• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Glukosa Darah

Tabel 4.1 Rata-rata gula darah seluruh sample

Sampel GDS Mean±SD (mg/dL)

Hari1 Hari7 Hari14 Hari21 Hari28 N 83.3±10.5 116.8±12 94.3±17.3 117.5±12.6 103.3±7.5 D 481.3±98.2 532.8±91.2 521±102.4 531.5±26.3 600±0 D+Ss 100 mg 539.3±36.8 541.5±58.9 416±223.9 490.3±91.4 494.5±71.5 D+Ss 300 mg 519±51 556.5±48.7 586.5±15.6 565±30.1 517.5±81 Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300mg= kelompok diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui perbedaan kadar rata-rata glukosa darah sewaktu (GDS) di antara empat kelompok tikus selama 28 hari. Pengecekan glukosa darah dilakukan sebanyak lima kali. GDS kelompok normal hari pertama hingga hari ke-28 masih dalam rentang normal yaitu di bawah angka 200mg/dL. Kelompok diabetes mengalami peningkatan yang mencolok hingga mencapai batas tertinggi yang dapat diukur oleh glukometer yaitu 600mg/dL. Pada kelompok D+Ss 100 mg, GDS rata-rata mengalami penurunan dibandingkan hari pertama, meskipun rentang normal GDS belum dapat tercapai. Sedangkan GDS rata-rata pada kelompok D+Ss 300 mg terjadi fluktuasi, meskipun pada hari ke-28 mengalami penurunan yang tidak signifikan.

Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100 mg= kelompok diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300 mg= kelompok diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4)

Grafik 4.1 Rata-Rata GDS (mg/dL)

Konsensus DM tipe 2 Indonesia tahun 2011 menyatakan bahwa jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis. Hal ini sesuai dengan percobaan yang dilakukan yaitu GDS kelompok diabetes mengalami peningkatan hingga mencapai batas maksimum kadar glukosa yang bisa diukur oleh glukometer, yaitu 600mg/dL

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat perbedaan penurunan GDS pada dua kelompok terapi. Kelompok yang mendapat terapi ekstrak daun insulin 100mg/dL mengalami penurunan GDS lebih baik. Angka GDS terendah (416mg/dL) dicapai pada hari ke-14. Sedangkan pada kelompok terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB hanya mengalami penurunan ±1,5mg/dL. Glukosa darah meningkat hingga hari ke-21 dan baru mengalami penurunan pada hari ke-28. Perbedaan efek terapi kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa bahan aktif membutuhkan waktu untuk mencapai konsentrasi maksimum dalam tubuh untuk bereaksi dan menimbulkan efek.36 0 100 200 300 400 500 600 700

Hari 1 Hari 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28

G DS (m g /dL ) Kelompok Sampel N D D+ Ss100D+Ss 100 mg D+Ss300D+Ss 300 mg

Tabel 4.2 Rerata GDS hari 1 berbanding hari 28

Sampel Hari 1 ± SD % Hari 1 berbanding Hari 28

Hari 28 ± SD (Hari 28-Hari 1)/Hari1*100% N 83.3 ± 10,5 103.3 ± 7,5 24% (naik)

D 481.3 ± 98,2 600 ± 0 24,7% (naik)

D+Ss 100 mg 539.3 ± 36,8 494.5 ± 71,5 8,3% (turun) D+Ss 300 mg 519 ± 51 517.5 ± 81 0,3% (Turun )

Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300mg= kelompok diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4).

Kedua kelompok yang mendapat terapi ekstrak daun insulin mengalami penurunan kadar GDS dibandingkan hari pertama yang ditunjukkan oleh tabel 4.2. Kelompok yang mendapat terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB cenderung mengalami penurunan kadar glukosa darah sebanyak 8,3% dari hari pertama pengukuran. Sedangkan kelompok dengan terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB hanya mengalami penurunan sebesar 0,3%. Berbeda dengan kelompok diabetes dan normal yang masing-masing mengalami peningkatan kadar glukosa darah sebesar 24,7% dan 24%.

