• Tidak ada hasil yang ditemukan

respon terhadap

PONDOK PESANTREN AL-MANAR

E. Keadaan Bangunan Fisik

1. Bentuk atau Model Pendidikan Kemasyarakatan

Pendidikan di pondok pesantren .tidak diarahkan untuk memasuki dunia kerja (employment) di dalam hierarkhi pemerintahan sebagai pegawai negeri. Pendidikan di pondok pesantren lebih diarahkan kepada pembinaan manusianya sebagai insan muslim yang berbekal iman, ilmu dan akhlak dan berbagai kecakapan yang dididikkan, diajarkan dan dilatihkan kepadanya untuk mampu mengembangkan dirinya dan hidup dalam berbagai kemungkinan yang dijumpainya di masyarakat yang mempunyai berbagai lapangan hidup dan lapangan perjuangan yang luas, dimana masyarakat selalu mengalami perubahan dan perkembangan secara dinamis4

Peran dan fungsi pondok pesantren selain sebagai lembaga ilmu adalah peran kemasyarakatan dan inilah sebenamya tujuan belajar. Maka

3Hasil wawancara dengan K. As’ad Haris Nasution, selaku Pimpinan Umum pada tanggal 23 Januari 2007

92

dapat dilihat bahvva kyai bukanlah sekedar pemimpin bagi pesantrennya tetapi juga kyai bagi lingkungannya sebagai informal leader yang sering lebih ditaati dari tokoh manapun.

Di pondok pesantren Al-Manar peran pesantren sebagai lembaga pendidikan dan lembaga kemasyarakatan sudah dicobakan sebagai sebuah sistem yang ekologis. Pihak pondok pesantren berusaha dengan sungguh- sungguh mencari cara yang tidak lepas dari lingkungan agar tidak tercabut dari akarnya. Karena pondok pesantren adalah lembaga yang tradisional dan itu yang tidak boleh dilupakan. Dan yang merupakan cita-cita adalah menjadikan pondok pesantren Al-Manar menjadi laboratorium masyarakat yang tradisional.

Satu perubahan masyarakat harus didukung oleh semua warganya dan jangan sampai mendatangkan guncangan sosial (Cultural Shock). Sehingga dengan demikian masyarakat akan terlibat, turut merasakan, memiliki dan mempertanggungj awabkanny a bersama. Pembangunan masyarakat tidak benar hanya dimiliki oleh sekelompok kecil anggota masyarakat. Namun begitu, harus ada seorang/sekelompok orang yang mau berpikir dan berusaha serius, berani mengambil prakarsa serta siap menghadapi segala kemungkinan yang akan teijadi.

Sebagaimana telah diungkapkan bahwa pendidikan

kemasyarakatan tidak hanya menyiapkan pengetahuan dan ketrampilan untuk memasuki dunia keija, namun berfungsi untuk melayani aneka ragam

kebutuhan pendidikan di masyarakat. Tentu saja layanan ini melalui jalur sekolah (formal), jalur luar sekolah (non formal) dan jalur keluarga (in formal).

1. Jalur Pendidikan Formal.

Menurut Drs.Sanapiah Faisal, bahwa jalur pendidikan formal atau sekolah dalam wujud legalitas formalnya terstandarisir dalam hal jenjang, lama belajar, paket kurikulum, persyaratan dan lain-lain. Dalam hal ini bahwa pendidikan formal memiliki persyaratan organisasi dan pengolahan yang relatif ketat, lebih formalitas dan terikat.5

Jalur pendidikan formal disebut tfengan jalur sekolah, dari jenjang yang terendah sampai yang tcrtinggi termasuk juga madrasah dan pondok pesantren. Diselenggarakannya sekolah disebabkan oleh perkembangan dan kemajuan masyarakat yang pesat sehingga menimbulkan defferensiasi dan spesialisasi yang meluas 6

Demikian juga di pondok pesanfren Al-Manar, jalur pendidikan formal yang ada berbentuk madrasah dan berada dalam satu wadah yaitu KMI (Kulliyatul Mu'allimin Al-Islamiyah) sebagai basis pendidikan formalnya. Waktu belajar di KMI selama 6 tahun untuk mendapatkan materi- materi pelajaran umum maupun agama, kemudian melaksanakan praktek mengajar selama satu tahun sebagai wujud pengabdian bagi para santri.

Mata pelajaran umumnya untuk kelas I sampai kelas 3 adalah

5Sanapiah Faisal, Pendidikan Luar Sekolah, di Dalam Si stem Pendidikan Dan

PembangunanNasional, (Surabaya : Usaha Nasional, 1981 ), hal. 46

94

setingkat dengan SMP, maka hal ini sudah menunjukkan pada kita tentang bagaimana pondok pesantren Al-Manar menyesuaikan diri dengan perkembangan pendidikaa Yang demikian ini akan memberikan kesan/image bahwa pelajaran umumpun dapat dipelajari di lingkungan pendidikan pondok pesantren. Kemudian mata pelajaran umum untuk kelas 4 sampai kelas 6 setingkat dengan SMA dan pelajaran agama setingkat dengan madrasah Aliyah.

