara kepada korban bencana

selama dalam perjalanan;

4) Memberikan dukungan sosial dan psikologis kepada korban bencana;

5) Melaporkan kegiatan evakuasi secara berkala per 3 jam atau per 6 jam atau sesuai kondisi.

Pada area stasiun KA, terkait kegiatan evakuasi jika terjadi bencana/kecelakaan harus dilengkapi dengan papan petunjuk jalur avakuasi. Papan petunjuk jalur evakuasi, adalah tulisan atau simbol/tanda petunjuk arah berlari atau berkumpul bila terjadinya bencana alam atau bencana kecelakaan lainnya.

b. Pengeras Suara (Public Address)

Pengeras suara (public address), adalah seperangkat alat pengeras suara untuk memberikan informasi secara audio apa bila terjadi bencana alam atau bencana kecelakaan lainnya. Pengeras suara

PT. DELIMA LAKSANA TATA V-43 (berupa loud speaker atau speaker) bisa juga diartikan sebagai transduser yang mengubah sinyal elektrik ke frekuensi audio (suara) dengan cara menggetarkan komponennya yang berbentuk membran. Dalam setiap sistem penghasil suara, pengeras suara merupakan penentu kualitas suara. Rekaman yang baik, dikodekan ke dalam alat penyimpanan yang berkualitas tinggi, dan dimainkan dengan tape deck dan pengeras suara kelas atas, akan menghasilkan suara dengan kualitas rendah bila dikaitkan dengan pengeras suara yang kualitasnya rendah.

Sistem pada pengeras suara adalah suatu komponen yang meggubah kode sinyal elektronik, dalam penyimpan kepingan CD, pita magnetik tape, dan kepingan DVD, lalu mengembalikannya lagi ke dalam bentuk suara aktual yang dapat kita dengar. Pengeras suara adalah sebuah teknologi menakjubkan yang memberikan dampak yang sangat besar terhadap budaya kita, namun sebenarnya pengeras suara hanyalah sebuah alat yang sederhana.

Pada dasarnya, speaker merupakan mesin penterjemah akhir, kebalikan dari mikrofon. Speaker dari sinyal elektrik dan dirubahnya kembali menjadi getaran untuk menggetarkan udara untuk membuat gelombang suara. Speaker menghasilkan getaran yang hampir sama dengan yang diterima getarannya oleh mikrofon, yang direkam dan dikodekan pada pita magnetik (tape), kepingan CD, LP, dan lain-lain. Speaker tradisional melakukan proses ini dengan menggunakan satu drivers atau lebih.

PT. DELIMA LAKSANA TATA V-44 Sebuah drivers memproduksi gelombang suara dengan menggetarkan cone yang fleksibel atau diafragma secara cepat.

Cone tersebut biasanya terbuat dari kertas, ataupun logam, yang

berdempetan pada ujung yang lebih besar pada suspension. Suspension atau surround, merupakan material yang fleksibel yang menggerakkan cone, dan mengenai bingkai logam pada

drivers, disebut basket.

Ujung panah pada cone berfungsi menghubungkan cone ke voice

coil. Coil tersebut didempetkan pada basket oleh spider, yang

merupakan sebuah cincin dari material yang fleksibel. Spider menahan coil pada posisinya sambil mendorongnya bergerak kembali dengan bebas dan begitu seterusnya.

Proses speaker coil bergerak, kembali ke posisi semula dan seterusnya adalah sebagai berikut. Elektromagnet diposisikan pada suatu bidang magnet yang konstan yang diciptakan oleh sebuah magnet permanen. Kedua magnet tersebut, yaitu elektromagnet dan magnet permanen, berinteraksi satu sama lain seperti dua magnet yang berhubungan pada umumnya. Kutub positif pada elektromagnet tertarik oleh kutub negatif pada bidang magnet permanen dan kutub negatif pada elektromagnet ditolak oleh kutub negatif magnet permanen. Ketika orientasi kutub elektromagnet bertukar, bertukar pula arah dan gaya tarik-menariknya. Dengan cara seperti ini, arus bolak-balik secara konstan membalikkan dorongan magnet antara voice coil dan magnet permanen. Proses inilah yang mendorong coil kembali dan begitu seterusnya dengan cepat. Sewaktu coil bergerak, ia mendorong dan menarik speaker cone. Hal tersebut menggetarkan

PT. DELIMA LAKSANA TATA V-45 udara di depan speaker, membentuk gelombang suara. Sinyal audio elektrik juga dapat diinterpretasikan sebagai sebuah gelombang. Frekuensi dan amplitudo dari gelombang ini, yang merepresentasikan gelombang suara asli, mendikte tingkat dan jarak pergerakan voice coil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa frekuensi dan amplitudo dari gelombang suara diproduksi oleh diafragma.

