• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGATURAN FUNGSI PENGAWASAN DPRD

C. Peraturan Bupati

3. Bentuk Pengawasan DPRD Kabupaten Serdang Bedagai

Pelaksanaan kegiatan pengawasan tersebut dirangkai dalam bentuk: Dengar Pendapat, Kunjungan Kerja, Pembentukan Panitia Khusus, Pengawasan Tentang Pengelolaan Barang dan Jasa, Pengawasan Tentang Proses Pengadaan barang dan Jasa dan Pengawasan Tentang Kinerja Pemerintah, serta Reses.

Dengar Pendapat adalah serangkaian kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh Pimpinan DPRD/ Komisi /Gabungan Komisi/Panitia Khusus dengan lembaga/adan/organisasi kemasyarakatan/perusahaan/ perorangan.120

Kegiatan dengar pendapat dilaksanakan sehubungan adanya dugaan penyimpangan dari pelaksanaan peraturan perundang-undangan, atau peraturan daerah yang dianggap dapat merugikan Negara atau masyarakat. Kegiatan dilaksanakan sehubungan adanya pengaduan dari masyarakat secara tulisan maupun lisan atau hasil kunjungan yang dilaksanakan oleh DPRD. Untuk menentukan langkah yang harus ditempuh oleh DPRD atas suatu pengaduan maka terlebih dahulu dilaksanakan dengar pendapat.

Pelaksana acara dengar pendapat, dilaksanakan oleh tergantung alat kelengkapan dewan yang mengundang. Atau tergantung pada persoalan yang

120

dihadapi. Sehingga dapat saja dilaksanakan oleh Pimpinan, Komisi atau alat kelengkapan dewan lainnya.

DPRD Kabupaten Serdang Bedagai, selalu mengadakan dengar pendapat dengan dinas yang terkait yang berhubungan dengan pokok bahasan. Demikian halnya dengan pelaksanaan Peraturan Daerah, maupun Peraturan Bupati, sebelum dilaksanakan kebijakan lain maka terlebih dahulu dilaksanakan dengar pendapat.

Kunjungan Kerja adalah serangkaian kegiatan alat kelengkapan DPRD kabupaten Serdang Bedagai, untuk mengunjungi suatu tempat di wilayah kabupaten Serdang Bedagai.121 Kunjungan kerja ini dilaksanakan setelah terlebih dahulu dilaksanakan acara dengar pendapat maupun tanpa didahului acara dengar pendapat.

Kunjungan kerja dilaksanakan untuk melihat lebih dekat atas suatu kegiatan Pemerintah Daerah atas pelaksanaan Peraturan daerah maupun Peraturan Bupati baik yang menyangkut APBD maupun Peraturan Daerah. Dengan kunjungan kerja tersebut maka dapat diketahui lebih dekat tentang permasalahan yang sesungguhnya sehingga DPRD dapat membuat tindak lantjutnya.

Kunjungan kerja dapat dilaksanakan oleh seluruh alat kelengkapan DPRD, yang pelaksanaannya diserahkan kepada alat kelengkapan yang bersangkutan.

Dalam pasal 111 Tata Tertib DPRD Kabupaten Serdang Bedagai disebutkan:

121

(1) untuk melaksanakan tugas dan wewenang DPRD sebagaimana dimaksud pada Pasal 31, Pimpinan DPRD dan atau Anggota DPRD dapat melakukan kunjungan kerja di dalam daerah maupun di luar daerah.

(2) Kunjungan kerja dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan. (3) Untuk keperluan kunjungan kerja, DPRD menyediakan sarana dan pasilitas. (4) Kunjungan kerja disusun dalam kelompok yang terdiri dari beberapa Anggota

DPRD dan berkewajiban menyampaikan laporannya secara tertulis kepada Pimpinan DPRD semabat-lambatnya 14 (empat belas) hari dari selesainya kunjungan kerja.

(5) Kunjungan kerja dan tata cara pelaksanaannya ditetapkan dalam Keputusan Pimpinan DPRD.

(6) Biaya Kunjungan Kerja dibebankan pada Anggaran DPRD yang berpedoman kepada ketentuan yang berlaku.

