DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku
Anderson, James E, 2004, Public Policy Making: An Introduction Fifth Edition Boston: Houghton Miffin Company. Edisi II. Penerbit Penerbit: PT. Gelora Aksara Pratama
Badudu J.S dan Zain, Sutan Mohammad. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Boediono, Pelayanan Prima Perpajakan. 2003. Jakarta: Rineka Cipta Effendi, Sofian Tungkiran, Metode Penelitian Survei. 2012. Jakarta: LP3ES Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisa Data. 2010. Jakarta: Rajawali
Soefaat, Kamus Tata Ruang, Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dan Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia Edisi I
Kusumanegara, Solahuddin, Model dan Aktor dalam Proses Kebijakan Publik, Cet. 1. 2010.Yogyakarta: Gava Media.
Poerwardarminta W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. 1976, PN Balai Pustaka, Jakarta
Sedarmayanti, Good Governance dalam Rangka Otonomi Daerah. 2003. Bandung: Mandar Maju
Sinambela, Lijan Poltak, dkk, Reformasi Pelayanan Publik. Cet. 1. 2006. Jakarta: PT Bumi Aksara
Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survei LP3S. 1995. Jakarta. Nanawi, Hadari Sujarto, Djoko, Pengantar Planologi, Departemen Perencanaan Wilayah Kota, ITB :
1998
Suyanto, Metode Penelitian Sosial. 2005. Jakarta: Prenada Media
Parson, Wayne, Public Policy: Pengantar Teori & Praktik Analisis Kebijakan, 1993. Jakarta: Kencana
Sumber Undang-undang dan Peraturan
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 70/M-DAG/PER/12/2013 tentang Pedoman dan Pembinaan Pasar Tradisional
Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 688 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.
Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 2 dan Nomor 3 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa dan Retribusi Umum.
Sumber Jurnal
Jurnal Tukar Menukar di Pasar Tradisional dan Pasar Modern. Volume 3 Thn. 2012 M. Darwis, Penataan Kembali Pasar Kotagede. Jurnal S-1. Fak. Teknik. Jur. Arsitektur,
Universitas Gajah Mada. 1984
Jurnal Penataan Ulang Pasar Tradisional Kranggan di Yogyakarta. Program Studi Arsitektur Universitas Atmajaya. Thn. 2007
Jurnal Departemen Perdagangan, Peraturan, Pengelolaan, dan Pengembangan Citra Pasar Tradisional di Wilayah Perkotaan dan Perdesaan. 2007 : 35-38
Jurnal Perbandingan Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kabupaten Berau dengan Provinsi DKI Jakarta. 2014
E-Journal Graduate Unpar, S2 Konsep Manajemen Modern di Pasar Tradisional Bumi Serpong Damai,. Vol 1, No. 2 2014
Jurnal PMI Vol. X. No. 2, hal 1, Melindungi Pasar Tradisional Kabupaten Klaten, Tatik Setyorini, 2013
www.e-jurnal.uay.ac.id
www.e-jurnal.usu.ac.id
(Jurnal Ilmiah, Implikasi Kebijakan Relokasi Pasar terhadap Usaha PKL Kota Malang, Erditya Rahmadi, 2008
Sumber Internet
http://articontohnya.co.id/2013/06/apa-arti-konsep-penataan.html. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2015.
http://www.Kompas.com/utama/news/0503/02/055919.htm. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2015.
http://www.pasartradisional.com/news/2013/08. diakses pada tanggal 7 November 2015 , diakses pada tanggal 27 November 2015
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti secara sistematis.
Penelitian kualitatif menyajikan data yang dikumpulkan terutama dalam bentuk
kata-kata, kalimat, atau gambar yang memiliki arti lebih daripada sekedar angka
atau frekuensi. Jadi, penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang studi
kasusnya mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai
kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya dilapangan. (H.B
Sutopo, 2002:111)
Dengan demikian metode ini memusatkan perhatian pada
masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau
masalah yang bersifat aktual, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang
masalah yang diselidiki diiringi dengan interpretasi rasional akurat. Dimana
penelitian berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya, dan mencoba
menganalisis untuk memberi kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh. Oleh
karenanya dalam penelitian ini sendiri, penulis akan mencari gejala, fakta-fakta
kejadian yang berhubungan dengan penataan pasar tradisional dalam mencari
solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi di publik, khususnya dalam
bidang pelayanan atau jasa.
3.2 Lokasi Penelitian
Guna memperoleh data sebagai bahan dalam penelitian ini sekaligus guna
menjawab permasalahan yang telah dikemukakan, maka lokasi penelitian ini akan
dimulai pada Kantor Dinas Pasar Jl. Mawar No.14 Lubuk Pakam dan Pasar
Tradisional-Modern Old Town Delpi di Jalan Pamah Deli Tua, Kabupaten Deli
Serdang.
3.3 Informan Penelitian
Sesuai dengan penjelasan di atas, bentuk penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Hendarso (dalam Usman,2009:50), menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian
yang dilakukan sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus
penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitan inilah yang akan menjadi
informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama
Informan penelitian adalah orang-orang yang memberikan informasi yang
diperlukan selama proses penelitian. Informan peneliti meliputi beberapa macam
yaitu:
1. Informan Kunci (Key Informan), yaitu mereka yang mengetahui dan
memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan oleh peneliti. Adapun
yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah :
a. Kepala Unit Pelaksana Teknis (KUPT) Pasar di Deli Tua, Kabupaten
Deli Serdang.
2. Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi
sosial yang diteliti. Adapun yang menjadi informan utama dalam
penelitian ini adalah pelaksana kebijakan yaitu:
a. Staf pegawai UPT Pasar,
b. Pedagang Tradisional dan
c. PKL (Pedagang Kaki Lima).
3. Informan tambahan, yaitu dalam mereka yang memberikan informasi
walaupun tidak terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Adapun
informan tambahan yaitu:
a. Konsumen (pembeli), mempunyai pandangan positif dan negatif
mengenai kebijakan pemerintah dalam penataan pasar tradisional.
Artinya, memiliki kelemahan dan kekurangan, akan tetapi konsumen
tersebut lebih menilai poitif, karena berdampak positif bagi kalangan
masyarakat dan menjadi solusi terhadap gejala atau masalah sosial
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data, keterangan, informasi yang diperlukan, maka
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Teknik pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh langsung ke
lokasi penelitian untuk mencari data yang lengkap dan berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Pengumpulan data primer dilakukan melalui:
a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
tanya jawab secara langsung dan mendalam untuk memperoleh data
yang lengkap dan mendalam kepada pihak-pihak yang terkait.
b. Observasi, yaitu pengamatan langsung pada suatu objek yang akan
diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek
penelitian.
2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang
dilakukan oleh melalui pengumpulan kepustakaan yang dapat mendukung
data primer. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai
berikut:
a. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan
menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi
penelitian atau sumber-sumber lain yang relevan dengan objek
penelitian.
b. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku,
karya ilmiah serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan, membuat suatu
urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk membuat
suatu deskripsi. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah peneliti
mengkonfirmasi seluruh existing data sekunder dan data primer (wawancara dan
observasi) dan menyajikannya dengan analisis kualitatif. Teknik analisis data
kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang mulai dengan menelaah seluruh
data yang terkumpul, menyusunnya dalam satu satuan yang kemudian
dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan serta
menafsirkannya dengan analisis kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang secara geografis, terletak diantara 2057’ – 3016’
Lintang Utara dan 98033’ – 99027’ Bujur Timur, merupakan bagian dari wilayah
pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan luas wilayah 2.497,72
km2 dari luas Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 22 kecamatan dan 403
desa/kelurahan, dengan batas sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan
Selat Sumatera, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo, Sebelah
Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai, Sebelah Barat berbatasan
dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat.
Tabel 4.1
Luas Wilayah Kabupaten Deli Serdang
No Kecamatan
(1) (2) (3)
1 Gunung Meriah 76.65
2 STM Hulu 223.38
3 Sibolangit 179.96
4 Kutalimbaru 174.92
5 Pancur batu 122.53
6 Namo Rambe 62.30
7 Biru-biru 89.69
8 STM Hilir 190.50
9 Bangun Purba 129.95
10 Galang 150.29
11 Tanjung Morawa 131.75
12 Patumbak 46.79
13 Deli Tua 9.36
14 Sunggal 92.52
15 Hamparan Perak 230.15
16 Labuhan Deli 127.23
17 Percut Sei Tuan 190.79
18 Batang Kuis 40.34
19 Pantai Labu 81.85
20 Beringin 52.69
21 Lubuk Pakam 31.19
Jumlah 2.497.72
Sumber Kab. Deli Serdang Dalam Angka Tahun 2008
Menurut data yang diperoleh dari situs pemerintahan Kabupaten Deli
Serdang, luas wilayah Kabupaten Deli Serdang saat ini adalah 2.497,72 Km2,
terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desa/kelurahan, yang terhampar mencapai 3,34
persen dari luas Sumatera Utara.
