• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODA PENDUGAAN SIMPANAN KARBON ATAS PERMUKAAN

Saluran Pimer Induk

Bab 3. Metoda Pendugaan Simpanan Karbon

3.1. METODA PENDUGAAN SIMPANAN KARBON ATAS PERMUKAAN

Untuk mendeskripsikan tipe penutupan lahan sekaligus menentukan data dasar (baseline)

cadangan karbon (karbon stock) di areal kajian khususnya di dalam batas areal proyek karbon,

digunakan citra satelit Landsat dengan mengacu kepada batasan tahun 1989 dan 1999 menurut Protokol Kyoto. Citra satelit ini mencakup areal sekitar Taman Nasional Berbak, Jambi untuk areal Sumatera, sedangkan untuk areal Kalimantan Tengah di sekitar Sungai Mentangai Eks-PLG Blok A.

Teknik penginderaan jauh digunakan untuk mendeteksi kondisi penutupan lahan di areal kajian sekaligus untuk mengetahui perkembangan dan dinamika vegetasi yang terjadi di lokasi dari waktu kewaktu. Berdasarkan hasil interpretasi citra juga akan diperoleh informasi mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan penutupan lahan. Untuk memperoleh informasi tersebut di atas diperlukan data seri penutupan lahan dengan teknik penginderaan jauh pada interval waktu tertentu. Dengan pertimbangan efisiensi biaya, pengadaan data penginderaan jauh dilakukan untuk interval waktu lima tahun sekali. Sedangkan produk penginderaan jauh yang digunakan sesuai dengan tingkat pengenalannya terhadap obyek berupa lahan basah adalah citra Landsat. Berdasarkan hasil interpretasi citra diperoleh dua kelompok besar tipe penutupan lahan di dalam batas wilayah kajian karbon di Eks-PLG Balok A Mantangai yaitu : (1) hutan dan (2) non hutan. Pembagian kedua bentuk tipe penutupan lahan tersebut didasarkan pada komunitas tumbuhan yang dominan. Tipe penutupan lahan hutan didominasi oleh komunitas tumbuhan berbentuk pohon berdiameter 10 cm keatas. Tipe penutupan lahan non hutan didominasi oleh tumbuhan non pohon

Masing-masing tipe penutupan lahan mempunyai metode pendugaan karbon yang berbeda. Pada tipe hutan, metode pendugaan karbon yang digunakan adalah metode tidak langsung dengan menggunakan persamaan alometrik berdasarkan buku petunjuk lapangan yang diterbitkan oleh Wetlands International. Pada penutupan lahan non hutan pendugaan karbon dilakukan dengan cara memanen/penimbangan langsung.

Untuk menghindari bias yang terlalu besar dalam pendungaan Simpanan karbon tumbuhan di atas permukaan tanah, masing-masing tipe penutupan lahan dibagi lagi berdasarkan tingkat gangguannya. Agar pengambilan contoh benar-benar mewakili kondisi penutupan lahan yang ada

digunakan teknik stratified random sampling.

Untuk keperluan praktis di lapangan, pembagian bentuk penutupan lahan; hutan dan non hutan berdasarkan tingkat gangguan adalah sebagai berikut:

a. Tipe penutupan lahan hutan:

• Hutan rawa gambut hutan rapat (hutan rawa gambut primer) adalah hutan alam rawa

gambut yang belum banyak mengalami gangguan atau telah mengalami gangguan dengan penebangan selektif, tajuk hutan masih rapat (termasuk hutan "hutan padang" pada dome/kubah gambut).

• Hutan rawa gambut bekas tebangan adalah hutan rawa gambut primer yang telah

terganggu oleh penebangan baik oleh penebangan legal (HPH) maupun penebangan illegal, dengan ciri tajuk rapat, jarang ditemukan pohon komersial berdiameter besar.

