• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indikator Penataan atau Pengelolaan Pasar yang Berhasil dalam

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.7 Indikator Penataan atau Pengelolaan Pasar yang Berhasil dalam

Dalam penyajian data ini penulis beranjak dari indikator pasar yang berhasil dalam penataan atau pengelolaan pasar tradisional berdasarkan data-data

yang diperoleh dari informan melalui wawancara. Berikut merupakan indikator pengelolaan atau penataan pasar yang berhasil, yaitu :

1. Manajemen yang transparan dan profesional

Konsekuen dengan peraturan yang ditegakkannya dan tegas dalam menegakkan sanksi jika terjadi pelanggaran.

Menurut Rasmita Debora br Tarigan, sebagai staf bendahara penerima mengatakan bahwa :

“Setiap ada kerusakan Kios atau Los di pasar Deli Tua, kami akan menghentikan aktivitas pedagang yang melakukan kerusakan tersebut paling lama 1 bulan sebelum saat penghentian bagi pemilik SIPTU, masa berlaku SIPTU yang sudah habis masa berlakunya dan tidak diperpanjang selambat-lambatnya satu bulan akan diambil kembali oleh Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang, apabila tidak membayar Retribusi Pasar dan Retribusi Tempat berjualan selama 30 hari SIPTU akan dicabut oleh Dinas Pasar, serta setiap pedagang yang melanggar peraturan Perundang-undangan yang berlaku akan dicabut Surat Izin Pemakaian Tempat Usaha oleh Bupati Deli Serdang melalui Dinas Pasar”.

2. Keamanan

Satuan pengamanan pasar bekerja dengan penuh tanggung jawab dan bisa melakukan koordinasi dan kerjasama dengan para penyewa/pedagang. Para penghuni memiliki kesadaran yang tinggi untuk terlihat dalam menjaga keamanan bersama.

Menurut Asnan Nasution, SH, S.sos, MSP Ka. Bidang Pengelolaan Pasar Kabupaten Deli Serdang, mengatakan bahwa :

“Keamanan Pasar Tradisional di Deli Tua merupakan bentuk kerja sama antara pedagang dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar untuk terlibat langsung menjaga keamanan dalam pasar. Di Pasar Tradisonal di Deli Tua, terbentuk Ikatan Pedagang yang memiliki SK dari Dinas Pasar. Tujuannya adalah menjaga penertiban pasar dan mengantisipasi premanisme yang ada di pasar. Bentuk pengamanan itu sendiri seperti

pendukung seperti CCTV di berbagai tempat dan pintu masuk Pasar Tradisional Modern dijaga oleh Satpam. Inilah bentuk pengamanan kami di pasar tradisional tersebut”.

3. Sampah

Sampah tidak bertebaran di sembarang tempat. Para pedagang membuang sampah pada tempatnya. Tong sampah tersedia di berbagai tempat, sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk membuang sampahnya. Pembuangan sampah sementara selalu tidak menumpuk dan tidak membusuk karena selalu diangkut oleh armada pengangkut sampah pembuangan akhir secara berkala.

Menurut Lokkot Ismail Kasi Pengelolaan Pasar Kabupaten Deli Serdang, mengatakan bahwa:

“ Setiap hari petugas kebersihan membersihkan sampah pedagang. Akan tetapi, perilaku pedagang di Deli Tua berbeda jauh dengan pasar tradisional di Jawa. Saya dan rekan pernah studi banding ke daerah Jawa meninjau pasar-pasar tradisional yang ada disana, di Jawa dan Bali sangat bersih kondisi pasarnya tidak kalah saing dengan pasar modern. Makanya turis-turis di luar negeri maupun turis lokal tertariknya berbelanja di pasar tradisional tersebut. Disana kebersihan, kenyamanan dan keamanan sangat di jaga, berbeda dengan pasar-pasar disini khususnya di pasar tradisional di Deli Tua. Drainase tempat saluran air saja penuh dengan sampah, padahal setiap hari petugas kebersihan mengangkut sampah pedagang tapi herannya kok ada sampah di buang di tempat saluran air tersebut. Inilah perilaku masyarakat yang ada disana sangat berbeda jauh dengan daerah Jawa meskipun setiap tahunnya petugas dari Dinas Pasar melakukan sosialisasi kepada pedagang di Deli Tua. Sebenarnya untuk kebersihan sampah maupun kebersihan pasar itu mulai dari kesadaran sendiri saja. Mungkin sudah membudaya pada mereka dan setiap hari petugas kebersihanlah yang membersihkan saluran air tersebut”.

