• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 Berdasarkan hasil percobaan dengan hewan percobaan, terbukti bahwa ekstrak jahe

merupakan stimulant bagi pernafasan dan jantung. Ekstrak jahe juga dapat menyembuhkan reumatik, penyakit malaria, radang, influenza, batuk, dan pendarahan. Ekstrak jahe juga digunakan untuk merangsang nafsu makan, meperlancar pencernaan dan mengurangi asam perut karena adanya zat antioksidan yang merangsang selaput lendir dan usus (Rismunandar, 1992). Herlina et al. (2002) membuktikan bahwa ekstrak jahe dapat menghambat waktu terjadinya oksidasi lipida dari 20 detik menjadi 10 menit. Muchtadi dan Sugiono (1992) menyatakan bahwa ekstrak jahe mempunyai daya antioksidan yang dapat dimanfaatkan untuk mengawetkan minyak dan lemak. 2.3.2. Kayu Secang – Sepang (Caesalpinia sappan Linn)

Secang (Caesalpinia sappan Linn) termasuk famili Leguminoseae. Tanaman ini merupakan tanaman perdu yang memanjat, berduri banyak, akarnya berserabut dan berwarna gelap. Bagian batang berwarna coklat keabuan (Heyne, 1987). Secang tumbuh pada ketinggian antara 1-700m di atas permukaan laut di daerah Jawa (Sastrapraja dan Bimantoro, 1980). Secang banyak dimanfaatkan sebagai tanaman pagar.

Kandungan kimia dari kayu secang adalah tannin (asam tannat), asam galat, resin, resorsin, brazilin, brazielin, dan pigmen sappanin (Maharani, 2003). Secang dapat digunakan sebagai pewarna alami karena mengandung brazilin yang berwarna merah dan bersifat mudah larut dalam air panas. Kayu secang juga mempunyai aktivitas sebagai antibakteri dan bakteriostatik (Winarti dan Sembiring, 1998). Brazilin yang merupakan komponen terbesar dari kayu secang merupakan senyawa oksidatif yang memiliki gugus katekol pada struktur kimianya. Berdasarkan sifat antioksidannya, brazilin merupakan pelindung terhadap bahaya radikal bebas pada sel (Sanusi, 1999). Kayu secang mempunyai daya antibakteri terhadap bakteri gram positif, seperti Bacillus pumilus, Bacillus subtilis, dan Staphylococcus aureus, serta daya antibakteri terhadap bakteri gram negatif, seperti Escherichia coli, Klebsiella pnemoniae, dan kapang Penicillium aeruginosa ( Sundari et al., 1998).

2.3.3. Cabe Jawa – Long Pepper (Piper retrofactum Vahl.)

Lada panjang (Piper retrofactum Vahl.) atau yang dikenal sebagai cabe jawa merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini termasuk dalam famili Piperaceaea. Cabe jawa tergolong tanaman yang merambat dan melilit. Buah mudanya berwarna hijau dank eras serta beraroma tajam dan pedas. Warna buah berubah menjadi kuning gading dan akhirnya berwarna merah jika sudah matang (Emmyzar, 1992).

Tingkat kepedasan cabe jawa lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kepedasan jenis lada panjang lainnya. Menurut Winarto (2008), rasa pedas ini disebabkan oleh senyawa piperin dan piperanin. Cabe jawa juga mengandung minyak atsiri yang terdiri atas linalool, terpentil asetat, sitronelil asetat, dan sitral (Sait et al., 1992). Menurut Mardisiswojo dan Rajakmangunsudarso (1985), cabe jawa dapat digunakan untuk mengobati demam, tekanan darah rendah, sukar bersalin, perut mulas, beri-beri, influenza, lambung lemah, dan masuk angin.

2.3.4. Kayu Manis – Cinnamon (Cinnamomum burmanii Blume)

Kayu manis merupakan tumbuhan berdaun rimbun yang tingginya mencapai 16 m. Tumbuhan ini termasuk famili Lauraceae. Kayunya agak pejal dan berat tetapi tidak keras serta berwarna coklat atau merah muda. Daunnya berwarna merah atau hijau (Mardisiswojo dan Rajakmangunsudarso, 1985). Sinamil alkohol, L-linalool, benzaldehida, hiromsinnamaldehida, dan eugenol merupakan kandungan utama kayu manis. Kulit kayu manis yang bermutu baik pada

6

umumnya mengandung minyak atsiri, pati, getah, resin, fixed oil, tannin, selulosa, pigmen, kalium oksalat, dan mineral (Rismunandar dan Paimin, 2001). Eugenil asetat, sinnamaldehida, sineol, sinnamil asetat, kariopillen, L-phellandren, p-simen, dan α-pinen adalah komponen-komponen minyak atsiri kayu manis. Komposisi kayu manis ditunjukkan pada Lampiran 1.

