• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bey Y, Syafii W, Sutrisna, 2006. Pengaruh Pemberian Giberelin (Ga3) dan Air Kelapa Terhadap Perkecambahan Biji Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabils BI) secara In Vitro. Jurnal Biogenesis. 2(2): 41-46.

[Deptan] Departemen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, 2009. Peningkatan Produktivitas Kentang dan Sayuran Lainnya Dalam Mendukung Ketahanan Pangan, Perbaikan Nutrisi dan Kelestarian Lingkungan, Ed ke1.

Departemen Pertanian. Lembang.

[Deptan] Departemen Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Sayuran Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, 2004. Profil Komoditas Kentang Ed ke1.

Departemen Pertanian. Lembang.

Dwijoseputro, 1980. Dasar – dasar Fisiologi Tumbuhan. Djambatan. Jakarta.

Dewi WRC, Latunra, Baharuddin, Masniawati A, 2015. Pengaruh Konsentrasi Gula dan Pacloburazol Dalam Menginduksi Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum L.) Varietas Atlantik Secara In Vitro.(In Press).

Gopal, Anjali JC, Debabrata S, 2004. In Vitro Production Of Microtubers For Conservation Of Potato Germplasm Effect of Genotype, Abscisic Acid, and Sucrose. In Vitro Cell. Journal Biol. Planta, 40: 485 - 490.

Gunarto A, 2007. Prospek Agribisnis Kentang G4 Sertifikat Di Kabupaten Sukabumi. Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknik Budidaya Pertanian Gunawan DL, 1987. Pengaruh Kinetin dan Benzyladenine terhadap pembentukan

umbi mikro kentang secara in vitro. Diakses melalui http://www.damandiri.or.id/file/nurmayulisun padbab2.pdf, [18 Februari 2011].

Hendaryono DP, Wijayani A, 1994. Teknik Kultur Jaringan. Kaninus. Yogyakarta.

Indriani B, Suwarsi E, Pukan K, 2014. Efektivitas Substitusi Sitokinin Dengan Air Kelapa Pada Multiplikasi Tunas Krisan Secara In Vitro. Unnes JLife Sci 3(2) :148-155

Karjadi AK, Buchory A, 2007. Pengaruh konsentrasi BAP dan sumber karbohidrat gula terhadap induksi umbi mikro kentang. J Agrivigor 6(3):197-205.

Kefi S, Pavlista A, Read P, Kachman S, 2000. Comparsion of thidiazuron and two nitroguanidines to kinetin on potato microtuberization in vitro under short and log days. Plant Growth Regul 19: 429-436.

Krishnawati D, 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kentang (Solanum tuberosum). Jurnal KAPPA, 4(1) : 9-12 Kristina NN, Syahid FS, 2008. Multiplikasi Tunas, Aklimatisasi dan Analisis Mutu

Simplisia Daun Encok (Plumbago zeylanica L.) Asal Kultur In Vitro Periode Panjang. Jurnal Littri, 212(2): 117 – 128.

Kristina NN, Syahid FS, 2012. Pengaruh Air Kelapa terhadap Multiplikasi Tanam In Vitro, Produksi Rimpang, dan Kandungan Xanthothizol, temulawak di Lapangan. Jurnal Littri, 18(3): 125-134.

Kusumaningrum IS, 2007. Evaluasi Pertubuhan In Vitro dan Produksi Umbi Mikro Beberapa Klon Kentang (Solanum tuberosum L.) Hasil Persilangan Kultivar Atlantik dan Granola. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Program Studi Hortikultura Fakultas Pertanian.

Lakitan B, 2003. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Lestari W, Solichatun, Sugiyarto, 2008. Pertumbuhan Kandungan Klorofil dan Laju Respirasi Tanaman Garut (Maranta arundinacea L.) Setelah Pemberian Asam Giberelat (GA3). Jurnal Bioteknologi. 5(1): 1-9

Mustakim, Wahidah B, Fauzy A, 2015. Pengaruh Penambahan Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Stek Mikro Tanaman Krisan (Chrisanthemum indicum) Secara In Vitro. Prosiding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan Dan Lingkungan. Hl, 181-187

