• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pahl-Wostl (2004) dalam Monticino et al (2005) mengatakan bahwa

hanya sebagian kecil ekosistem yang bebas dari pengaruh manusia. Pengaruh manusia yang terbesar terhadap ekosistem hutan adalah untuk pembangunan permukiman,industri dan perdagangan.Interaksi kompleks antara keputusan pem bangunan dan ekosistem serta bagaimana konsekuensinya terhadap pengambi- lan keputusan,merupakan lapangan studi yang penting.Analisis interaksi ini dapat mengarahkan kepada pemahaman konsekuensi lingkungan dari pilihan individu dan kebijakan masyarakat. Markowski dan Murakowski (1999) menyatakan bahwa dasar ilmiah dari suatu proses telah diperkaya oleh adanya model teoritis.

Monticino et al (2005) yang mengadakan studi tentang interaksi antara

sistem alam dan keputusan manusia yang mengarah keberlanjutan jangka panjang dari ekosistem hutan di Dallas-Forth Worth (Texas, USA) menghasilkan tataguna lahan yang berubah dinamis karena perbedaan strategi pengelolaan pertumbuhan di wilayah dengan pembangunan permukiman yang intensif.

67

Suatu penelitian tentang pengaruh dukungan sumberdaya usahatani

terhadap pembangunan berkelanjutan telah dilaksanakan oleh Dogliotti et al.

(2004) di Canelon Grande, Uruguay . Hasilnya adalah terdapat pengaruh yang sangat kuat dari dukungan sumberdaya usahatani terhadap pembangunan berkelanjutan terutama sinergi antara buruh, lahan dan area irigasi pada penggunaan sumberdaya skala usahatani secara efisien.

Keberlanjutan suatu sistem pertanian di dataran tinggi sebelah selatan Haiti juga telah didiagnosis dan hasilnya menunjukkan bahwa dengan menambahkan tanaman kubis yang dipupuk ke dalam rotasi ternyata dapat

memperpendek periode bera dalam pertanaman, meningkatkan frekuensi Bean

Maize Intercrop (BMI), memperkenalkan pemupukan NPK, meningkatkan produksi tanaman dalam jangka pendek, walaupun perubahan ini tidak mengarah kepada keuntungan yang berkelanjutan.

Dalam rangka pertanian berkelanjutan maka Huang et al. (2004) telah

melakukan AMDAL terhadap usahatani sayuran skala kecil di wilayah Delta Sungai Yangtze dan hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kandang sapi dalam jumlah besar terhadap tanaman sayuran di Nanjing, suatu daerah sayuran di China, telah menimbulkan akumulasi N, P, Cu, Zn dan tersedianya Cd di dalam tanah, sehingga sayuran mengandung Cd tinggi dan terjadinya konsentrasi N dan P di dalam air permukaan. Sedangkan di Wuxi, suatu daerah industri, akumulasi N dan P kurang dalam tanah, tetapi ketersedian Cd tinggi sehingga pH tanah menjadi rendah, dan karena penggunaan pupuk anorganik cukup tinggi menyebabkan kandungan Cd dalam sayuran juga cukup tinggi.

El-Swaify et al. (1982) dalam Sudirman et al. (1986) menyatakan bahwa

penurunan produktivitas lahan ditentukan oleh tipe dan kedalaman tanah, topografi, status kesuburan tanah dan jenis tanaman. Untuk mengurangi erosi yang dapat mengakibatkan penurunan produktivitas tanah, Thorne dan Thorne

(1978) dalam Hafif et al. (1992) menyatakan bahwa ada 5 praktek pengelolaan

lahan yaitu vegetasi, sisa tanaman, pengelolaan tanah, efek sisa dari rotasi tanaman dan praktek pendukung mekanik.

Sutrisno et al. (2002) mengatakan bahwa kerusakan tanah di tempat

terjadinya erosi berupa kerusakan sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang

dapat mengakibatkan turunnya produktivitas lahan. Hasil penelitian Hafif et al.

(1992) menunjukkan bahwa sistem pertanaman lorong asal disertai dengan pemupukan, cukup efektif dapat menekan erosi (0,6-1,1 ton/ha/2 musim tanam).

68

Sedangkan pengolahan tanah secara biasa, pengadukan sisa tanaman ke dalam tanah dan pembakaran sisa tanaman merupakan perlakuan-perlakuan yang tidak menunjang untuk pengendalian erosi pada lahan berlereng. Mulsa sisa tanaman dapat mengurangi laju erosi, akan tetapi tidak selalu mengurangi aliran permukaan sedangkan teras bangku dan teras gulud dapat mengurangi

erosi dan aliran permukaan Abdurachman et al. (1985).

