HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Penelitian
IV.1.4 Bentuk Motivasi Orangtua pada Anak
No Nama Informan Alasan orangtua menyekolahkan anak di YPAC
Tahun masuk dan kemajuan yang dialami Sumber informasi tentang YPAC Terapi yang di ikuti anak 1. Rahimah
Agar terarah dan lingkungan sekolah nyaman Tahun 2010. Kemajuan masih sedikit Memang sudah
mengetahui Terapi bicara
2.
Cut Indah Meutia
Agar bersosialisasi dan dekat dari
rumah
Tahun 2010. Lebih penurut
Memang sudah
mengetahui Tidak ada
3.
Masnidar Hrp
Agar bersosialisasi dan dekat dari
rumah
Tahun 2010. Kemajuan masih
sedikit Dokter Terapi bicara
4.
Habibah Sani
Agar anak tidak merasa malu dengan kondisinya
Tahun 2010. mampu
bersosialisasi Tetangga Tidak ada
5.
Lumban Tobing
Agar bisa lebih maju dan mandiri
Tahun 2010. Lebih mengerti di
nasehati Tetangga Terapi bicara
6. Nursaibah
Agar bersosialisasi dan dekat dari
rumah
Tahun 2001.
Lebih mandiri. Dokter Tidak ada
7. Yuniar
Agar terarah dan lingkungan sekolah nyaman
Tahun 2005. mampu
Para informan juga memberikan tanggapan mengenai kategori pertanyaan tentang
bentuk motivasi orangtua pada anak down syndrome yang juga dapat di kelompokkan ke dalam
beberapa jawaban berdasarkan sub pertanyaan yang peneliti berikan yaitu pertama mengenai
alasan orangtua menyekolahkan anak di YPAC. Berdasarkan hasil wawancara, peneliti melihat
dari ketujuh informan ada tiga informan (Indah, Masnidar dan Nursaibah) yang menjawab sama
yaitu agar bersosialisasi dan dekat dari rumah. Sedangkan dua informan menjawab agar anaknya
lebih terarah dan lingkungan sekolahnya nyaman. Selain itu, ada satu informan yang menjawab
agar anak tidak merasa malu dengan kondisinya dan satu informan pula yang menjawab Agar
bisa lebih maju dan mandiri.
Sedangkan untuk sub pertanyaan kedua mengenai tahun masuk dan kemajuan yang
dialami anak down syndrome, ada lima informan (Rahimah, Indah, Masnidar, Habibah dan
Lumban) yang maenjawab memasukan anaknya tahun 2010, namun kemajuan yang dialami oleh
anak berbeda seperti dua informan (Rahimah dan Masnidar) menjawab kemajuan yang dialami
anaknya masih sedikit, satu informan (Indah) menjawab anaknya menjadi lebih penurut, dua
informan (Habibah dan Yuniar) menjawab anaknya lebih mampu bersosialisasi, satu informan
lagi (Nursaibah) menjawab anaknya sudah bisa lebih mandiri daripada sebelumnya.
Pada sub pertanyaan ketiga ini peneliti menanyakan pada informan mengenai sumber
informasi yang di dapat orangtua tentang YPAC, dan dari ketujuh orangtua yang menjadi
informan sebanyak tiga informan (Masnidar, Nursaibah dan Yuniar) menjawab mengetahui
sekolah YPAC dari dokter. Dua informan (Habibah dan Lumban) menjawab dari tetangga serta
Pada sub pertanyaan terakhir di kategori bentuk motivasi orangtua pada anak down
syndrome, yaitu tentang jenis terapi yang di ikuti anak down syndrome di sekolah. ketujuh
informan yang diwawancara, sebanyak empat informan (Rahimah, Indah, Masnidar, Lumban)
mengatakan anaknya termasuk kategori down syndrome sedang mampu latih karena melihat dari
perkembangan yang dialami anak-anaknya yang lebih bisa untuk melakukan sesuatu yang di
latih secara rutin, sedangkan satu informan (Habibah) menjawab kategori anak down
syndrome-nya adalah down syndrome sedang mampu latih dan mampu didik. Sementara satu informan
(Nursaibah) menjawab melihat dari yang dialami anaknya, anaknya dikategorikan termasuk
down syndrome ringan mampu latih dan mampu didik serta satu orang informan (Yuniar) pula
yang mengatakan anaknya termaasuk down syndrome ringan mampu latih, sebab anaknya
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis terhadap ketujuh informan yang memiliki anak down
syndrome berbeda karakteristik dan berbeda tingkatan kelasnya, maka dapat di tarik beberapa
kesimpulan yaitu :
1. Pandangan yang di miliki oleh orangtua terhadap kondisi anak sangat berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak. Semakin cepat orangtua mampu
menemukan makna dari kondisi yang terjadi pada anaknya, maka semakin cepat pula
anak mendapatkan perhatian dan kasih sayang orangtua yang dapat mempengaruhi
tumbuh kembang anak. Setiap orangtua dapat mengambil hikmah dari kondisi yang
dialami anaknya sehingga rasa kecewa, tidak percaya dan sedih saat pertama kali
mengetahui kondisi anak berubah menjadi sikap penerimaan yang ikhlas.