Ni’mah F, Ratnasari E, Budi PL, 2014. Pengaruh Pemberian Berbagai Kombinasi Konsentrasi Sukrosa dan Kinetin terhadap Induksi Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum L.) Kultivar Granola Kembang secara In Vitro .Jurnal Lentera Bio 1(1) : 41-48

Nugroho G, 2013. Pengaruh Merk Dan Konsentrasi Pupuk Serta Konsentrasi Sukrosa Pada Medium Cair Terhadap Induksi Kentang Varietas Margahayu. [Skripsi]. Semarang: Universitas Negeri Semarang, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Pitojo, Setijo, 2004. Benih Kentang. Kanisius.Yogyakarta

Purwanto, Purwantono, Mardin, 2007. Modifikasi Media MS Dan Perlakuan Penambahan Air Kelapa Untuk Menumbuhkan Eksplan Tanaman Kentang.

Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian “Agrin”(11):36-42.

Ratnasari T, 2010. Kajian Pembelahan Umbi Benih dan Perendaman Dalam Giberelin Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.). [Skripsi]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta, Fakultas Pertanian.

Rizqiani NF, Ambarwati E, Yuwono WN, 2007. Pengaruh Dosis Dan Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Buncis (Phaseolus vulgaris .L) Dataran Rendah. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. 7(1) : 43-53.

Rukmana R, 1999. Kentang :Budidaya dan Pascapanen. Kanisius. Yogyakarta.

Salisbury FB, Ross CW, 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Penerbit ITB. Bandung Sagala D, Tubur H, Jannah U, 2012. Pengaruh BAP Terhadap Pembentukan Dan

Pembesaran Umbi Mikro Kentang Kultivar Granola. Jurnal AGROQUA 10(1): 5-11

Santoso U, Nursandi F, 2002. Kultur Jaringan Tanaman. UMM Press. Malang Sari DC, 2013. Induksi Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum. L) Secara in vitro

Pada Suhu Medium Dengan Beberapa Konsentrasi Gula. [Skripsi]. Bogor:

Institut Pertanian Bogor, Departemen Agronomi Dan Hortikultura Fakultas Pertanian.

Seswita D, 2010. Penggunaan Air Kelapa Sebagai Zat Pengatur Tumbuh pada Multiplikasi Tunas Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) In Vitro. Jurnal Littri, 16(4): 135 – 140.

Soelaroso RB, 1997. Budidaya Kentang Bebas Penyakit. Kanisius. Yogyakarta.

Sriyanti DP, 2000. Perlakuan KH2PO4 Dalam Media MS Pada Mikrostek Kapulaga.

Agrivet 4(1): 15-20

Sumiati E, 1989. Teknik Kultur Jaringan Untuk Perbanyakan Cepat Tanaman Kentang. Balai Penelitian Hortikultura Lembang. Hal 231-235

Sunarjono H, 2003. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sunarjono H, 2007. Petunjuk Praktis Budidaya Kentang. AgroMedia Pustaka.

Jakarta.

Surachman D, 2011. Teknik Pemanfaatan Air Kelapa untuk Perbanyakan Nilam Secara In Vitro. Buletin Teknik Pertanian, (16) :31-33.

Susanti T, 2011. Pengaruh Air Kelapa Muda Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Dengan Interval Pemberian Yang Berbeda. [Skripsi].

Pekanbaru: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Program Sarjana.

Soedarjo MH, Shintiavira Y, Supriyadi, Nasihin Y, 2012. Peluang Bisnis Inovasi Krisan Badan Litbang Pertanian. Jakarta Selatan: Agro inovasi.

Sofiari E, Kusmana, 2007. Karakterisasi Kentang Varietas Granola, Atlantic, dan Balsa dengan Metode UPOV Buletin Plasma Nutfah (13):27-33

Vigliar R, Sdepanian VL, Neto UF, 2006. Biochemical Profile of Coconut Water from Coconut palms planted in Inland Region. Journal de pediatria, 82:

308-312.

Wahyurini, 2003. Pengaruh Retardan dan Aspirin dalam Menginduksi Pembentukan Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum) Secara In Vitro. Jurnal Agronomi Fakultas Pertanian 1(1) :28-35

Wang P, Hu C, 1982. In Vitro Mass Tuberation and Virus Free Seed Potato Production in Taiwan. Jurnal Amer Potato. 59: 33-37.

Warisno, 2003. Budidaya Kelapa Genjah. Kanisius. Yogyakarta.