Komponen utama flavor pada kayu manis adalah sinamaldehid berkisar 70-75%, yang bukan termasuk ke dalam golongan fenol. Komponen minor flavor yaitu eugenol, safrol, aceteugenol, dan kumarin mengandung gugus fenol dan penting untuk memberi cita rasa khas flavor alami kayu manis (Edria, 2010). Menurut King (2000), kayu manis mampu berperan sebagai antioksidan karena mengandung senyawa tannin dan eugenol. Kayu manis dapat dimanfaatkan sebagai obat sariawan, encok, tekanan darah tinggi, asma, masuk angin, antidiare, dan memiliki sifat germisidal (Mardisiswojo dan Rajakmangunsudarso, 1985). Daya germisidal kayu manis dan cengkeh paling efektif jika dibandingkan dengan rempah-rempah lainnya (Farrel, 1990).

2.3.5. Sereh – Lemongrass (Andropogon citratus)

Sereh merupakan tumbuhan sejenis rumput yang berumpun besar, termasuk famili Gramineae. Daunnya berwarna hijau dengan panjang mencapai 1 m dan lebar 15 mm serta berbentuk pita. Bunganya berbulir majemuk dan berwarna putih (Wijayakusuma et al., 1996). Sereh mengandung minyak atsiri dengan komponen seperti citranelal, citral, genariol, metal hepton, eugenol, kardinen, dan limonene. Kandungan utama minyak sereh adalah sitral dengan jumlah 66-85%. Sereh dapat dimanfaatkan untuk mengobati sakit kepala, otot, sendi, ngilu, batuk, nyeri lambung, diare, dan memperlancar sirkulasi darah (Wijayakusuma et al., 1996). Selain itu, sereh juga dapat digunakan untuk membantu pencernaan, mengurangi tekanan darah dan mencegah flatulensi (Santoso, 2008).

2.3.6. Lada Hitam – Black Pepper dan Lada Putih – White Pepper (Piper nigrum L.)

Lada Hitam adalah buah lada yang masih mempunyai kulit dan berwarna hitam hasil fermentasi dan penjemuran. Lada adalah buah dari tanaman Piper nigrum L., yang berasal dari famili Piperaceae. Karen, simen, limonene, phellandren, pinen, sabinen, bisabolen, kariopillen, kopaen, elemen, humulen, dan terpinen-4-ol adalah minyak atsiri pada lada hitam. Lada putih adalah buah lada yang tidak mempunyai kulit lagi dan telah dikeringkan. Lada putih juga berasal dari tanaman Piper nigrum L. yang berasal dari famili Piperaceae.

Rasa pedas lada diakibatkan oleh adanya piperin, piperanin, dan chavicin yang merupakan persenyawaan dari piperin dengan semacam alkaloida. (Rismunandar dan Riski, 2003). Lada secara umum dapat digunakan untuk masuk angin, influenza, demam, dan tekanan darah rendah (Mardisiswojo dan Rajakmangunsudarso, 1985). Komposisi lada hitam dan lada putih dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.3.7. Pandan – Pandanus (Pandanus amaryllifolius Roxe)

Pandan adalah tanaman perdu yang berdaun tipis dengan panjang 40-80 cm dan lebar 4,5 cm (Heyne, 1987). Daunnya yang berwarna hijau sering digunakan sebagai pengharum dan sebagai pewarna alami dalam bahan pangan. Daun pandan mengandung klorofil yang berfungsi sebagai pigmen dan berkhasiat sebagai antioksidan. Pandan memiliki komponen aroma spesifik dalam bentuk alkil fenol dan 2-asetil-1-pirolin (Muchtadi, 2006). Pandan wangi dapat digunakan untuk mengobati encok dan urat syaraf yang tegang (Mardisiswojo dan Rajakmangunsudarso, 1985).

7