Sistem pendidikan dan pengajaran yang diterapkan di pondok pesantren Al-Manar menerapkan sistem klasikal dan diterapkan juga sistem pendidikan ko-edukasi yaitu sistejn pendidikan dimana santri putri belajar bersama dengan santri putra dalam satu kelas.

2. Jalur Pendidikan Non Formal

Jalur pendidikan ini disebut juga jalur pendidikan luar sekolah, paket pendidikannya berjangka pendek, setiap program pendidikannya merupakan suatu paket yang sangat spesifik dan biasanya lahir dari kebutuhan dan untuk persyaratan lebih fleksibel.7

Pendidikan non formal yang dilakukan meliputi pendidikan yang sebagian tercakup dalam pendidikan ekstrakurikuler, dalam latihan/kursus-kursus dan penyuluhan. Sasaran pendidikan non formal adalah para santri yang menempuh pendidikan formal di pesantren, masyarakat sekitar di lingkungan pesantren dari masyarakat sekitar Desa Bener.

Pendidikan non formal diadakan sebagai unsur pelengkap (komplementer) terhadap pendidikan formal. Efektivitasnya mulai nampak selama santri menempuh pendidikan, perubahan sikap, kemampuan dan pengetahuan. Pendidikan non formal yang dilakukan pesantren di masyarakat mempunyai tujuan agar para warga masyarakat yang menerima penyuluhan dan para petugas penyuluhan pesantren di desa-desa dapat menunjukkan perubahan dalam berpikir yang lebih terbuka dan sikap yang lebih maju, sehingga proses perkembangan desa dapat dipercepat.

Pelaksanaan pendidikan non fqrmal di pondok pesantren Al- Manar mempunyai tujuan untuk membina para santri khususnya dan membekalinya dengan ketrampilan, mengembangkan kepribadiannya agar mampu menemukan dirinya sendiri sehingga berani menentukan pilihan hidupnya. Sedangkan pada umumnya berguna bagi masyarakat sekitar pesantren dan masyarakat sekitar Desa Bener.

Selanjutnya disamping pendidikan di kelas yang sifatnya formal, juga ada kegiatan yang sifatnya ekstrakurikuler, hal ini merupakan bentuk pendidikan non formal bagi santri yang dilaksanakan di pondok pesantren Al-Manar meliputi beberapa kegiatan diantaranya sebagai berikut:

1. Latihan pidato kepemimpinan 2. Latihan Al-Barzanji (Zdibaan) 3. Pra karya/pendidikan ketrampilan

96

4. Pengajaran kitab kuning 5. Latihan kesenian 6. Olah raga

7. Beladiri/pencak silat

Kegiatan ini semuanya diurus oleh para santri termasuk dalam hal menangam koperasi serta pembukuannya. Sementara itu guru berfungsi sebagai tut wuri handayani dan kyai sebagai pemantau.

Sedangkan bentuk pendidikan non formal bagi warga masyarakat sekitar lebih terfokus pada kegiatan pendidikan ketrampilan diantaranya adaiah :

1. Pertanian dan perkebunan 2. Petemakan dan perikanan 3. Pertukangan dan perbengkelan 4. Perkoperasian

Pendidikan ketrampilan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang sangat penting bagi para santri. Sesuai dengan panca jiwa pondok (Keikhlasan. Ukhuwah Diniyah, Kesederhanaan, Berdikari dan Bebas), maka pendidikan ketrampilan yang dimaksudkan untuk menambah bekal dan melatih para santri supaya trampil, sanggup menolong diri sendiri dan tidak menggantungkan hidupnya pada orang lain, di samping itu juga untuk menanamkan dan memupuk sifat kegotong-royongan. Pendidikan ketrampilan ini sudah diberikan sejak semula berdirinya pondok pesantren seperti latihan pertukangan, perkebunan, perikanan

dan pertanian. Dalam perkembangan kini pendidikan ketrampilan dilakukan dengan keijasama dengan dinas-dinas yang bersangkutan, namun demikian keadaannya juga masih sederhana karena peralatannya belum memadai.