Warnita, 2008. Modifikasi Media Pengumbian Kentang Dengan Beberapa Zat Penghambat Tumbuh. Jerami 1(1): 50-52

Wattimena GA, 1989. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Pusat Antar Universitas IPB.

Bogor

Wattimena GA, 1992. Bioteknologi Tanaman. Pusat Antar Universitas Bioteknologi.

IPB. Bogor.

Wattimena GA, 1995. In-Vitro Microtubers as an Alternative Technology for Potato Production.

Wattimena GA, 2000. Pengembangan Propagul Kentang Bemutu Dan Kultivar Kentang Unggul Dalam Mendukung Peningkatan Produksi Kentang Di Indonesia. Orasi Ilmiah Guru besar Tetap Ilmu Hortikultura. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Widyastuti N, 2000. Pelestarian Tanaman Pangan Melalui Teknik Kultur in vitro.

Jurnal Teknologi Lingkungan. 1(3): 206-211

Winten KTI, 2009. Zat Pengatur Tumbuh dan Peranannya dalam Budidaya Tanaman.

Majalah Ilmiah Untab, VOL. 6 No. 1 Februari 2009.

Yusnita, 2003. Kultur Jaringan Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisien.

Agromedia Pustaka. Jakarta.

Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta

Lampiran Lampiran 1

Tabel 1. Komposisi Media Murashige dan Skoog (Murashige &Skoog,1962) Bahan Kimia Konsentrasi dalam Medium (mg/L)

Makronutrien

Lampiran 2

Tabel 2. Data Waktu Terbentuk Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum. L) Dengan Berbagai Perlakuan

Perlakuan Waktu Terbentuk Umbi

Rata-rata

U1 U2 U3 U4 U5

A0 15 0 0 0 0 3,0

A1 10 11 12 13 15 12,2

A2 3 14 15 15 15 12,4

A3 6 12 14 14 14 12

A4 2 2 3 3 4 2,8

A5 12 11 13 13 14 12,6

Keterangan : A0: Tanpa air kelapa muda A1: Air kelapa muda 50 mL/L A2: Air kelapa muda 100 mL/L A3: Air kelapa muda 150 mL/L A4: Air kelapa muda 200 mL/L A5: Air kelapa muda 250 mL/L

Lampiran 3

Tabel 3. Hasil ANOVA Waktu Terbentuk Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum. L) Dengan Berbagai Perlakuan

ANOVA Waktu_terbentuk_umbi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 590,167 5 118,033 7,825 ,000

Within Groups 362,000 24 15,083

Total 952,167 29

Tabel 4. Hasil Waktu Terbentuk Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum. L) Dengan Berbagai Perlakuan

Waktu_terbentuk_umbi Duncana

Air_Kelapa N Subset for alpha = 0.05

1 2

A4 5 2,800

A0 5 3,000

A3 5 12,000

A1 5 12,200

A2 5 12,400

A5 5 12,600

Sig. ,936 ,826

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Lampiran 4

Tabel 5. Data Jumlah Tunas Kentang (Solanum tuberosum. L) Dengan Berbagai Perlakuan

Perlakuan Jumlah Tunas

Rata-rata

U1 U2 U3 U4 U5

A0 26 25 24 18 15 21,6

A1 34 48 45 60 34 44,2

A2 55 42 36 60 52 49

A3 88 90 56 48 85 73,4

A4 65 35 82 50 60 58,4

A5 40 55 40 35 75 49

Keterangan : A0: Tanpa air kelapa muda A1: Air kelapa muda 50 mL/L A2: Air kelapa muda 100 mL/L A3: Air kelapa muda 150 mL/L A4: Air kelapa muda 200 mL/L A5: Air kelapa muda 250 mL/L

Lampiran 5

Tabel 6. Hasil ANOVA Jumlah Tunas Kentang (Solanum tuberosum. L) Dengan Berbagai Perlakuan

ANOVA Jumlah_tunas

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 7285,467 5 1457,093 7,267 ,000

Within Groups 4812,400 24 200,517

Total 12097,867 29

Tabel 7. Hasil Jumlah Tunas Kentang (Solanum tuberosum. L) Dengan Berbagai Perlakuan

