• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KAJIAN TEORI A. Kompetensi Guru

C. Berbagai Macam Kompetensi Guru

Secara umum, guru harus memenuhi dua kategori yaitu memiliki

capability dan loyality, yakni guru itu harus memiliki kemampuan dalam

bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki kemampuan teoritik tentang mengajar yang baik dan mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi dan memiliki loyalitas keguruan, yakni terhadap tugas-tugas yang tidak semata di dalam kelas, tapi sebelum dan sesudah. Kedua kategori ,

29

capability dan loyality tersebut, terkandung dalam macam-macam

kompetensi guru(Asdiqoh, 2013: 26-27).

Adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain:

1. Kompetensi Profesional, artinya guru harus memiliki pengetahuan

yang luas dari subject matter (bidang studi) yang akan di ajarkan serta penguasaan metodologi dalam arti memiliki konsep teoretis mampu memilih metode dalam proses belajar mengajar.

2. Kompetensi personal, artinya sikap kepribadian yang mantap sehingga

mampu menjadi sumber intensifikasi bagi subjek. Dalam hal ini berarti memiliki kepribadian yang pantas diteladani, melaksanakan kepemimpinan seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara,

yaitu “Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing madya Mangun Karsa, Tut Wuri

Handayani”.

3. Kompetensi Sosial, artinya guru harus menunjukkan atau mampu

berinteraksi sosial, baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama guru dan kepala sekolah, bahkan dengan masyarakat luas. 4. Kompetensi untuk melakukan pelajaran yang sebaik-baiknya yang

berarti mengutamakan nilai-nilai sosial dari nilai material (Uno, 2011: 69).

Dalam undang- undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pada pasal 10 dan peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28, disebutkan guru yang berkualitas

30

harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi Pedagogik, profesional, kepribadian, dan kompetensi sosial. Namun dalam kurun waktu terakhir ada beberapa penambahan diantaranya kompetensi personal, kompetensi spiritual yang juga oleh penulis dijelaskan sebagai berikut:

a. Kompetensi Personal

Kompetensi personal ini telah mencakup kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial yang merupakan modal dasar bagi guru dalam menjalankan tugas dan keguruannya secara profesional.

Kompetensi personal guru menunjuk perlunya struktur kepribadian dewasa yang mantap, susila, dinamik (reflektif serta berupaya untuk maju), dan bertanggung jawab. Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta ddik. Kompetensi ini juga sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guru menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara dan bangsa pada umumnya (Asdiqoh, 2013: 27-28).

Sedangkan kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki sub kompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut:

31

1) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efekif dengan peserta didik memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik

2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan

3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar (Khoiri, 2010: 42-43). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepribadian sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sedangkan kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi secara efektif.

b. Kompetensi Profesional

Definisi dari kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuannya secara filosofis (Asdiqoh, 2013: 29).

Dalam Standar Nasional Pendidikan,Penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang di tetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

32

Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru, secara umum dapat diidentifikasi ruang lingkup kompetensi profesional guru sebagai berikut:

1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya

2) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik

3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya

4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi

5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan

6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran

7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik

8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik (Mulyasa, 2008: 135-136).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi personal merupakan penguasaan bahan ajar secara mendalam yang harus dimiliki oleh sertiap guru untuk memenuhi standar kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.

33 c. Kompetensi Pedagogik

Menurut peraturan pemerintah tentang guru, bahwasanya kompetensi pedagogik guru merupkan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik (Asmani, 2009: 43).

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, sekurang- kurangnya meliputi:

1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem pengelolaan pembelajaran yang berbasis subjek (mata pelajaran), guru seharusnya memiliki kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina. Selain itu, guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran di kelas. Secara otentik dua hal tersebut dapat dibuktikan dengan ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar (akta mengajar) dan lembaga pendidikan yang di akreditasi pemerintah.

2) Pemahaman terhadap peserta didik

Guru memiliki pemahaman akan psikologi perkembangan anak, sehingga mengetahui dengan benar pendekatan yang tepat yang dilakukan pada anak didiknya. Menurut Whale dan Wong (2000) mengemukakan perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap, dari tingkat yang paling

34

kecil ke tinggi, yang paling tinggi dan kompleks melalui proses pembelajaran yang natural dan bisa disebut dengan naturalisasi pembelajaran (http://taufikhidayat93.blogspot.co.id/perkembangan-peserta didik/diunduhpada 10APRIL2017:20.40).

Guru dapat membimbing anak melewati masa-masa sulit dalam usia yang dialami anak. Selain itu, guru memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap latar belakang pribadi anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-problem yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan pendekatan yang tepat.

3) Pengembangan kurikulum/ silabus

Guru memiliki kemampuan mengembangkan kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah.

4) Perancangan pembelajaran

Guru memiliki merencanakan sistem pembelajaran yang memanfaatkan sumber daya yang ada. Semua aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir telah dapat direncanakan secara srategis, termasuk antisipasi masalah yang kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan.

5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Guru menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan menyenangkan. Memberikan ruang yang luas bagi anak

35

untuk dapat mengeksplor potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan dikembangkan.

6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran

Dalam penyelenggaraan pembelajaran, guru menggunakan teknologi sebagai media. Menyediakan bahan belajar dan mengadministrasikan dengan menggunakan teknologi informasi. Membiasakan anak berinteraksi dengan menggunakan teknologi. 7) Evaluasi hasil belajar

Guru memiliki kemampuan untuk mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan meliputi perencanaan, respon anak, hasil belajar anak, metode dan pendekatan. Untuk dapat mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan penilaian yang tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan dan solusi secara akurat.

