• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.9 Bentuk Peranan Dinas Pasar terhadap Pelayanan Publik dalam

A. Menetapkan dan Memberikan Izin Pemakaian Tempat Usaha kepada

Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Nomor 594 Tahun 2015 tentang Surat Izin Pemakaian Tempat Usaha di Pasar Tradisional Kabupaten Deli Serdang, memiliki 5 (lima) peraturan mengenai pedagang yang berjualan di Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town Deli Tua, salah satunya adalah Surat Izin Pemakaian Tempat Usaha yang selanjutnya disebut SIPTU adalah pemberian izin tempat usaha kepada orang pribadi atau badan lokasi pasar tradisional. Kewajiban pemakai tempat usaha antara lain:

a. Menjaga keamanan, kebersihan dan ketertiban tempat usaha; b. Menempatkan dan menyusun barang dagangan secara teratur; c. Menyediakan tempat sampah pada ruang usahanya;

d. Membayar retribusi pelayanan pasar tepat waktu dan mematuhi peraturan yang dikeluarkan pengelola.

Relokasi pasar tradisional baru yang disebut dengan Pasar Tradisional- Modern Old Town Deli, izin pemakaian usaha tempat yang diberikan kepada pedagang sebelumnya harus memenuhi persyaratan pemakaian tempat usaha. Hasil dari kebijakan penataan pasar tradisional oleh Pemerintah Dinas Pasar tersebut, merupakan hasil penataan Pasar Tradisional-Modern yang direlokasi. Pemakaian tempat usaha ini diberikan “gratis” kepada pedagang Pasar Tradisional Deli Tua. Untuk menentukan tempat atau posisi pemakaian tempat usaha dagang, pedagang melakukan undian atau cabut nomor. Kemudian, pedagang dapat menentukan pemakaian tempat usaha dagang sesuai dengan peraturan berlaku yang ditetapkan oleh Pemkab Deli Serdang. Jangka waktu pengurusan SIPTU ini dilakukan paling lama 2 minggu.

B. Dalam Penataan Pasar Tradisional, Dinas Pasar Menciptakan Pasar

Tradisional yang Tertib, Teratur, Aman, Bersih dan Sehat dengan

Menetapkan Retribusi Jasa Umum dan Retribusi Jasa Usaha

Pemerintah Kabupaten Deli Serdang memberikan wewenang kepada Dinas Pasar dalam menata dan mengelola pasar tradisional berdasarkan konsep teoretis sebagaimana yang telah diuraikan, memiliki tanggung jawab yang besar baik dalam suatu organisasi pemerintah maupun swasta. Dapat dilihat dalam hal ini peran dan peranan seorang pemimpin Kepala Dinas Pasar dalam pelaksanaan Kepala Dinas Pasar sebagai motorik implementor penataan dan pengelolaan pasar tradisional, yang memiliki rincian tugas dan fungsi sebagai :

1. Mendisposisi surat-surat kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya;

2. Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan untuk kelancaran

pelaksanaan tugas;

3. Menyusun kebijakan teknis di bidang pengelolaan pasar;

4. Merumuskan kebijaksanaan teknis di bidang pengelolaan pasar;

5. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

pengelolaan pasar;

6. Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

pasar;

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsi di bidang pasar;

8. Melakukan pengelolaan administrasi umum yang meliputi kesekretariatan,

program, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan organisasi di bidang pasar;

9. Melakukan pengelolaan unit pelaksana teknis di bidang pengelolaan pasar; 10. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-

langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

11. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksana tugas;

12. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3.

Dalam memberikan pelayanan pasar, pemerintah menetapkan retribusi yang wajib dibayar oleh pedagang setiap harinya sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 2 dan Nomor 3 tentang Retribusi Jasa Umum dan Retribusi Jasa Usaha. Untuk tarif retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha sudah dilampirkan pada bab sebelumnya sesuai dengan ketetapan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 2 Tahun 2012 tentang retribusi Jasa Umum dan Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 787 Tahun 2013 tentang Izin Pemakaian Tempat Usaha di Pasar Tradisional. Untuk tarif kebersihan dikutip sebesar Rp 700,- dan setiap pemakaian tempat usaha dagang per M2 dikenakan biaya sebesar Rp 500,-.