• Belukar adalah bentuk suksesi hutan sekunder setelah penebangan atau kerusakan

lainnya menjadi komunitas vegetasi yang dominasi oleh pohon-pohon pionir, jarang ditemukan pohon komersial berukuran besar serta penutupan tajuknya terbuka (terfragmentasi)

b. Tipe penutupan lahan non hutan:

• Semak adalah hutan yang telah terdegrasi karena penebangan, bekas kebakaran

atau bekas perladangan yang telah mengalami suksesi. Tumbuhan yang dominan adalah tumbuhan rendah, herba, pohon pionir dan tumbuhan berkayu tingkat rendah lainnya. Tajuk hutan terbuka atau tidak ditemukan pohon yang berdiameter besar.

• Padang rumput adalah lahan yang didominasi oleh tumbuhan bawah berupa rumput

dan paku-pakuan.

• Perladangan dan sawah adalah areal budidaya tanaman pangan, sawah dan kebun

masyarakat serta pemukiman penduduk.

• Tanah terbuka adalah areal yang sebagian besar berupa tanah kosong tanpa

vegetasi atau berupa bekas kebakaran yang belum mengalami suksesi.

Sebelum melakukan pengambilan data dan pendugaan karbon di setiap tipe penutupan lahan, terlebih dahulu dilakukan verifikasi dengan pengecekan lapangan terhadap hasil interpretasi citra Landsat tahun 1989, 999, 2002 dan tahun 2005 untuk wilayah Sumatera serta Landsat tahun 1990, 2000, 2003 dan tahun 2005 untuk wilayah Kalimantan Tengah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

Verifikasi dengan melakukan pengecekan lapangan dengan memperhatikan dan mencatat informasi lapangan dan kondisi vegetasi secara umum yang meliputi :

• Tanda-tanda lapangan seperti sungai dan jalan.

• Kondisi umum penutupan vegetasi yang meliputi kerapatan vegetasi, rata-rata tinggi tajuk

dan jenis-jenis pohon dominan.

• Tanda-tanda lapangan penyebab gangguan misalnya adanya tunggak atau batang pohon

yang tumbang, bekas jalan, bekas kebakaran atau bekas perladangan.

Deskripsi vegetasi di lapangan secara lebih rinci dilakukan dengan membuat petak coba pengamatan dan dilakukan pengukuran atau pencatatan sebagai berikut :

• Keragaman jenis pohon dan permudaanya.

• Kerapatan, penyebaran, jumlah dan diameter pohon.

• Tinggi pohon dominan di dalam plot untuk mendapatkan tinggi pohon.

• Keragaman dan kerapatan tumbuhan bawahnya.

• Perubahan kondisi lingkungan fisik, sifat tanah dan keterbukaan tajuk.

• Keragaman dan kerapatan jenis tumbuhan pioner.

Berdasarkan hasil pengecekan lapangan, dilakukan klasifikasi ulang terhadap tipe-tipe penutupan vegetasi yang ditemui di lapangan

3.1.1. Teknik Pengukuran di Lapangan Untuk Simpanan Karbon Atas Permukaan

Untuk memperoleh data Simpanan karbon bagian atas permukaan tanah (above ground) dilakukan

pengukuran di lapangan dengan membuat Petak Contoh Pengukuran (PCP) berdasarkan tipe penutupan vegetasi. Data yang dikumpulkan pada tiap PCP diperoleh berdasarkan metode seperti yang tercantum dalam buku panduan pengukuran Simpanan karbon CCFPI (2004). Untuk menduga biomasa tipe penutupan vegetasi pohon dipakai metoda tidak langsung dengan menggunakan persamaan alometrik yang sudah ada, sedangkan untuk tipe penutupan vegetasi non pohon digunakan metode pengukuran langsung dengan cara memanen.