8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

Guru memiliki kemampuan untuk membimbing anak, menciptakan wadah bagi anak untuk mengenali potensinya dan melatih untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan ini adalah dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas (Mahanani, 2011: 47-49).

36 d. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kesiapan mental, kepribadian dan moralitas guru untuk mengemban amanah sebagai guru. Kompetensi ini tercermin dalam sikap dan perilaku guru dalam kehidupan sehari-hari, baik selama kegiatan ( pembelajaran) di sekolah maupun di luar sekolah (Damay, 2012: 42).

Secara rinci sub kompetentsi kepribadian dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: betindak sesuai dengan norma hukum, bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga sebagai guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

2) Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

3) Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

4) Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

37

5) Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religious (iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik (Khoiri, 2010: 41-42).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepribadian adalah salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh guru dimana guru memiliki kemantapan, kedewasan, arif dan bijaksana, berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

e. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif denga peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar (Asdiqoh,2013:35).

Hal tersebut diuraikan lebih lanjut dalam RPP tentang guru, bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk:

1) Berkomunikasi secara lisan, tulis dan isyarat

2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional

3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali peserta didik

38

4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar (Mulyasa, 2008: 173)

f. Kompetensi Spiritual

kompetensi spiritual meski dalam hakikatnya kompetensi spiritual masuk dalam kompetensi kepribadian, kecenderungan ketika mengurai tentang kompetensi spiritual sangat berbeda dari konsep dan implementasi pada kompetensi kepribadian. Secara kasat mata ranah kompetensi kepribadian bertumpu pada tingkah laku pendidikan.

Diharapkan guru memahami konsep kompetensi spiritual. Ranah kompetensi spiritual dari guru akan berorientasi pada pembentukan karakter siswa didik yang ideal. Dalam konsepsi pendidikan Islam, seorang guru harus mempunyai tingkat keimanan dan ketakwaan tinggi.

Dengan bekal tingkat keimanan dan ketakwaan yang tinggi kepada Tuhan Yang Maha Esa, seorang guru akan memiliki konsep dan proses yang baik dalammelakukan pembelajaran. Dampaknya guru tidak sekedar ditakuti atau sosok yang diikuti, tapi guru juga sebagai sosok yang mempunyai wibawa dan karisma yang bisa secara langsung menjadi inspirasi pada anak didik.

Jika penerapan kompetensi spiritual senantiasa dipegang dan dijalankan oleh guru dengan baik, ketika anak didik melakukan kesalahan, anak didik tersebut akan mengakui kesalahan dan meminta maaf karena terdorong rasa berdosa jika dia tidak mengakui.

39

Kompetensi spiritual menjadi benteng terakhir untuk memberikan pagar yang kuat dari pribadi masing-masing siswa didik. Dan, memulai konsep-konsep tersebut tentu dari kompetensi spiritual yang baik dari seorang pendidik, bukan sisiwa didik (Asdiqoh, 2013: 36-37). D. Urgensi Kompetensi Guru

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang rumit dan kompleks, proses tersebut mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertenu.

Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya suatu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka guru mempunyai tugas dan peranan yang penting dalam mengantarkan peserta didiknya mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, sudah selayaknya guru mempunyai berbagai kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya.

Dengan kompetensi maka akan menjadikan guru profesional baik secara akademis maupun non akademis. Masalah kompetensi guru merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Guru yang terampil mengajar harus memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan interaksi sosial di lingkungan (Asdiqoh, 2013: 25).

40

Kompetensi itu sendiri merupakan perwujudan dari keterampilan hidup yang harus dikuasai oleh peserta didik. Pada tingkat nasional dikembangkan kompetensi untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan, dan berdasarkan itu kemudian dikembangkan kurikulum yang sesuai dengan kondisi setempat. Dalam pendekatan ini setiap daerah dan satuan pendidikan mempunyai peluang yang lebih besar untuk mengembangkan kurikulum beserta strategi pembelajarannya yang disesuaikan dengan kondisi setempat (Isjoni, 2008: 82-83).

Selain itu format rencana pembelajaran bisa sangat beragam, tetapi dalam rencana pembelajaran komposisinya setidaknya mencakup enam hal yang disebut sebagai format perencanaan pembelajaran yang berbasis belajar interakif, yaitu:

1. Topik pembahasan

2. Tujuan pembelajaran (kompetensi dan indikator kompetensi) 3. Materi pembelajaran

4. Kegiatan pembelajaran 5. Alat-alat yang dibutuhkan 6. Evaluasi hasil belajar

Setelah menyusun perencanaan, guru harus mampu menyusun rencana implementasi pembelajaran dalam kelas. Karena pembelajaran yang baik atau efektif tidak akan pernah terwujud tanpa sebuah perencanaan yang baik (Patoni dan Naim, 2007: 54-55).

41

Untuk menunjang kompetensi itu tentu saja guru harus memahami berbagai ilmu pengetahuan. Sebab, salah sau persyaratan sebagai profesi adalah adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam sesuai dengan bidang keahliannya (Moh Ali, 1985). Bidang pengetahuan yang harus dimiliki seorang guru profesional untuk melaksanakan tugasnya antaranya pengetahuan tentang psikologi perkembngan anak, berbagai pendekatan dalam pembelajaran, pengetahuan tentang media dan sumber belajar, pengetahuan tentang teknik penilaian dan lain sebagainya. Tanpa pengetahuan yang memadai tentang hal-hal tersebut, tidak mungkin kompetensi itu dapat dimiliki setiap guru (Sanjaya, 2006: 16).

Dokumen terkait