Perkataan-perkataan jang buruk dapat merusakkan hubungan antara orang jang satu dengan orang jang lain. Pada zamannja G eorge W ashington surat-surat kabar di-Amerika Serikat leluasa m elem parkan kritik-kritik dengan m empergunakan kata-kata jang tidak baik. Kemudian hal sematjam itu tidak disukai oleh masjarakat sendiri. Lalu dibuatlah undang-undang jang mela- rang tjatjian-tjatjian dan fitnahan-fitnahan.
Tulisan-tulisan mengenai soal sex harus dipikirkan benar-be- nar, apakah didalamnja tidak terdapat pelanggaran kesusilaan. Demikian pula halnja dengan tulisan-tulisan mengenai kedjaha tan, pemerasan, fitnahan dan lain-lain sebagainja. Ramalan ten tang perdjalanan bintang-bintang djuga tidak baik dimuat dalam surat kabar, karena ramalan-ramalan itu kebanjakan tidak benar.
Dalam menjadjikan tulisan mengenai sex orang sebaiknja su paja m enjingkiri pemakaian perkataan-perkataan jang tidak so- pan. Penuturan tentang sesuatu kedjahatan, pelanggaran kesu silaan dan sebagainja djanganlah dilakukan selengkap-lengkap- nja, karena ada bahajanja hal itu akan ditiru oleh para pemuda. O’Flaherty pernah berusaha untuk menghapuskan berita-berita sematjam itu dari surat kabarnja, tetapi tidak berhasil, karena pemberitaan itu merupakan sematjam kewadjiban sosial djuga terhadap masjarakat. Berita demikian harus disusun sebegitu rupa, supaja djangan merupakan suatu andjuran bagi kanak- kanak dan djanganlah dipergunakan kata-kata jang tidak seno- noh. Sebagai tjontoh dikemukakan tulisan-tulisan kaum Komu- nis di-Amerika Serikat jang selalu melantjarkan fitnahan dan tjatjian, jang kemudian ternjata hal itu tidak disukai oleh ma sjarakat dan menimbulkan kemunduran pada surat-surat kabar jang bersangkutan, sehingga achirnja tulisan-tulisan seperti itupun tidak dimuat lagi.
Berita tentang bunuh diri mendapat perhatian penuh dari Pers Amerika dan telah diputuskan oleh para wartawan supaja dalam berita sematjam itu tidak disebutkan nama-nama ratjun jang dipergunaikan untuk bunuh diri. D akm hubungan itu dite- rangkan bahwa pernah disiarkan nama sebuah pil jang diper- gunakan dalam peristiwa pembunuh diri seorang gadis. Setelah berita tersebut tersiar, maka ternjata kemudian ada gadis-gadis jang membunuh diri dengan mempergunakan pil jang sama.
Tentang terdjadinja pembunuh diri boleh dikabarkan tetapi dengan tidak menjebut tjara-tjaranja jang dapat ditiru oleh orang lain. Diketjualikan ialah bunuh diri dengan menggan- tung atau melompat kedalam sungai, karena hal-hal sematjam itu adalah terlalu mudah untuk dimengerti dan dilakukan.
Berita-berita jang dapat menimbulkan kerusuhan-kerusuhan sebaiknja djangan dimuat. Umpamanja berita mengatakan bah wa seorang pedagang membakar rumahnja untuk mendapatkan uang assuransinja dapat menimbulikan malapetaka, karena orang itu dapat dibunuh oleh orang-orang lain sebelum perkaranja di- putus oleh Pengadilan.
Kalau ada seorang pendjahat jang kepalanja tertembak sam- pai hantjur, maka pemberitaan persitiwa itu adalah baik sekali karena pendjahat adalaih musuh umum.
Foto-foto jang menimbulkan ngeri supaja djuga djangan di muat. Kalau mau memuat gambarnja orang mati sebaiknja ba- dannja sadja, djanganlah mukanja.
Untuk memberikan definisi tentang ,,berita jang pantas di muat” , adalah sangat sulit. Semua hal sekitar penghidupan ma- nusia, segala kedjadian didalam masjarakat dan sebagainja da pat disiarkan, asal sadja didalam batas-batas kesopanan, kehor- matan dan kesusilaan.
Mengenai soal pemberitaan dalam Pers Inggeris jang menjing- gung pertunangan Puteri Margaret, O’Flaherty menerangkan bahwa hal itu di-Inggeris sangat diperhatikan tapi di-Amerika tidak. Tjerita-'tjerita sematjam itu seringkali djuga dibikin sen diri oleh para wartawan.
