• Tidak ada hasil yang ditemukan

II.1.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial dimana orang-orang

yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh DeVito

dalam (Liliweri, 1991:13) komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari

seseorang dan diterima oleh orang yang lain atau sekelompok orang dengan efek dan umpan

balik yang bersifat langsung.

Orang memerlukan hubungan antar pribadi terutama untuk dua hal yaitu perasaan

(attachment) dan ketergantungan (dependency). Perasaan mengacu pada hubungan yang bersifat

emosional intensif, sementara ketergantungan mengacu pada instrumen antar pribadi seperti

mencari kedekatan, membutuhkan bantuan, serta kebutuhan berteman dengan orang lain, yang

juga dibutuhkan untuk kepentingan mempertahankan hidup. Salah satu karakteristik penting dari

hubungan antar pribadi yaitu hubungan tersebut banyak yang tidak diciptakan untuk diakhiri

berdasarkan kemauan atau kesadaran kita.

Komunikasi antar pribadi sering disebut dengan dyadic communication maksudnya yaitu “komunikasi antara dua orang”, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi jenis ini bisa berlangsung secara berhadapan muka (face to face) ataupun bisa juga melalui media seperti telepon. Ciri khas dari komunikasi antar pribadi adalah sifatnya yang dua arah atau timbal balik (two ways communication). Namun, komunikasi antar pribadi melalui tatap muka mempunyai satu keuntungan dimana melibatkan perilaku nonverbal, ekspresi fasial, jarak fisik, perilaku paralinguistik yang sangat menentukan jarak sosial dan keakraban (Liliweri, 1991:67).

Bentuk utama dari komunikasi antar pribadi adalah komunikasi tatap muka, dimana

komunikasi ini biasanya merupakan suatu rangkaian pertukaran pesan antara dua individu dalam

proses komunikasi, serta diantara individu tersebut berhasil menjalin suatu kontak. Kontak itu

berhasil karena antara individu yang melakukan komunikasi tersebut saling mempertukarkan

pesan secara bergantian dan berbalas-balasan. Keberadaan interaksi antar individu inilah yang

menunjukkan bahwa komunikasi antar pribadi menghasilkan suatu umpan balik pada tingkat

keterpengaruhan tertentu. Aksi dan reaksi secara langsung terlihat karena jarak fisik partisipan

yang dekat sekali. Interaksi dalam komunikasi antar pribadi, dapat menghasilkan berupa suatu

perubahan pendapat, sikap, perilaku dan tindakan tertentu.

Cassagrande dalam (Liliweri, 1991:48) berpendapat seseorang melakukan komunikasi dengan orang lain karena :

1) Setiap orang memerlukan orang lain untuk saling mengisi kekurangan dan membagi kelebihan.

2) Setiap orang terlibat dalam proses perubahan yang relatif cepat.

3) Interaksi hari ini merupakan spectrum pengalaman masa lalu dan menjadikan orang mengatisipasi masa depan.

4) Hubungan yang diciptakan jika berhasil merupakan pengalaman yang baru.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Cassagrade, dapat disimpulkan bahwa

keinginan berkomuniakasi secara pribadi disebabkan oleh dorongan pemenuhan kebutuhan yang

belum dan tidak dimiliki seseorang sebelumnya.

II.1.2 Fungsi dan Tujuan Komunikasi Antarpribadi

Fungsi dan tujuan komunikasi antar pribadi yaitu berusaha meningkatkan hubungan

insani (human relation), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi

ketidakpastian serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain (Cangara, 2004:33).

Komunikasi antar pribadi juga dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan diantara pihak-pihak

II.1.3 Ciri Komunikasi Antarpribadi

Ada beberpa ciri-ciri komunikasi antar pribadi yang dikemukakan oleh para ahli,

diantaranya DeVito dalam (Liliweri, 1991:13) menurutnya ada 5 ciri-ciri komunikasi

antarpribadi yang umum yaitu sebagai berikut:

1) Keterbukaan (Openess)

Komunikator dan komunikan saling mengungkapkan ide atau gagasan bahkan permasalahan secara bebas dan terbuka tanpa ada rasa malu. Keduanya saling mengerti dan memahami pribadi masing-masing.

