• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM INTERAKSI JUAL BELI DI PASAR PEKAN KABUPATEN DELI SERDANG(KAJIAN PRAGMATIK).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESANTUNAN BERBAHASA DALAM INTERAKSI JUAL BELI DI PASAR PEKAN KABUPATEN DELI SERDANG(KAJIAN PRAGMATIK)."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM INTERAKSI JUAL

BELI DI PASAR PEKAN KABUPATEN DELI SERDANG

(KAJIAN PRAGMATIK)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Oleh

SALMIAH

NIM 209210025

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Salmiah. NIM 209210025. Kesantunan Berbahasa dalam Interaksi Jual Beli di Pasar Pekan (Kajian Pragmatik). Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan, 2014.

(6)

iv

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PEMELITIAN ... 7

A. Landasan Teoretis ... 7

1. Pragmatik.………... ... 7

2. Tindak Tutur ... 8

3. Peristiwa Tutur ... 13

4. Kesantunan Berbahasa ... 16

5. Kesantunan Berbahasa Wujud Pragmatik Imperatif ... 19

6. Strategi Kesantunan………... ... 21

(7)

v

8. Pasar... 30

B. Kerangka Konseptual ... 33

C. Pertanyaan Penelian... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Metode Penelitian……… 35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

C. Sumber Data ... 36

D. Alat Pengumpulan Data ... 36

E. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 38

A. Hasil Penelitian. ... 38

B. Pembahasan ……… ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Simpulan.………... ... 59

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(8)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 ... 38

(9)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 ... 38

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat juga merusak

hubungan diantaranya adalah hubungan sosial yang terlihat dalam aktivitas jual

beli di pasar. Keharmonisan antara penjual dan pembeli mampu menghasilkan

kerjasama yang dapat menguatkan hubungan-hubungan sosial. Sebaliknya, para

pelaku pasar dapat memutuskan hubungan yang telah terjalin baik. Seperti

komunikasi yang terjadi antara penjual dan pembeli ketika melakukan tawar

menawar jarang sekali yang berjalan lancar dan interaksi keduanya kadang juga

dapat menyinggung perasaan. Misal, ketika pembeli menawarkan harga terlalu

rendah dan si penjual tidak terima lalu si penjual mengatakan “ kalau ada uang ke

sini lagi ya” dari perkataan tersebut telah menyakiti hati si pembeli. Tentunya hal

ini dari segi kesantunan tidak baik, karena penjual sudah menyinggung perasaan

si pembeli.

Bahasa merupakan cerminan kepribadian setiap individu. Setiap manusia

ada yang memiliki kepribadian baik dan buruk. Bahasa yang benar adalah bahasa

yang dipakai sesuai dengan kaidah yang berlaku yaitu kesantunan. Tatacara

berbahasa orang Jawa berbeda dengan tatacara berbahasa orang Batak meskipun

mereka sama-sama menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa

kebudayaan yang sudah mendarah daging pada diri seseorang akan berpengaruh

pada pola berbahasanya.

(11)

2

Senada dengan pendapat Rama (2011:3), “Di dalam percakapan, ada

kaidah-kaidah yang harus ditaati oleh pembicara agar percakapan dapat berjalan

lancar. Salah satu kaidah yang mengatur cara berbicara yang baik adalah prinsip

kesantunan. Prinsip-prinsip kesantunan belum sepenuhnya terpenuhi. Masih

banyak masyarakat pasar yang belum menerapkan kesantunan berbahasa ini.

Karena di dalam komunikasi penutur dan pendengar tidak hanya dituntut

menyampaikan kebenaran, juga harus menjaga keharmonisan hubungan.