3. Jalur Pendidikan In Formal

Jalur pendidikan in formal ini sama sekali tidak terorganisasi secara struktural, tidak terdapat peijenjangan kronologis, lebih merupakan hasil pengalaman belajar individual mandiri dan pendidikannya tidak teijadi di dalam medan interaksi belajar mengajar buatan sebagairnana pendidikan formal dan pendidikan non formal. Contoh kongkritnya seperti pendidikan yang terjadi sebagai akibat wajar dari fungsi keluarga, media massa, acara keagamaan, pertunjukan seni atau hiburan, partisipasi dalam kelompok-kelompok organisasi dan sebagainya.8

Pendidikan in formal dalam pondok pesantren Al-Manar terutama bagi para santri tidak mempunyai bentuk yang baku seperti pada jalur pendidikan formal dan pendidikan non formal, namun berjalan wajar serta kondisional dengan kegiatan-kegiatan yang lain. Pendidikan ini berkaitan langsung antara para santri dengan kyai dan terjadi berbagai interaksi dan hubungan yang sangat komunikatif.

K. Muhamad Imam Fauzi sebagai pengasuh pondok Pesantren Al-Manar menempatkan dirinya sebagai ayah bagi para

98

santrinya sehingga hubungan mereka sebagai hubungan antar anggota keluarga. Dan para santri pun sebagai anak secara terbuka dapat mengadukan segala problemanya kepada kyai, sebagai ayah kyai menyediakan waktu khusus untuk mendengarkan keluhan-keluhan dari para santri. Pelaksanaannya, di bagian depan rumah kyai disediakan kotak pengaduan (dikenal dengan istilah "kotak putih'). Melalui kotak inilah para santri bisa mengadukan persoalannya secara tertulis, kemudian biasanya kyai memanggilnya untuk diajak musyawarah mencari jalan keluamya.9

Sedangkan pendidikan in foimal yang dirasakan masyarakat sangatlah besar sehingga mampu merubah keadaan masyarakat Desa Bener pada waktu itu, dari kondisi yang rawan dan sangat memprihatinkan menjadi suatu masyarakat yang berpendidikan, harkat dan martabatnya terangkat secara status sosial ekonomi masyarakat. Hal ini tidak lain karena jasa besar K. Muhamad Imam Fauzi yang telah merintis kembali berdirinya pondok pesatren Al-Manar10.

Melihat keadaan dan tantangan yang ada di Desa Bener maka hal ini harus dirubah dengan jalan pendidikan dan pembangunan masyarakat. Adapun usaha yang dilakukan adalah mengadakan perombakan mental masyarakat terhadap pentingnya hidup dan keyakinan agama Islam yang mantap. Disamping itu pembangunan

9Hasil wawancara dengan K. As’ad Haris Nasution, selaku Pimpinan Umum pada tanggal 23 Januari 2007

10 Hasil wawancara dengan K. M. Shodiq, selaku Pengajar Madrasah Diniyyah dan pemuka masyarakat pada tanggal 20 Januari 2007.

masyarakat mutlak diperlukan atas dasar swadaya dan gotong royong masyarakat.

Selain beberapa jalur pendidikan yang tel«h dikemukakan di atas seperti jalur pendidikan formal, non formal dan in formal, pondok pesantren Al-Manar juga melaksanakan pendidikan kemasyarakatan melalui dua bidang yaitu bidang spiritual dan bidang material. Dan pemaparan dari kedua bidang itu adalah sebagai berikut :n

a. Bidang Spiritual

1) Membina / membentuk kelompok-kelompok pengajian di tiap- tiap pedukuhan. Pengajian ini diperuntukkan terutama untuk orang-orang tua dan dilaksanakan setiap 35 hari sekali. Materi pengajaran disamping disampaikan masalah-masalah keagamaan, disisipkan masalah kemasyarakatan.

2) Membentuk/membina kelompok pengajian remaja di peudukuhan. Kegiatannya dilaksanakan setengah bulan sekali, berupa ceramah keagamaan, latihan pidato, diskusi masalah kepemudaan dan sosial.

3) Menyelenggarakan latihan qiro'ah untuk para remaja tiap-tiap minggu sekali.

4) Membentuk / membina pengajian anak-anak yang diadakan di masjid / musholla setiap habis maghrib.

5) Menyelenggarakan pertemuan selapanan untuk Seluruh

1 'Hasil wawancara dengan K. Fatkhurrohman, selaku Wakil Pimpinan Umum pada tanggal 24 Januari 2007.

100

anggota simpan pinjam. Dalam pertemuan itu disamping dibicarakan upaya pemecahan problem-problem usaha kerja mereka, juga disampaikan bimbingan rohani melalui ceramah keagamaan.

Semua kegiatan tersebut tentu saja terwujud atas keijasama antara pihak pesantren termasuk santri-santri yang sudah senior dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat baik formal leader maupun spiritual leader,

b. Bidang Material

1) Program latihan ketrampilan, antara lain meliputi pertukangan (kayu dan batu), perbengkelan, kerajinan rakyat, teknologi tepat guna, perkoperasian, administrasi, management, organisasi, komunikasi, perpustakaan dan kader pengembangan swadaya masyarakat.