Dulu daerah ini mengelilingi tiga “daerah kota madya” yaitu Kota Medan
yang menjadi ibu Kota Provinsi Sumatera Utara, Kota Binjai dan Kota Tebing
Tinggi disamping berbatasan dengan beberapa Kabupaten yaitu Langkat, Karo,
dan Simalungun, dengan total luas daerah 6.400 KM2 terdiri dari 33 kecamatan
dan 902 kampung.
4.1.1 Kepadatan Penduduk Kabupaten Deli Serdang
Pemahaman tentang jumlah, struktur, dan pertumbuhan serta distribusi
penduduk sangat menentukan arah pembangunan di suatu daerah. Kondisi
kependudukan akan mempengaruhi berbagai kebijaksanaan pembangunan dari
berbagai sektor-sektor pelayanan dan pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintah.
Jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang terus tumbuh secara relatif cepat dan
hal ini akan membawa perubahan pada sistem pelayanan pemerintah secara
keseluruhan.
Jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang TA. 2007 tercatat sebanyak
1.686.366 jiwa, kemudian meningkat menjadi 1.738.431 jiwa pada Tahun 2008
sebagai berikut : penduduk kelompok umur 0 s/d 14 Tahun sebanyak 588.035
jiwa (33,83 %) dan penduduk kelompok umur 15 s/d 64 Tahun sebanyak
1.092.947 jiwa (62,87 %), sedangkan jumlah penduduk kelompok umur 65 Tahun
keatas adalah 57.449 jiwa (3,30 %). Jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang ini
merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dikembangkan lebih lanjut.
Hal ini akan dapat memperkuat SDM Kabupaten Deli Serdang dimasa yang akan
datang guna mempercepat pengembangan daerah Kabupaten Deli Serdang.
Dilihat dari distribusi dan kepadatan penduduk, maka rata-rata kepadatan
penduduk telah mencapai ± 696 jiwa/km2. Kepadatan tertinggi terdapat di
Kecamatan Deli Tua yaitu 6.244 jiwa/km2, sedangkan kepadatan terendah
terdapat di Kecamatan Gunung Meriah yaitu 32 jiwa/km2.
4.1.2 Sejarah Singkat Kabupaten Deli Serdang
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945,
Kabupaten Deli Serdang yang dikenal sekarang ini merupakan dua pemerintahan
yang terbentuk Kerajaan (Kesultanan) yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di
Kota Medan menuju Tebing Tinggi.
Dalam masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan
Sumatera Timur mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyar secara
spontan menuntut agar NST (Negara Sumatera Timur) yang dianggap sebagai
prakarsa Van Mook (Belanda) dibubarkan dan wilayah Sumatera Timur kembali
masuk Negara Republik Indonesia. Para pendukung NST membentuk
Sumatera Timur yang dibentuk oleh Front Nasional. Negara-negara bagian dan
daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan NRI,
sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur (NST)
tidak bersedia.
Akhirnya Pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat
(RIS) untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh NST dan NIT
untuk bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan
hasil antara lain Undang-Undang Dasar Sementara Kesatuan yang berasal dari
UUD RIS diubah sehingga sesuai dengan Undang-Undang Dasae 1945. Atas
dasar tersebut terbentuklah Kabupaten Deli Serdang yang beribukota di Lubuk
Pakam.
4.2 Profil Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang
A. Sejarah Ringkas Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang
Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang pada mulanya bernama PERPAS
(Perusahaan Pasar) yang merupakan bagian dari Dinas Pendapatan untuk pertama
kali diatur oleh Peraturan Daerah Tingkat II Deli Serdang No. 10 Tahun 1979
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tingkat II Deli Serdang.
Mengingat bahwa pengelolaan, pembinaan, serta pengurusan aturan pasar sebagai
salah satu sumber pendapatan daerah untuk lebih ditingkatkan serta
dikembangkan sesuai dengan perkembangan wilayah maka Peraturan Daerah
Kabupaten Deli Serdang No. 10 Tahun 1979 tersebut perlu diadakan suatu
Pada tanggal 25 Agustus 1986 terbitlah Peraturan Daerah yang baru yakni
Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang No. 10 Tahun 1986
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pasar. Pada Tahun 2002
terbitlah Peraturan Daerah No.14 Tahun 2002 tentang perubahan Kedua Peraturan
Daerah Kabupaten Deli Serdang No.46 Tahun 2000 tentang Organisasi
Dinas-Dina Daerah Kabupaten Deli Serdang. Peraturan Daerah yang baru yakni
Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang No. 5 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli
Serdang.
B. Sejarah Pasar Tradisional Deli Tua
Pada tahun 1960 para pedagang sudah berdagang di pasar tradisional Deli
Tua, Kabupaten Deli Serdang. Kemudian sejak Peraturan Pemerintah dikeluarkan
mengenai penggusuran pasar tradisional yang berdasarkan penataan pasar,
pedagang menolak direlokasi. Dalam penanganan ini pemerintah sudah
memperingatkan kepada para pedagang agar tidak berjualan menggunakan
fasilitas jalan umum atau di badan Jalan Besar Deli Tua. Akan tetapi, para
pedagang setempat menghiraukan teguran tersebut sehingga banyak para
pedagang yang kembali berjualan menggunakan fasilitas jalan umum. Pada tahun
1962 hingga 1964, dilaksanakan pembangunan kios secara swadaya oleh
masyarakat di Deli Tua Timur, yang saat ini dikenal dengan nama Pasar Deli Tua.
I. Lokasi Penelitian Pertama ini dilakukan di Dinas Pasar Kabupaten
Deli Serdang Jl. Mawar No. 14 Lubuk Pakam. Telepon (061)
7955819.
II. Lokasi Penelitian Kedua ini dilakukan di Pasar Tradisional Modern
Deli Old Town Jl. Pamah Deli Tua.
4.2.2 Gambaran Umum Pasar Tradisional Deli Old Town 4.2.2.1 ASSET/FISIK PASAR
- Luas Tanah : 8.988 meter
- Status tanah : Sertifikat
- Luas Bangunan : 3.036 meter
- Jumlah Kios : 107 Unit Terisi : 100
Unit
- Jumlah Losd : 6 Unit 280 Stand Terisi : 80
Stand
- Kios Layang : 96 Stand Terisi : 50
Stand
- Barang Inventaris Bergerak : 3 Unit
4.3 Visi dan Misi Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah, serta yang
mengarahkan pada visi Kabupaten Deli Serdang, maka rumusan visi Dinas Pasar
Kabupaten Deli Serdang adalah : Tersedianya Pasar Bagi Kebutuhan
Masyarakat dengan Citra Pasar yang Bersih, Tertib, dan Nyaman.
Maka dari visi tersebut adalah Pasar Tradisional yang selama ini dianggap
kumuh, jorok harus bisa menjadi pasar yang bersih, tertib, aman dan nyaman. Dari
Visi tersebut Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang menetapkan Misi, yaitu:
a. Meningkatkan sarana dan prasarana pasar
b. Meningkatkan kesempatan bekerja dan berusaha
c. Meningkatkan kebersihan, ketertiban, dan keamanan pasar
d. Meningkatkan omzet para pedagang
e. Meningkatkan kualitas SDM pengelola dan pedagang
Adapun Motto Dinas Pasar : “BAIK” (Berdaya Guna, Amanah, Inovatif,
Kreatif).
4.4 Tugas dan Fungsi Bidang Pengelolaan Pasar dalam Penataan Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town di Deli Tua Kabupaten Deli Serdang
A. Kepala Bidang Pengelolaan Pasar, mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :
1. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan.
3. Membagi tugas kepada para bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
seperti fasilitas pasar, kebersihan, ketertiban, penyuluhan dan pengawasan
hasil bumi.
4. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Pengelolaan Pasar.
5. Mengkoordinir pelaksanaan tugas kepala seksi di Pengelolaan Pasar
6. Membuat dan menyusun rencana pembangunan, pemeliharaan dan
pengelolaan pasar serta pendistribusian kios dan loods dalam upaya
peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Untuk kutipan tarif retribusi jasa dan
umum pasar di Pasar-Modern Deli Old Town ditentukan dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 2 Tahun 2012 tentang retribusi
jasa dan umum.