(7) Tindak lanjut hasil kunjungan kerja dilaporkan dalam Rapat Paripurna DPRD. Dari Tatib tersebut di atas, jelas bahwa kunjungan kerja DPRD adalah salah satu kegiatan DPRD dalam rangka melaksanakan pengawasan terhadap implementasi Peraturaan Daerah dan Peraturan Bupati.

Panitia Khusus Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serdang Bedagai yang selanjutnya disebut Pansus, adalah panitia yang dibentuk untuk pembahasan khusus tertentu.122

122

Pimpinan DPRD dapat membentuk alat kelengkapan lain yang diperlukan berupa Panitia Khusus dengan Keputusan Pimpinan DPRD, atas usul dan pendapat anggota DPRD setelah mendengar pertimbangan Panitia Musyawarah dengan persetujuan Rapat Paripurna.123

Panitia Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tidak tetap.124

Dari bunyi tatib tersebut bahwa panitia khusus bukanlah alat kelengkapan dewan yang permanen, akan tetapi sifatnya tidak tetap karena pansus dibentuk seiring dengan adanya kasus tertentu atau dalam rangka pembahasan Rancangan Peraturan Daerah, sehingga dalam rangka mempermudah pembahasan yang diajukan kepada DPRD, maka dibentuklah pansus. Pansus yang dibentuk dengan sendirinya bubar setelah pansus menyampaikan laporannya dalam sidang paripurna.

Panitia Khusus yang dibentuk pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten Serdang Bedagai, biasanya dibentuk dalam rangka pembahasan RanPerDa, sedangkan pembentukan pansus dalam rangka pengawasan implementasi Perda dan Keputusan Bupati belum ada.

Pengawasan Tentang Pengelolaan Barang dan Jasa adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh DPRD Kabupaten Serdang Bedagai yang dilaksanakan oleh Komisi C. Pengawasan pengelolaan barang dan jasa sehubungan dengan

123

Ibid Ibid., pasal 67 ayat (1)

124

pelaksanaan APBD, yang sifatnya prefentif, sehingga pengelolaan barang dan jasa dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Pengawasan tentang Proses Pengadaan Barang dan Jasa adalah kegiatan DPRD dalam rangka pengawasan terhadap pengadaan barang dan jasa agar pengadaan barang tersebut dapat sesuai dengan baik secara kualitas maupun secara kuantitas.

Pengawasan barang dan jasa (procurement) sangat penting bagi upaya perbaikan layanan publik daerah. Bidang ini masih mengalami banyak bocoran dan korupsi sehingga menghasilkan layanan yang buruk. Sumberdaya yang mubazir, dan menimbulkan banyak ketidakpuasan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memperbaiki proses procurement daerah, tetapi nampaknya belum satupun upaya khusus untuk membuat kerangka hukum yang lebih kuat dalam memberikan sanksi, meningkatkan etika profesional, dan membangun jaringan pemangku kepentingan dalam mengembangkan pengawasan publik terhadap pengadaan barang dan jasa.125

Sebagaimana pendapat di atas, maka DPRD Kabupaten Serdang Bedagai juga melakukan pengawasan terhadap proses pengadaan barang dan jasa. Dengan tujuan agar proses pengadaan barang dan jasa tersebut dapat lebih berkualitas.

Reses, dilaksanakan 3 (tiga) kali dalam setahun, dipergunakan untuk mengunjungi daerah pemilihan anggota yang bersangkutan dan menyerap aspirasi

125

Memupuk Keberlanjutan tata Pemerintahan yang baik yang terdesentralisasi, Local Governance Support Program, Laporan Tahunan 2006, hlm. 29.

masyarakat.126 Masa reses adalah masa kegiatan DPRD di luar masa sidang yang dilakukan Komisi, gabungan Komisi atau Anggota DPRD secara kelompok baik di dalam maupun di luar Kabupaten Serdang Bedagai termasuk Studi Banding ke luar negeri.127

Kegiatan reses adalah salah satu bentuk pengawasan DPRD dalam mengawasi pelaksanaan Peraturan Daerah serta Peraturan Bupati maupun kebijakan Pemerintah Daerah. Karena dalam kegiatan ini setiap anaggota DPRD baik secara kelompok maupun secara perorangan bertemu langsung dengan konstituen, sehingga dalam kegiataan reses sangat efektif dalam menampung aspirasi masyarakat untuk dirumuskan dalam membuat Rancangan Peraturan Daerah serta penyusunan APBD maupun pertanggungjawaban LKPJ Buapti atas pelaksanaan APBD.