2) Program penyuluhan pertanian, perkebunan, petemakan dan perikanan. Penyuluhan peningkatan usaha tani tersebut dilaksanakan dengan jalan membina kelompok-kelompok tani dan sekaiigus melakukan percobaan-percobaan. Meningkatkan pemanfaatan lahan/sawah, kebun dan halaman. Peningkatan pemeliharaan temak, termasuk petemakan ikan dengan membuat beberapa koiam percobaan untuk pembibitan dan pemeliharaan bibit unggul baru serta pengenalan teknik pemeliharaan ikan yang baru.

3) Program Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) dengan menyelenggarakan latihan-latihan bagi kader kesehatan dan kader gizi yang bekeija sama dengan puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten dan juga dengan Palang Merah Indonesia (PM1). Para kader kesehatan dan kader gizi tersebut kemudian bersama masyarakat mendirikan pos-pos obat, melayani perawatan kesehatan dan penyuluhan gizi dan mengembangkan usaha dana sehat.

4) Program perbaikan lingkungan dan pengadaan air bersih. Dengan jalan menata lingkuogan sebaik mungkin dan juga memperbaiki prasarana jalan-jalan, melakukan penghijauan dengan tanamantanaman atau pohon yang lebih bermanfaat. Menaikkan air dari sungai ke lingkungan masyarakat sehingga dapat dimanfaatkan dengan jalan menggunakan teknik hidran dan mengatur saluran-salurannya. Juga membuat bak-bak untuk penampungan yang kesemua itu diatur rapi sesuai dengan tujuan kelestarian lingkungan. Disamping itu juga mengusahakan pengadaan air bersih dengan perbaikan sumur-sumur maupun mengembangkan usaha sanitasi air bersih dengan didahului program-program latihan dan persiapan sebelum penerapan teknologinya. Air bersih itu disalurkan ke masjid-masjid dan rum ah-rum ah penduduk yang membutuhkan.

102

latihan-latihan pertukangan kayu dan batu, pembentukan kelompok keija, penyediaan bahan-bahan bangunan serta bergotong royong untuk memperbaiki dan memugar rumah- rumah penduduk agar sesuai dengan syarat-syarat kesehatan dan keindahan lingkungan.

6) Program peningkatan usaha kerajinan rakyat dengan jalan melaksanakan berbagai latihan baik yang berkenaan dengan pengembangan desain, difersifikasi jenis kerajinan, pengelolaan dan pengawetan bahan, management produksi dan usaha pemasaran hasil-hasilnya.12

Pendidikan di pondok pesantren berorientasi ke masyarakat, berbagai pendidikan, pengajaran, latihan dan pengaiaman di pondok pesantren diarahkan untuk mengantarkan santri agar dapat hidup dan berjuang di masyarakat dengan baik, yang tidak terbatas oleh lembaga-lembaga keagamaan saja, tetapi juga dalam usaha ekonomi dan sosial pada umumnya.

Sesuai dengan asas kebebasannya, pesantren juga tidak pernah mengarahkan santrinya untuk memasuki salah satu organisasi atau partai politik tertentu. Sekeluamya dari pondok pesantren, maka bebas memiiih lapangan hidup dan organisasi yang dimasuki, dengan jiwa besar, pandangan luas, sikap terbuka dan mampu berkomunikasi dengan baik.

Pondok pesantren Al-Manar yang lebih merupakan masyarakat yang bersama-sama belajar itu (the learning community) merupakan penerangan bagi masyarakat sekitarnya. Penerangan (informasi) ini tidak hanya terfokus pada masalah-masalah keagamaan saja tetapi juga masalah-masalah pendidikan, sosial, ekonomi dan masalah teknik. Arah dan tujuan pondok pesantren adalah kemasyarakatan. Para pemuda dan masyarakat desa bisa memanfaatkan perpustakaan pondok pesantren Al-Manar untuk menambah pengetahuannya. Di dalam perpustakaan itu tersedia buku-buku agama, pengetahuan sosial, bahan bacaan tentang pertanian, petemakan, perikanan, dan pertukangan.

Dalam beberapa hal para santri belajar pada orang kampung, misalnya pertukangan, pertanian dan sebagainya. Sebaliknya orang desa juga belajar kepada santri. pondok pesantren belajar dari masyarakat, masyarakat menjadi laboratorium kehidupan dari pondok pesantren. Dan masyarakatpun belajar dari pondok, berbagai inovasi berasal dari pondok disebarkan kepada masyarakat. Dengan demikian proses saling memberi, benar-benar diusahakan untuk dilaksanakan. Para santri belajar menghargai dan dihargai, belajar memimpin dan dipimpin. Termasuk juga para ustadz bahkan juga kyai, membuka lebar-lebar pintu kritik dari manapun datangnya.

104

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Partisipasi Pondok

Dokumen terkait