7. Membuat rencana pembagian tempat berjualan menurut jenis dagangan di
setiap pasar.
8. Membuat rencana pembagian tempat berjualan menurut jenis dagangan di
setiap pasar.
9. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang
langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku.
10. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung
jawaban pelaksanaan tugas.
11. Menilai prestasi kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian
sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan.
B. Kepala Seksi Pengelolaan Pasar, mempunyai rincian tugas dan fungsi, yaitu :
1. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan;
2. Memberikan petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar
pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib;
3. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencanakan
kegiatan pelaksanaan tugas;
4. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pengelolaan pasar;
5. Membuat serta memelihara data-data bangunan kios dan loods;
6. Melaksanakan proses pendaftaran dan perubahan nama penyewa kios dan
loods;
7. Membuat serta memelihara buku daftar nama-nama pedagang yang ada di
masing-masing pasar se-Kabupaten Deli Serdang;
8. Menyusun konsep dan rencana pendistribusian kios dan loods kepada
pedagang;
9. Memberikan bimbingan dan arahan kepada para pedagang tentang
pengelolaan pasar yang baik;
10. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang
langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
11. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung
jawaban pelaksanaan tugas;
12. Menilai prestasi kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian
sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan;
C. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Deli Tua
Pola koordinasi yang terjalin menempatkan Kepala Dinas Pasar sebagai
implementor dimana setiap bagian-bagian organisasi pasar terhubung dengan
rantai komando langsung ke Kepala Dinas Pasar. Sementara itu pelaksana
kebijakan secara teknis operasional dan/atau kegiatan teknis operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu diserahkan kepada Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) masing-masing pasar tradisional di Deli Serdang.
Adapun tugas dan fungsi (tupoksi) dari UPT, yaitu:
1. Penyusunan program dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan pengelola
pasar.
2. Pelaksana kegiatan dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah dan
retribusi pasar.
3. Pelaksanaan koordinasi dalam rangka pemeliharan dan pengawasan
keamanan, ketertiban dan kebersihan pasar serta peningkatan retribusi
pasar.
4. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan unit terkait dalam rangka
peningkatan kinerja pasar.
5. Pelaksanaan tata usaha dan pelaporan dalam rangka penyelenggaraan
pengelolaan pasar.
6. Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai
BAB V
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
5.1 Pengolahan Data
Pada Bab ini penulis akan mengolah data-data yang diperoleh dari tabel,
gambar, dokumen berupa peraturan-peraturan pemerintah dan hasil wawancara
melalui penelitian untuk kemudian dianalisis berdasarkan teori yang telah ada di
Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang dan KUPT (Kantor Unit Pelaksana Unit)
Pasar di Pasar Trasisional Deli Tua yang dijadikan sebagai lokasi penelitian. Data
tersebut terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang
diperoleh dari hasil wawancara dengan para key informan, sedangkan data
sekunder ialah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat
5.1.1 Pelaksanaan Wawancara
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang
dan Kantor Unit Pelaksana Teknis (KUPT) Pasar di Pasar Tradisional Modern
Deli Old Town Jalan Pamah Deli Tua, Pedagang Tradisional Deli Tua dan
pembeli/pengunjung. Dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk menjawab
permasalahan secara mendalam, ada beberapa tahapan yang dilakukan penulis,
yaitu : Pertama, peneliti diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen tertulis
tentang gambaran umum Deli Serdang, sejarah singkat Kabupaten Deli Serdang,
profil Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang, gambaran kerja Dinas Pasar dalam
Bidang Pengelolaan Pasar Deli Tua Kabupaten Deli Serdang dan bagan struktur
organisasi Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Perda Nomor 5 Tahun 2007.
Kedua, penelitian ini dilakukan dengan wawancara kepada Kepala Bidang
Pengelolaan Pasar di Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang, wawancara kepada
Kantor Unit Pelaksana Teknis (KUPT) Pasar di Pasar Tradisional Modern Deli
Old Town Jalan Pamah dan wawancara kepada pedagang dan pembeli. Ketiga,
mencari data seperti gambar dan fakta-fakta yang diteliti oleh peneliti.
5.2 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan salah satu aset yang paling penting dan
berdampak langsung pada sebuah organisasi atau instansi dibandingkan dengan
sumber daya lainnya. Salah satu peran konkrit yang dilakukan oleh Dinas Pasar
Kabupaten Deli Serdang adalah untuk mewujudkan peningkatan upaya kinerja
pegawai melalui suatu pengembangan pendidikan dan pelatihan jabatan oleh
Tabel 5.1 Nama-nama Pegawai Berdasarkan Jabatan, Golongan dan Latihan Jabatan
No. Nama Jabatan Gol/Ruang Latihan
Jabatan
1. Nelson, SH Kabid Trantib IV/b Diklat Pin III
2. Syiblul, SH Sekretaris IV/b Diklat Pin III
3. Rustam Abadi, SE Kabid Kebersihan
Pasar
IV/a Diklat Pim
III
4. Samuel P. Sinaga, SE Kabid Intensifikasi III/d Diklat Pim
III
5. Asnan Nasution, SH,
S, Sos, MSP
Kabid Pengelolaan
Pasar
III/d Diklat Pim
IV
6. S. H. Rumahorbo, S.
Sos
Ka.Seksi
Pengangkutan
Sampah
III/d Diklat Pim
IV
7. Espita Sinaga, S.Sos Kasi Kebersihan
Pasar
III/d Diklat Pim
IV
Sumber : Daftar Urut Kepangkatan PNS Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang
2015
Berdasarkan nama-nama pegawai yang mengikuti pelatihan pada tahun
2015 di atas berjumlah 7 (tujuh) orang. Latihan jabatan pegawai yang
dilaksanakan oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pasar Kabupaten Deli
1. Menghasilkan pegawai yang handal dan cakap dalam bekerja.
2. Disiplin dengan waktu berkerja.
3. Meningkatkan kualitas kerja pegawai.
4. Menciptakan pegawai yang kreatif, inovatif dan aktif.
5. Meningkatkan pelayanan dalam pasar.
Jabatan, golongan dan jabatan latihan dilakukan oleh setiap PNS Dinas
Pasar Kabupaten Deli Serdang. Setiap pelatihan jabatan dilatih dan diajarkan
sesuai dengan bidang pekerjaannya. Menurut analisis penulis, fungsi latihan
jabatan ini adalah untuk meningkatkan kinerja pegawai menurut fungsi di atas dan
dinilai “cukup baik”, karena berdasarkan jabatan, golongan dan jabatan latihan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kabupaten Deli Serdang bekerja dengan baik
terutama dalam pelayanan terhadap penataan Pasar Tradisional-Modern Deli Old
Town Deli Tua.
5.2.1 Jumlah Pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.2 Jumlah Pegawai Dinas Pasar
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 61 Orang
Perempuan 63 Orang
Total Keseluruhan 124 Orang
Sumber : Daftar Urut PNS Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang 2015
Berdasarkan tabel 5.2, jumlah pegawai yang ada di Dinas Pasar Kabupaten
laki-laki. Setiap pegawai memiliki tugas dan fungsinya masing-masing serta
jumlah pegawai disesuaikan dengan kebutuhan dalam pekerjaan di Dinas Pasar
Kabupaten Deli Serdang. Perbedaan jumlah pegawai laki-laki dan perempuan
tidak mempengaruhi kinerja pegawai. Total jumlah keseluruhan pegawai 124
orang, total ini cukup efektif melihat kinerja pegawai yang dinilai “cukup baik”
memberikan pelayanan dalam penataan pasar Deli Tua.
5.2.2 Jumlah Rekapitulasi Golongan Pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli
Serdang
Tabel 5.3 Jumlah Rekapitulasi Golongan Pegawai
Golongan Jumlah
Golongan IV 4 Orang
Golongan III 71 Orang
Golongan II 47 Orang
Golongan I 2 Orang
Jumlah Keseluruhan 124 Orang
Sumber : Rekapitulasi Golongan PNS Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang 2015
Berdasarkan tabel 5.3 di atas, semua pegawai yang berada di Dinas Pasar
Kabupaten Deli Serdang sudah memiliki jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS)
sesuai dengan golongan. Untuk mengetahui tingkatan golongan ini berfungsi
sebagai tingkatan pendidikan seseorang, lama bekerja serta penghargaan prestasi
bertugas di bidang kebersihan pasar. Hal ini berguna untuk meningkatkan
kebersihan pasar dan menjaga pemeliharaan pasar agar tetap nyaman dan aman.