Bentuk kompensasi yang dihasilkan dari pelayanan pasar tradisional atau pasar yang dikelola oleh pemerintah, retribusi yang akan dijadikan sebagai sumber PAD (Pajak Asli Daerah) Kabupaten Deli Serdang.

Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Sedangkan jasa umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah

untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Bentuk retribusi pelayanan pasar yang diberikan oleh Dinas Pasar adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa pelataran, Los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang. Bentuk retribusi pelayanan pasar tradisional dalam pemanfaatannya, adalah:

1. Objek Retribusi Pelayanan Pasar adalah menyediakan fasilitas pasar

tradisional/sederhana berupa pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah dan khusus disediakan untuk pedagang.

2. Subjek retribusi pelayanan pasar adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan sarana dan fasilitas pasar milik Pemerintah Daerah.

3. Dikecualikan dari objek retribusi adalah pelayanan fasilitas pasar yang dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

4. Retribusi Pelayanan Pasar termasuk golongan retribusi jasa umum.

Selain fungsi retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha yang dijelaskan di atas, Dinas Pasar juga memiliki tanggung jawab kepada pedagang untuk melindungi dan menciptakan ekonomi kreatif di pasar tradisional dalam persaingan antar pedagang tradisional dengan pedagang modern agar mampu bersaing. Dengan demikian, Pemerintah Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang membuat suatu strategi dalam meningkatkan kualitas jasa atau pelayanan, baik untuk pedagang maupun konsumen pasar Deli Tua adalah sebagai berikut:

1) Pemberian bimbingan dan penyuluhan, 2) Pelaksanaan pelayanan umum,

3) Peningkatan kualitas aparat Dinas Pasar dalam pelayanan terhadap masyarakat,

4) Pembinaan hubungan organisasi terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas

dengan hubungan terhadap pedagang, dan

5) Pengelolaan urusan administrasi, seperti pengurusan SIPTU (Surat Izin Pemakaian Usaha Dagang).

Penerimaan Retribusi Pasar yang dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut:

a. Mekanisme pemungutan retribusi pasar di Dinas Pasar Kabupaten Deli

Serdang, dapat diketahui dan diukur dari dua hal sebagai berikut : 1. Tata cara pemungutan retribusi pasar, seperti :

a. Membuat surat permohonan calon pedagang untuk Izin Pemakaian Tempat Usaha kepada Kepala Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang. Dengan mencantumkan nama, alamat, No. KTP, lokasi pasar, kecamatan, No. Kios/Los, luas tempat berjualan, jenis jualan dan klasifikasi pasar.

b. Kemudian, petugas UPT mendata pedagang dan setiap data

pedagang sudah tertera Retribusi Pemakaian Tempat Berjualan, Retribusi Kebersihan Pasar dan Tarif Jenis Jualan.

c. Dari data tersebut petugas UPT mengetahui data-data pedagang dengan identitas pedagang pada saat pengurusan SIPTU (Surat Izin Pemakaian Tempat Usaha).

2. Penetapan Tarif retribusi pasar yang dikenakan bagi para pedagang. Tarif retribusi ini berupa retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha yang

sudah ditetapkan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 2 dan Nomor 3 tentang retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha.

3. Hambatan-hambatan dalam mekanisme pemungutan retribusi pasar,

seperti penundaan pembayaran retribusi oleh pedagang.

Kontribusi retribusi pasar terhadap PAD Kabupaten Deli Serdang untuk mengetahui kontribusi rertribusi pasar terhadap PAD dapat dilihat dari perkembangan target dan realisasi penerimaan retribusi pasar apakah mengalami peningkatan atau tidak, sehingga dapat dibandingkan dengan PAD di Kabupaten Deli Serdang.

