• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.10 Program Pembangunan Pertanian Terpadu

2.10.1 Konsep Pertanian Terpadu

Integrasi Pertanian Tanaman dengan Peternakan. Pembangunan pertanian

khususnya pertanian tanaman pangan dan hortikultura serta perkebunan harus didukung oleh peternakan karena memiliki peran yang sangat besar dalam

penyediaan pupuk organik baik dari feces maupun urine ternak. Ternak bagi bagi

masyarakat pedesaan memilki peranan strategis karena dapat digunakan sebagai tabungan hidup, sebagai sumber tenaga kerja dan sebagai penghasil pupuk organik serta meningkatkan status sosial.

Sustainable mixed farming atau Mixed farming. Menurut Sofyadi untuk

memecahkan keterbatasan dilematis yaitu kondisi kepemilikan lahan sempit

dengan sistem pertanian yang mengandalkan input produksi tinggi perlu membangun paradigma baru, yaitu sistem pertanian yang berwawasan ekologis,

ekonomis dan berkesinambungan, atau juga disebut sustainable mixed farming

atau mixed farming.

Sistem mixed-farming, diarahkan pada upaya memperpanjang siklus

biologis dengan mengoptimalkan pemanfaatan hasil samping pertanian dan peternakan atau hasil ikutannya, dimana setiap mata rantai siklus menghasilkan produk baru yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Oleh karena itu pengembangan sustainable mixed–farming sangat menjanjikan, walaupun harus tetap memperhatikan aspek agroeko-sistem wilayah dan sosiokultur masyarakatnya, karena dapat mengantisipasi tantangan pasar global, otonomi daerah dan dapat menciptakan lapangan kerja.

Pertanian Terpadu dan Organik. Laporan Persatuan Bangsa-Bangsa tahun

2005 berjudul “Millenium Ecosystem Assessment Synthesis Report”,

memperkirakan permintaan pangan akan meningkat 70-85 % dalam 50 tahun ke depan dan permintaan air bersih meningkat antara 30-85 %. Sehubungan dengan hal tersebut menurut Diah (2007) ketersediaan energi dan perubahan iklim menjadi tantangan baru dalam dunia pertanian. Menurut Kirschenmann, kita perlu menjalankan sistem pertanian yang lebih hemat energi, dan lebih adaptif terhadap perubahan iklim, mempertahankan keanekaragaman hayati dan menerapkan pertanian diversifikasi, agar dapat mencapai produksi optimum melalui diversifikasi produk meski dalam lahan yang terbatas.

60

Menurut Noviansyah, pertanian terpadu dan organik lebih baik karena lebih hemat energi dan menjaga rantai energi agar tidak terputus mulai dari budidaya, panen dan pasca panen, namun syaratnya adalah tidak ada energi yang terbuang, tidak ada proses pembakaran limbah dan limbah tidak boleh keluar dari usaha tani, dan harus kembali ke tanah.

Standar dasar pertanian organik yang dikeluarkan oleh International

Federation ofOrganic Agriculture Movements (IFOAM) adalah:

- Menghasilkan pangan yang kualitas gizinya baik dan dalam jumlah yang

cukup

- Melaksanakan interaksi secara konstruktif dan meningkatkan taraf hidup

dengan memperhatikan kondisi lingkungan

- Mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah

- Membantu dan melaksanakan usaha konservasi tanah dan air

- Sedapat mungkin bekerja dengan bahan dan senyawa yang dapat didaur

ulang atau digunakan kembali

- Menekan semua bentuk polusi yang diakibatkan kegiatan pertanian

- Mempertahankan keanekaragaman genetik sistem pertanian dan

sekelilingnya termasuk perlindungan habitat tanaman dan hewan.

Pertanian terpadu untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan. Menurut

Safuan et al. (2002) konsep pertanian berkelanjutan selain memperhatikan

pemenuhan kebutuhan manusia juga harus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam. Tiharso (1992) menyatakan dua tujuan harus tetap sejalan dan seimbang yaitu peningkatan produktivitas dan produksi di satu pihak dan pencapaian keberlanjutan sistem produksi, peningkatan kesejahteraan petani dan pelestarian lingkungan di pihak lain.

Berbagai bentuk pendekatan yang dapat diterapkan, diantaranya adalah (a)

sistem tanam ganda (Multiple cropping), (b) komplementari hewan ternak dan

tumbuhan, (c) usaha terpadu peternakan dan perkebunan, (d) agroforestry; (e)

pemeliharaan dan peningkatan sumberdaya genetik; dan (f) pengelolaan hama terpadu.

Berbagai pendekatan tersebut dilaksanakan secara terpadu, dan untuk mendukung keberkelanjutannya, harus di dukung oleh inovasi teknologi yang dirancang berdasarkan kesesuaian dengan kondisi wilayah baik bio-fisik maupun sosial ekonomi dan budaya masyarakat lokal.

61

Pertanian Terpadu dengan peran utama agribisnis/agroindustri. Sa'id (2002) mengatakan bahwa peranan pertanian secara luas terutama peran agribisnis/agroindustri dalam pengembangan sektor pertanian nasional, harus diberdayakan. Konsep pertanian modern, yang merujuk pada lingkup agribisnis dan agroindustri merupakan paradigma pertanian terpadu, yang memberikan perhatian tinggi pada sisi pengolahan dan pemasaran hasil pertanian disamping sangat memperhatikan peranan IPTEK di sisi hulu dan hilir, sehingga pertanian tidak lagi dianggap sebagai kegiatan ekonomi yang tradisional dan tertinggal.