Untuk setiap kepala bidang pasar, memiliki golongan yang tertinggi di
Dinas Pasar Deli Serdang yaitu Golongan IV. Dalam Golongan IV ini, pegawai
sudah menguasai tugas dan fungsi dengan baik. Sama halnya dengan
pegawai-pegawai lainnya yang memiliki fungsi dan tugas sesuai dengan bidang
pekerjaannya. Sehingga dapat meningkatkan peranan Dinas Pasar terhadap
pelayanan pasar tradisional, salah satunya adalah Pasar Tradisional-Modern Deli
Old Town Deli Tua.
5.2.3 Jenjang Pendidikan Pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Dalam memicu perubahan ekonomi suatu daerah diperlukan sumber daya
yang berkualitas yaitu Sumber Daya Manusia (SDM), hal ini dapat diukur dengan
angka tetapi dapat dilihat dari apa yang dihasilkan. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa untuk mencapai pembangunan yang baik tidak dilihat dari
kuantitas SDM melainkan kualitas SDM nya. Besarnya infestasi yang dilakukan
disektor sumber daya manusia tidak akan membawa hasil bagi pertumbuhan
ekonomi tanpa disertai peningkatan kualitas SDM serta prasarana penunjang yang
sangat dibutuhkan. Salah satu indikator paling penting dalam peningkatan SDM
adalah tingkat pendidikan.
Tabel 5.4 Pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal
No. Jenjang Pendidikan Jumlah
2. Sarjana (S1) 61 Orang
3. Sarjana Muda 1 Orang
4, SMA 56 Orang
5. SMK 1 Orang
6. SMP 1 Orang
7. SD 1 Orang
Jumlah 124 Orang
Sumber : Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang 2015
Berdasarkan tabel 5.4, jenjang pendidikan berpengaruh dalam pelaksanaan
tugas terutama dalam pendidikan. Dimana setiap pegawai masing-masing
memiliki bagian-bagian bidang pekerjaan tertentu. Hal ini dapat dilihat dari
jenjang pendidikan pegawai dimana pasca sarjana menempati kedudukan yang
teratas di Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang. Untuk pendidikan SD dan SMP
berjumlah 2 (dua) orang yang memiliki tugas sebagai kebersihan dan pengawasan
pasar tradisional.
Dengan demikian, jabatan fungsional di Dinas Pasar Kabupaten Deli
Serdang ini menunjukkan tugas dan bertanggung jawab, wewenang dan hak
seseorang PNS dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian
dan/atau keterampilan untuk mencapai tujuan dan menciptakan pelayanan prima
dalam penataan pasar.
5.2.4 Unit Pelaksana Teknis Daerah Pasar Deli Tua
Pola koordinasi yang terjalin menempatkan Kepala Dinas Pasar sebagai
rantai komando langsung ke Kepala Dinas Pasar. Sementara itu pelaksana
kebijakan secara teknis operasional dan/atau kegiatan teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang tertentu diserahkan kepada Unit Pelaksana Teknis
Daerah (UPTD) masing-masing pasar tradisional di Deli Serdang.
Berdasarkan data nama pegawai UPTD berjumlah 11 orang. Jumlah
pegawai di pasar tradisional Deli Tua ini cukup efektif karena UPTD memiliki
fungsi pokok sebagai penyusunan program dan petunjuk teknis yang berkaitan
dengan pengelolaan pasar di Deli Tua. Selain jumlah pegawai, UPTD
menggunakan jasa orang lain untuk membantu staf kebersihan dan pemeliharaan
pasar. Dengan demikian nama staf pembantu dalam kebersihan pasar belum
tercantum pada nama-nama pegawai di atas karena tidak staf tetap di Kantor Unit
Pelayanan Pasar.
5.3 Jumlah Pedagang Pasar Tradisional Modern Deli Old Town
Pedagang adalah orang yang melakukan perdagangan, memperjualbelikan
barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh suatu keuntungan.
Pedagang dapat dikategorikan menjadi; pedagang grosir, beroperasi dalam rantai
distribusi antara produsen dan pedagang eceran.
Pedagang di Pasar Deli Tua ini merupakan pedagang tradisional yang
menjual berbagai jenis macam barang yang didagangkan. Berikut ini adalah
klasifikasi jenis jualan di Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town di Deli Tua.
Tabel 5.5 Klasifikasi Jenis Jualan dan Jumlah Pedagang “Los” Harian
1 Sayur 95 Orang
2 Mie Sayur 4 Orang
3 Tahu 5 Orang
4 Tahu/Tempe 9 Orang
5 Ikan 12 Orang
6 Ikan Teri 9 Orang
7 Ayam Potong 7 Orang
8 Kelapa 3 Orang
9 Bumbu 5 Orang
10 Pecah Belah 2 Orang
11 Es Batu 2 Orang
12 Daging lembu, sapi dan
kambing
10 Orang
Jumlah Pedagang Keseluruhan
161 Orang
Sumber : Kantor Unit Pelaksana Teknis 2015
Berdasarkan tabel 5.5 di atas, jenis jualan yang paling banyak berjualan di
Pasar-Modern Deli Old Town di Deli Tua adalah sayur-sayuran. Yang paling
sedikit adalah jenis jualan pecah belah dan es batu.
Meskipun memiliki konsep bangunan modern pada pasar tradisional
tersebut, tidak menutup kemungkinan pasar tradisional sama bersihnya dengan
pasar modern. Akan tetapi, karena perilaku buruk pedagang yang menghiraukan
jualan yang menyebabkan keadaan fisik pasar terlihat kotor dan bau adalah jenis
jualan ikan basah dan daging.
Konsep bangunan modern berlantaikan keramik, sangat membahayakan
pembeli atau pengunjung karena lantai basah dan selalu berair. Hal ini disebabkan
karena para pedagang ikan basah menggunakan air yang banyak untuk
menyegarkan ikan tersebut.
Bau yang tersebar di kawasan pasar menyebabkan terganggunya saluran
pernafasan pedagang lain, pembeli dan pengunjung. Sehingga pembeli tidak ingin
terlalu betah berbelanja. Perilaku seperti ini sangat mempengaruhi keadaan fisik
[image:30.612.152.486.384.608.2]pasar yang terkesan buruk.
Tabel 5.6 Klasifikasi Jenis Jualan dan Jumlah Pedagang “Kios” NO. Jenis Jualan Jumlah Pedagang
1 Bunga 2 Orang
2 Sembako 2 Orang
3 Kelontong 14 Orang
4 Kain 3 Orang
5 Salon 1 Orang
Jumlah Keseluruhan Pedagang
20 Orang
Sumber : Kantor Unit Pelaksana Teknis 2015
Berdasarkan tabel 5.6, jumlah pedagang yang paling banyak menggunakan
kios adalah 14 orang dengan jenis jualan kelontong. Yang paling sedikit
menyebabkan pasar kelihatan kumuh dan bau. Pedagang yang menggunakan kios
tetap menjaga dan memelihara kebersihan pasar daripada pedagang yang
menggunakan los.
5.4 Tarif Retribusi Pemakaian Tempat Berjualan untuk Jenis Jualan
pada Pasar-Pasar se-Kabupaten Deli Serdang
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 2 dan
Nomor 3 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum dan Retribusi Jasa Usaha.
Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah
sebagai pembayaran atas jasa yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Sedangkan jasa
umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang
pribadi atau badan. Bentuk retribusi pelayanan pasar yang diberikan oleh Dinas
Pasar adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa pelataran,
Los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah, dan khusus disediakan untuk
pedagang. Berikut ini adalah tarif retribusi jasa dan umum di Pasar
Tradisional-Modern Deli Old Town Deli Tua.
[image:31.612.132.505.597.705.2]
Tabel 5.7 Tarif Retribusi Jasa dan Umum Pasar
No
.
Jenis Jualan
Tarif / Rp
Pasar
Harian /
M2 /
Pasar
Mingguan/
m2/Hari
Pasar
Sementara/
Hari Hari
Kios Los Kios Los
1 Sayur, ubi,
rempah,
bunga, beras,
buah-buahan,
cabe, kue,
hasil bumi dan
sejenisnya.
500 400 400 300 300
2 Unggas, telur
ayam, ikan
asin/kering
dan sejenisnya
900 800 800 700 700
3 Tukang pangkas,
tukang jahit,
obat-obatan/
jamu, peti es,
imitasi,
kerajinan
tangan, tilam
dan kelambu
serta
sejenisnya.
4 Souvenir 1100 1000 1000 900 900
5 Daging
lembu/kambin
g/babi, dan
hasil ternak
lainnya.
900 800 800 700 700
6 Ikan basah 800 700 700 600 600
7 Kain, alat
sembahyang
sepatu, selop,
tas, tembakau/
rokok, salon
dan
sejenisnya.