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah, serta yang mengarahkan pada visi Kabupaten Deli Serdang, maka rumusan visi Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang adalah terwujudnya citra pasar yang bersih, tertib, aman, dan nyaman. Makna dari visi tersebut adalah Pasar Tradisional yang selama ini dianggap kumuh, jorok harus bisa menjadi pasar yang bersih, tertib, aman, dan nyaman. Dari definisi tersebut Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang menetapkan misi, yaitu:

1. Meningkatkan kesempatan bekerja dan berusaha,

2. Meningkatkan kebersihan, ketertiban, dan keamanan pasar, 3. Meningkatkan pelayanan pedagang dan pengunjung, dan 4. Meningkatkan kualitas SDM pengelola dan pedagang.

Peran Dinas Pasar dalam menetapkan visi dan misi sebagai implementor penataan pasar tradisional, terlihat dari tugas Kepala Dinas Pasar adalah:

2. Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan untuk kelancaran pelaksanaan tugas,

3. Menyusun kebijakan teknis di bidang pengelolaan pasar, 4. Merumuskan kebijaksanaan teknis di bidang pengelolaan pasar,

5. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

pengelolaan pasar,

6. Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

pasar,

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsi di bidang pasar,

8. Melakukan pengelolaan administrasi umum yang meliputi kesekretariatan, program, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan organisasi di bidang pasar,

9. Melakukan pengelolaan unit pelaksana teknis di bidang pengelolaan pasar, 10.Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-

langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku,

11.Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, dan

12.Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku cacatan penilaian

sebagai bahan penilaian DP-3.

Berpedoman pada Peraturan Daerah yang berlaku, kebijakan dan upaya penertiban pedagang tradisional Deli Tua adalah:

c. Kebijakan penertiban pedagang tradisional, terdiri dari: 5. Perizinan untuk Berjualan bagi pedagang

Perizinan merupakan bentuk legalitas yang harus dimiliki oleh pedagang dalam menjalankan kegiatan usahanya tercantum dalam Keputusan Kepala Dinas Kabupaten Deli Serdang Nomor 594 Tahun 2015 tentang Surat Izin Pemakaian Tempat Usaha di Pasar Tradisional Kabupaten Deli Serdang (SIPTU).

6. Kewajiban dan Larangan bagi pedagang

Pada umumnya kebijakan mengenai kewajiban dan larangan ini bertujuan untuk mengatur keberadaan pedagang dalam menjalankan kegiatan usahanya agar tidak mengganggu ketertiban umum. Setiap pemegang SIPTU wajib :

a. Membayar retribusi pelayanan pasar tepat waktu

b. Memelihara kebersihan, keindahan, ketertiban, keamanan,

kenyamanan dan kesehatan di lingkungan pasar serta fungsi fasilitas umum lainnya di lokasi kegiatan usaha

c. Menjaga keutuhan sarana dan prasarana fisik yang menjadi

tanggung jawab serta lingkungan sekitar kegiatan usaha

d. Melaporkan setiap ada kerusakan Kios atau Los kepada Bupati

Deli Serdang melalui Dinas Pasar Kab. Deli Serdang paling lama 3 hari setelah terjadi kerusakan bagi pemilik SIPTU.

Setiap pemegang SIPTU dilarang :

a. Dilarang mengalihkan SIPTU kepada pedagang atau pihak lain b. Meninggalkan Kios atau Los dalam satu bulan

c. Menginap dan atau bertempat tinggal di lokasi pasar. 7. Pembinaan bagi pedagang

Pembinaan merupakan bentuk usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas pedagang dalam menjalankan kegiatan usahanya. Pembinaan pedagang tradisional di Pasar Tradisional Deli Old Town Deli Tua dilakukan setahun sekali. Dan pembinaan ini dilakukan langsung oleh Kepala Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang bersama dengan pegawai- pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang.