Sehingga dalam pelaksanaan reses anggota DPRD akan mendapat masukan secara langsung atas pelaksanaan Peraturan Daerah maupun kebijakan Bupati lainnya. Sehingga pengawasan implementasi Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati dapat dilaksanakan kelalui kegiatan ini.

Hasil kegiatan reses selanjutnya akan dilaporkan kepada Pimpinan dan seterusnya dibawa pada sidang Paripurna, untuk ditanggapi dan ditindaklajuti sebagai mana seharusnya.

Pengawasan Tentang Kinerja Pemerintah adalah pengawasan DPRD terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Pengawasan ini dilaksanakan oleh DPRD Serdang

126

Pasal 68 ayat (5 dan 6), Tata Tertib, DPRD Kabupaten Serdang Bedagai.

127

Bedagai dengan Komisi yang dilakukan dengan cara melihat pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam rangka pelayanan publik.

Di samping bentuk pengawasan tersebut DPRD Kabupaten Serdang Bedagai juga mempunyai hak meminta keterangan dan hak untuk melakukan penyelidikan terhadap Pemerintah Daerah.

Sebagaimana yang diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 43 ayat (1) yakni DPRD mempunyai hak: a. interpelasi, b. angket dan c. menyatakan pendapat. Maka dalam Tata Tertib DPRD Kabupaten Serdang Bedagai Pasal 32 - 42 diatur tentang pelaksanaan Hak DPRD dalam hubungannya dengan pengawasan, Pembahasan Perda dan Pembahasan RAPBD. DPRD Kabupaten Serdang Bedagai dalam melaksanakan pengawasan terhadap Perda dan Keputusan Bupati dalam rangka mempergunakan hak interpelasi diatur dengan mekanisme:

(1) Sekurang-kurangnya 5 (lima) orang anggota DPRD dapat menggunakan hak interpelasi dengan mengajukan usul kepada DPRD untuk meminta keterangan kepada Kepala Daerah secara lisan maupun tertulis mengenai kebijakan Pemerintah Daerah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah Dan Negara;128

(2) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Pimpinan DPRD, disusun secara singkat, jelas, dan ditandatangani oleh para pengusul serta diberikan nomor pokok oleh Sekretariat DPRD;129

128

Pasal 33 ayat (1), Tatib DPRD Kabupaten Serdang Bedagai.

129

(3) usul meminta keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), oleh pampinan DPRD disampaikan pada rapat paripurna DPRD;130

(4) Dalam rapat paripurna sebagaimana dimaksud pada ayat (3) para pengusul diberi kesempatan menyampaikan penjelasan lisan atas usul permintaan keterangan tersebut;131

(5) Pembicaraan mengenai sesuatu usul meminta keterangan dilakukan dengan memberi kesempatan kepada:

a. anggota DPRD lainnya untuk memberikan pandangan melalui fraksi; b. para pengusul memberikan jawaban atas pandangan para anggota DPRD.132

(6) Keputusan Persetujuan atau penolakan terhadap usul permintaan keterangan kepada Kepala Daerah ditetapkan dalam rapat paripurna.133

Demikianlah tata cara pelaksanaan dari pada pengawasan DPRD terhadap pelaksanaan interpelasi, tetapi selama DPRD terbentuk di Kabupaten Serdang Bedagai, dimana hak ini belum pernah dilaksanakan berhubung karena seluruh keterangan yang dibutuhkan DPRD dapat dilaksanakan melalui dengar pendapat.