700 600 600 500 500
8 Besi/kunci/patri/ra
dio, tukang
sepeda, alat
tulis, plastik,
P3D pecah
belah,
klontong,
mebel, jam,
kaca mata,
bunga plastik,
mainan anak,
boneka,
tempat
permainan
anak dan
sejenisnya.
9 Mas/perak suasa,
besi bekas,
stensil, alat
elektronik,
komputer,
sparepart dan
sejenisnya.
900 800 800 700 700
10 Gilingan
kopi/cabe,
kukuran
kelapa dan
sejenisnya.
1000 900 900 800 800
11 Ruang promosi,
photo studio,
photo copy
perkantoran
dan
sejenisnya.
12 Reklame dilokasi
pasar
1000 900 900 800 800
13 Makanan/minuma
n tradisional
dan sejenisnya
900 800 800 700 700
14 Makanan/minuma
n, sea food,
pizza,
hamburger,
dan
sejenisnya.
1100 1000 1000 900 900
Sumber: Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 2 Tahun 2012
tentang Retribusi Jasa Umum
Dalam Retribusi Pelayanan Pasar di Deli Tua dijelaskan struktur dan
besaran tarif retribusi yang berbunyi:
1. Retribusi pasar yang dinyatakan dalam rupiah (Rp) sebesar Rp 500,- per
meter per segi (M2) per bulan dan jenis objek retribusi harus ditetapkan.
2. Retribusi parkir kendaraan diatur dengan Peraturan Daerah tersendiri Rp
2000 per kendaraan.
3. Retribusi kamar mandi/WC ditetapkan sebesar Rp 1.000,- (seribu rupiah)
sekali pakai.
4. Setiap pemanfaatan instalasi listrik dikenakan biaya pemakaian listirk
5. Setiap pemanfaatan sarana air dikenakan biaya pemakaian air bersih sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
6. Dikenakan tarif pada retribusi sampah dan dihitung dari setiap kios atau
tapak dagang dengan kutipan biaya sebesar Rp 700,- per hari.
Tarif retribusi di atas disesuaikan dengan peraturan pemerintah yang sudah
ditetapkan dan diberlakukan. Meskipun tarif sudah menjadi ketetapan dan
kewajiban setiap pedagang, tetapi UPTD Pasar sering mengalami kendala
pengutipan retribusi. Kesulitan ini berupa penundaan pembayaran retribusi
pelayanan pasar dan retribusi pemakaian tempat berjualan oleh pedagang
tradisional dalam membayar tarif retribusi. Dengan demikian, terjadi penumpukan
hutang yang harus di bayar oleh pedagang tradisional.
Adapun sanksi yang diberikan kepada pedagang yang tidak membayar
retribusi pasar yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pasar
Kabupaten Deli Serdang Nomor 594 Tahun 2015 tentang Surat Izin Pemakaian
Tempat Usaha di Pasar Tradisional Kabupaten Deli Serdang ayat ke 4b berisikan
tentang : Surat Izin Pemakaian Tempat Usaha (SIPTU) dicabut apabila pedagang
tidak membayar Retribusi Pelayanan Pasar dan Retribusi Pemakaian Tempat
berjualan selama 30 (tiga puluh) hari.
5.5 Penyajian Data Menggunakan Gambar Pasar Tradisional Modern
Deli Old Town dengan Pasar Tradisional Lama 2015-2016
Kebijakan pemerintah dalam penataan Pasar Tradisional Deli Old Town,
sangat memberikan dampak yang positif untuk kesejahteraan pedagang dan
pembeli serta meminimalisir permasalahan yang terjadi di Deli Tua, yaitu
kemacetan. Pemerintah sudah menyediakan lokasi untuk para pedagang
tradisional lama dan para PKL dan/atau pedagang yang ingin berjualan secara
“gratis”. Pasar tradisional Deli Tua dengan konsep modern di bangun Pemerintah
[image:37.612.177.463.262.372.2]Kabupaten Deli Serdang dengan biaya Rp 30 Milliar.
Gambar 5.1 Bangunan Pasar Tradisional Modern Deli Old Town
Berdasarkan gambar 5.1, bangunan ini berkonsepkan modern. Dengan
dilengkapi sarana dan prasarana yang lengkap. Bangunan ini dirancang
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang untuk mampu bersaing dengan pasar-pasar
modern dan memberikan tempat usaha dagang kepada pedagang sebelumnya yang
tidak memiliki lapak untuk berjualan. Pasar tradisional ini mampu menampung
1.105 orang pedagang yang ingin membuka usaha dagang di Pasar
Gambar 5.2 Aktivitas Pasar Tradisional Deli Old Town
Pada gambar 5.2 merupakan gambaran keadaan fisik bangunan Pasar
Tradisional Modern Deli Old Town dan dapat dilihat berbagai macam aktivitas
transaksi jual beli yang terdapat di dalamnya. Keuntungan dari penataan pasar
tradisional ini adalah memberikan pelayanan yang terbaik untuk pedagang dan
pembeli, seperti memberikan kenyamanan, keamanan, kebersihan, ketertiban,
meningkatkan kesempatan bekerja dan berusaha, serta meningkatkan kualitas
SDM pengelola dan pedagang. Dari beberapa keuntungan tersebut adalah suatu
penegasan terhadap penyelesaian suatu urusan yang dipedomani dengan baik oleh
aparatur pelayanan dengan Standar Pelayanan Prima yang sedapat mungkin
memuaskan dan menguntungkan masyarakat atau pelanggan.
Gambar 5.3 Pasar Tradisional
Gambar di atas merupakan pedagang yang berjualan di pasar tradisional sebelum
di relokasi ke pasar baru. Para pedagang pasar tradisional Deli Tua sedang
melakukan kegiatan aktivitas jual beli di pasar.
Gambar 5.4 Kemacetan Deli Tua Gambar 5.5 PKL yang Berdagang
Pada gambar 5.4 dan gambar 5.5 di atas dapat dilihat bagaimana kondisi
pasar tradisional Deli Tua yang pada akhirnya mengalami penyempitan jalan
sehingga sering terjadi kemacetan Jalan lalu lintas. Hal ini disebabkan karena para
PKL berlomba-lomba menempati badan pasar. Pasar tradisional di Deli Tua
kelihatan semrawut seperti pasar tumpah. Permasalahan ini menjadi faktor utama
kemacetan Jalan lalu lintas yang sangat meresahkan masyarakat apabila melewati
kawasan pasar Deli Tua.
5.6 Hasil Wawancara
Pengolahan data dalam penelitian berikutnya adalah wawancara.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data secara langsung di
lapangan melalui informan kunci, informan utama dan informan tambahan untuk
permasalahan yang ada di Pasar Tradisional Deli Tua. Adapun permasalahan yang
terjadi mengenai penolakan pedagang pada saat direlokasi ke pasar lama adalah
mengenai “penghasilan” para pedagang. Menurut Fitri seorang pedagang
tradisional di Pasar Deli Tua, mengatakan bahwa :
“Penghasilan kami dulu disana Rp 200 ribu sampai Rp 500 ribu per hari karena di pasar lama pembeli hanya tahu berbelanja sehingga di pasar tradisional baru pembeli malas datang kesana, terus disana jauh dan tempatnya pun sangat kecil hanya berukuran 2 x 2,5 meter dan tidak memiliki pentilasinya”.
Pedagang Deli Tua merasa kecewa atas sikap Pemkab Deli Serdang yang
merelokasi pasar tradisional Deli Tua. Mereka berupaya untuk mempertahankan
lokasi pasar tradisional Deli Tua dan tidak mau direlokasi ke pasar tradisional
baru sebelum penggusuran dilakukan. Ketua Himpunan Pedagang Pasar Deli Tua
(HPPD), Sabar Bangun, mengatakan :
“Siap memperjuangkan hak mereka hingga titik darah penghabisan, jadi untuk itu hendaknya Dinas PD Pasar Pemkab Deli Serdang jangan menjual para pedagang untuk kepentingan mereka”.
Wacana dari Bapak Sabar Bangun kemudian didukung oleh Terang Bangun, yang menyatakan bahwa :
“Kami menginginkan renovasi pasar bukan relokasi tempat yang tidak sebanding dan jauh dari layak”.
Para pedagang lama di Pasar Deli Tua tidak setuju dengan relokasi ke
pasar baru, mereka mengharapkan Pemkab Deli Serdang untuk
mempertimbangkan penggusuran. Menurut pendapat T. Tarigan, salah seorang
pemilik kios pasar lama, mengatakan bahwa :
Deli Tua yang baru bukanlah pedagang yang berjualan di Pasar Deli Tua”
Penggusuran ini dilakukan secara paksa, yang diungkapkan oleh Balasen Tarigan
yang mengatakan bahwa :
“Saat direlokasi April lalu kami terkejut, sama sekali tidak ada sosialisasi. Kami ini manusia atau anjing ! kalau direlokasi ke pasar yang baru sulit pembeli masuk ke dalam”.
