• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Berat Badan

* * # * *

Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300mg= kelompok diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4), * = p<0,05, # = p>0,05

Grafik 4.2 Mann Whitney Rata-rata GDS H-28

Uji Mann Whitney dilakukan untuk melihat signifakasi antar kelompok. Berdasarkan grafik 4.2 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan di antara kelompok D dengan kelompok D+Ss 100mg maupun D+Ss 300mg. Hal ini menunjukkan bahwa baik daun insulin dosis 100mg dengan 300mg cenderung memiliki efek untuk menurunkan kadar glukosa darah (p<0.05). Sedangkan kelompok D+Ss 100mg dan D+Ss 300mg tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0.05).

4.2 Berat Badan

Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari selama 28 hari setelah tikus dinyatakan DM. Pengukuran berat badan menggunakan timbangan digital. Terdapat empat kelompok sampel pada penelitian ini. Kelompok pertama merupakan tikus normal sebagai kontrol negatif. Kelompok kedua merupakan

* 0 100 200 300 400 500 600 N D D+Ss 100 mg D+Ss 300 mg GDS (m g /d l) H-28

tikus diabetes sebagai kontrol positif. Kemudian kelompok ketiga merupakan tikus diabetes yang mendapat terapi ekstrak daun insulin melalui oral dengan dosis 100mg/kgBB selama 28 hari. Kelompok terakhir merupakan tikus diabetes yang mendapat terapi ekstrak daun insulin melalui oral dengan dosis 300mg/kgBB selama 28 hari.

Ket : N= kelompok normal (n=4), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300mg= kelompok diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4)

Grafik 4.3 Persentase Perbandingan Berat Badan Dalam Kurun Waktu 28 Hari Berdasarkan grafik 4.3 dapat diketahui presentase perbandingan berat badan di antara empat kelompok tikus. Pada kelompok normal terjadi peningkatan berat badan rata-rata secara simultan mulai hari pertama hingga hari ke 28. Sedangkan untuk tiga kelompok lainnya mengalami penurunan. Kelompok diabetes mengalami penurunan BB rata-rata selama 28 hari tetapi tidak sebaik kelompok tikus dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB. Sedangkan, untuk kelompok tikus dengan terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB mempunyai presentase rata-rata berat badan terendah dibanding tiga kelompok lainnya.

Tabel 4.3 menunjukkan presentase perbandingan berat badan tikus kelompok normal sejak hari pertama hingga hari ke-28 percobaan. Selama 28 hari didapatkan peningkatan berat badanrata-rata sebesar 8,5% dari kondisi awal. Sedangkan pada kelompok diabetes, terjadi penurunan berat badan rata-rata sebesar 8,8%. Berdasarkan grafik 4.3 dapat kita ketahui bahwa beberapa hari

0 20 40 60 80 100 120 140 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 B B ( % g ) Hari N D D+ Ss 100 mg D+ Ss 300 mg

tertentu sempat terjadi peningkatan BB, akan tetapi angka peningkatan tidak naik secara signifikan.Pada orang normal, kondisi hiperglikemia akan menurunkan sekresi glukagon, yaitu hormon yang berperan dalam glikogenolisis dan glukoneogenesis. Akan tetapi, pada keadaan diabetes melitus, kondisi hiperglikemia tidak dapat menghambat sekresi glukagon.14 Glukagon akan memberikan sinyal ke hepar dan jaringan otot baik untuk memecah glikogen menjadi glukosa maupun protein menjadi glukosa. Hal inilah yang menyebabkan penurunan berat badan pada penyandang DM.43

Tabel 4.4 Rasio pengukuran berat badan rata-rata selama 28 hari

Sampel Hari 1±SD

% selama 28 hari Hari 28±SD Hari 28/Hari

1*100%

% selisih (Hari 28-Hari 1)/Hari

1*100%

N 267±46,79 289.8±31,81 108,5 8,5(naik)

D 223.75±19,51 204.1±21,88 91,2 8,8(turun)

D+Ss 100 mg 228.5±12,71 216.7±15,20 94,8 5,2 (turun) D+Ss 300 mg 231.3±42,73 205.1±24,74 88,6 11,4 (turun)

Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300mg= kelompok diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4)

Jika dibandingkan dengan kelompok diabetes, maka tikus dengan pemberian terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB memiliki berat badan rata-rata yang lebih baik. Selama 28 hari, tikus yang mendapat terapi ekstrak daun insulin mengalami penurunan berat badan rata-rata sekitar 5,2%. Hal ini mungkin dikarenakan adanya peningkatan stimulasi sintesis dan sekresi insulin yang akan mendorong penyerapan bahan-bahan makanan menjadi glikogen, trigliserida, dan protein.11 Penurunan berat badan paling signifikan terjadi pada tikus yang mendapat terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB yaitu sebanyak 11,4% jika dibandingkan dengan kelompok diabetes.

Tabel 4.5 menunjukkan rasio rata-rata berat badan pada hari 1 jika dibandingkan dengan hari 28. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan berat badan saat hari 28 pada kelompok normal sebesar 16,9% dari berat badan awal (hari 1). Penurunan berat badan terbanyak terjadi pada kelompok D+Ss 300 mg sebesar 15,1%, diikuti oleh kelompok diabetes (13,9%). Sedangkan

kelompok D+Ss 100 mg tidak mengalami penurunan berat badan secara signifikan (9,4%) jika dibandingkan dengan kelompok lainnya.

Tabel 4.5 Rasio rata-rata berat badan hari 1 berbanding hari 28

Sampel Hari 1±SD

% H1 berbanding H28 Hari 28±SD Hari 28/Hari 1*100%

% selisih (Hari 28-Hari 1)/Hari1*100% N 267±46,79 312±58,43 116,9 16,9% (naik) D 223.75±19,51 192,8±23,3 86,2 13,9% (turun) D+Ss 100 mg 228.5±12,71 207±10,09 90,5 9,4% (turun) D+Ss 300 mg 231.3±42,73 196,3±31,4 84,9 15,1% (turun) Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300mg= kelompok diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4)

Penelitian yang dilakukan oleh Sari, dkk (2015) menyatakan bahwa ekstrak daun insulin dosis 300 mg/kgBB yang diberikan selama empat belas hari dapat menaikkan berat badan sebanyak ± 7,73 %.41 Penelitian lain yang menggunakan ekstrak akar yacon yang diberikan secara oral menunjukkan hasil peningkatan berat badan kelompok diabetes yang diberikan terapi.44

Untuk mengetahui nilai signifikasi perbedaan antar kelompok, maka dilakukan uji One-Way Anova menggunakan software SPPS versi 16. Tahap pertama peneliti melakukan uji normalitas. Tabel Shapiro-Wilk digunakan pada uji ini dikarenakan jumlah sampel < 50. Dari hasil uji normalitas diketahui bahwa data terdistribusi normal. Kemudian untuk memenuhi asumsi uji Anova dilakukan uji homogenitas, hasil uji homogenitas menunjukan data homogen oleh karena itu pada variabel ini dilakukan uji statatistik dengan menggunakan uji Anova. Uji homogenitas menghasilkan p value 0,743 (p >0,05) yang menunjukkan bahwa data terdistribusi secara homogen. Setelah data diketahui telah terdistribusi secara normal dan homogen, dilakukan uji Anova. Berdasarkan uji Anova didapatkan p value <0,05 yang menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata berat badan yang bermakna antar kelompok.

Tabel 4.6 Persentase Rasio Berat Badan Selama 28 Hari

Sampel Mean±SD Homogenitas Anova

N 91,2±3,6

0.743 0.000

D 108,5±4,9

D+ Ss 100 mg 94,9±3,3 D+ Ss 300 mg 89,3±6,3

Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+ Ss 300mg= kelompok diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4)

Untuk mengetahui kelompok mana saja yang berbeda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji post hoc, seperti yang ditunjukkan oleh tabel 4.6. Dari hasil uji post hoc menunjukan kelompok yang berbeda adalah kelompok sampel normal dengan sampel diabetes tanpa terapi, sampel normal dengan sampel diabetes terapi daun insulin 100 mg, serta sampel normal dengan sampel diabetes terapi daun insulin 300 mg .

Dokumen terkait