Sedagkan penggunaan hak Angket dalam rangka pengawasan Perda dan Peraturan Bupati dilaksanakan dengan cara:

(1) sekurang-kurangnya 5 (lima) orang anggota DPRD dapat mengusulkan penggunaan hak angket untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijaksanaan kepala 130 Ibid., ayat 3 131 Ibid., ayat 4 132 Ibid., ayat 5 133 Ibid., ayat 6

daerah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah dan Negara yang diduga bertentangan dengan ketentuan perundang- undangan;134

(2) usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan kepada Pimpinan DPRD, disusun secara singkat, jelas dan ditandatangani oleh para pengusul serta diberikan Nomor Pokok oleh secretariat DPRD;135

(3) usul melakukan penyelidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh pimpinan DPRD disampaikan pada Rapat Paripurna DPRD setelah mendapatkan pertimbangan dari Panitia Musyawarah;136

(4) pembicaraan mengenai usul melakukan penyelidikan, dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada anggota DPRD lainnya untuk memberikan pandangan melalui Fraksi dan selanjutnya pengusul memberikan jawaban atas pandangan anggota DPRD;137

(5) keputusan atas usul melakukan penyelidikan terhadap Kepala Daerah dapat disetujui atau ditolak, ditetapkan dalam Rapat Paripurna DPRD;

(8) pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh Panitia Khusus dan hasilnya ditetapkan dengan Keputusan DPRD dalam Rapat Paripurna DPRD.138

Pengawasan DPRD terhadap Kebijakan Kepala Daerah juga dapat dilaksanakan berdasarkan hak angket yang dimiliki DPRD, dimana jika ada indikasi

134

Ibid., pasal 35 ayat (1)

135 Ibid., ayat (2) 136 Ibid., ayat (3) 137 Ibid., ayat (4) 138 Ibid., ayat (8)

kebijakan yang dibuat Kepala Daerah bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang dianggap strategis serta berdampak luas. Namun selama terbentuknya DPRD Kabupaten Serdang Bedagai, belum pernah melakukan penyelidikan terhadap Kebijakan Kepala Daerah.

Setiap orang yang dipanggil, didengar, dan diperiksa sebagaimana dimaksud pada ayat (5) wajib memenuhi panggilan panitia angket kecuali ada alasan yang sah menurut peraturan perundang-undangan.139

Menurut pasal tersebut bahwa setiap orang yang dipanggil DPRD dalam rangka penyelidikan, maka yang bersangkutan harus hadir, dan dalam hal ini dapat memanggil secara paksa dengan bantuan Kepolisian.

Hak Menyatakan Pendapat, adalah salah satu hak DPRD Kabupaten serdang Bedagai dalam rangka pengawasan. Dalam Tata Tertib DPRD diatur tentang penyampaian hak ini adalah:

(1) sekurang-kurangnya 5 (lima) orang anggota DPRD dapat mengajukan usul pernyataan pendapat terhadap kebijakan Kepala Daerah atau kejadian luar biasa yang terjadi di daerah.140

Dalam pelaksanaan Hak Menyatakan Pendapat tersebut pada dasarnya sama dengan pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket. Hanya saja jika DPRD menerima usul pernyataan pendapat tersebut, maka Keputusan DPRD dapat berupa:

a. pernyataan pendapat;

139

Pasal 43 ayat (5), UU No.32 Tahu 2004.

140

b. saran penyelesaian; dan c. peringatan.

Seluruh paparan tentang mekanisme dan muatan pengawasan tersebut dapat menunjukkan bahwa pelaksanaan fungsi dan tugas pengawasan DPRD mempunyai dasar dan kerangka yang pasti.141

Demikian halnya dengan mekanisme pengawasan DPRD Kabupaten Serdang Bedagai dalam mengawasi Implementasi Peraturan Daerah, Peraturan Bupati maupun Kebijakan Bupati, dimana mekanisme tersebut telah dituangkan dalam Peraturan Tata Tertib DPRD Kabupaten Serdang Bedagai.