2. Peranan orangtua bagi anak down syndrome sangat penting sebab orangtua yang
diharapkan untuk membantu mengatasi masalah yang dialami anak. Kebanyakan anak
down syndrome mengalami gangguan berkomunikasi, perilaku, emosional yang labil dan
keterbatasan intelegensi. Oleh Karena itu, Proses interaksi antara orangtua dengan anak
yang banyak tercipta dari hubungan komunikasi antar pribadi sangat memiliki pengaruh
positif terhadap perilaku keseharian anak seperti nasehat yang diberikan orangtua saat
suasana hati anak sedang tidak baik. Inteaksi yang tercipta antara orangtua dengan anak
3. Orangtua harus berpandangan positif terhadap kondisi yang dialami anak serta
kemampuan yang di miliki anak sebab hal ini merupakan hal yang sangat mempengaruhi
anak. Orangtua harus selalu berperan aktif dan ingin anak berubah, sehingga orangtua
dapat memberikan motivasi pada anak down syndrome agar anak dapat percaya diri dan
tidak malu dengan kondisi yang dimilikinya. Motivasi yang diberikan orangtua tercermin
dalam tindakan menyekolahkan anak sesuai dengan kondisi, sehingga anak juga dapat
merasakan yang namanya belajar dan memiliki teman. Dengan begitu, kemampuan diri
anak down syndrome dapat berkembang.
4. Sikap yang ditunjukan particulars others pada anak down syndrome sangat positif,
mampu menerima kondisi anak down syndrome apa adanya dan tidak pernah merasa
malu. Sehingga hal ini pun berpengaruh pada sikap dan tingkah laku anak, yang
menjadikan para anak down syndrome sangat peduli terhadap apa yang terjadi pada
keluarganya. Sehingga model interaksi yang terlihat diantara anggota keluarga bersifat
fleksibel, terbuka, ketat dan saling terlibat satu sama lain dalam melakukan sesuatu hal di
dalam keluaga.
V.2 Saran
Seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, demikian pula halnya dengan
penelitian ini yang masih jauh dari kata sempurna. Penelitian ini masih banyak memiliki
keterbatasan. Seperti yang diketahui bahwa hasil penelitian kualitatif tidak dapat di
generalisasikan maka hasil penelitian ini hanya berlaku bagi ketujuh informan dan anak down
beberapa saran yang merupakan sumbangan pemikiran untuk menuju perbaikan yaitu sebagai
berikut :
1. Hendaknya orangtua anak down syndrome tidak terbelenggu dengan kondisi dan keadaan
yang dimiliki anak, dalam artian para orangtua tidak perlu terlalu khawatir terhadap
kondisi dan keadaan anak. Apabila sikap ini terlalu berlebihan dan pembentukkan
karakter yang berikan orangtua pada anak down syndrome tidak sesuai dengan
seharusnya (yang mana pada anak berkebutuhan khsusus sebenarnya yang diharapkan
adalah kemandirian bukan sikap selalu bergantung), maka anak menjadi bersikap manja
dan selalu mengharapkan bantuan orang lain sehingga anak
akan sulit untuk menghadapi masa depannya.
2. Orangtua sebaiknya selalu memberi kesempatan dan kepercayaan pada anak down
syndrome agar rasa percaya diri mereka tumbuh dan keterampilan serta potensi yang ada
didalam diri merekkema dapat berkembang.
3. Orangtua harus mampu menciptakan dan mewujudkan kehidapan anak-anak down
syndrome mereka dengan cinta dan kasih sayang.
4. Sikap anggota keluarga pada anak down syndrome diharapkan dapat menumbuhkan “rasa
kepemilikan” pada anak yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kemajuan anak down