• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KAJIAN TEORI A. Kompetensi Guru

B. Strategi Pengembangan

Seorang guru dalam melaksanakan tugasnya harus mengembangkan kompetensinya, baik profesional, sosial, pedagogik maupun personal sebagai seorang guru. Selain itu instansi dimana guru itu berkerja akan ikut andil berusaha agar mengembangkan kompetensi yang dimiliki guru tersebut, agar pelaksanaan tugas seorang guru dapat berjalan dengan lancar dan berkembang sesuai kebutuhan siswa dan perkembangan zaman.

Menurut Hendyat untuk dapat mengembangkan profesi guru , ada dua jalan yang dapat di tempuh yaitu melalui pengembangan diri guru itu sendiri.

Dalam pengembangan diri ada beberapa cara dan usaha yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengembangkan profesinya, antara lain:

21

berusaha memahami tujuan pendidikan dan pengajaran secara jelas dan konkrit, berusaha memahami dan memilih bahan pengajaran sesuai dengan tujuan.

Agar profesi guru dapat dikembangkan maka harus berusaha memahami problem minat, dan kebutuhan dalam proses belajar subyek didik, mengorganisasi bahan dan pengalaman belajar, berusaha memahami, menyeleksi, dan menerapkan metode pembelajaran, berusaha memahami dan sanggup membuat, mendayagunakan berbagai alat pelajaran.

Guru harus berusaha membimbing dan mendorong kemajuan pertumbuhan dan perkembangan belajar subyek didik, mampu menilai program dan hasil pembelajaran yang telah dicapai.

Guru sebaiknya mengadakan penilaian diri sendiri (self evalution) untuk melihat kekurangan dan keberhasilan pelaksanaan tugasnya,

profesional reading (berusaha membaca buku-buku yang relevan dengan

tugas profesinya), profesional writing (berusaha mengembangkan diri dengan menulis karya ilmiah di berbagai media).

Agar menjadi guru yang mempunyai wawasan maka guru mengadakan individual conference (pertemuan pribadi antara sejawat dan dengan ahli lain dalam mengembangkan wawasan keilmuan dan wawasan proses dan strategi pembelajaran), experimentation (berusaha melakukan percobaan-percobaan atas inovasi yang ditemukan atau strategi pembelajaran baru) (Afifah, 2010: 14-15),

22

Selain pengembangan diri dalam mengembangkan profesi guru, ada pengembangan kelembagaan yaitu sebagai berikut.

Dalam Pengembangan Kelembagaan dimana guru itu bekerja harus berusaha mengembangkan profesinya agar dapat bekerja secara profesional. Kompetensi guru disiapkan oleh program studi pada jurusan bidang studi yang relevan yang dapat mefasilitasi kompetensi guru tertentu. Contohnya kompetensi guru bidang MIPA disiapkan oleh masing-masing jurusan yang ada di MIPA, kompetensi guru seni tari atau seni musik dapat dibina sekaligus oleh jurusan seni pertunjukan. Maka lembaga penyelenggara kompetensi guru bidang studi atau matapelajaran ini adalah pada jurusan masing-masing yang sesuai atau serumpun dengan bidang studi pada Universitas-LPTK. Jurusan bidang studi membekali guru agar mampu mengolah setiap bidang studi menjadi bidang sudi dalam pendidikan, dan mengembangkan kekhususan pembelajaran dari bidang studinya (Djohar, 2006: 21-22).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang guru yang profesional dapat mengembangkan profesinya misalnya guru dalam bidang matapelajaran PAI maka guru harus mengajar sesuai dengan rumpun bidang studi yang dimilikinya.

Perilaku guru dapat diperoleh dari keterlatihannya terhadap sejumlah ketrampilan pembelajaran. Dimana guru memperoleh pendidikan dan latihan sejumlah keterampilan mengajar, mencermati karakteristik siswa, cara-cara mendeteksi kegagalan siswa, cara-cara memerikan

23

bantuan yang tepat, cara memaknakan kurikulum secara proposional, dan cara-cara memilih dan menyediakan media belajar serta cara evaluasi mengajar- belajar yang mencapai sasaran.

Maka perlu merumuskan standar performance guru, dengan demikian lebih mudah untuk menilai actual performance di sekolah. Agar kriteria guru dapat diperoleh oleh setiap peserta pendidikan calon guru, maka dibutuhkan kontrol terhadap kualitas standard performance maupun terhadap actual performance calon guru. Untuk keperluan itu sangan diperlukan adanya keterbukaan, sehingga masyarakat yang tergabung dalam Educational Watch dapat melakukan supervise dan evaluasi kinerja guru dan lembaga pendidikan dan pembinaan atau penataran guru menjadi lebih terbuka (Djohar, 2006: 22-23).

Guru yang sudah mengikuti banyak kegiatan keprofesian maka bisa mengembangkan profesinya dengan membuat penerbitan buletin atau majalah atau surat kabar, penyelenggaraan kursus-kursus, penyelenggaraan penataran-penataran, konseling yang diberikan kepada guru baik secara individual maupun secara kelompok, pertemuan umpan balik bergelombang berdasarkan pada masalah dan tema yang telah diberikan sebelumnya, pengembangan program testing dan pola-pola baru secara bersama, penyelenggaraan penelitian-penelitian yang diikuti oleh para guru.

24

Pengertian lain menyebutkan bahwa pengembangan sikap profesional ini dapat dilakukan baik ketika dalam pendidikan prajabatan maupun setelah bertugas (dalam jabatan).

a. Pengembangan sikap selama pendidikan prajabatan

Dalam pendidikan prajabatan, calon guru dididik dalam berbagai pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang diperlukan dalam pekerjaannya nanti. Karena tugasnya yang bersifat unik, guru selalu menjadi panutan bagi siswanya, dan bahkan bagi masyarakat sekelilingnya. Oleh sebab itu, bagaimana guru bersikap terhadap pekerjaan dan jabatannya selalu menjadi perhatian siswa dan masyarakat.

