• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku

2.4 Berat Badan Ideal

Tahap remaja awal memiliki karakteristik antara lain kekhawatiran pada body image (suatu konsep mental pribadi yang berhubungan dengan laju pertumbuhan dan perubahan komposisi tubuh), mempercayai dan menghargai orang dewasa, kekhawatiran tentang teman sebaya, dan sebagainya. Tahap remaja menengah memiliki beberapa karakteristik yaitu sangat dipengaruhi oleh teman sebaya, kehilangan kepercayaan pada orang dewasa, mencoba mandiri dan sebagainya. Pada masa ini remaja lebih mendengarkan teman sebayanya daripada orang tuanya atau orang dewasa lainnya. Keinginan untuk mandiri sering tampak dalam bentuk penolakan terhadap pola makan keluarga. Pada masa remaja lanjut karakteristik yang tampak antara lain merencanakan masa depan dan bersifat lebih mandiri. Selain itu, pada masa ini remaja telah mempunyai persepsi terhadap body image atau berat badan ideal (Sayogo,2006).

2.4 Berat Badan Ideal

2.4.1 Defenisi Berat Badan Ideal

Menurut Thomas dkk (2008) Berat badan ideal merupakan dambaan dari setiap manusia baik tua maupun muda, karena baik dari segi penampilan fisik maupun dari segi kesehatan. Terutama kaum muda yang lebih banyak mendambakan karena dengan berat badan yang ideal penampilan fisik akan menjadi lebih menarik.

Ukuran tubuh yang ideal identik dengan langsing, dan jika seseorang memiliki berat badan yang ideal berarti memiliki pula bentuk tubuh yang indah antara lain ditandai dengan perut yang rata, pinggang yang tidak berlipat, paha dan betis yang

30

tubuh yang ideal adalah impian. Oleh karena itu, untuk mewujudkan impian mereka tersebut mereka berusaha keras untuk menjadikan ukuran tubuh mereka ideal (Insitos dalam Bani, 2002).

2.4.2 Upaya Mendapatkan Berat Badan Ideal

Seorang dikatakan mempunyai tubuh ideal apabila bentuk tubuhnya tidak terlalu kurus atau tidak terlalu gemuk dan kelihatan serasi antara berat badan dan tinggi badannya. Agar bentuk tubuhnya ideal, lemak dalam tubuh harus selalu dalam keadaan normal. Lemak memang harus selalu ada didalam tubuh, tetapi jangan sampai kekurangan atau kelebihan. Untuk menunjang kehidupan setidaknya seseorang harus memiliki lemak minimal 3% dari berat badannya (Wirakusumah, 2011).

Sebenarnya berat badan ideal bisa diwujudkan dengan mengkonsumsi energi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Sehingga tidak terjadi penimbunan energi dalam tubuh dalam bentuk lemak, atau sebaliknya penggunaan lemak tubuh sebagai sumber energi kurang (Purwati, 2009).

Berat badan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kerangka tubuh, faktor keturunan, pengaruh hormon penyakit yang pernah diderita, kecepatan metabolisme tubuh, daya serap tubuh terhadap zat gizi dari makanan, aktivitas sehari-hari dan konsumsi makanan (Suharto, 2003).

2.4.3 Mengatur Berat Badan Ideal

Pada saat ini sebaiknya kita harus sudah mengalihkan pikiran kita pada pengaturan berat badan dengan berbagai cara yang ditawarkan melalui

promosi-31

promosi yang disampaikan baik melalui media cetak maupun media elektronik (Suharto, 2003).

Pengaturan berat badan bukan hanya sekedar menghitung kalori yang akan kita makan. Bila diumpamakan sebuah mesin maka badan kita merupakan mesin yang sangat rumit dan makanan merupakan bahan bakar (Anonim, 2007).