Jumlah_tunas Duncana

Air_Kelapa N Subset for alpha = 0.05

1 2 3

A0 5 21,6000

A1 5 44,2000

A2 5 49,0000

A5 5 49,0000

A4 5 58,4000 58,4000

A3 5 73,4000

Sig. 1,000 ,159 ,107

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Lampiran 6

Tabel 8. Data Jumlah Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum. L) Dengan Berbagai Perlakuan

Perlakuan Jumlah Umbi

Rata-rata

U1 U2 U3 U4 U5

A0 1 0 0 0 0 0,2

A1 5 3 3 1 4 3,2

A2 5 1 1 6 2 3

A3 6 7 2 2 4 4,2

A4 11 12 6 13 10 10,4

A5 5 4 3 3 4 3,8

Keterangan : A0: Tanpa air kelapa muda A1: Air kelapa muda 50 mL/L A2: Air kelapa muda 100 mL/L A3: Air kelapa muda 150 mL/L A4: Air kelapa muda 200 mL/L A5: Air kelapa muda 250 mL/L

Lampiran 7

Tabel 9. Hasil ANOVA Melalui Hasil Boostrap Jumlah Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum. L) Dengan Berbagai Perlakuan

ANOVA Jumlah_Umbi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 176,400 5 35,280 6,395 ,001

Within Groups 132,400 24 5,517

Total 308,800 29

Tabel 10. Hasil Boostrap Jumlah umbi mikro kentang (Solanum tuberosum. L) Dengan Berbagai Perlakuan

Jumlah_Umbi Duncana

Air_Kelapa N Subset for alpha = 0.05

1 2 3

A0 5 ,2000

A2 5 3,0000 3,0000

A1 5 3,2000 3,2000

A5 5 3,8000

A3 5 4,2000

A4 5 8,4000

Sig. ,067 ,469 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Lampiran 8

Tabel 11. Data Diameter Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum. L) Dengan Berbagai Perlakuan

Perlakuan Diameter Umbi

Rata-rata

U1 U2 U3 U4 U5

A0 3,1 0 0 0 0 0,62

A1 6,22 3,7 5,7 8,1 0,72 4,888

A2 6,12 6,9 3,9 5,21 7,1 5,846

A3 5,77 5,57 6,75 8,35 6,92 6,672

A4 5,89 4,35 3,45 4,44 4,27 4,75

A5 6,06 5,33 4,95 5,53 4,75 5,324

Keterangan : A0: Tanpa air kelapa muda A1: Air kelapa muda 50 mL/L A2: Air kelapa muda 100 mL/L A3: Air kelapa muda 150 mL/L A4: Air kelapa muda 200 mL/L A5: Air kelapa muda 250 mL/L

Lampiran 9

Tabel 12. Hasil ANOVA Diameter Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum. L) Dengan Berbagai Perlakuan

ANOVA Diameter_umbi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 121,728 5 24,346 16,779 ,000

Within Groups 34,823 24 1,451

Total 156,552 29

Tabel 13. Hasil Diameter Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum. L) Dengan Berbagai Perlakuan

Diameter_umbi Duncana

Air_Kelapa N Subset for alpha = 0.05

1 2 3

A0 5 ,6200

A4 5 4,4800

A5 5 5,3240 5,3240

A2 5 5,8460 5,8460

A1 5 6,1840

A3 5 6,6720

Sig. 1,000 ,102 ,117

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Lampiran 10

Tabel 14. Data Berat Basah Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum. L) Dengan Berbagai Perlakuan

Perlakuan Jumlah Tunas

Rata-rata

U1 U2 U3 U4 U5

A0 0,01 0 0 0 0 0,002

A1 1,17 0,24 0,82 0,79 1,25 0,854

A2 0,84 0,16 0,01 0,52 0,49 0,404

A3 0,98 0,88 0,3 0,7 0,77 0,726

A4 1,26 0,12 0,12 0,58 0,53 0,522

A5 0,8 0,36 0,3 0,25 0,25 0,392

Keterangan : A0: Tanpa air kelapa muda A1: Air kelapa muda 50 mL/L A2: Air kelapa muda 100 mL/L A3: Air kelapa muda 150 mL/L A4: Air kelapa muda 200 mL/L A5: Air kelapa muda 250 mL/L

Lampiran 11

Tabel 15. Hasil ANOVA Berat Basah Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum. L) Dengan Berbagai Perlakuan