Dalam Tata Tertib DPRD pengaturan tentang pengawasan DPRD dengan berpedoman pada aturan yang berlaku seperti UU No. 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD, UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah No. 25 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Pengawasan dapat dilakukan pada dasarnya pada empat, yaitu tingkat implementasi kebijakan, program pembangunan dan pemerintahan, proyek atau kegiatan khusus serta kasus-kasus penting dan strategis. Terhadap keempat tingkat pengawasan tersebut, batasan-batasan yang disepakati dirumuskan dalam tabel.142

141

Agung Djojosoekarto, Op. Cit., hlm. 233, Bandingkan dengan temuan dari IRDA III yang menyebutkan bahwa ada persepsi yang berbeda-beda dalam pelaksanaan fungsi pengawasan. Lihat dalam The Asia Foundation, July 2003, Indonesia Rapid DecentralisationAppraisal (IRDA), (Jakarta: Third Report): The Asia Foundation, hlm. 29.

142

Tabel 6. Batasan Pengawasan oleh DPRD

Tingkat

Pengawasan

Muatan Justifikasi Strategi Penentuan

Waktu Lingkup atau lokasi Kebijakan Kebijakan pokok seperti temuan dalam peraturan per- UU-an dan Tata Tertib Pengawasan ini merupakan priortas DPRD sesuai dengan regulasi pemerintahan Pengawasan rutin oleh alat kelengkapan DPRD yang ditugasi Masuk alam agenda rutin alat elengkapan DPRD Seluruh daerah atau lingkup kebijakan Program Program Pemb.sektoral sesuai mata anggaran dalam APBD dan Program Pemerintahan lainnya Program dinilai berdampak negatif atau bertentangan dengan kebijakan daerah atau nasional. Pengawasan oleh Pansus berdasarkan pada indikasi penyimpangan atau masukan publik/bawasda Disesuaikan dengan jadwal implementasi program oleh Pemerintah Daerah atau Nasional Dapat dilakukan menyeluruh atau focus pada program tertentu

Proyek Proyek yang

bermasalah atau bertentangan dengan kebijakan daerah dan nasional Terdapat indikasi proyek merugikan daerah atau Negara, misal karena KKN Pengawasan oleh Pansus dengan memanfaatkan dukungan keahlian teknis Mendasarkan pada terjadinya kasus-kasus penyimpangan Pilihan proyek yang dinilai menyimpang secara serius Kasus Kegiatan social politik yang bertentangan dengan aspirasi atau kepentingan spesifik. Kelompok masyarakat tertentu mengalami dampak negatif atau membahaya- kan Menindaklanjuti hasil kunjngan kerja atau pengaduan masyaraakat Segera setelah masukan atau pengaduan diberikan pada DPRD Aspek atau lokasi tertentu sesuai dengan keluhan publik

Sumber: Diamika dan Kapasitas DPRD Dalam Tata Pemerintahan Demokratis, Agung Djojosoekarto, Konrad Adenauer Stiftung

Dari tabel di atas bahwa terdapat batasan-batasan pengawasan DPRD terhadap kebijakan, program proyek dan kasus dalam hubungannya dengan penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

4. Kegiatan Alat Kelengkapan DPRD Dalam Melakukan Pengawasan

Jika di atas telah diuraikan tentang mekanisme dan bentuk kegiatan pengawasan DPRD maka berikut ini akan menguraikan kegiatan alat kelengkapan DPRD Kabupaten Serdang Bedagai dalam melakukan pengawasan. Kegiatan dimaksud adalah kegiatan yang telah dilaksanakan DPRD Kabupaten Serdang Bedagai, sejak Lembaga tersebut terbentuk yakni mulai sejak 25 Oktober 2004 hingga 31 Desember 2007, dalam melakukan pengawasan terhadap Peraturan Daerah maupun Keputusan Bupati.

Sebagaimana yang diatur dalam Pasal 55 ayat (1) Tata Tertib DPRD Kabupaten Serdang terdiri dari:

a. Pimpinan;

b. Panitia Musyawarah; c. Komisi;

d. Badan Kehormatan; e. Panitia Anggaran;

f. Alat Kelengkapan lain yang diperlukan.