Tentunya kita memerlukan sejumlah makanan tertentu setiap hari untuk menyiapkan energi yang diperlukan. Ketika kita mengkonsumsi makanan secara berlebihan, maka makanan terebut akan menumpuk membentuk lemak didalam tubuh. Alat atau organ yang diperlukan bukan hanya mulut dan perut tetapi juga otot, yang bukan hanya membakar bahan bakar pada saat aktif, tetapi juga memperkuat pembakaran pada saat istirahat. Emosi, sikap dan nilai mempengaruhi apa yang akan kita makan, berapa banyak yang akan dimakan serta kapan dimakan. Perlu antisipasi, mengetahui kapan energi diperlukan meningkat dan kapan menurun, dan dapat direncanakan. Oleh karena itu ada 4 keteraampilan yang diperlukan dalam mengatur perilaku hidup sehat yaitu :

- Latihan yang cukup dan teratur - Memilih makanan yang bergizi - Emosi, sikap dan norma

- Mengantisipasi apa yang diperlukan

Dalam memutuskan keinginan untuk menambah, menurunkan atau mempertahankan berat badan, harus berdasarkan fakta medis. Obesitas (kegemukan) >20% dari berat badan ideal dapat meningkatkan resiko penyakit hipertensi dan

32

masalah lain khususnya pada saat operasi. Sekarang banyak para ahli yang mengatakan bahwa menurunkan berat badan dengan berbagai cara yang ada saat ini cukup berbahaya. Jik ingin menurunkan berat badan lakukanlah sebagai program jangka panjang, sekurang-kurangnya ½-1 kg perminggu, dan selalu diupayakan penurunannya tidak drastic (Purwati, 1999).

Dalam penghitungan kecukupan gizi yang dianjurkan, pada umumnya sudah diperhitungkan faktor variasi kebutuhan individual, namun untuk mengetahui gambaran umum mengenai kecukupan gizi seseorang, maka kita dapat menggunakan tolak ukur tinggi badan dan berat badan sebagai upaya untuk mengatur berat badan ideal (Suharto, 2003).

2.4.4 Penilaian Berat Badan Ideal

Beberapa cara untuk mengetahui apakah seseorang memiliki berat badan ideal antara lain yaitu :

1. Indeks Masa Tubuh (IMT)

Salah satu cara penilaian kondisi fisik tubuh yang digunakan adalah Indeks Masa tubuh (IMT). Hal ini disebabkan penilaian menggunakan IMT telah memperhitungkan unsur kesehatan. Oleh karena tu, IMT sangat cocok diterapkan bagi orang-orang yang ingin mengetahui kondisi berat badannya ditinjau dari segi kesehatan (Purwati, 1999). Untuk menentukan Indeks Masa Tubuh dapat digunakan rumus sebagi berikut :

IMT = BB / (TBxTB) Keterangan :

33

TB = Tinggi Badan (m)

Jika nilai IMT sudah didapat, hasilnya dibandingkan dengan ketentuan berikut:

Nilai IMT < 18,5 = Berat badan kurang Nilai IMT 18,5 - 22,9 = Normal

Nilai IMT 23 – 24,9 = Normal Tinggi Nilai IMT 25,0 – 29,9 = Gemuk Nilai IMT > = 30,0 = Sangat Gemuk Sumber : Adaptasi dari Kriteria WHO

2. Tabel Metropolitan Life Insurance

Cara menentukan besar kecilnya perawakan atau postur tubuh adalah dengan rumus :

3. Pengukuran Jaringan Lemak Bawah Kulit

Metoda ini dilakukan dengan alat khusu yang disebut “skinfold capiler”, yang

mengukur ketebalan jaringan lemak dibawah kulit. Pada wanita pengukuran dilakukan di lengan atas bagian belakang (triceps). Bila ketebalan lemak mencapai lebih dari 2,5 cm, maka wanita itu kegemukan (obesitas). Pada pria pengukuran dilakukan di bawah tulang belikat (subscapula). Ketebalan lemak yang mencapai lebih dari 1,5 cm termaksud kegemukan (obesitas). Metode ini memerlukan keterampilan khusus dan biasanya dilakukan waktu pemeriksaan pasien oleh dokter atau dalam penelitian – penelitian tertentu.

34

4. Rumus Broca

Penilaian status gizi seseorang dengan menggunakan Broca adalah dengan cara menimbang berat badan (BB) dan mengukur tinggi badannya (TB). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

2.5 Upaya Untuk Mendapatkan Berat Badan Ideal

Dokumen terkait