2) Empati (Emphaty)

Komunikator dan komunikan merasakan situasi dan kondisi yang dialami mereka tanpa berpura-pura dan keduanya menanggapi apa-apa saja yang di komunikasikan dengan penuh perhatian. Empati merupakan kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain. Apabila komunikator atau komuniakan mempunyai kemampuan untuk melakukan empati satu sama lain, kemungkinan besar akan terjadi komunikasi yang efektif.

3) Dukungan (Supportiveness)

Setiap pendapat atau ide serta gagasan yang disampaikan akan mendapatkan dukungan dari pihak-pihak yang berkomuniaksi. Dukungan membantu seseseorang untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan aktivitas serta meraih tujuan yang diharapkan.

4) Rasa Positif (Possitivenes)

Apabila pembicaraan antara komunikator dan komunikan mendapat tanggapan positif dari kedua belah pihak, maka percakapan selanjutnya akan lebih mudah dan lancar. Rasa positif menjadikan orang-orang yang berkomunikasi tidak berprasangka atau curiga yang dapat menganggu jalinan komunikasi.

5) Kesamaan (Equality)

Komunikasi akan lebih akrab dan jalinan pribadi akan menjadi semakin kuat apabila memiliki kesamaan tertentu antara komunikator dan komunikan dalam hal pandangan, sikap, kesamaan ideologi dan lain sebagainya.

Selain kelima ciri yang dipaparkan DeVito diatas, ada beberapa ciri lagi yang identik

dengan komunikasi antar pribadi yaitu komunikasi antar pribadi dilaksanakan oleh seorang

individu karena didorong berbagai faktor. Komunikasi antar pribadi juga berakibat sesuatu yang

disengaja maupun yang tidak disengaja, dan kerap kali bentuk komunikasinya berbalas-balasan

dengan suasana yang penuh keakraban, bebas, bervariasi serta menggunakan berbagai

lambang-lambang yang bermakna bagi individu yang melakukan komunikasi antar pribadi tersebut.

II.1.4 Proses Komunikasi Antar Pribadi

Berkomunikasi secara efektif memiliki arti bahwa komunikator dan komunikan memiliki

pengertian yang sama tentang isi suatu pesan. Komunikasi antar pribadi dikatakan efektif apabila

pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan dan dalam proses

tersebut tercipta sebuah kebersamaan dalam makna yang secara langsung hasilnya dapat

diperoleh, jika peserta komunikasi cepat tanggap dan paham terhadap setiap pesan yang

dipertukarkan. Selain itu, Menurut Steward L. Tubs dan Sylva Moss dalam (Rakhmat, 2001:133)

menambahkan bahwa tanda-tanda komunikasi yang efektif setidaknya menimbulkan hal sebagai

berikut :

a) Saling pengertian

b) Memberikan kesenangan

c) Mempengaruhi sikap

Komunikasi antar pribadi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu melalui media dan

tatap muka. Meskipun demikian, yang dianggap paling sukses adalah komunikasi antar pribadi

secara tatap muka, sebab dalam komunikasi antar pribadi yang dilakukan melalui tatap muka

pengiriman pesan dan umpan baliknya dapat diamati secara langsung dengan melihat,

mendengar, mencium, meraba dan merasa. Proses komunikasi antar pribadi meggunakan

lambang-lambang sebagai media penyampaian pesan. Adapun lambang yaitu :

a) Lambang Verbal

Lambang verbal ini biasanya dalam bentuk baahasa. Oleh karena itu, dengan bahasa

seorang komunikator dapat mengunggkapkan pikirannya mengenai hal atau peristiwa, baik yang

kongkrit maupun yang abstrak yang terjadi pada masa lalu, masa kini dan masa depan kepada

b) Lambang Non Verbal

Lambang Non Verbal adalah lambang yang dipergunakan dalam komunikasi yang

berbentuk isyarat dengan menggunakan anggota tubuh seperti kepala, mata, jari, dan lainnya.

