• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk Pemberdayaan Masyarakat ( small grant ) 1 Tujuan kegiatan

Batas Taman Nasional Batas Kajian Proyek CCFP

2.1.4. Bentuk Pemberdayaan Masyarakat ( small grant ) 1 Tujuan kegiatan

Tujuan small grant ini adalah untuk meningkatkan partisipasi individu dan kelompok dalam

melakukan kegiatan rehabilitasi dan konservasi di lahan gambut.

2.1.4.2. Bentuk kegiatan (small grant)

Berdasarkan arah tujuan tersebut ada 2 bentuk kegiatan utama yang telah diupayakan oleh CCFPI, yaitu :

a. Rehabilitasi dan Konservasi Lahan Gambut

Selama ini rehabilitasi lahan dan konservasi banyak dilakukan oleh pemerintah, LSM dan lembaga lainnya tetapi kurang melibatkan masyarakat. Pendekatan semacam itu kurang berhasil karena tidak mampu mendorong rasa tanggung-jawab dan kepedulian masyarakat terhadap pelestarian lingkungan. Untuk itu, perlu menempatkan masyarakat sebagai subyek dalam pelestarian lingkungan. Keikutsertaan masyarakat dalam setiap tahapan pelestarian lingkungan (rehabilitasi dan konservasi lahan gambut) diharapkan mampu mengubah sikap dan pandangan masyarakat untuk lebih memiliki dan bertanggung-jawab terhadap pelestarian lingkungan. Guna menjalankan pendekatan ini maka masyarakat perlu diberi dimotifasi, diorganisasikan dan ditingkatkan kemampuannya melalui kegiatan pendampingan.

b. Pengembangan Ekonomi

Masalah yang umum dihadapi dalam kegiatan rehabilitasi dan konservasi lahan adalah kegiatan ekonomi masyarakat sekitar sangat tergantung dari lahan tersebut sehingga terjadi eksploitasi yang berlebihan. Untuk itu, perlu dicarikan alternatif kegiatan ekonomi yang tidak tergantung pada lahan konservasi atau kegiatan ekonomi yang tetap memanfaatkan lahan konservasi tetapi dengan pemanfaatan lahan yang bijaksana. Dengan demikian, proyek

2.1.4.3. Pelaksanaan Kegiatan

Sejak awal tahun 2003, WI-IP melaksanakan Proyek CCFPI yang didanai Pemerintah Canada (CIDA) yang salah satu programnya adalah rehabilitasi lahan gambut di Sumatera Selatan, Jambi dan Kalimantan Tengah. Salah satu strategi program yang diterapkan dalam kegiatan rehabilitasi

lahan gambut adalah pemberian small grant. Small grant ini merupakan upaya untuk melibatkan

masyarakat dalam rehabilitasi yang berupa pemberian modal stimulan dalam bentuk uang/modal kerja atau sarana produksi kepada petani (kelompok tani). Petani atau kelompok tani yang menerima modal/dana tersebut diwajibkan untuk melakukan kegiatan pelestarian lingkungan seperti penanaman pohon, pembuatan sekat bakar, pembuatan sekat parit/bendung/tabat.

Untuk aktifitas proyek di Jambi WI-IP bekerjasama dengan Yayasan Pinang Sebatang (PINSE) dan Dinas Pertanian Tanjung Jabung Barat. Yayasan PINSE bertindak sebagai pelaksana /

pengelola kegiatan small grant dengan menempatkan dan mengkoordinasikan implementor proyek

(tenaga pendamping) di desa-desa yang menjadi lokasi proyek. Yayasan PINSE juga berkewajiban untuk melaporkan aktivitas proyek ke CCFPI. Setelah aktifitas proyek berjalan 3 tahun, WI-IP merasa perlu untuk mengetahui kinerja dan keberlangsungan dari proyek tersebut melalui monitoring dan evaluasi. Kajian kegiatan ekonomi masyarakat yang difokuskan pada kajian tentang pemberian kredit skala kecil dilakukan dalam kerangka kegiatan monitoring-evaluasi yang lebih luas.

Dana stimulan yang diberikan oleh proyek CCFPI telah dikembangkan oleh masyarakat di Desa Sungai Rambut dan Desa Sungai Aur . Secara umum, data kelompok masyarakat yang dibina oleh PINSE di Desa Sungai Rambut dan Desa Sungai Aur adalah sebagai berikut:

• Jumlah kelompok : 36 kelompok

• Jumlah rata-rata anggota aktif per kelompok : 15 orang

• Jumlah total anggota kelompok : 440 orang

• Rata-rata luas lahan kompensasi per anggota kelompok `: 1,5 hektar

• Total luas lahan yang dijadikan areal tanaman kompensasi : 660 hektar

• Jenis utama tanaman kompensasi : jelutung, ramin, pulai, cokelat, nangka, jeruk, mahoni,

pinang.

a. Persiapan

Pendamping melakukan sosialisasi proyek/program selama 4 – 6 bulan, sambil melakukan identifikasi dan seleksi terhadap kelompok sasaran. Berdasarkan hasil identifikasi terdapat 16 calon kelompok sasaran, dari jumlah ini dipilih 8 kelompok yang menjadi peserta proyek karena memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

• Pertemuan rutin di kelompok masih berjalan.