Agar semua dapat terjaga untuk itu setiap peserta baik penjual maupun

pembeli harus saling menjaga muka. Selaras dengan pandangan Brown dan

Levinson (dalam Nadar 2009:35),” Bahwa sejumlah tindakan dapat sekaligus

melanggar muka positif maupun muka negatif lawan tutur”. Keseluruhan yang

terjadi di pasar ada banyak tindakan penolakan yang mungkin dapat mengancam

muka positif dan muka negatif lawan tutur. Jadi, setiap peserta yang berperan di

dalamnya mempunyai kewajiban ganda, yaitu menjaga muka sendiri serta

memelihara muka peserta yang lain agar tidak ada muka yang jatuh atau saling

menjaga muka agar tidak ada yang tersinggung. Lain halnya dengan pembeli yang

sudah mengenal sang penjual pasti mereka akan saling menjaga, dan tuturan yang

mereka hasilkan terdengar santun dan juga akrab. Akan berbeda dengan tuturan

yang dihasilkan pembeli yang belum mengenal sang penjual.

Di lingkungan pasar bahasa yang digunakan masyarakat sangat beragam

dari bentuk ataupun wujudnya. Sudjalil (2010:67), “Menjelaskan bahwa wujud

pada transaksi jual beli merupakan bentuk penggunaan tataran linguistik yang

(12)

3

dapat dikategorikan santun bila masyarakatnya mampu memilih bahasa mana

yang baik, tentu hal ini berkaitan dengan ilmu pragmatik yang mengkaji tentang

penggunaan bahasa manusia dan ujaran berdasarkan konteks (situasi). Menurut

(Aslinda dan Leni Safyahya, 2007:13),” Lingkungan sosial yang mempengaruhi

pemakaian bahasa di antaranya status sosial, tingkat pendidikan, umur, tingkat

ekonomi, dan jenis kelamin”. Untuk itu setiap ujaran yang muncul tidak terlepas

dari situasi sosial masyarakatnya sendiri. Demikian juga halnya antar penjual dan

pembeli tentunya latar belakang sosial akan mempengaruhi bahasa yang

digunakan untuk memperoleh harga yang sesuai menurut pembeli serta

menguntungkan bagi penjual. Permasalahannya bagaimana wujud bahasa yang

digunakan oleh keduanya di lingkungan Pasar pekan.

Masyarakat desa Medan Krio dapat dikatakan sebagai masyarakat multi

kultural karena memiliki beragam suku yaitu Jawa dan lain-lain. Penjualnya

bukan orang asli warga desa Medan Krio melainkan dari luar daerah. Interaksi

yang terjadi antar penjual dan pembeli akan membawa pengaruh, beda pembeli

tentu berbeda bahasa yang digunakan, perbedaan itu akan mempengaruhi bahasa

dan percakapan keduanya memiliki bahasa tersendiri. Begitu juga tuturan-tuturan

para penjual masih terdengar kurang santun. Oleh sebab itu, tempat ini yang akan

menjadi fokus penelitian.

Menurut Rahmatia (2008:2), “Percakapan antara penjual dan pembeli

yang membicarakan satu topik, yaitu tawar menawar harga barang yang terdapat

variasi penolakan penjual. Percakapan di pasar sangat bervariasi ketika sedang

(13)

4

dan pembeli di pasar jalan Sei Mencirim karena ragamnya bahasa maka semakin

tidak terlihat kesantuan berbahasa di pasar ini. Faktanya tidak hanya dari

bahasanya tetapi dari sifat sapaan senyuman pada pasar tersebut. Pasar ini disebut

sebagai pasar mingguan (pekan) yaitu, selama satu minggu dua kali, pada hari

Senin dan hari Jumat yang dilaksanakan pada waktu siang menjelang sore hari,

dalam ruang lingkup yang sangat kecil.

Keadaan pasar ini nyaman dan ramai adanya pasar ini sangat membantu

sebab, letak dan keberadaannya yang sangat dekat dengan rumah warga setempat.