Batasan komunikasi non verbal secara garis besar sebenarnya sebagai arah dari suatu

gejala seperti setiap bentuk penampilan wajah dan gerak gerik tubuh seseorang sebagai suatu

cara dan simbol dari statusnya. Contohnya tarian, drama sampai ke musik. Jadi, pada dasarnya

dengan isyarat non verbal seorang individu dapat memahami orang lain ketika orang lain

terserbut berbicara atau menulis bahasanya untuk menyatakan sesuatu tentang dirinya.

Kesamaan dan ketidaksamaan derajat antara komunikator dan komunikan dalam proses komunikasi, memunculkan istilah homophily dan heterophily sehingga bisa memperjelas hubungan antara komunikator dengan komunikan dalam proses komunikasi antarpribadi.

Homophily adalah sebuah istilah dimana orang-orang yang berinteraksi memiliki kesamaan sifat dan atribut diantara mereka seperti nilai, pendidikan dan status. Sedangkan Heterophily

didefinisikan sebagai derajat pasangan orang-orang yang berinteraksi yang berada pada dalam sifat-sifat tertentu. Pada sistem yang lebih tradisional ditandai oleh derajat homophily yang lebih tinggi, dalam komunikasi antarpribadi dan norma-norma di desa menjadi lebih modern sehingga menjadi lebih heterophily.6

1.5 Sifat Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi sama halnya dengan ilmu-ilmu lain yang pasti memiliki

sifatnya tersendiri sehingga menjadi suatu ciri khas pada ilmu tersebut. Beberapa sifat yang dapat

menunjukan komunikasi antara dua orang, yang mengarah pada komunikasi antar pribadi yaitu

didalamnya melibatkan perilaku verbal maupun nonverbal, yang dapat menunjukan seberapa

jauh hubungan antara pihak yang terlibat di dalamanya. Berikut adalah beberapa sifat yang

dimiliki oleh komunikasi antarpribadi (Liliweri, 1991:29):

a) Komunikasi antar pribadi melibatkan perilaku yang spontan, perilaku ini timbul karena kekuasaan emosi yang bebas dari campur tangan kognisi.

b) Komunikasi antar pribadi harus menghasilkan umpan balik agar mempunyai interaksi dan koherensi, artinya suatu komuikasi antar pribadi harus ditandai dengan adanya umpan balik serta adanya interaksi yang melibatkan suatu perubahan di dalam sikap, perasaan, perilaku dan pendapat tertentu.

c) Komunikasi antar pribadi biasanya bersifat intrintik dan ekstrinsik. Intrinstik merupakan suatu standar perilaku yang dikembang oleh seseorang sebagai panduan melaksanakan komunikasi, sedangkan ekstrinsik yaitu aturan lain yang ditimbulkan karena pengaruh kondisi sehingga komunikasi antar manusia harus diperbaiki atau malah harus berakhir. d) Komunikasai antar pribadi menunjukan adanya suatu tindakan. Sifat yang dimaksud adalah

suatu hubungan sebab akibat yang dilandasi adanya tindakan bersama sehinnga menghasilkan proses komunikasi yang baik.

e) Komunikasai antar pribadi menunjukan adanya suatu tindakan. Sifat yang dimaksud adalah suatu hubungan sebab akibat yang dilandasi adanya tindakan bersama sehinnga menghasilkan proses komunikasi yang baik.