• Administrasi kelompok ada.

• Komitmen untuk melakukan pre-finance untuk aktifitas ekonomi sebelum dana kredit

disalurkan.

• Proposal untuk memperoleh small grant disusun dan diajukan sesuai jumlah

kelompok yang memenuhi kriteria.

hanya sekitar 26% dari keseluruhan kelompok yang berhasil menanam tanaman kompensasi dan berhak mendapat penyaluran dana 100%. Sedangkan anggota lainnya rata-rata menanam tanaman keras 40-50% dari target yang ditetapkan. Pola ini menjadikan anggota kelompok yang mengembangkan budidaya tanaman padi dan palawija, harus mengandalkan pada modal sendiri terlebih dahulu termasuk biaya untuk pengadaan bibit tanaman keras (tanaman kompensasi).

Anggota kelompok/masyarakat bersedia melakukan pola ini, meski belum semuanya berhasil, oleh karena sosialisasi yang terus-menerus bahwa tanggung jawab pelestarian lingkungan dan pemenuhan kebutuhan ekonomi mereka merupakan tanggung-jawab pribadi masing-masing. Pihak luar hanya berperan memfasilitasi dan memberikan stimulan.

Pola seperti ini seakan-akan dana tersebut merupakan “upah” bagi anggota kelompok karena menanam tanaman keras. Konsekuensi sebagai “upah” adalah biaya artinya dana tersebut pada suatu ketika akan habis dan tidak bisa digulirkan kembali.

2.1.4.4. Monitoring dan indikator kinerja

Untuk mencapai keberhasilan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini perlu dilakukan monitoring dan indikator keberhasilan kinerja. Adapun monitoring kinerja, strategi kegiatan serta indikator keberhasilan kinerja pemberdayaan masyarakat di wilayah kajian dapat dilihat pada Tabel 6. Sedangkan bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat berupa penanaman tanaman kompensasi (tanaman perkebunan dan tanaman pohon) dapat dilihat pada Gambar 7.

Tabel 6. Monitoring kinerja, strategi kegiatan serta indikator keberhasilan kinerja pemberdayaan masyarakat di wilayah kajian

Strategi Proyek Indikator

Goal

(orientasi proyek secara keseluruhan)

Tercapainya rehabilitasi lahan gambut di lokasi proyek. Matapencaharian masyarakat yang tidak merusak alam berjalan berkelanjutan.

Persentase tumbuh tanaman keras lebih dari 70% setelah 5 tahun. ?

Objective (manfaat yang diharapkan)

Meningkatnya penanaman tanaman keras di lokasi proyek.

Meningkatnya pendapatan anggota kelompok penerima small grant.

Anggota menanam 500 pohon per

Rp 1 juta small grant.

Pendapatan anggota meningkat Rp. ?

Purpose ( perubahan sikap/tindakan kelompok sasaran)

Anggota kelompok bersedia dan melakukan penanaman tanaman keras.

Anggota kelompok bersedia dan melakukan aktifitas matapencaharian yang tidak merusak lingkungan

Persentase anggota kelompok yang menanam lebih dari ? %

Persentase anggota kelompok yang mengusahakan lahan gambut dengan bijak lebih dari ? % Output

(sistem yang diharapkan)

Sistem pendampingan tentang pelestarian lingkungan berjalan.

Sistem penyaluran small grant berjalan.

Pendampingan tiap bulan berjalan ? hari efektif.

Jumlah dana yang disalurkan Rp. ? per anggota.

Activities (kegiatan-kegiatan yang dilakukan)

Pendidikan tentang pelestarian lingkungan.

Pengelolaan dan penyaluran dana small grant.

Pendampingan dalam pengelolaan dana.

Input:

Tenaga pendamping

Dana small grant.

Gambar 7. Bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat berupa penanaman tanaman kompensasi (tanaman perkebunan dan tanaman pohon) di Desa Telago Limo (kiri) dan Desa Sungai Aur (kanan).

2.2. WILAYAH KAJIAN AREAL PENABATAN (BLOCKING CANAL) EKS-PLG BLOK