• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.6 Berat Basah dan Berat Kering Tanaman

Pengamatan berat basah dan berat kering tanaman ditentukan pada akhir penelitian dengan cara menimbang massa tanaman yang masih segar kemudian dilanjutkan dengan mengeringkan tanaman menggunakan oven pada suhu 60oC sampai mencapai berat konstan, selanjutnya tanaman ditimbang dengan menggunakan neraca analitik.

4.6.1 Berat Basah Tanaman

Penentuan berat basah tanaman kentang (Solanum tuberosum. L) dihitung pada akhir penelitian. Data keseluruhan berat basah tanaman ditunjukkan pada Lampiran 12.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perilaku air kelapa muda berpengaruh nyata terhadap berat basah tanaman (Lampiran 12). Data rata-rata berat basah tanaman kentang dengan berbagai perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.6.1

Tabel 4.6.1 Rata-rata berat basah tanaman kentang (Solanum tuberosum. L) Konsentrasi

Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji DNMRT

Berdasarkan Tabel 4.6.1 dapat disimpulkan bahwa rata-rata berat basah tanaman kentang tertinggi dihasilkan oleh perlakuan air kelapa muda 150 ml/L (A3) dengan berat basah rata-rata 4,0060 g, sedangkan rata-rata berat basah tanaman terrendah dihasilkan oleh perlakuan tanpa air kelapa muda dengan rata-rata berat basah yaitu 0,9960g. Hal ini dikarenakan air kelapa muda yang terkandung didalam media terdapat zat pengatur tumbuh yang berperan dalam mempercepat pembelahan sel-sel pada tumbuhan.

Selain sebagai zat pengatur tumbuh, air kelapa juga mengandung energi seperti protein, lemak, mineral, vitamin, dan karbohidrat. Zat tersebut terlibat dalam aktifitas metabolisme sel dalam pertumbuhan jaringan tanaman (Lakitan, 1996).

Menurut Salisburry dan Ross (1995) peningkatan berat basah tanaman merupakan akumulasi dari peningkatan jumlah dan ukuran sel serta bobot sel yang berupa air dan zat-zat terlarut didalamnya. Berdasarkan penelitian Mustakim et al.,(2015) menyatakan bahwa penambahan air kelapa berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan berat basah planlet tanaman krisan (Chrysanthemum indicum), sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian air kelapa pada tanaman krisan sangat berpengaruh terhadap penambahan air kelapa dengan konsentrasi 150 mL.

4.6.2 Berat Kering Tanaman

Penentuan berat kering tanaman kentang (Solanum tuberosum. L) dihitung pada akhir penelitian. Data keseluruhan berat kering tanaman ditunjukkan pada Lampiran 14. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perilaku air kelapa muda berpengaruh nyata terhadap berat kering tanaman (Lampiran 15) Data rata-rata berat berat kering tanaman kentang dengan berbagai perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.6.2.

Tabel 4.6.2 Rata-rata berat kering tanaman kentang (Solanum tuberosum. L) Konsentrasi Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji DNMRT

Berdasarkan Tabel 4.6.2 dapat disimpulkan bahwa rata-rata berat kering tanaman kentang tertinggi dihasilkan oleh perlakuan air kelapa muda 150 ml/L (A3) dengan berat kering rata-rata 0,37760 g, sedangkan rata-rata berat kering tanaman terrendah dihasilkan oleh perlakuan tanpa air kelapa muda dengan rata-rata berat kering yaitu 0,06288 g. Hal ini dikarenakan berkurangnya berat basah pada tanaman secara bersamaan juga menurunkan berat kering pada tanaman. Kondisi tersebut membuktikan bahwa pertumbuhan dan morfogenesis tanaman dikendalikan oleh keseimbangan interaksi dari ZPT baik secara endogen ataupun eksogen. Menurut Lakitan (1996) pemberian zat pengatur tumbuh dalam konsentrasi yang sesuai dapat meningkatkan morfogenesis tanaman, tetapi apabila zat pengatur tumbuh diberikan dalam konsentrasi yang berlebihan maka akan menjadi penghambat bagi pertumbuhan morfogenesis tanaman.

Menurut Krishnawati (2003) berat kering tanaman merupakan penimbunan hasil asimilasi C02 sepanjang masa pertumbuhan pada tanaman. berat kering tanaman. Jumlah berat tanaman sesudah dikeringkan dengan jumlah berat tanaman sebelum dikeringkan memiliki nilai yang tidak jauh berbeda. Menurut Lestari et al., (2008) berat basah tanaman menunjukkan aktivitas metabolisme tanaman dan nilai

berat basah tanaman dipengaruhi oleh kandungan air jaringan, unsur hara dan hasil metabolisme. Senyawa senyawa tersebut akan membentuk jaringan dan organ.

Dengan demikian berat basah dan berat kering akan meningkat.

Grafik perbandingan berat basah dan berat kering tanaman kentang (Solanum tuberosum. L) dengan berbagai perlakuan penambahan air kelapa muda pada media MS dapat dilihat pada Gambar 4.6

Gambar 4.6 Perbandingan Berat Basah dan Berat Kering Tanaman Kentang Solanum tuberosum. L Dengan Berbagai Perlakuan Air Kelapa Muda , A0: tanpa air kelapa muda, A1 : Air kelapa muda 50 mL/L, A2 : Air kelapa muda 100 mL/L A3 : Air kelapa muda 150 mL/L, A4 : Air kelapa muda 200 mL/L, A5 : Air kelapa muda 250 mL/L

Berdasarkan Gambar 4.6 terdapat perbandingan antara berat basah dan berat kering tanaman kentang dari berbagai macam perlakuan yaitu terjadinya kenaikan dan penurunan berat basah dan berat kering tanaman kentang. Berat basah dan berat kering tanaman kentang tertinggi dihasilkan oleh perlakuan penambahan air kelapa 150 ml/L (A3) yaitu dengan nilai rata-rata berat basah 4,0060 g dan rata- rata berat kering 0,37760 g. Sementara berat basah tanaman dan berat kering tanaman terrendah dihasilkan oleh perlakuan tanpa penambahan air kelapa muda (A0) yaitu dengan nilai rata-rata berat basah 0,9960 g dan rata-rata berat kering 0,06288 g.Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman dengan penambahan zat pengatur tumbuh yang berasal dari air kelapa muda mampu untuk meningkatkan laju

Menurut Susanti (2011) berkurangnya berat basah tanaman secara bersamaan akan menurunkan berat kering tanaman , karena besar atau tidaknya berat kering tanaman tergantung dari berat basah tanaman. Semakin besar berat basah tanaman, maka semakin besar pula berat kering tanaman, dan begitu pula sebaliknya jika berat basah tanaman menurun, maka hasil dari berat kering tanaman juga menurun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sunarjono (2003) bahwa dengan pemberian zat pengatur tumbuh secara berlebih akan mengakibatkan bobot tanaman berkurang dan juga zat pengatur tumbuh akan menjadi racun. Berdasarkan penelitian Susanti (2011) dosis air kelapa muda yang digunakan terlalu tinggi menjadikan pertumbuhan tanaman sawi tidak sempurna hal ini yang dapat menurunkan 2,9 g berat basah dan berat kering tanaman yaitu dengan dosis 200 mL/L sampai 600 mL/L.

BAB 5

Dokumen terkait