II.2 Down Syndrome

II.2.1 Pengertian Down Syndrome

Istilah Down syndrome digunakan untuk menyebut anak-anak yang mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan inteligensi serta ketidakcakapan dalam interaksi sosial, yang diakibatkan oleh adanya kelainan pada kromosom. Jumlah kromosom yang dimiliki penderita down syndrome tidak terdiri dari dua kromosom sebagaimana mestinya melainkan kromosomnya berjumlah tiga, sehingga mengakibatkan anak mengalami penyimpangan fisik. Down syndrome merupakan bagian dari ketunagrahitaan yaitu kelainan yang terjadi pada mental dan kognitif yang dialami oleh penderitanya.7

Anak berkebutuhan khusus seperti anak down syndrome ini sangat memerlukan

perhatian ektra dari orang disekitarnya terutama orangtua dan keluarga. Tidak mudah untuk

menghadapi dan menerima kondisi yang dialami anak down syndrome, karena selain bentuk fisik

dan kemampuan kognitif yang berbeda dari anak lainnya, pada umumnya anak down syndrome

juga bermasalah dengan perilaku hiperaktif, serta emosi yang cendrung labil.

Setiap anak yang terlahir ke dunia ini merupakan makhluk yang unik, karena itu

pendekatan pada masing-masing anak juga harus berbeda, begitu pula pada anak yang terlahir

dengan keterbatasan yang terpenting adalah bagaimana upaya meningkatkan quality of life dari

anak berkebutuhan khusus ini.

Anak down syndrome biasanya banyak dilahirkan oleh ibu yang sudah berumur di atas 30 tahunan. Namun, tidak menutup kemungkinan ibu yang masih berumur di bawah 30 tahun juga dapat melahirkan anak yang mengalami down syndrome. Hal ini terjadi biasanya akibat dari sel telur wanita yang telah dibentuk pada saat wanita tersebut masih dalam kandungan dan akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat wanita tersebut akil balik, sehingga pada saat wanita menjadi tua, kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan pada waktu dibuahi oleh sel telur laki-laki, sel benih ini mengalami pembelahan yang kurang sempurna. Oleh karena itu, Pencegahan dapat dilakukan dengan pemeriksaan kromosom melalui

amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi apakah ada kelainan pada kromosom, ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan fisik kromoson dengan ultrasonography dan Pemeriksaan darah. Hal ini dianggap paling ekeftif karena sampai saat ini belum ditemukan metode pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi kelainan ini.8

Kebanyakan penderita down syndrome di kehidupan sehari-harinya mengalami

kesulitan dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan bina diri. Selain itu, kebanyakan

penderita down syndrome juga mengalami gangguan yang disebut attention defisit hyperactivity

disorder (ADHD) yang berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif. Gangguan

ADHD memberikan gambaran tentang suatu kondisi medis yang mencakup disfungsi otak

(Baihaqi dan Sugiarmin, 2006:2).

Penderita gangguan ADHD mengalami kesulitan dalam mengendalikan implus yang

terdapat dalam otaknya. Selain itu, gangguan ini juga menghambat perilaku dan keadaan

penderitanya serta tidak mendukung rentang perhatian mereka. Gangguan ini dapat mempunyai

pengaruh negatif terhadap kondisi anak baik di sekolah, di rumah dan di lingkungannya yang

mengakibatkan anak menjadi sangat aktif, kesulitan dalam belajar, kesulitan berperilaku,

kesulitan sosial, dan lain sebagainya. Perilaku anak yang mengalami ADHD sangat

membingungkan dan sangat kontradiktif, namun mereka dapat melakukan sesuatu dengan lebih

giat dan tekun dibandingkan anak normal jika orangtua atau guru menerapkan aturan yang lebih

ketat. Oleh karena itu, perhatian dan dukungan yang diberikan orangtua sangat dibutuhkan oleh

anak yang mengalami ADHD kerena hal ini sangat berpengaruh pada kekuatan, kemampuan, dan

perasaan anak.

Selain itu, penderita down syndrome biasanya lahir dengan berbagai gangguan medis,

seperti gangguan jantung, leukemia, katarak, gangguan pendengaran dan gangguan bicara.