Tercipta ketertiban di dalam pasar. Ini terjadi karena para pedagang telah mematuhi semua aturan main yang ada dan dapat menegakkan disiplin serta bertanggung jawab atas kenyamanan para pengunjung atau pembeli. Menurut Jonrait, Sekretaris UPTD pasar Deli Tua mengatakan bahwa : “Dalam pengurusan SIPTU, kami sudah mencantumkan peraturan Perundang-undangan mengenai Izin Pemakaian Tempat Usaha, Retribusi pasar, pelanggaran atau sanksi kepada pedagang yang tidak berdasarkan peraturan yang dibuat. Sejauh ini masalah yang sering kami hadapi adalah masalah kebersihan, kami sudah mensosialisasikan kepada pedagang bahwa kebersihan itu adalah suatu bentuk nyata kenyamanan untuk pembeli. Akan tetapi perilaku pedagang tersebut tetap saja membuang sampah sembarangan dan membuang sampah disaluran air. Bagaimana pengunjung atau pembeli merasa nyaman kalau pasar ini kelihatan jorok dan bau? Nah inilah kendala yang setiap hari kami hadapi”.

5. Pemeliharaan

Pemeliharaan bangunan pasar dapat dilakukan oleh pedagang maupun pengelola. Dalam hal ini telah timbul kesadaran yang tinggi dari pedagang untuk membantu managemen pasar memelihara sarana dan prasarana seperti saluran air, ventilasi udara, lantai pasar, kondisi kios dan lain sebagainya.

Menurut Jonrait, Sektetaris UPTD pasar Deli Tua mengatakan bahwa : “Setiap hari kami selalu mengontrol setiap sisi bangunan pasar. Apabila terjadi kerusakan dari bangunan pasar ini kami akan segera memperbaikinya. Inilah yang kami lakukan setiap harinya untuk memelihara Pasar Tradisional Deli Old Town Deli Tua”.

6. Pasar sebagai sarana/fungsi interaksi sosial

Pasar yang merupakan tempat berkumpulnya orang-orang dari berbagai suku di tanah air menjadi sarana yang penting untuk berinteraksi dan berekreasi. Tercipta suasana damai dan harmonis di dalam pasar.

Menurut Teti staf KUPTD pasar Deli Tua, mengatakan bahwa :

“Setiap orang yang datang disini berbagai suku seperti Karo, Batak, Jawa dan bahkan kemaren ada turis yang berkunjung kesini. Bervariasi tujuan orang yang datang kesini, ada yang ingin membeli, berekreasi, melihat- lihat harga, dan lain-lain. Sejauh ini tidak ada masalah mengenai perbedaan suku atau apapun. Semua pedagang disini harmonis dan bersaing secara sehatlah”.

7. Pemeliharaan pelanggan

Para penjual memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya menjaga agar para pelanggan merasa betah berbelanja dan merasa terpanggil untuk selalu berbelanja di pasar. Tidak terjadi penipuan dalam hal penggunaan timbangan serta alat ukur lainnya. Harga kompetitif sesuai dengan kualitas dan jenis barang yang dijual, serta selalu tersedia sesuai kebutuhan para pelanggan.

Menurut pedagang yang bernama Susiani Saragih, mengatakan bahwa : “Harga barang dagangan di pasar ini sudah ditentukan oleh pedagang sendiri sehingga sama, kecuali pembeli kan bisa melihat barang dagangannya kalau bagus atau kurang bagus pasti harganya akan berbeda sedikit”.

8. Produktifitas pasar cukup tinggi

Pemanfaatan pasar untuk berbagai kegiatan transaksi menjadi optimal. Terjadi pembagian waktu yang cukup rapi dan tertib.

Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town ini dibuka mulai Pukul 05.00 wib s/d 18.00 wib. Tidak diperkenankan Pedagang Kaki Lima berjualan di sekitar area pasar karena petugas UPT (Unit Pelaksana Teknis) menjaga keadaan fisik pasar agar tidak kelihatan semrawut atau tidak tertata dengan

rapi. Di pasar tradisional tersebut sudah disediakan tempat usaha dagang untuk masyarakat yang ingin berjualan.

9. Penyelenggaraan kegiatan (event)

Sering diselenggarakan kegiatan peluncuran produk-produk baru dengan membagikan berbagai hadiah menarik kepada pengunjung. Ini dilakukan bekerja sama dengan pihak produsen.

Menurut Febriyanti Limbong, mengatakan bahwa :

“Untuk saat ini belum ada kegiatan apapun dari pedagang seperti peluncuran produk-produk baru dsb. Yang saya tahu mungkin pemberian diskon atau bonus lah bagi pembeli yang banyak membeli barang dagangan dari pedangang tersebut.”

10. Promosi dan “Hari Pelanggan”

Daya tarik pasar tercipta dengan adanya karakteristik dan keunikan bagi pelanggan. Daya tarik ini harus dikemas dalam berbagai hal, mulai dari jenis barang dan makanan yang dijual hingga pada berbagai program promosi. Manajemen pasar bekerjasama dengan para pedagangnya menentukan hari-hari tertentu sebagai “Hari Pelanggan”, dimana dalam satu waktu tertentu para pedagang melakukan kegiatan yang unik seperti berpakaian seragam daerah atau menyelenggarakan peragaan pakaian atau makanan daerah tertentu dan lain sebagainya.

Menurut Febriyanti Limbong, mengatakan bahwa :

“Belum ada kegiatan tersebut kami lakukan karena kan pasar ini baru saja dioperasikan”.

Dokumen terkait