Pasar tersebut letaknya di jalan Sei Mencirim - Desa Medan Krio. Barang yang di

jual pasar ini berupa pakaian, sayuran, buah-buahan, gula dan berbagai kebutuhan

pokok yang lain. Salah satu hal yang menarik diamati dari interaksi yang terjadi di

pasar adalah tindak tutur (speach act) antar kedua pihak yaitu penjual dengan

pembeli, yang terkait dengan kesantunan. Untuk itu penulis ingin mengetahui

bagaimana kesantunan pada masyarakat pasar. Melihat fenomena kebahasaan

tersebut yang terjadi dalam kehidupan. Penulis ingin menjadikan permasalahan ini

menjadi satu penelitian. Berdasarkan uraian dan data diatas, maka penulis merasa

tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam suatu penelitian yang

berjudul “Kesantunan Berbahasa dalam Interaksi Jual Beli di Pasar Pekan

(14)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya,

maka yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut:

1. Wujud bahasa yang digunakan penjual dan pembeli saat tawar menawar di

Pasar Pekan Kabupaten Deli Serdang

2. Strategi kesantunan berbahasa apa saja yang muncul dalam tuturan penjual

dan pembeli di Pasar Pekan Kabupaten Deli Serdang

3. Pemakaian wujud kesantunan berbahasa di Pasar Pekan Kabupaten Deli

Serdang

4. Lingkungan sosial mempengaruhi kesantunan berbahasa

C. Pembatasan Masalah

Batasan masalah akan di fokuskan pada wujudnya yaitu pemakaian

wujud kesantunan berbahasa memakai kesantunan pragmatik imperatif. Adapun

yang dianalisis meliputi : permintaan, ajakan, mengizinkan, larangan,

permohonan, suruhan.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana wujud bahasa yang digunakan penjual dan pembeli saat tawar

menawar di Pasar Pekan Kabupaten Deli Serdang?

2. Strategi kesantunan berbahasa apa yang muncul dalam tuturan penjual dan

(15)

6

3. Bagaimana Pemakaian wujud kesantunan berbahasa di Pasar Pekan

Kabupaten Deli Serdang?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui wujud bahasa yang digunakan penjual dan pembeli saat tawar

menawar di Pasar Pekan Kabupaten Deli Serdang.

2. Mendeskripsikan Strategi kesantunan berbahasa apa yang muncul dalam

tuturan penjual dan pembeli di Pasar Pekan Kubupaten Deli Serdang

3. Mendeskripsikan Pemakaian wujud kesantunan berbahasa di Pasar Pekan

Kabupaten Deli Serdang

F. Manfaat Penelitian

1. Secara teoretis

a. Menambah kepustakaan yaitu bacaan dalam bidang linguistik.

b. Dapat menambah pengetahuan dan memberikan informasi kepada

masyarakat tentang bagaimana wujud kesantunan berbahasa di pasar.

2. Manfaat praktis.

a. Memberikan sumbangan sebagai bahan kajian peneliti lain yang

bermaksud mengadakan penelitian yang sama yaitu kesantunan

berbahasa di pasar.

b. Bagi penulis dan pembaca gunakan bahasa yang sopan sebab sebagai

(16)

60

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil simpulan.

Simpulan tersebut meliputi wujud kesantunan berbahasa di pasar dalam interaksi

jual beli di pasar pekan terdiri atas :

1) Wujud bahasa yang digunakan penjual dan pembeli saat tawar menawar di

Pasar Pekan Kabupaten Deli Serdang yaitu berupa kalimat berita, kalimat

tanya, kalimat perintah, diklasifikasikan menjadi kalimat berita 14, kalimat

tanya 14, kalimat perintah 4.

2) Strategi kesantunan berbahasa yang sering muncul dalam tuturan penjual

dan pembeli di Pasar Pekan Kabupaten Deli Serdang adalah strategi satu.

Strategi satu ada 4 tuturan yang kurang santun. Strategi dua ada 2 tuturan

yang agak santun dan berdasarkan data tindakan yang paling mengarah ke

muka negatif.

3) Pemakaian wujud kesantunan berbahasa di Pasar Pekan Kabupaten Deli

Serdang yaitu berwujud makna permintaan, ajakan, mengizinkan,

larangan, permohonan, suruhan. Makna permintaan 3, makna ajakan 5,

makna mengizinkan 1, makna larangan 1, makna permohonan 4, makna

suruhan 4.