Bentuk PCP adalah empat persegi panjang dengan prinsip keterwakilan, semakin tinggi tingkat pertumbuhan dan ukuran vegetasi maka ukuran PCP juga semakin besar, sebaliknya semakin rendah tingkat pertumbuhan vegetasi ukuran PCP semakin kecil. Untuk keperluan keterwakilan pengambilan contoh dan mengurangi kesalahan sampling dari setiap tipe penutupan vegetasi, maka dibuat 3 PCP sebagai ulangan. Ukuran PCP untuk masing-masing tipe dan tingkat penutupan vegetasi adalah sebagai berikut:

a. Tipe penutupan vegetasi pohon ukuran PCP yaitu 20 m x 50 m (luas 0,1 ha)

b. Tipe penutupan vegetasi non pohon bervariasi sebagai berikut :

• Belukar, ukuran PCP yaitu 10m x 10 m

Data yang dikumpulkan dari setiap PCP tergantung pada metode pendekatan pendugaan biomasa yang digunakan. Untuk tipe penutupan vegetasi pohon, data yang dikumpulkan adalah jenis pohon dan diameter pohon setinggi dada (ketinggian 130 cm dari permukaan tanah atau 20 cm di atas banir atau akar tunjang) untuk semua pohon yang berdiameter 10 cm keatas. Pohon-pohon ini ditandai melingkar dengan cat berwarna kuning dan masing-masing dinomori untuk memudahkan pengukuran berikutnya. Kondisi lapangan dari ekosistem gambut dan bentuk batang pohon yang tumbuh di atasnya kemungkinan tidak beraturan dengan melakukan antisipasi cara- cara mengatasinya sehingga dalam melakukan pengukuran tetap konsisten antara plot satu dengan plot yang lain. Gambar 14a memperlihatkan cara penentuan posisi pengukuran diameter pada medan atau bentuk lapangan yang berbeda. Sedangkan Gambar 14b. menunjukkan cara yang benar dalam mengukur lingkar batang dengan menggunakan pita ukur.

( Sumber: CCFPI, 2003)

Gambar 14. (a) Penentuan Posisi Pengukuran Diameter Batang pada Kondisi Tapak yang Miring

(a1), Batang yang Bercabang (a2), Batang yang Tidak Beraturan, Pohon Berbanir (a3) dan Berakar Lutut (a4); serta (b) Cara Mengukur Lingkar Batang Menggunakan Pita Ukur

Pada tipe penutupan lahan non pohon, data yang dikumpulkan adalah berat basah, semua bagian tumbuhan di atas permukaan tanah dan berat kering bagian tumbuhan di atas permukaan tanah. Berat basah diperoleh dengan cara memanen dan menimbang semua bagian tumbuhan di lapangan, sedangkan berat kering diperoleh dengan mengambil berat basah contoh di lapangan dan berat kering oven di laboratorium.

Untuk PCP tipe penutupan vegetasi berbentuk pohon perlu dibuat petak permanen, sehingga posisi PCP dapat dipetakan. Batas petak PCP dibuat permanen, semua pohon berdiameter 10 cm keatas diberi nomor dan batas pengukuran diameter pohon diberi tanda permanen dengan cat

berwarna kuning. Untuk pencatatan di lapangan digunakan 5 macam tally sheet mencakup

informasi tentang uraian atau deskripsi tapak, kondisi fisik tapak atau areal pengamatan, Simpanan karbon bagian atas permukaan, Simpanan karbon pada tanah gambut, hidrologi dan paras air (water table) serta informasi pendukung lainnya seperti jarak tempuh dari tempat yang pasti (diketahui), kondisi sekitar tapak, koordinat GPS, struktur vegetasi selain informasi lainnya seperti

jumlah sampel, tanggal, lokasi, pencatat, dan lain-lain. Pada data tally sheet untuk pencatatan

Simpanan karbon, dimasukkan juga deskripsi dari sub-plot, kuadran, tinggi pengukuran khususnya untuk pohon yang berbatang tidak silindris. Lokasi plot contoh untuk pengukuran biomasa dan karbon bagian atas serta bagian bawah ditentukan secara acak berdasarkan tipe penutupan lahan atau penggunaan lahan didalam wilayah kajian. Pencatatan juga dilakukan terhadap lingkar atau