Pembentukan sikap yang baik tidak mungkin muncul begitu saja, tetapi harus dibina sejak calon guru menilai pendidiknya di lembaga pendidikan guru. Berbagai usaha dan latihan, contoh-contoh dan aplikasi penerapan ilmu, ketrampilan dan bahkan sikap profesional dirancang dan dilaksanakan selama calon guru berada dalam pendidikan prajabatan.

b. Pengembangan sikap selama dalam jabatan

Pengembangan sikap profesional tidak berhenti apabila calon guru selesai mendapatkan pendidikan prajabatan. Seperti yang telah disebutkan, peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara formal melalui kegiatan mengikuti penataran, lokakarya, seminar, atau kegiatan ilmiah

25

lainnya, atau pun secara informal melalui media masa televisi, radio, koran, dan majalah maupun publikasi lainnya.

Kegiatan ini selain dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, sekaligus dapat juga meningkatkan sikap profesional keguruan (Soetjipto dan Raflis Kosasi, 2007: 54-55).

Kinerja guru menjadai tanggung jawab dua lembaga. Kinerja awal guru sangat ditentukan oleh kemampuan awal hasil pendidikan guru, meskipun kemampuan awal itu selanjutnya akan berkembang sesuai pengalaman mereka. Maka dengan kemampuan awal guru ini sangat penting dan mendasar, karena menjadi awal budaya guru berkembang lebih lanjut ke arah yang sesuai dengan kompetensi dan profesi yang optimal.

Oleh karena kerjasama yang fungsional antara Universitas LPTK (lembaga pendidikan tenaga kependidikan), LPPG (lembaga pendidikan profesi guru) dan sekolah akan menghasilkan sinergi yang konstruktif dalam upaya peningkatkan mutu pendidikan kita (Djohar, 2006: 57).

Adapun cara untuk pengembangan kompetensi guru dengan cara sebagai berikut:

1. Program sertifikasi

Sertifikasi guru adalah proses perolehan sertifikat pendidik bagi guru. Sertifikasi pendidik bagi guru berlaku sepanjang yang bersangkutan menjalankan tugas sebagai guru sesuai dengan peraturan

26

perundang-undangan. Sertifikasi pendidik ditandai dengan satu nomor registrasi guru yang dikeluarkan oleh Deparemen Pendidikn Nasional. Sertifikasi di peroleh melalui pendidikan profesi yang diakhiri dengan uji kompetensi. Dalam program sertifikasi telah di tentukan kualifikasi pendidikan bagi semua guru di semua tingkatan ,yaitu minimal sarjana atau Diploma IV.

Untuk memperoleh sertifikasi pendidik tidak semudah membalikkan telapak tangan dan memerluka kerja keras para guru. Sertifikasi pendidik akan dapat diperoleh guru apabila mereka benar-benar memiliki kompetensi dan profesionalisme.

2. Peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru

Untuk kepentingan sertifikasi dan menjamin mutu pendidikan perlu dilakukan peningkatan kompetensi dan profesionalisme seorang guru. Hal ini perlu dipahami karena dengan adanya pasca sertifikasi guru harus tetap meningkatkan kemampuan dan profesionalismenya agar mutu pedidikan tetap terjamin. Peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut:

a. Studi lanjut program Strata atau magister

Merupakan cara pertama yang dapat di tempuh oleh para guru dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya. Ada dua jenis program magister yang dapat diikuti, yaitu program magister yang menyelenggarakan program pendidikan ilmu murni

27

dan ilmu pendidkan. Ada kecenderungan para guru lebih suka untuk mengikuti program ilmu pendidikan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya.

b. kursus dan pelatihan

keikutsertaan dalam kursus dan pelatihan tentang kependidikan merupakan cara kedua yang dapat ditempuh oleh guru untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya. Walaupun tugas utama seorang guru adalah mengajar, namun tidak ada salahnya dalam rangka peningkatan kompetensi dan profesionalismenya juga dilengkapi dengan kemampuan meneliti dan menulis artikel/buku.

c. Pemanfaatan jurnal

Jurnal yang diterbitkan oleh masyarakat profesi atau perguruan tinggi dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kompetensi dan profesionalisme. Artikel-artikel di dalamjurnalbiasanya berisi tentang perkembangan terkini suatu disiplin tertentu. Dengan demikian, jurnal dapat dipergunakan untuk memutakhirkan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang guru. Dengan memiliki bekal ilmu pengetahuan yang memadai, seorang guru bisa mengembangkan kompetensi dan profesionalismenya seorang guru dalam mentransfer ilmu kepada peserta didik.

28 d. Seminar

Keikutsertaan dalam seminar merupakan alternatif keempat yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme seorang guru. Hal ini merupakan cara yang paling diminati dan sedang menjadi trend para guru dalam era sertifikasi. Karena dapat menjadi sasaran untuk mendapatkan angka kredit. Melalui seminar guru mendapatkan informasi-informasi baru. Cara itu sah dan baik untuk dilakukan. Namun demikian, di masa-masa yang akan datang akan lebih baik apabila guru tidak hanya menjadi peserta seminar saja, tetapi lebih dari itu dapat menjadi penyelenggara dan pemakalah dalam acara seminar. Forum seminar yang diselenggarakan guru dapat menjadi wahana yang baik untuk mengkomunikasikan berbagai hal yang menyangkut bidang ilmu dan profesinya sebagai guru

(http://dharianto97.blogspot.co.id/pengembangan-kompetensi-guru/diunduhpada 3APRIL2017:08.43).

Dokumen terkait