Di-Amerika Serikat tjerita-tjerita tentang pribadi Presiden biasanja dapat diselidiki akan kebenarannja pada Sekertaris
Presiden. Ada djuga surat-surat kabar di-Amerika Serikat jang m enjiarkan berita-berita tentang kesediaan Presiden untuk cli- tjalonkan kem bali pada waktu jang akan datang, meskipun para wartawan sendiri belum m engetahui bagaimana pendirian Pre siden dalam hal itu. Tulisan-tulisan sematjam itu biasanja masuk dalam golongan komentar.
Code etik dan moral.
Code etak dan m oral merupakan pedoman berharga dalam djurnalistik. Seorang pemimpin surat kabar harus berpegang tidak sadja pada hukum tetapi djuga kepada moral dan perasaan.
Di-Amerika Serikat terdapat code moral dan kesusilaan dan code ini diadjarkan diperguruan-perguruan tinggi supaja para mahasiswa itu m engerti batas-batas kesopanan. Di-Amerika Se rikat terdapat suatu badan jang menerima laporan-laporan ten tang pelanggaran-pelanggaran code kesusilaan dari surat-surat kabar, baiik jang mengenai bahasanja, gambarnja atau berita- beritanja dan lain-lain sebagainja. Pelanggaran-pelanggaran itu kemudian diumumkan dihadapan para Editor lainnja sehingga surat-surat kabar jang bersangkutan itu dengan sendirinja me- rasa malu.
Menurut code di-Amerika Serikat, dalam berita kedjahatan tidak boleh disebutkan asal suku bangsa dan asal daerah dan kalau ada surat-surat kabar jang menjebutkan asal suku bangsa, seperti orang Negro, maika hal tersebut adalah bertentangan dengan code. Walaupun itu adalah suatu fact, tetapi kalau men- datangkan keburukan didalam masjarakat maika hal tersebut tidak baik untuk dimuat.
Selama O’Flaherty bekerdja di-Chicago Daily News jang terbit ditengah-tengah berdjenis-djenis suku bangsa dengan adat istia- dat dan kebudajaan jang berlainan, ia selalu berhati-hati dja ngan sampai menjinggung perasaan salah satu suku bangsa itu untuk mendjaga djangan timbul kekatjauan didalam masjarakat.
Mendjawab pertanjaan tentang perbedaaan antara „morai bordjuis” dan „m oral proletar” menurut pengertian ikaum K o munis, O’Flaherty mengatakan bahwa di-Amerika Serikat tidak terdapat perbedaan itu.
Tentang pemberitaan soal-soal prive seseorang, wartawan ha rus memperhatikan kenjataan-kenjataan disamping mendengar- kan kabar-kabar angin jang kadang-kadang mempunjai maksud- maksud tertentu, jakni untuk memburukkan nama orang. Ini dianggap sebagai ,,black mail” dan untuk itu orang dapat diha- dapkan dimuka Pengadilan.
Tanggung-djawab Editor.
Seorang Editor harus mempunjai rasa tanggung-djawab jang besar karena mempunjai peranan jang penting, jalah dapat me- nentukan tindakan dan kelakuan masjarakat. Editor jang mem- pergunakan kata-kata jang tidak sopan dapat merusak pula moral masjarakat.
Untuk berita jang tidak benar, terutama jang m enjinggung kesusilaan, maka wartawan dari surat kabar jang bersangkutan harus meminta maaf didalam surat kabarnja.
Kewadjiban para wartawan jalah memberikan berita-berita sebanjak-banjaknja kepada para pembatja dan djanganlah mere ka selalu mendasai'kan pemuatan tulisan-tulisan Ikarena desakan- desakan dari pihak luar ataupun dari pihak direksi surat kabar
nja sendiri. O’Flaherty pernah menolak memuat banjak comic- strips, sekalipun ada tekanan^tekanan dari pihak direksinja. Pun desakan-desakan dari lain-lain pihak, umpamanja dari kalangan
film, selamanja ia tolak walaupun misalnja ia dibajar.
Seorang Managing Editor turut djuga menentukan apakah se suatu tulisan dapat dimuat atau tidak, karena umumnja ia m e ngetahui apakah tulisan-tulisan itu disukai atau .tidak oleh para
pembatja surat kabarnja. Dalam menentukan mengenai dimuat atau tidaknja ia selalu harus berpegang pada code etik dan moral.
Hal-hal jang walaupun benar, tetapi kalau diberitakan dapat merugikan rakjat dan negara, tentu tidak akan disiarkan. Tetapi umpamanja ada saluran air jang b otjor sehingga menimbulkan penjakit disentri sehingga lebih dari 100 orang diserang penja- kit itu, maka hal tersebut harus diberitakan karena kalau tidak diumumkan masjarakat dapat lebih banjak lagi dirugikan.
Tetapi ada kalanja suatu, berita, walaupun dapat menimbulkan huru-hara, terpaksa djuga dimuat karena rakjat harus mengeta- huinja.
Keringkasan berita dan tulisan.