4.1. Tugas Pimpinan

Pimpinan DPRD mempunyai tugas:

a. memimpin sidang-sidang dan menyipulkan hasil sidang untuk mengambil keputusan;

b. menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja antara ketua dan wakil ketua;

c. menjadi juru bicara DPRD;

d. melaksanakan dan memasyrakatkan putusan DPRD;

e. mengadakan konsultasi dengan Kepala Daerah dan instansi pemerinah lainnya sesuai dengan Keputusan DPRD;

f. mewakili DPRD dan/atau alat kelengkapan DPRD di Pengadilan;

g. melaksanakan putusan DPRD berkenaan dengan penetapan sanksi atau rehabiltasi anggota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

h. mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya dalam Rapat Pari-purna DPRD. Kegiatan Pimpinan DPRD dalam rangka pengawasan terhadap Implementasi Perda dan Peraturan Bupati adalah:

1). Memonitoring Kunjungan Kerja Pelaksanaan Teknis Pembangunan Proyek fisik dan non fisik yang dilaksanakan tahun 2007.

2). Kunjungan kerja konsultatif/audensi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan I Medan, Sumatera Utara dalam rangka hasil audit BPK terhadap Keuangan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai.

3) Membuat surat penugasan terhadap masing-masing komisi, Panitia Anggaran, maupun Panitia Khusus dalam rangka pengawasan Pelaksanaan Peraturan Daerah dan Keputusan Bupati.

4) Mengadakan sidang untuk menampung hasil laporan reses dan menindaklanjutinya.

4.2. Kegiatan Komisi-komisi 4.2.1. Komisi A

Kegiatan Komis A dalam rangka pengawasan pelaksanaan Perda dan Peraturan Bupati adalah:

a. Dengar Pendapat

• Menerima audensi Kelompok tani perihal manipulasi data yang dilakukan BPN Tk.I Provinsi Sumatera Utara.

b. Kunjungan Kerja.

• Kunjungan kerja ke Kecamatan dalam rangka Pemekaran Desa

Kegiatan Komisi A yang berhubungan dengan pengawasan Perda dan Keputusan Bupati masa Persidangan Tahun 2007, sebagaimana disebutkan diatas hampir tidak ada, hal ini karena implementasi peraturan daerah yang berhubungan dengan Komisi A dianggap tidak ada persoalan, sehingga pengawasan tidak dilakukan.

4.2.2. Kegiatan Komisi B

Kegiatan Komisis B dalam rangka pengwasan implementasi perda dan Keputusan Bupati adalah:

1) Dengar pendapat dengan Dinas Pertanian dan peternakan perihal kegiatan Dinas tersebut.

2) Dengar pendapat dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan perihal kegiatan Dinas tersebut.

3) Dengar pendapat dengan Kantor Ketahanan Pangan perihal kegiatan. 4) Dengar pendapat dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Koperasi perihal kegiatan.

5) Dengar pendapat dengan Dinas Penanaman Modal dan Tenaga Kerja perihal kegiatan.

6) Dengar pendapat dengan Dinas Perhubungan dan Parawisata perihal kegiatan.

b. Kunjungan Kerja:

1) Kunjungan kerja ke Kawasan Wisata Pantai Cermai dalam rangka pendataan pos retribusi dan tenaga kerja.

2) Kunjungan kerja ke kawasan wisata Pantai Gudang Garam dalam rangka pendataan pos retribusi.

3) Kunjungan kerja ke PTP N III dalam rangka masalah tenaga Kerja. 4) Kunjungan kerja ke Pabrik Kelapa sawit dalam rangka Peserta

Jamsostek.

5) Kunjungan kerja ke PT. Nusa Pusaka Kencana Bahilang, masalah pesangon karyawan yang belum dibayar.

4.2.3. Kegiatan Komisi C

Kegiatan Komisi C dalam melaksanakan pengawasan terhadap implementasi Perda dan Peraturan Bupati adalah:

1) Kunjungan kerja ke Lokasi Pengutipan Retribusi Kawasan Pantai Cermin perihal adanya keresahan masyarakat oleh Pengelola Obyek Wisata dan Dinas Pehubungan dan Pariwisata.