ANOVA Berat_Basah_Umbi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2,220 5 ,444 4,396 ,006

Within Groups 2,425 24 ,101

Total 4,645 29

Tabel 16. Hasil Berat Basah Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum. L) Dengan Berbagai Perlakuan

Berat_Basah_Umbi Duncana

Air_Kelapa N Subset for alpha = 0.05

1 2 3

A0 5 ,0020

A5 5 ,3920 ,3920

A2 5 ,4040 ,4040

A4 5 ,5220 ,5220

A3 5 ,7260 ,7260

A1 5 ,8540

Sig. ,069 ,141 ,131

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Lampiran 12

Tabel 17. Data Berat Basah Tanaman Kentang (Solanum tuberosum. L) Dengan Berbagai Perlakuan

Perlakuan Berat Basah Tanaman

Rata-rata

U1 U2 U3 U4 U5

A0 0,74 1,33 1,18 1,03 0,7 0,996

A1 1,04 2,6 2,46 3,07 1,74 2,182

A2 2,18 0,65 1,64 3,18 3,31 2,192

A3 3,87 4,7 3,04 3,38 5,04 4,006

A4 3,31 2,47 2,64 2,48 4,06 2,992

A5 2,44 2,55 2,46 1,04 4,12 2,522

Keterangan : A0: Tanpa air kelapa muda A1: Air kelapa muda 50 mL/L A2: Air kelapa muda 100 mL/L A3: Air kelapa muda 150 mL/L A4: Air kelapa muda 200 mL/L A5: Air kelapa muda 250 mL/L

Lampiran 13

Tabel 18. Hasil ANOVA Berat Basah Tanaman Kentang (Solanum tuberosum. L) Dengan Berbagai Perlakuan

ANOVA Berat_Basah_Tanaman

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 24,833 5 4,967 6,888 ,000

Within Groups 17,304 24 ,721

Total 42,137 29

Tabel 19. Hasil Berat Basah Tanaman Kentang (Solanum tuberosum. L) Dengan Berbagai Perlakuan

Berat_Basah_Tanaman Duncana

Air_Kelapa N Subset for alpha = 0.05

1 2 3

A0 5 ,9960

A1 5 2,1820

A2 5 2,1920

A5 5 2,5220

A4 5 2,9920 2,9920

A3 5 4,0060

Sig. 1,000 ,180 ,071

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Lampiran 14

Tabel 20. Data Berat Kering Tanaman Kentang (Solanum tuberosum. L) Dengan Berbagai Perlakuan

Perlakuan Berat Kering Tanaman

Rata-rata

U1 U2 U3 U4 U5

A0 0,0531 0,0754 0,085 0,0563 0,0446 0,06288

A1 0,0783 0,1661 0,1715 0,2309 0,1506 0,15948 A2 0,1514 0,2739 0,1111 0,1914 0,1833 0,18222 A3 0,2167 0,2032 0,2051 0,2115 1,0515 0,3776 A4 0,2355 0,1452 0,1397 0,2291 0,2274 0,19538 A5 0,2046 0,1685 0,1451 0,0996 0,2488 0,17332

Keterangan : A0: Tanpa air kelapa muda A1: Air kelapa muda 50 mL/L A2: Air kelapa muda 100 mL/L A3: Air kelapa muda 150 mL/L A4: Air kelapa muda 200 mL/L A5: Air kelapa muda 250 mL/L

Lampiran 15

Tabel 21. Hasil ANOVA Melalui Hasil Boostrap Berat Kering Tanaman Kentang (Solanum tuberosum. L) Dengan Berbagai Perlakuan

ANOVA Berat_kering_tanaman

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups ,263 5 ,053 2,045 ,108

Within Groups ,618 24 ,026

Total ,881 29

Tabel 22. Hasil Boostrap Berat Kering Tanaman Kentang (Solanum tuberosum. L) Dengan Berbagai Perlakuan

Berat_kering_tanaman Duncana

Air_Kelapa N Subset for alpha = 0.05

1 2

A0 5 ,0628800

A1 5 ,1594800 ,1594800

A5 5 ,1733200 ,1733200

A2 5 ,1822200 ,1822200

A4 5 ,1953800 ,1953800

A3 5 ,3776000

Sig. ,254 ,064

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Dokumen terkait