BENAR SALAH

(a)

1,3 m 1,3 m 0,5 m 1,3 m 0,5 m 1,3 m

(b)

(a1)

(a2)

(a4)

3.1.2. Teknik Pengukuran Simpanan Karbon Tanaman Pohon Kompensasi

Teknik pengumpulan data untuk pendugaan simpanan karbon tanaman kompensasi yang

dilakukan oleh kelompok tani di daerah buffer zone TNB, Jambi, dan tanaman anakan pohon oleh

WI-IP di sekitar tabat di Eks-PLG Mentangai, Kalimantan Tengah sama dengan teknik pengukuran biomasa/simpanan karbon non hutan yaitu dengan pengukuran langsung. Setiap jenis tanaman yang ditanam diambil minimal satu batang sesuai keseragaman tanaman. Tanaman contoh yang dipanen mewakili rata-rata tinggi dan diameter batang keseluruhan jenis, jika keragaman pertumbuhan tanaman tinggi, diambil tanaman yang mewakili kategori rendah, sedang dan tinggi. Setiap tanaman contoh yang diambil dipotong dan dipisahkan beradasarkan bagian tanaman : batang, cabang, ranting dan daun. Bagian tanaman tersebut ditimbang untuk mendapatkan bobot basah (BB). Bobot basah (BB) diperoleh dengan cara memanen dan menimbang semua bagian tumbuhan di lapangan, sedangkan berat kering (BK) diperoleh dengan mengambil berat basah contoh di lapangan dan berat kering oven di laboratorium. Jika bagian tanaman yang dipanen mempunyai bobot kurang dari 1 kg, maka semua bagian dari BB tersebut dijadikan contoh untuk mendapatkan bobot kering (BK). Jika BB lebih dari 1 kg dilakukan pengambilan Berat Basah Contoh (BBC) untuk mendapatkan data Berat Kering Contoh (BKC).

3.1.3. Perhitungan Pendugaan Simpanan Karbon Atas Permukaan 3.1.3.1. Perhitungan Simpanan Karbon Hutan

Untuk pendugaan simpanan karbon atas permukaan tipe vegetasi hutan digunakan persamaan alometrik berdasarkan Buku Panduan Petunjuk Lapangan Pendugaan Cadangan Karbon pada Lahan Gambut (CCFPI, 2004) yaitu:

W = BJ 0,19 D 2,37

Dimana :

BJ = berat jenis kayu (g/cm3)

W = biomasa kering pohon (kg)

D = diameter pohon setinggi dada (cm)

Berat jenis kayu rata-rata berkisar antara 0,53 – 0,71 g/cc, jika jenis/spesies yang ditemui di lapangan tidak memiliki data BJ, maka pendugaan biomasa tidak

perlu dikalikan dengan berat jenis, karena pada prinsipnya rumus ini adalah pendugaan biomasa kering.

Selanjutnya, cadangan atau Simpanan karbon (C dalam kg) diduga dengan mengalikan biomasa dengan faktor konversi (Murdiyarso, 2002) sebagai berikut:

C = 0,5 W

Dimana :

3.1.3.2. Perhitungan Simpanan Karbon Non Hutan

Termasuk dalam kategori non hutan adalah komunitas tumbuhan yang tergolong pada tipe penutupan vegetasi alami yang berupa semak, belukar, padang rumput, dan vegetasi budidaya tanaman karet, ladang, tanah kosong. Penentuan simpanan karbon untuk tanaman kompensasi kelompok tani di Jambi dan tanaman anakan pohon di sekitar tabat di Kalimantan Tengah sama dengan cara penentuan Simpanan karbon untuk non hutan. Rumus yang digunakan untuk pendugaan untuk ketegori non hutan adalah sebagai berikut :

BKc BK t = --- x BBt BBc

Dimana :

BKt = Biomasa Kering total (kg)

BBt = Biomasa Basah total (kg)

BBc = Biomasa Basah contoh (kg)

BKc = Biomasa Kering contoh (kg)