2) Kunjungan kerja ke Kecamatan Dolok Merawan dengan camat dan instansi terkait perihal adanya penebangan kayu tidak membayar retribusi.

3) Kunjungan Kerja ke Kecamatan Tebing Syahbandar dengan camat dan instansi terkait perihal pendataan potensi PAD.

4) Kunjungan Kerja ke Kecamatan Tebing Tinggi denga camat serta instansi terkait perihal pendataan potensi PAD.

5) Kunjungan Kerja ke Kecamaan Kotarih dengan camat dan instansi terkait perihal pendataan potensi-potensi yang ada.

6) Kunjungan Kerja ke Kecamatan Serba Jadi dengan camat dan Instansi terkait dalam mendata potensi-potensi yang ada.

7) Kunjungan kerja bersama Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Tenaga Kerja dan Tarukim ke PT. Ahlindo Perkasa kec. Tebing Syahbandar perihal pendataan sumber PAD atas pelaksanaan Perda No. 22, 26, 31, 34, 35, 43 dan 46 tahun 2005 tentang Retribusi.

8) Kunjungan Kerja dengan dinas Kehutanan dan Perkebunan, Tenaga Kerja dan Tarukim, Kakan Lingkungan Hidup, ke PT. Unitera Indonesia kec. Tebing Syahbandar, dalam rangka pendataan potensi PAD, pelaksanaan perda nomor 22, 26, 31, 34, 35, 43 dan 46 Tahun 2005.

9) Kunjungan Kerja ke PT. Nusa Pusaka Kencana atas pelaksanan Perda No. 22, 26, 31, 34, 35, 43 dan 46 Tahun 2005.

10)Kunjungan Kerja ke PT. Sri Rahayu Kotarih, PTPN III Sarang Giting, PT. Aqua Farm Perbaungan dalam rangka pelaksanaan perda No. 22, 26, 31, 35, 43, dan 46 Tahun 2005.

11)Kunjungan Kerja ke PT. Indah Pontjan Perbaungan, PT. Fajar Agung Begabing Kec. Pegajahan dalam rangka pelaksanaan Perda No. 22, 26, 31, 34, 35, 43 dan 46 Perda Tahun 2005.

4.2.4. Kegiatan Komisi D

Kegiatan Komisi D dalam melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan Peraturan Bupati adalah:

a. Dengar Pendapat:

1) Rapat dengar pendapat dengan dinas PUD perihal kegiatan.

2) Rapat dengar pendapat dengan Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan KB perihal pelaksanaan KTP.

3) Rapat Dengar pendapat dengan Dinas Kesehatan perihal kegiatan pelaksanaan Perda

4) Rapat Dengar pendapat dengan Forum Komunikasi Guru perihal penyaluran dana insentif dari APBD kepada guru swasta.

b. Kunjungan Kerja:

1) Kunjungan Kerja ke Kecamatan Teluk mengkudu untuk meninjau pembangunan sumur bor bantuan dari Dinas Sosial.

2) Kunjungan Kerja ke Kecamatan Serba Jadi, dalam rangka meninjau pembangunan irigasi.

4.2.5. Panitia Anggaran

Kegiatan Panitia Anggaran dalam rangka pengawasan pelaksanaan Perda dan Keputusan Bupati adalah: Pembahasan LKPJ Pemkab. Serdang Bedagai Tahun 2006

Demikianlah kegiatan alat Kelengkapan DPRD dalam melaksanakan pengawasan terhadap implementasi Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati pada masa Persidangan tahun 2007.

Dari kegiatan alat kelengkapan dewan tersebut, maka ditindaklanjuti dalam siang paripurna DPRD. Sehingga DPRD dapat mengeluarkan Kebijakan yang ditetapkan DPRD, berbentuk keputusan DPRD dan keputusan Pimpinan DPRD. Keputusan DPRD, ditetapkan dalam rapat paripurna DPRD yang ditandatangani oleh Ketua dan Wakil Ketua yang memimpin rapat pada hari itu juga.

Keputusan Pimpinan DPRD yang berhubungan dengan kepentingan publik ditetapkan setelah mendengar saran Pimpinan Fraksi sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

Dokumen terkait