(17)

60

B. Saran

Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan, waktu serta dana dalam

penyusunan penelitian ini. Untuk itu penulis sangat berharap kepada peneliti lain

agar dapat mengkaji penelitian mengenai kesantunan berbahasa. Berdasarkan hasil

serta kesimpulan, ada beberapa saran yang dapat dikemukakan kepada para

pembaca ataupun pihak yang terkait lainnya atas penelitian ini yaitu:

(1) Penelitian ini dapat ditindaklanjuti pada kajian lain bila pembaca tertarik

melakukan penelitian yang sama ditempat lain.

(2) Penelitian ini tidak hanya dapat dijadikan referensi bila ingin membahas

penggunaan bahasa dari segi apapun itu.

(3) Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam membina

(18)

61

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsim. 1998. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta Aslinda. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT Refika Aditama.

Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Hasibuan, Namsyah Hot. 2005. Perangkat Tindak Tutur dan Siasat Kesantunan

Berbahasa (Data Bahasa Mandailing). Medan: Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara. Volume 1, No.2 Oktober 2005. Ismari. 1995. Percakapan. Surabaya: Airlangga University Press.

Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Murni, Sri Minda. 2013. Kesantunan Linguistik dan Pendidikan Karakter. Jurnal Ilmiah Masyarakat Linguistik Indonesia. Medan: Universitas Negeri Medan.

Nadar. F. X. 2008. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Pranowo. 2005. Berbahasa Secara Santun. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Rahmatia. 2008. Wujud dan Fungsi Pemarkah Penolakan Penjual Dalam Bahasa

Indonesia Dialek Pare-pare Pada Transaksi Jual Beli. Jawa: Universitas

Muhammadiyah Surakarta. (diakses tanggal: 15 Februari 2013)

Rama, Ening Nanda. 2011. Analisis Kesantunan Berbahasa Dalam Wacana

Humor Di Internet Suatu Tinjauan Pragmatik. Medan: Universitas

(19)

62

Risdiyanto. 2006. Ragam Bahasa Komunikasi Jual Beli Kambing di Pasar

Tradisonal Karang Pucung. (Kajian Sosiolinguistik). Purwokerto:

Universitas Muhammadiyah. (diakses tanggal: 15 Februari 2013) Sibarani, Robert. 2004. Antropolinguistik. Medan: Penerbit Poda.

Sudjalil. 2010. Konsep Etnisitas dan Representasi Tuturan Verbal Masyarakat

Multikultural Di Pasar Tradisional Kota Malang. Humanity. Volume 6,

Nomor 1, 65-69. (diakses tanggal: 31 Maret 2013)

Simpen I Wayan. 2008. Sopan Santun Berbahasa Masyarakat Sumba Timur. Denpasar: Pustaka Larasan.

Suwito.1983. Sosiolinguistik: Teori dan Problema. Surakarta: Henary Offset. Umar Azhar. 2011. Sosiolinguistik. Medan: Perdana Mulya Sarana.

Wilkipedia Bahasa Indonesia. Pengertian Pasar. http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial.

Gambar

Tabel 4.1 .........................................................................................................
Tabel 4.1 .........................................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

struktur jaringan penyusun organ pada sistem ekskresi dan mengaitkannya dengan proses ekskresi sehingga dapat menjelaskan mekanisme serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok (group). Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu maupun

umumnya bukan merupakan inang utama dari spesies ini, namun keberadaan tanaman hutan di suatu habitat dapat berperan sebagai inang alternatif bagi lalat buah di suatu

(e) dalam hal pekerjaan maritim, oleh Anggota yang tadinya telah meratifi kasi Konvensi Usia Minimum (Nelayan), tahun 1959, dan telah menetapkan usia minimum tidak kurang dari 15

Kesimpulan dari beberapa definisi tersebut adalah bahwa kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang

Bertanggung jawab mutlak terhadap pemanfaatan dana bantuan yang telah diterima dari PIHAK PERTAMA sesuai dengan peraturan keuangan yang berlaku serta ketentuan

1) Encapsulation (Pengkapsulan) sering disebut dengan penyembunyian informasi (Information Hidding) berarti meninggalkan aspek eksternal dari objek yang dapat diakses oleh

CD86 i CD16/32 koristili smo u našem modelu kao dodatne biljege M1 aktivacijskog stanja i utvrdili povećanu razinu njihovog izražaja na površini BV-2 stanica u