Pedagang sangat kuatir dengan keadaan ekonomi mereka yang akan
berkurang. Mereka hanya ingin direnovasi bukan direlokasi. Pada saat kejadian
penggusuran Pasar Deli Tua banyak penolakan dari pedagang sehingga Pemkab
Kabupaten Deli Serdang mengkerahkan Polri, TNI dan Satpol PP untuk
mengamankan pedagang yang berontak atau tidak mau direlokasi. Salah satu
pedagang pasar Deli Tua bernama Pungkas Tarigan, mengatakan bahwa :
“Ukuran kios di tempat yang baru kecil, lokasi Pasar Deli Tua yang baru ini tidak strategis juga jauh dari keramaian, dikelilingi bangunan ruko yang megah sehingga dapat menyebabkan sepi pengunjung. Belum lagi 500 meter harus masuk ke dalam, kalau sudah seperti ini apa layak disitu berjualan. Gak terima aku direlokasi. Seharusnya bangunan kami harus diganti rugi. Pasar baru terlalu kecil ukurannya, sampai hari ini kami terus menunggu Pemkab Deli Serdang memberi kejelasannya”.
Ungkapan dari pendapat pedagang di atas dapat disimpulkan bahwa
pedagang menolak direlokasi ke pasar baru dan mengharapkan renovasi di pasar
tradisional sebelumnya. Berbagai upaya dan cara yang mereka lakukan untuk
mengharapkan pengertian Pemerintah Kabupaten Deli Serdang untuk tidak
digusur. Mereka hanya ingin direnovasi bukan direlokasi. Menurut mereka tempat
pasar baru terlalu kecil ukurannya, tidak strategis dan jauh dari pengunjung.
Meskipun demikian relokasi tersebut terus dilaksanakan. Dalam penataan pasar
pedagang dan pembeli. Memberikan pelayanan yang terbaik dalam bentuk sarana
dan prasarana yang telah disediakan oleh Pemkab Kabupaten Deli Serdang untuk
kepentingan bersama serta meminimalisir permasalahan yang terjadi di pasar Deli
Tua. Berbeda dengan pendapat Kabid Penindakan Satpol PP Deli Serdang,
Suryadi yang mengatakan bahwa :
“Ulah para pedagang membuat jalan macet, biasalah penertiban untuk pedagang kaki lima yang nakal. Mereka juga sudah disediakan lokasi baru. Sebab, sasarannya pedagang yang berjualan di badan jalan. Trotoar maupun di atas parit. Mereka jelas mengganggu ketertiban umum. Dalam penertiban yang kami lakukan, masyarakat pasti banyak yang senang, sebaliknya para pedagang ada yang kesal dan mengumpat”.
Lokasi pasar lama kini sudah menjadi rata dengan tanah. Lokasi tersebut tidak
hanya dibiarkan begitu saja melainkan akan digunakan sebagai taman kota.
Menurut Lokot Ismail, Seksi Pengelolaan Pasar mengatakan bahwa :
“Penertiban dilakukan karena di sekitar lokasi itu akan dibangun taman kota. Penertiban rencananya akan ada pembangun taman kota untuk memperindah pasar Deli Tua, sekaligus mengantisipasi para pedagang yang selalu menggunakan trotoar sebagai tempat jualan mereka. Bangunan taman akan dibuat tinggi agar tidak dapat ditempati para pedagang untuk berjualan. Akan kami tananami berbagai jenis tanaman bunga”.
Dalam penataan pasar ini ada yang pro dan kontra. Pandangan setiap orang
berbeda-beda mengenai penataan pasar Deli Tua. Apabila dilihat dari sisi positif,
permasalahan yang ada di pasar Deli Tua membuat para pengguna jalan lintas
merasa nyaman karena tidak ada kemacetan, para pembeli merasa nyaman, aman
dan pasar tertata dengan rapi. Sedangkan sebagian pedagang tidak merasa aman,
nyaman dan sebaliknya mereka tidak menginginkan relokasi ini terjadi. Seperti
dari penataan Pasar Tradisional Modern Deli Old Town, bernama Tri Surya
Tarigan (26), mengatakan bahwa :
“Menurut saya dari sisi positif dibangunnya pasar tradisional Deli Tua Jalan Pamah, tempatnya lebih teratur, tidak becek seperti pasar yang lama, tidak macet dan angkutan umum untuk menuju pasar tersebut sudah terjangkau. Dari sisi negatif, menurut saya pasar tersebut jauh dari jalan umum dan beberapa kebutuhan pokok belum lengkap karena pedagang masih belum banyak menempati tempat berjualan”.
Salah satu bentuk pelayanan Dinas Pasar dalam penataan pasar Deli Tua
adalah kenyamanan, keamanan dan ketertiban. Menurut pendapat Mini br Sitepu
salah satu pembeli (52), mengatakan :
“Kalau menurut saya, pelayanan pemerintah dalam penataan pasar tradisional yang baru sudah baik, bagus dan tertata dengan rapih karena para pedagang berjualan sesuai jenis dagangannya sehingga saya yang berbelanja disini tidak perlu bersusah payah mencari kebutuhan pokok atau jenis barang yang ingin saya beli”.
Pernyataan di atas merupakan pendapat informan mengenai permasalahan
sebelum direlokasi dan sesudah direlokasi. Para pedagang pada awalnya tidak
menyetujui hal ini, akan tetapi suatu kebijakan harus dilaksanakan sesuai dengan
aturan yang sudah ditetapkan. Kebijakan pemerintah ini merupakan kebaikan
bersama untuk semua orang meskipun adanya perubahan yang terjadi dan
penolakan.
5.7 Indikator Penataan atau Pengelolaan Pasar yang Berhasil dalam
Memberikan Pelayanan yang Efektif kepada Masyarakat
Dalam penyajian data ini penulis beranjak dari indikator pasar yang
yang diperoleh dari informan melalui wawancara. Berikut merupakan indikator
pengelolaan atau penataan pasar yang berhasil, yaitu :
1. Manajemen yang transparan dan profesional
Konsekuen dengan peraturan yang ditegakkannya dan tegas dalam
menegakkan sanksi jika terjadi pelanggaran.
Menurut Rasmita Debora br Tarigan, sebagai staf bendahara penerima
mengatakan bahwa :
“Setiap ada kerusakan Kios atau Los di pasar Deli Tua, kami akan menghentikan aktivitas pedagang yang melakukan kerusakan tersebut paling lama 1 bulan sebelum saat penghentian bagi pemilik SIPTU, masa berlaku SIPTU yang sudah habis masa berlakunya dan tidak diperpanjang selambat-lambatnya satu bulan akan diambil kembali oleh Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang, apabila tidak membayar Retribusi Pasar dan Retribusi Tempat berjualan selama 30 hari SIPTU akan dicabut oleh Dinas Pasar, serta setiap pedagang yang melanggar peraturan Perundang-undangan yang berlaku akan dicabut Surat Izin Pemakaian Tempat Usaha oleh Bupati Deli Serdang melalui Dinas Pasar”.
2. Keamanan
Satuan pengamanan pasar bekerja dengan penuh tanggung jawab dan bisa
melakukan koordinasi dan kerjasama dengan para penyewa/pedagang.
Para penghuni memiliki kesadaran yang tinggi untuk terlihat dalam
menjaga keamanan bersama.
Menurut Asnan Nasution, SH, S.sos, MSP Ka. Bidang Pengelolaan Pasar
Kabupaten Deli Serdang, mengatakan bahwa :
pendukung seperti CCTV di berbagai tempat dan pintu masuk Pasar Tradisional Modern dijaga oleh Satpam. Inilah bentuk pengamanan kami di pasar tradisional tersebut”.
3. Sampah
Sampah tidak bertebaran di sembarang tempat. Para pedagang membuang
sampah pada tempatnya. Tong sampah tersedia di berbagai tempat,
sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk membuang sampahnya.
Pembuangan sampah sementara selalu tidak menumpuk dan tidak
membusuk karena selalu diangkut oleh armada pengangkut sampah
pembuangan akhir secara berkala.