2.11.2 Kawasan Agropolitan

Konsep Agropolitan dapat ditelusuri dari tulisan-tulisan Tiebout (1957), Isard (1966), Moses (1966), Hoover (1968), Friedmann dan Douglass (1976), namun penelitian yang berkaitan dengan Agropolitan relatif masih kurang. Di Indonesia penelitian tentang Agropolitan mulai banyak dilakukan sejak tahun 2004, namun aspek yang banyak diteliti adalah aspek ekonomi sedangkan penelitian yang bersifat komprehensif, yaitu yang mencakup aspek sosial, ekonomi, teknologi dan lingkungan, relatif masih kurang. Penelitian yang telah dilakukan tersebut menunjukkan hasil yang beragam tergantung pada aspek yang diteliti dan lokasi penelitian.

Pada tahun 2004 dilakukan penelitian tentang “Aplikasi Penerapan

Konsep Agropolitan di beberapa Kawasan“ yang memperoleh hasil positif bahwa penerapan konsep agropolitan menyiratkan telah tercapainya efektivitas

kelembagaan (Institutional Effectiveness), dan efektivitas kelompok sasaran

(Target Group Effectiveness) serta efektivitas lingkungan (Enviromental Effectiveness ) sehingga diperoleh manfaat bagi masyarakat luas di luar sasaran program ini (Ernalia et al., 2004). Hasil penelitian Ella et al. (2004) di Sulawesi

Selatan tentang “Sistem Usaha Tanaman-Ternak di Kawasan Agropolitan Barru

melalui Pola Bantuan Langsung Masyarakat“ juga menunjukkan hasil positif dimana Kawasan Pertanian yang handal, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan akan tercapai bila didukung oleh prasarana jalan, sistem irigasi, lembaga keuangan perdesaan, sumberdaya manusia yang memadai.

Rusastra et al. (2004) yang melakukan penelitian tentang “Kinerja dan

Perspektif Pengembangan Model Agropolitan dalam mendukung Pengembangan Ekonomi Wilayah Berbasis Agribisnis“ juga memperoleh beberapa hasil penelitian yang cukup positif yaitu :

1 Keberhasilan pengembangan program agropolitan di lapangan sangat ditentukan oleh kinerja Kelompok Kerja (PokJa), fasilitas pemerintah dan metode pelaksanaan program agropolitan

69

2 Tiga indikator utama sebagai representasi dari sasaran/target yang mengindikasikan keberhasilan pengembangan program agropolitan adalah pengembangan infrastruktur, sistem, usaha agribisnis, dan pengembangan sumberdaya manusia

Hasil yang berbeda dikemukakan Saptana et al. (2004) yang melakukan

penelitian di Sumatera Utara tentang “Integrasi Kelembagaan Forum Kawasan

Agribisnis Sayuran Sumatera (KASS) dan Program Agropolitan dalam rangka Pengembangan Agribisnis Sayuran Sumatera“ dimana disimpulkan bahwa : 1 Belum ada keterpaduan program antara kelembagaan forum KASS dengan

Program Agropolitan

2 Integrasi kedua program tersebut akan dapat memenuhi empat faktor penggerak pengembangan agribisnis sayuran yaitu sumberdaya alam, sumberdaya manusia, teknologi dan kelembagaan.

Penelitian di Jawa Barat, termasuk di Kawasan Agropolitan Cianjur oleh

Anugrah et al. (2004) tentang “Pengembangan Sub Terminal Agribisnis (STA)

dan Pasar Lelang Komoditas Pertanian dan Permasalahannya“ menyimpulkan: 1 STA merupakan salah satu struktur kelembagaan yang cukup penting

dimasa yang akan datang, dalam upaya mendorong pemasaran komoditas pertanian yang dihasilkan di berbagai wilayah yang semakin beragam, sekaligus menjadi kelembagaan pertanian yang dapat menjamin kepastian harga produk pertanian yang dipasarkan oleh petani sebagai produsen, sehingga harga yang diterima dapat menguntungkan para petani

2 Konsep STA melalui sistem pasar lelang sebagai konsep baru dalam pelaksanaannya masih dihadapkan pada beberapa kendala, khususnya perubahan sistem serta perilaku dari para pelaku kegiatan usaha pertanian di berbagai daerah sentra produksi.

Pranoto (2005) yang melakukan penelitian tentang “Pembangunan

Perdesaan Berkelanjutan melalui Model Pengembangan Agropolitan“ juga memperoleh kesimpulan yang cukup menarik yaitu :

1 Bila didasarkan pada kelengkapan lembaga penunjang sistem usahatani, keragaan usahatani komoditas unggulan dan potensi keruangan ternyata di setiap wilayah agropolitan terdapat perbedaan kemajuan

2 Secara umum pengembangan agropolitan menghadapi kendala lahan garapan yang terbatas, alih fungsi lahan, degradasi lingkungan, permodalan, kualitas sumberdaya manusia, kelembagaan dan pemasaran.

70

III METODE PENELITIAN

Dokumen terkait