Pertemuan manajemen agribisnis di Chiang Mai, Thailand tahun 2000 sepakat bahwa penggerak perubahan struktural pada agribisnis adalah :

- Terjadinya globalisasi;

- Faktor keamanan pangan dan keinginan konsumen;

- Penjual eceran menjadi salah satu elemen terpenting pemasaran dan distribusi produk agribisnis;

- Perlunya dilakukan integrasi dan konsolidasi rantai agribisnis; - Pertimbangan skala ekonomi dan ruang lingkup usaha; - Kemajuan teknologi dan inovasi;

- Aksesibilitas terhadap informasi.

Agrobisnis Industrial Pedesaan (AIP) dan Sistem Usaha Tani Intensifikasi

dan Diversifikasi (SUID). Menurut Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Bali, untuk mempercepat pembangunan pertanian, pola yang dianggap paling tepat adalah pola pertanian terpadu dengan model pertanian berbasis teknologi inovatif yang mengintegrasikan sistem inovasi dan kelembagaan dengan sistem agrobisnis. Hal ini karena penerapan model pertanian terpadu dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, serta memberi darnpak positif terhadap lingkungan sekitarnya.

Integrated atau Mixed Farming. Beberapa model ekonomi rakyat menurut

Ismangil dan Dipta (2001) yaitu Industri di desa, Industri pedesaan, Integrated

atau mixed farming, Pola PIR, Cluster industry, Inkubator bisnis dan teknologi

yang berbasis pada IPTEK. Integrated atau mixed farming, yaitu pertanian

terpadu yang antara lain meliputi ternak ayam, kambing/domba dan sapi, kolam ikan dikombinasikan dengan tanaman padi, jagung, dan sayur mayur lainnya

untuk menghasilkan organic farming, sedangkan Inkubator bisnis dan teknologi

yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan pengusaha-pengusaha yang tangguh.

62

Sistem Pertanian Terpadu melalui Pemasaran Agribisnis. Menurut Sonson, pemerintah selama ini lebih banyak mengurusi budidaya, sarana jalan, membangun irigasi dan kegiatan intensifikasi, kurang memfasilitasi petani dengan sarana dan prasarana pemasaran produk pertanian. Padahal, sarana dan prasarana pemasaran produk sangat penting guna mengembangkan dan merealisasikan sistem pertanian agribisnis terpadu di Jabar.

Kunci agribisnis di era globalisasi adalah sarana pemasaran yang memiliki manfaat yaitu (a) membantu petani melakukan pengolahan hingga

mencapai final produk (b) mendekatkan jarak transaksi perdagangan antara

produsen dengan konsumen serta membantu memenuhi standar konsumen (c) membantu ketepatan waktu pesanan dengan mengandalkan fasilitas per- gudangan, dan (d)mempermudah kesepakatan pembiayaan serta pembayaran transaksi antara petani dengan konsumen. Program ” terminal agribisnis ” yang diluncurkan pemerintah akan dapat berhasil baik apabila memenuhi empat unsur tersebut, namun apabila hal tersebut tidak dilaksanakan, maka banyak rantai

ekonomi (perantara) yang memakan high cost production.

Sistem Pertanian Terpadu dengan LEISA. Pertanian organik, pertanian

berkelanjutan dengan konsep LEISA (Low External Input Sustainable

Agriculture), dan pertanian terpadu memberikan harapan baru. Pertanian organik menawarkan produksi ramah lingkungan, bebas bahan kimia,hasilnya dijamin menyehatkan,tidak berbahaya bagi manusia,namun produksi rendah dan input tenaga kerja besar. LEISA menawarkan produksi tinggi dan ramah lingkungan namun masih menggunakan bahan kimia, sedangkan pertanian terpadu menawarkan rantai yang tak terputus dari pertanian hingga peternakan namun perlu manajemen yang cukup rumit dan masih belum dipraktekkan secara luas.

Sistem pertanian terpadu yang dikembangkan dengan prinsip dasar Low

External InputSustainable Agriculture (LEISA) menyediakan semua bahan lokal secara lebih murah dan berkelanjutan serta semua limbah yang dihasilkan dapat didaur ulang sehingga tidak tergantung pada bahan baku impor.

Pengelolaan DAS . Pengelolaan Daerah Aliran Sungai /DAS(Catchment area), secara terpadu merupakan sebuah pendekatan holistik dalam mengelola sumberdaya alam yang bertujuan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam secara berkesinambungan. Untuk tujuan pengelolaan dan perlindungan, DAS dibagi menjadi DAS bagian hulu, DAS bagian tengah dan DAS bagian hilir.

63

DAS memiliki aspek sosial yang sedikit kompleks, yang sangat berperan dalam pembentukan sebuah lembaga yang mengelola program DAS. Program pengelolaan DAS terpadu adalah sebuah paket yang menyatukan semua komponen DAS berdasarkan prioritas penduduk. Komponen program ini mencakup : (a) pengembangan sumber daya alam, (b) pengendalian degradasi dan perbaikan sumber daya alam serta (c) pengelolaan dan perawatan sumber daya alam.

Maksud pengelolaan DAS terpadu adalah suatu pendekatan yang melibatkan teknologi tepat guna dan strategi sosial untuk memaksimalkan pengembangan tanah, tanaman, air dan sumber daya manusia di suatu DAS, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia secara berkesinambungan. Pengelolaan DAS bertujuan agar generasi masa depan dapat menikmati sumber daya alam yang lebih sehat dan lebih produktif dari generasi sekarang. Dimasa mendatang penduduk tidak hanya sebagai penerima manfaat, tetapi ikut berpartisipasi aktif mulai dari perencanaan, pembuatan anggaran dan pelaksanaan di lapangan.

Dokumen terkait