Menurut Lokkot Ismail Kasi Pengelolaan Pasar Kabupaten Deli Serdang,
mengatakan bahwa:
“ Setiap hari petugas kebersihan membersihkan sampah pedagang. Akan tetapi, perilaku pedagang di Deli Tua berbeda jauh dengan pasar tradisional di Jawa. Saya dan rekan pernah studi banding ke daerah Jawa meninjau pasar-pasar tradisional yang ada disana, di Jawa dan Bali sangat bersih kondisi pasarnya tidak kalah saing dengan pasar modern. Makanya turis-turis di luar negeri maupun turis lokal tertariknya berbelanja di pasar tradisional tersebut. Disana kebersihan, kenyamanan dan keamanan sangat di jaga, berbeda dengan pasar-pasar disini khususnya di pasar tradisional di Deli Tua. Drainase tempat saluran air saja penuh dengan sampah, padahal setiap hari petugas kebersihan mengangkut sampah pedagang tapi herannya kok ada sampah di buang di tempat saluran air tersebut. Inilah perilaku masyarakat yang ada disana sangat berbeda jauh dengan daerah Jawa meskipun setiap tahunnya petugas dari Dinas Pasar melakukan sosialisasi kepada pedagang di Deli Tua. Sebenarnya untuk kebersihan sampah maupun kebersihan pasar itu mulai dari kesadaran sendiri saja. Mungkin sudah membudaya pada mereka dan setiap hari petugas kebersihanlah yang membersihkan saluran air tersebut”.
Tercipta ketertiban di dalam pasar. Ini terjadi karena para pedagang telah
mematuhi semua aturan main yang ada dan dapat menegakkan disiplin
serta bertanggung jawab atas kenyamanan para pengunjung atau pembeli.
Menurut Jonrait, Sekretaris UPTD pasar Deli Tua mengatakan bahwa :
“Dalam pengurusan SIPTU, kami sudah mencantumkan peraturan Perundang-undangan mengenai Izin Pemakaian Tempat Usaha, Retribusi pasar, pelanggaran atau sanksi kepada pedagang yang tidak berdasarkan peraturan yang dibuat. Sejauh ini masalah yang sering kami hadapi adalah masalah kebersihan, kami sudah mensosialisasikan kepada pedagang bahwa kebersihan itu adalah suatu bentuk nyata kenyamanan untuk pembeli. Akan tetapi perilaku pedagang tersebut tetap saja membuang sampah sembarangan dan membuang sampah disaluran air. Bagaimana pengunjung atau pembeli merasa nyaman kalau pasar ini kelihatan jorok dan bau? Nah inilah kendala yang setiap hari kami hadapi”.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan bangunan pasar dapat dilakukan oleh pedagang maupun
pengelola. Dalam hal ini telah timbul kesadaran yang tinggi dari pedagang
untuk membantu managemen pasar memelihara sarana dan prasarana
seperti saluran air, ventilasi udara, lantai pasar, kondisi kios dan lain
sebagainya.
Menurut Jonrait, Sektetaris UPTD pasar Deli Tua mengatakan bahwa :
“Setiap hari kami selalu mengontrol setiap sisi bangunan pasar. Apabila terjadi kerusakan dari bangunan pasar ini kami akan segera memperbaikinya. Inilah yang kami lakukan setiap harinya untuk memelihara Pasar Tradisional Deli Old Town Deli Tua”.
6. Pasar sebagai sarana/fungsi interaksi sosial
Pasar yang merupakan tempat berkumpulnya orang-orang dari berbagai
suku di tanah air menjadi sarana yang penting untuk berinteraksi dan
Menurut Teti staf KUPTD pasar Deli Tua, mengatakan bahwa :
“Setiap orang yang datang disini berbagai suku seperti Karo, Batak, Jawa dan bahkan kemaren ada turis yang berkunjung kesini. Bervariasi tujuan orang yang datang kesini, ada yang ingin membeli, berekreasi, melihat-lihat harga, dan lain-lain. Sejauh ini tidak ada masalah mengenai perbedaan suku atau apapun. Semua pedagang disini harmonis dan bersaing secara sehatlah”.
7. Pemeliharaan pelanggan
Para penjual memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya menjaga agar
para pelanggan merasa betah berbelanja dan merasa terpanggil untuk
selalu berbelanja di pasar. Tidak terjadi penipuan dalam hal penggunaan
timbangan serta alat ukur lainnya. Harga kompetitif sesuai dengan kualitas
dan jenis barang yang dijual, serta selalu tersedia sesuai kebutuhan para
pelanggan.
Menurut pedagang yang bernama Susiani Saragih, mengatakan bahwa :
“Harga barang dagangan di pasar ini sudah ditentukan oleh pedagang sendiri sehingga sama, kecuali pembeli kan bisa melihat barang dagangannya kalau bagus atau kurang bagus pasti harganya akan berbeda sedikit”.
8. Produktifitas pasar cukup tinggi
Pemanfaatan pasar untuk berbagai kegiatan transaksi menjadi optimal.
Terjadi pembagian waktu yang cukup rapi dan tertib.
Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town ini dibuka mulai Pukul 05.00
wib s/d 18.00 wib. Tidak diperkenankan Pedagang Kaki Lima berjualan di
sekitar area pasar karena petugas UPT (Unit Pelaksana Teknis) menjaga
rapi. Di pasar tradisional tersebut sudah disediakan tempat usaha dagang
untuk masyarakat yang ingin berjualan.
9. Penyelenggaraan kegiatan (event)
Sering diselenggarakan kegiatan peluncuran produk-produk baru dengan
membagikan berbagai hadiah menarik kepada pengunjung. Ini dilakukan
bekerja sama dengan pihak produsen.
Menurut Febriyanti Limbong, mengatakan bahwa :
“Untuk saat ini belum ada kegiatan apapun dari pedagang seperti peluncuran produk-produk baru dsb. Yang saya tahu mungkin pemberian diskon atau bonus lah bagi pembeli yang banyak membeli barang dagangan dari pedangang tersebut.”
10. Promosi dan “Hari Pelanggan”
Daya tarik pasar tercipta dengan adanya karakteristik dan keunikan bagi
pelanggan. Daya tarik ini harus dikemas dalam berbagai hal, mulai dari
jenis barang dan makanan yang dijual hingga pada berbagai program
promosi. Manajemen pasar bekerjasama dengan para pedagangnya
menentukan hari-hari tertentu sebagai “Hari Pelanggan”, dimana dalam
satu waktu tertentu para pedagang melakukan kegiatan yang unik seperti
berpakaian seragam daerah atau menyelenggarakan peragaan pakaian atau
makanan daerah tertentu dan lain sebagainya.
Menurut Febriyanti Limbong, mengatakan bahwa :
“Belum ada kegiatan tersebut kami lakukan karena kan pasar ini baru saja dioperasikan”.
A. Faktor Pendukung
Berdasarkan hasil wawancara yang telah disajikan pada bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan yang menjadi faktor pendukung yang dapat membantu
terselenggaranya penataan pasar tradisional Deli Old Town di Jalan Pamah adalah
sebagai berikut :
1. Luas lahan
Kawasan Pusat Perdagangan Deli Tua “Deli Old Town” dibangun di atas
lahan yang seluas 6 (enam) Ha. Luas tanah untuk bangunan pasar yakni
6.000 meter. Sedangkan luas bangunan berlantai dua 10.000 meter.
2. Daya tampung SDM
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara merelokasi para
pedagang lama ke pasar baru yang mampu menampung 1.105 orang
pedagang.
3. Konsep bangunan
Konsep dan fisik bangunan ini merupakan pasar modern, berlantai dua dan
dilengkapi berbagai fasilitas sesuai konsep pasar modern, seperti loading
area (turun naik barang) sayuran dan ikan.
4. Tempat Usaha Pemakaian
Di pasar tersebut sudah disiapkan 225 kios, los 398, los non halal 8, PKL
474, sementara untuk PKL mingguan yang buka setiap Kamis di pinggir
badan jalan sudah disiapkan tempat dilantai dua.
5. Sarana dan Prasarana
Dilengkapi terminal angkutan umum dengan tujuan berbagai kecamatan
penyediaan Tempat Sampah Sementara (TPS) dan Tempat Sampah Akhir
(TPA), kamar mandi, musollah, loading area yang berfungsi untuk para
pedagang dapat mencuci drum ikan maupun sayuran, kemudian tempat
pembuangan sampah dari lantai dua ke lantai satu yang langsung
tertampung kedalam bak truk sampah untuk langsung dibawa ketempat
pembuangan akhir (TPA) dan dilengkapai CCTV di sejumlah lokasi,
sehingga kepala Pasar Delitua dapat memantau seluruh pasar, demikian
juga dengan mesin pompa air guna mengantisipasi terjadinya kebakaran.