Simonovska et al. (2003), dalam penelitiannya mengemukakan bahwa, pelarut yang digunakan dalam pembuatan ekstrak tanaman secara kualitatif/kuantitatif mempengaruhi bahan aktif ekstrak tersebut.38 Baroni et al. (2008), menemukan bahwa ekstrak daun insulin yang dilarutkan dalam etanol dengan dosis 400mg/kgBB selama empat belas hari secara oral, dapat menurunkan glukosa darah secara signifikan pada tikus kelompok diabetes (59%) dan tikus normal (28%).36 Sedangkan penelitian lain yang dilakukan menyatakan bahwa ekstrak daun insulin dosis 300mg/kbBB yang dilarutkan dalam aquades steril selama empat belas hari secara oral dapat menurunkan kadar glukosa darah secara signifikan (347,75±59,6 mg/dL) jika dibandingkan dengan kelompok diabetes (536,25±42,46 mg/dL), meskipun tidak dapat mencapai rentang normal jika dibandingkan dengan kelompok normal (130,6±8,11 mg/dL).41

Penurunan kadar glukosa yang dihasilkan oleh ekstrak daun insulin disebabkan oleh adanya stimulasi terhadap sintesis dan sekresi insulin, serta hambatan degradasi insulin.11 Molekul asam benzoat yang terkandung dalam daun insulin berfungsi untuk menghambat insulinase, hormon yang ditemukan di hepar

dan ginjal yang bertanggung jawab terhadap degradasi insulin, dan meningkatkan efek insulin.11

Penelitian lain mengemukakan bahwa terdapat beberapa mekanisme ekstrak daun insulin dalam menurunkan kadar glukosa darah: peningkatan sekresi insulin melalui stimulasi sel β pankreas, resistensi terhadap hormon glukagon, peningkatan jumlah dan sensitivitas reseptor insulin, dan yang terakhir ialah peningkatan uptake glukosa oleh jaringan dan organ, serta penurunan absorpsi glukosa di saluran cerna.12

Tabel 4.3 Rata-rata kadar GDS antar kelompok

Sampel Mean ± SD P.value

N 103± .6

0.015

D 533.3±41.8

D+Ss 100 mg 496.3±44.9 D+Ss 300 mg 548.9±28.6

Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300mg= kelompok diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4)

Kemudian dialukan uji Anova untuk mengetahui signifikasi perbedaan antar kelompok. Tahap pertama yaitu uji normalitas, dan diketahui bahwa data tidak terdistribusi normal, sehingga harus dilakukan transformasi data. Transformasi data juga tidak menunjukkan data terdistribusi normal sehingga dilakukan uji Kruskal Wallis. Setelah dilakukan uji Kruskal Wallis, didapatkan p value 0,015 (normal p < 0,05)yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata di antara kelompok normal, diabetes, diabetes dengan terapi daun insulin 100mg/kgBB dan diabetes dengan terapi daun insulin 300mg/kgBB.

* * * # * *

Ket : N= kelompok normal (n=3), D= kelompok diabetes (n=4), D+Ss 100mg= kelompok diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 100mg/kgBB (n=4), D+Ss 300mg= kelompok diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 300mg/kgBB (n=4), * = p<0,05, # = p>0,05

Grafik 4.2 Mann Whitney Rata-rata GDS H-28

Uji Mann Whitney dilakukan untuk melihat signifakasi antar kelompok. Berdasarkan grafik 4.2 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan di antara kelompok D dengan kelompok D+Ss 100mg maupun D+Ss 300mg. Hal ini menunjukkan bahwa baik daun insulin dosis 100mg dengan 300mg cenderung memiliki efek untuk menurunkan kadar glukosa darah (p<0.05). Sedangkan kelompok D+Ss 100mg dan D+Ss 300mg tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0.05).

Dokumen terkait