Penderita down syndrome biasanya juga mengalami kesulitan dalam hal yang berhubungan

dengan kegiatan belajar karena kemampuan daya ingat yang lambat dibandingkan dengan anak

normal. Masalah ini disebabkan karena lemahnya kemampuan persepsi dan menilai. Namun,

sistem pengajaran dengan menggunakan gambar dianggap merupakan metode bagus untuk

mengajarkan anak down syndrome belajar, berbicara, dan berinteraksi.

II.2.2 Karakteristik Down Syndrome

Down syndrome merupakan kondisi dimana perkembangan kecerdasan mengalami

hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal. Ada beberapa

1) Keterbatasan Intelegensi

Intelegensi merupakan fungsi kompleks yang dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempelajari informasi dan keterampilan menyesuaikan diri dengan masalah serta situasi kehidupan yang baru. Kapasitas belajar anak down syndrome lebih bersifat abstrak seperti berhitung dan belajarnya tanpa pengertian.

2) Keterbatasan Sosial

Disamping memiliki keterbatasan intelegensi, anak down syndrome juga memiliki kesulitan dalam mengurus diri sendiri dalam masyarakat. Anak down syndrome cendrung tidak mampu memikul tanggungjawab sosial dengan bijaksana sehingga mereka selalu harus dibimbing dan diawasi. Mereka juga melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya.

3) Keterbatasan fungsi mental lainnya

Anak down syndrome memiliki waktu lebih lama untuk menyelesaikan reaksi pada situasi yang baru dikenalnya dan ada umumnya anak down syndrome memiliki keterbatasn dalam penguasaan bahasa. Mereka bukannya mengalami kerusakan artikulasi tetapi pusat pengelolaan (perbendaharaan kata) yang kurang berfungsi sebagaimana mestinya.

Selain hal diatas, terdapat juga beberapa karakteristik fisik dari anak down syndrome

yang bisa di amati secara langsung yaitu 9:

a) Bagian belakang kepala rata (Flattening of the back of the head).

b) Mata sipit karena adanya tambahan lipatan kulit sepanjang kelopak mata. c) Alis mata miring (slanting of the eyelids).

d) Telinga lebih kecil, sehingga mudah terserang infeksi.

e) Mulut yang mungil, lidah tebal dan pangkal mulut yang cenderung dangkal. Di samping itu, otot mulut mereka juga kerap lemah, sehingga menghambat kemampuan bicara. Pertumbuhan gigi geligi mereka pun lambat dan tumbuh tak beraturan. Gigi yang berantakan ini juga menyulitkan pertumbuhan gigi permanen.

f) Otot lunak.

g) Persendian longgar (loose ligament).

h) Jari Tangan mungil.

i) Di telapak tangan terdapat garis melintang yang disebut simian crease.

j) Kaki yang mungil, simian crease juga terdapat di kaki yaitu telunjuk dan ibu jari yang cenderung lebih jauh dari pada kaki orang normal.

k) Hidung cenderung lebih kecil dan datar. Hal ini di ikuti pula dengan saluran pernafasan yang kecil, sehingga para penderita sering kesulitan untuk bernafas.

l) Rambut lemas, tipis dan jarang

II.2.3 Penyebab Down Syndrome

Down Syndrome disebabkan adanya gangguan pada kromosom, khusunya kromosom 21.

Pada umumnya manusia memiliki 23 pasang kromosom. Tapi pada anak down syndrome,

kromosom 21 tidak sepasang melainkan tiga kromosom. Jadi, dengan kata lain down syndrome

merupakan gangguan genetik, akibatnya terjadi gangguan di dalam sel. Selain itu, umur ibu pada

saat melahirkan kemungkinan besar juga akan ikut mempengaruhi terjadinya down syndrome

pada anak.

II.2.4 Klasifikasi Down Syndrome

Down syndrome dapat di kategorikan dalam beberapa kategori berdasarkan hal yang mempengaruhi diantaranya tingkat intelegensi dan kemampuan yang terdapat pada diri anak

down syndrome, berikut uraian kategorinya 10:

II.2.4.1 Down syndrome Berdasarkan Tingkat Intelegensi Down syndrome Ringan

Para penderita down syndrome pada kelompok ini, tidak terlalu parah mereka masih dapat diajarkan belajar membaca, menulis dan berhitung sederhana. Pada umumnya kelompok ini tidak terlihat mengalami gangguan fisik.