6. Pelayanan Pasar
Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang memberikan wewenang kepada Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Pasar di Deli Tua untuk melayani Surat Izin
Pemakaian Tempat Usaha (SIPTU), kebersihan, keamanan dan
kenyamanan pedagang dan pembeli.
7. Pemakaian Tempat Usaha Dagang “Gratis”
Pemakaian Tempat Usaha dagang di Pasar Tradisional Deli Old Town
diberikan secara “Gratis”. Pedagang hanya membayar distribusi jasa dan
umum.
B. Faktor Penghambat
Dengan kelebihan Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town di atas yang
mendukung penataan pasar tradisional tersebut, menjadi nilai positif pemerintah
untuk memberi pelayanan yang lebih efektif kepada masyarakat. Akan tetapi,
sebagian orang memiliki pandangan negatif mengenai pasar tradisional baru ini.
Berikut ini adalah faktor-faktor penghambat dalam pasar tradisional melalui
data-data dan wawancara, yaitu:
1. Sebagian pedagang lama masih berjualan di pinggir pasar Deli Tua.
Meskipun berkali-kali mendapat teguran dan penggusuran oleh Satpol PP.
2. Di sekitar pasar Deli Tua, terdapat Los atau jambur yang kini sudah
dijadikan menjadi pasar tempat berjualannya para pedagang tradisional
sehingga sebagian pindah ke Los tersebut. Hal ini menyebabkan tempat
usaha dagang yang disediakan oleh Pemkab Deli Serdang belum
sepenuhnya ditempati oleh pedagang.
3. Stigma perilaku buruk dari pedagang tradisional yang kurang
memperhatikan kebersihan pasar, seperti membuang sampah ke saluran air
sehingga terjadi penyumbatan.
4. Keluhan pedagang mengenai pembeli atau pengunjung yang tidak
sebanyak di pasar tradisional lama.
5. Keluhan pedagang mengenai tempat usaha dagang yang ukurannya terlalu
kecil.
6. Keterlambatan pedagang membayar retribusi jasa dan retribusi umum.
5.9 Bentuk Peranan Dinas Pasar terhadap Pelayanan Publik dalam
Penataan Pasar Tradisional
A. Menetapkan dan Memberikan Izin Pemakaian Tempat Usaha kepada
Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang
Nomor 594 Tahun 2015 tentang Surat Izin Pemakaian Tempat Usaha di Pasar
Tradisional Kabupaten Deli Serdang, memiliki 5 (lima) peraturan mengenai
pedagang yang berjualan di Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town Deli Tua,
salah satunya adalah Surat Izin Pemakaian Tempat Usaha yang selanjutnya
disebut SIPTU adalah pemberian izin tempat usaha kepada orang pribadi atau
badan lokasi pasar tradisional. Kewajiban pemakai tempat usaha antara lain:
a. Menjaga keamanan, kebersihan dan ketertiban tempat usaha;
b. Menempatkan dan menyusun barang dagangan secara teratur;
c. Menyediakan tempat sampah pada ruang usahanya;
d. Membayar retribusi pelayanan pasar tepat waktu dan mematuhi peraturan
yang dikeluarkan pengelola.
Relokasi pasar tradisional baru yang disebut dengan Pasar
Tradisional-Modern Old Town Deli, izin pemakaian usaha tempat yang diberikan kepada
pedagang sebelumnya harus memenuhi persyaratan pemakaian tempat usaha.
Hasil dari kebijakan penataan pasar tradisional oleh Pemerintah Dinas Pasar
tersebut, merupakan hasil penataan Pasar Tradisional-Modern yang direlokasi.
Pemakaian tempat usaha ini diberikan “gratis” kepada pedagang Pasar Tradisional
Deli Tua. Untuk menentukan tempat atau posisi pemakaian tempat usaha dagang,
pedagang melakukan undian atau cabut nomor. Kemudian, pedagang dapat
menentukan pemakaian tempat usaha dagang sesuai dengan peraturan berlaku
yang ditetapkan oleh Pemkab Deli Serdang. Jangka waktu pengurusan SIPTU ini
B. Dalam Penataan Pasar Tradisional, Dinas Pasar Menciptakan Pasar
Tradisional yang Tertib, Teratur, Aman, Bersih dan Sehat dengan
Menetapkan Retribusi Jasa Umum dan Retribusi Jasa Usaha
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang memberikan wewenang kepada Dinas
Pasar dalam menata dan mengelola pasar tradisional berdasarkan konsep teoretis
sebagaimana yang telah diuraikan, memiliki tanggung jawab yang besar baik
dalam suatu organisasi pemerintah maupun swasta. Dapat dilihat dalam hal ini
peran dan peranan seorang pemimpin Kepala Dinas Pasar dalam pelaksanaan
Kepala Dinas Pasar sebagai motorik implementor penataan dan pengelolaan pasar
tradisional, yang memiliki rincian tugas dan fungsi sebagai :
1. Mendisposisi surat-surat kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya;
2. Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
3. Menyusun kebijakan teknis di bidang pengelolaan pasar;
4. Merumuskan kebijaksanaan teknis di bidang pengelolaan pasar;
5. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pengelolaan pasar;
6. Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan
pasar;
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsi di bidang pasar;
8. Melakukan pengelolaan administrasi umum yang meliputi kesekretariatan,
program, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan organisasi di bidang
9. Melakukan pengelolaan unit pelaksana teknis di bidang pengelolaan pasar;
10. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang
langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
11. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung
jawaban pelaksana tugas;
12. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian
sebagai bahan penilaian DP-3.
Dalam memberikan pelayanan pasar, pemerintah menetapkan retribusi
yang wajib dibayar oleh pedagang setiap harinya sesuai dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Deli Serdang Nomor 2 dan Nomor 3 tentang Retribusi Jasa Umum dan
Retribusi Jasa Usaha. Untuk tarif retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha
sudah dilampirkan pada bab sebelumnya sesuai dengan ketetapan berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 2 Tahun 2012 tentang retribusi
Jasa Umum dan Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 787 Tahun 2013 tentang
Izin Pemakaian Tempat Usaha di Pasar Tradisional. Untuk tarif kebersihan
dikutip sebesar Rp 700,- dan setiap pemakaian tempat usaha dagang per M2
dikenakan biaya sebesar Rp 500,-.
Bentuk kompensasi yang dihasilkan dari pelayanan pasar tradisional atau
pasar yang dikelola oleh pemerintah, retribusi yang akan dijadikan sebagai
sumber PAD (Pajak Asli Daerah) Kabupaten Deli Serdang.
Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan
daerah sebagai pembayaran atas jasa yang khusus disediakan dan/atau diberikan
oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Sedangkan
untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau badan. Bentuk retribusi pelayanan pasar yang diberikan oleh
Dinas Pasar adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa
pelataran, Los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah, dan khusus disediakan
untuk pedagang. Bentuk retribusi pelayanan pasar tradisional dalam
pemanfaatannya, adalah:
1. Objek Retribusi Pelayanan Pasar adalah menyediakan fasilitas pasar
tradisional/sederhana berupa pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintah
Daerah dan khusus disediakan untuk pedagang.
2. Subjek retribusi pelayanan pasar adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan sarana dan fasilitas pasar milik Pemerintah Daerah.
3. Dikecualikan dari objek retribusi adalah pelayanan fasilitas pasar yang
dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
4. Retribusi Pelayanan Pasar termasuk golongan retribusi jasa umum.
Selain fungsi retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha yang dijelaskan
di atas, Dinas Pasar juga memiliki tanggung jawab kepada pedagang untuk
melindungi dan menciptakan ekonomi kreatif di pasar tradisional dalam
persaingan antar pedagang tradisional dengan pedagang modern agar mampu
bersaing. Dengan demikian, Pemerintah Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang
membuat suatu strategi dalam meningkatkan kualitas jasa atau pelayanan, baik
untuk pedagang maupun konsumen pasar Deli Tua adalah sebagai berikut:
1) Pemberian bimbingan dan penyuluhan,
3) Peningkatan kualitas aparat Dinas Pasar dalam pelayanan terhadap
masyarakat,
4) Pembinaan hubungan organisasi terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas
dengan hubungan terhadap pedagang, dan
5) Pengelolaan urusan administrasi, seperti pengurusan SIPTU (Surat Izin
Pemakaian Usaha Dagang).
Penerimaan Retribusi Pasar yang dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut:
a. Mekanisme pemungutan retribusi pasar di Dinas Pasar Kabupaten Deli
Serdang, dapat diketahui dan diukur dari dua hal sebagai berikut :
1. Tata cara pemungutan retribusi pasar, seperti :
a. Membuat surat permohonan calon pedagan