Gambar V-17 Jenis dan Model Alat Pengeras Suara (Public Adress)

Speaker tradisional memproduksi suara dengan cara mendorong

dan menarik elektromagnet yang menyerang cone yang fleksibel. Walaupun drivers pada dasarnya memiliki konsep yang sama, namun ukuran dan kekuatan yang dimiliki berbeda-beda. Tipe-tipe dasar drivers antara lain: woofers, tweeter, dan midrange. Woofers merupakan tipe drivers yang paling besar yang dirancang untuk menghasilkan suara dengan frekuensi rendah frekwensi suara 500 Hz kebawah. Sedangkan midrange, mampu menghasilan jarak frekwensi yang berada di tengah-tengah spektrum suara frekwensi 500 sampai frekwensi 4 KHz. Tweeter memiliki unit-unit yang lebih kecil dan dirancang untuk menghasilkan frekuensi suara paling tinggi di atas 4 KHz.

PT. DELIMA LAKSANA TATA V-46 Untuk dapat membuat gelombang frekuansi yang lebih tinggi, diafragma drivers harus bergetar lebih cepat. Hal ini lebih sulit dilakukan dengan cone yang berukuran besar karena berarti, massa cone tersebut juga besar.

3. Kecelakaan

Peralatan keselamatan yang berkaitan dengan kecelakaan, meliputi: a. batas peron;

b. petunjuk hati-hati menyeberang jalur kereta api; c. kotak P3K;

d. pos kesehatan; e. tandu;

f. kursi roda;

g. pemisah jalur masuk-keluar stasiun; h. pemisah jalur antrian loket.

a. Batas Peron

Batas peron, adalah tanda batas jarak maksimal yang diperkenankan berdiri di pinggir peron jalur kereta api. Batas aman peron pada stasiun standar berwarna kuning. Persyaratan jarak tanda batas aman peron untuk stasiun besar, sedang dan kecil adalah:

1) Peron tinggi, minimal 350 mm dari sisi tepi luar ke as peron; 2) Peron sedang, minimal 600 mm dari sisi tepi luar ke as peron;

dan

PT. DELIMA LAKSANA TATA V-47 b. Petunjuk Hati-Hati Menyeberang Jalur Kereta Api

Petunjuk hati-hati menyeberang jalur kereta api, adalah papan informasi bertuliskan hati-hati menyeberang jalur kereta api.

c. Kotak P3K

Kotak P3K, adalah kotak yang berisi obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan.

Kotak P3K sangatlah perlu dimiliki oleh setiap penyelenggara sarana maupun prasarana transportasi. Siapa pun memang tidak mengharap sesuatu yang buruk terjadi, tapi sebaiknya kita harus mempersiapkan diri jika suatu saat terjadi kecelakaan. Kotak P3K ini bisa tempatkan di dalam ruangan rumah, kantor, sarana transportasi dan tempat-tempat pelayanan publik lainnya, atau disiapkan untuk dibawa-bawa ketika melakukan perjalanan. Lalu apa saja yang harus ada dalam kotak P3K.

Gambar V-18 Contoh dan Model Kotak P3K

Sebenarnya tidak ada pedoman baku mengenai barang atau obat apa saja yang harus ada di dalam kotak P3K tersebut, namun beberapa daftar berikut ini bisa dijadikan patokan sederhana untuk mengisi dengan barang atau obat apa saja yang harus ada dalam kotak P3K, idealnya seperti antara lain sebagai berikut ini.

PT. DELIMA LAKSANA TATA V-48 1) kassa steril terbungkus;

2) plester perekat;

3) perban berperekat berbagai ukuran; 4) perban elastic;

5) tissue antiseptic; 6) sabun;

7) salep/krim antibiotic;

8) cairan antiseptic (misalnya cairan hydrogen peroksida); 9) salep/krim yang mengandung hidrokortison 1%;

10) obat pereda nyeri (misalnya paracetamol/ibuprofen);

11) obat-obatan resep dokter yang biasa digunakan oleh anggota keluarga;

12) pinset;

13) gunting tajam; 14) peniti;

15) lotion yang mengandung calamine; 16) kapas beralkohol;

17) alkohol 70%; 18) termometer badan; 19) sarung tangan karet;

20) senter dengan baterai tambahan;

21) daftar nomor telepon untuk keadaan darurat; dan 22) buku petunjuk cara memberikan P3K.