8. Penetapan Lokasi Berjualan bagi pedagang

Pemerintah menetapkan kebijakan mengenai penetapan lokasi berjualan pedagang. Sehingga pedagang tidak akan berjualan disembarang tempat dan lebih paham mengenai lokasi-lokasi mana saja yang boleh dipergunakan dan yang mana yang tidak boleh. UPT (Unit Pelaksana Teknis) Pasar selalu mengawasi para pedagang agar tidak melanggar aturan-aturan berdagang sesuai dengan zona yang telah ditetapkan.

d. Upaya penertiban pedagang, terdiri dari: 1. Pendataan pedagang yang Akan Ditertibkan

Pendataan merupakan sebuah proses awal yang harus dilakukan dalam upaya penertiban pedagang. Dari proses pendataan ini maka akan diketahui jumlah keseluruhan pedagang kaki lima yang akan ditertibkan sehingga akan mempermudah pemerintah dalam melaksanakan proses selanjutnya. Di Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town Deli Tua untuk saat ini tidak ada pedagang kaki lima yang

berjualan disekitar pasar. Akan tetapi, di Jalan Besar Deli Tua masih terdapat beberapa pedagang yang masih berjualan di sekitarnya. Untuk hal yang demikian ini, hanya Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang berhak mengeluarkan peraturan mengenai sanksi kepada PKL (Pedagang Kaki Lima) di Deli Tua.

2. Relokasi

Dalam proses ini, seluruh pedagang tradisional dan PKL yang berjualan di area terlarang dan sebelumnya telah di data akan dipindahkan ke lokasi yang baru yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Proses relokasi ini sudah berjalan dengan lancar. Pedagang Tradisional lama berserta PKL telah menempati tempat usaha dagang berdasarkan klasifikasi jenis jualan dagangannya dan dilakukan secara musyawarah antar pedagang dan petugas Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang untuk melakukan undian atau cabut nomor. Oleh karena itu, Pasar Tradisional Deli Old Town ini sudah melakukan kegiatan aktivitas transaksi jual-beli mulai pada bulan April tahun 2015.

3. Peremajaan Lokasi Berjualan yang Baru

Peremajaan merupakan proses dimana pemerintah melakukan sejumlah perbaikan-perbaikan dilokasi berjualan yang baru bagi pedagang. Setiap hari petugas UPT selalu mengawasi dan memelihara lokasi tempat usaha dagang. Apabila ada kerusakan kios/los pedagang wajib melaporkan kepada petugas UPT agar segera diperbaiki. Dan apabila pedagang melakukan perusakan dengan sengaja maka akan

dikenakan sanksi berupa pencabutan Izin Pemakaian Tempat Usaha dagang.

4. Pengawasan Pasca Relokasi

Dalam proses ini, pemerintah melalui petugasnya melakukan pemantauan terhadap lokasi eks relokasi. Tujuannya adalah agar dapat langsung menindaklanjuti apabila ada padagang yang kembali berjualan di daerah tersebut. Dalam penelitian ini, penulis melihat fakta yang terjadi di kawasan pasar Deli Tua mengenai pedagang tradisional Deli Tua, masih ada 15 orang pedagang yang berjualan di kawasan trotoar pasar Deli Tua. Jenis jualan yang diperdagangkan adalah buah-buahan, kue dan sayur-sayuran. Pedagang sudah diberikan sanksi dan peringatan agar tidak melakukan transaksi jual beli di trotoar jalan oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan dibantu oleh Satpol PP, akan tetapi hanya 2 atau 3 hari saja pergi dari lokasi tersebut kemudian kembali lagi berjualan di area trotoar Jalan Besar Deli Tua. Perilaku ini menyebabkan dampak negatif karena akan ada pedagang berikutnya yang akan bertambah dan dapat menyebabkan Jalan Besar Deli Tua mengalami masalah macet kembali.

Dengan demikian, Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dinilai belum efektis untuk menertibkan seluruh pedagang tradisional di Deli Tua agar tidak berjualan di kawasan jalan trotoar dan/atau melarang pemilik pribadi yang memanfaatkan membuka kawasan berdagang seperti Jambur atau Los untuk pedagang tradisional. Kurangnya pengawasan dan ketidaktegasan pemerintah

terhadap pedagang kaki lima yang masih berjualan di lokasi trotoar Jalan Besar Deli Tua akan menimbulkan suatu masalah publik yang baru.

BAB VI

Dokumen terkait