Down syndrome Sedang

Para penderita down syndrome pada kelompok ini termasuk anak keterbelakang mental yang perkembangan Mental Age (MA) relatif lama, bisa sampai 7 tahun. Kelompok ini hanya bisa untuk di didik mengurus diri sendiri seperti mandi, makan, dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari, kelompok ini membutuhkan pengawasan dari orang sekitar.

Down syndrome Berat

Kelompok ini sering disebut Idiot dan kelompok ini dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok yaitu anak down syndrome berat dan sangat berat. Down syndrome berat memiliki IQ antara 32-20, sedangkan down syndrome sangat berat memili IQ di bawah 19. Kelompok ini memerlukan bantuan perawatan secara total.

II.2.4.2 Down syndrome Berdasarkan Kemampuan yang dimiliki Anak Down syndrome Mampu Latih

Para penderita down syndrome pada kelompok ini adalah merupakan anak down syndrome yang memiliki kemampuan yang cukup baik untuk dilatih dalam melakukan sesuatu hal seperti menyulam, menjahit, olahraga.

Para penderita down syndrome pada kelompok ini adalah merupakan kategori anak down syndrome yang cukup bisa diberikan pendidikan akademis dan biasanya kemampuan intelegensi pada down syndrome kategori ini cukup baik.

Down syndrome Mampu Latih dan Mampu didik

Para penderita down syndrome pada kategori ini merupakan kategori anak down syndrome yang memiliki kemampuan yang lumayan baik dalam menerima pendidikan akademis serta juga memiliki kemampuan yang lumayan baik untuk bisa dilatih. Dengan kata lain anak down syndrome kategori ini merupakan gabungan dari dua kategori down syndrome sebelumnya.

II.2.5 Teknik Penanganan Down Syndrome

Terapi diperlukan untuk membangun kondisi anak berkebutuhan khusus menjadi lebih baik, hal ini harus rutin dilakukan agar apa yang menjadi kekurangan anak bisa diatasi dan akan lebih ekektif dilakukan sejak usia dini sebab perkembangan otak pada anak umumnya terjadi sekitar umur 2-3 tahun. Terapi yang cukup efektif untuk anak penderita down syndrome yaitu 11:

a) Terapi Wicara

Terapi ini diperlukan bagi penderita down syndrome yang bermasalah dengan keterlambatan bicara, deteksi dini diperlukan sebagai dasar untuk memberikan pelayanan terapi wicara pada anak.

b) Terapi Okupasi

Terapi ini diberikan untuk dasar anak dalam hal kemandirian atau pemahamannya dan kemampuan sensorik dan motoriknya. Jenis terapi ini membantu anak dalam mengembangkan kekuatan dan kordinasi dengan atau tanpa menggunakan alat.

c) Terapi Kognitif

Terapi ini diberikan pada anak yang mengalami gangguan kognisi dan perceptual. Salah satu bentuk terapi kognitif yaitu senam otak, adalah sejenis kegiatan terapi berbentuk senam yang ditujukan untuk memberikan kondisi relaksasi pada otak.

d) Terapi Remedial

Terapi ini diberikan bagi anak yang mengalami gangguan akademis dan skill, jadi bahan dari sekolah bisa dijadikan bahan acuan program terapi.

e) Terapi Sensori Integrasi

Terapi ini diberikan bagi anak yang mengalami gangguan pengintegrasian sensori, misalnya, pengintegrasian antara otak kanan dan otak kiri.

f) Terapi Snoefzelen

Terapi ini diberikan pada anak yang mengalami gangguan perkembangan motorik. anak di ajarkan berprilaku umum dengan pemberian sistem penghargaan pada anak tersebut.

10.

Dokumen terkait