Selain hal-hal di atas, kotak P3K ini juga harus diusahakan terbuat dari bahan yang ringan namun kuat, mudah dibawa, atau jika untuk ditempatkan di suatu tempat dalam ruangan kantor dan

PT. DELIMA LAKSANA TATA V-49 tempat-tempat pelayanan publik lainnya sebaiknya mudah terlihat, berwarna cerah, dan tidak gampang kemasukan air.

Ada baiknya juga jika kita paham benar tentang cara memberikan P3K yang benar. Akan percuma kalau mempunyai sarana yang bagus tapi tidak tahu teknik dasar P3K. Jika sudah memahaminya, kemudian, perlu memeriksa keadaan barang dan obat-obatan dalam kotak P3K tersebut, sehingga jangan sampai obat yang kadaluarsa.

d. Pos Kesehatan

Pos kesehatan di stasiun KA adalah fasilitas ruang kesehatan untuk pemeriksaan, pengobatan dan penanganan/pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) yang terjadi di area stasiun KA dan dibangun untuk menangani kondisi darurat. Pos kesehatan tersebut wajib dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penunjang kegiatan P3K dan menyediakan petugas kesehatan yang telah memiliki lisensi/kompetensi dari Kepala Instansi yang berwenang dan bertanggungjawab pada bidang tersebut.

Petugas kesehatan mempunyai kewajiban antara lain:

1) melaksanakan tindakan P3K jika terjadi kecelakaan di area stasiun KA;

2) merawat fasilitas-fasilitas yang terdapat di pos kesehatan; 3) mencatat setiap kegiatan pelaksanaan P3K di area tugasnya; 4) melaporkan kegiatan P3K kepada atasannya.

PT. DELIMA LAKSANA TATA V-50 e. Tandu

Tandu, adalah alat bantu atau fasilitas tandu untuk mengangkut orang sakit ataupun korban kecelakaan yang terjadi di area stasiun KA.

f. Kursi Roda

Kursi roda adalah alat bantu yang digunakan oleh orang yang mengalami kesulitan berjalan menggunakan kaki, baik dikarenakan oleh penyakit, cedera, maupun cacat. Alat ini bisa digerakan dengan didorong oleh pihak lain, digerakan dengan menggunakan tangan, atau dengan menggunakan mesin otomatis. Pemakaian pertama kursi roda di Inggris tercatat pada tahun 1670-an.

Saat ini terdapat beberapa jenis kursi roda yang biasa digunakan yaitu kursi roda manual dan kursi roda listrik.

Kursi roda manual adalah kursi roda digerakkan dengan tangan si penderita cacat, merupakan kursi roda yang biasa digunakan untuk semua kegiatan. Kursi roda seperti ini tidak dapat digunakan oleh penderita cacat yang mempunyai kecacatan ditangan juga.

Sedangkan kursi roda listrik merupakan kursi roda yang digerakkan dengan motor listrik biasanya digunakan untuk perjalanan jauh bagi penderita cacat atau bagi penderita cacat ganda sehingga tidak mampu untuk menjalankan sendiri kursi roda, untuk menjalankan kursi roda mereka cukup dengan menggunakan tuas seperti joystick untuk menjalankan maju,

PT. DELIMA LAKSANA TATA V-51 mengubah arah kursi roda belok kiri atau belok kanan dan untuk mengerem jalannya kursi roda.

Biasanya kursi roda listrik dilengkapi dengan alat untuk mengecas/mengisi ulang aki/baterainya yang dapat langsung dimasukkan dalam stop kontak dirumah/bangunan yang dikunjungi.

Terdapat beberapa fasititas umum yang wajib dilengkapi dengan aksesibilitas bagi pengguna kursi roda seperti:

1) Trotoar yang dilengkapi kelandaian pada setiap persilangan/persimpangan dengan jalan ataupun akses bangunan.

2) Kelandaian untuk masuk gedung.

3) Lift khusus di bangunan bertingkat yang dilengkapi dengan eskalator.

4) Angkutan umum dengan lantai yang rendah (low floor). 5) Fasilitas parkir mobil yang khusus bagi penderita cacat.

g. Pemisah Jalur Masuk-Keluar Stasiun

Pemisah jalur masuk-keluar stasiun, adalah fasilitas jalur khusus untuk memisahkan jalur masuk-keluarnya penumpang.

PT. DELIMA LAKSANA TATA V-52 h. Pemisah Jalur Antrian Loket

Pemisah jalur antrian loket, adalah fasilitas jalur khusus untuk memisahkan jalur antrian penumpang di loket karcis.

Dokumen terkait