Tulisan-tulisan umumnja harus dapat dim engerti oleh semua pembatja. Menurut pengalamannja O’Flaherty selama ia beker- dja di-The Chicago Daily News, maka tulisan-tulisan mengenai soal-soal dalam negeri jang hanja dim engerti oleh kaum intelek- tuil, ternjata tidak disiikai oleh sebagian besar pembatjanja.
Hendaklah para wartawan mempergunakan kata-kata jang se- derhana seperti jang dimuat d alammadjalah TIME jang menjadji- kan tulisan-tulisan pendek tetapi djelas dan mudah dimengerti. Tulisan-tulisan sematjam itu disukai oleh masjarakat dan menga- kibatkan tambahnja sirkulasi.
Tjara-tjara menjusun berita dan tulisan selama sepuluh tahun terachir ini sudah banjak berobah di-Amerika Serikat. Menurut pengalamannja O’Flaherty menjatakan bahwa para pembatja tidak dapat mengikuti tulisan-tulisan djika digunakan kalimat-kalimat jang terlalu pamdjang atau kata-kata jang samar-samar. Oleh ka rena itu maka kalimat-kalimat harus disusun sedemikian rupa, hingga lebih kurang setaraf dengan kata-kata jang diperguna- kan disekolah-sekolah menengah.
Di-Amerika Serikat terdapat perusahaan-perusahaan jang membuat service perkataan-perkataan jang memudahkan orang membuat berita-berita disurat kabar. Perusahaan-perusahaan tersebut menghimpun suatu daftar dari perkataan-perkataan jang dapat dimengerti oleh orang-orang seder ad j at dengan ta- matan college.
O’Flaherty mentjeritakan pengalamannja sewaktu ia mendjadi wartawan di-London, pada waktu mana ia mengirimkan berita- berita dengan djumlah perkataan lebih dari 2500. Sesudah tahun
1925 timbul kebiasaan untuk menjingkat berita-berita dan jang ditjeritakan hanjalah apa-apa jang betul-betul njata dan terdjadi.
Di-metropolitan newspaper sekarang sudah mendjadi kebia saan, bahwa semua redaktur memeriksa kolom-kolom surat ka-
barnja supaja jang penting sadja dimuat, agar pembatja dapat mengikuti dengan tjepat isinja tulisan-tulisan itu.
Sebelum tahun 1913 beium ada kebiasaan pemasangan gam- bar-gambar dalam surat kabar tetapi lambat laun pemasangan gambar-gambar dengan teks bertambah banjak. Dengan demi kian tulisan-tulisan dan tadjuk-tadjuk rentjana dapat disingkat, hal mana membikinnja lebih mudah untuk dimengerti.
Pers dan kepartaian.
Sekalipun sudah berpengalaman lebih dari 180 tahun, namun dalam lapangan pertentangan partai, lebih-lebih dalam masa pe- milihan umum, di-Amerika Serikat masih sadja dipergunakan kata-kata jang keras dan jang m enjinggung pribari seseorang, hal mana tentu tidak pada tempatnja. Untuk mengatasinja maka perlulah diadakan pendidikan jang baik dikalangan wartawan dan dikalangan tokoh-tokoh politik.
Dalam suasana politik jang hangat seperti jang seringkali kita djumpai dalam kampanje pemihhan para tjalon dalam pidatonja jang bernjala-njala mempergunakan kata-kata jang kurang so- pan. Kalau pidato itu dimuat dalam surat .kabar, maka redaksi mempunjai hak untuk membuang kata-kata jang dapat menim- bulkan hal-ha-1 jang kurang baik. Kalau ada seorang politikus menuduh, maka soalnja harus diperiksa benar-benar.
Seperti halnja di-Indonesia djuga di-Amerika Serikat umum- nja para wartawan memihak kepada golongannja atau partai- nja sendiri dan hal itu diperlihatkan dalam tjara pemberitaan- nja masing-masing. Dibagian Selatan umpamanja orang lebih me- mentingkan Partai Demokrat, tetapi dibagian Utara orang lebih banjak m em berikan kesempatan kepada kedua partai. Ini tidak berarti bahwa para wartawan berusaha menghindari paham po litik tetapi supaja para pembatja mendapat gambaran sendiri. Pada um um nja surat kabar dari sesuatu partai mengambil anggota-anggota redaksinja dari partainja sendiri.
Gambaran Pers Amerika.
O’Flaherty menerangkan bahwa apa jang dikemukakannja me ngenai surat kabarnja Chicago Daily N ews bukanlah merupakan gambaran dari seluruh surat kabar Amerika, tetapi kira-kira ada 9 /1 0 dari djumlah surat kabar Amerika — jang djumlahnja tidak kurang dari 1500 — m enjetudjui pendirian surat kabarnja.
Surat kabar harus dapat dibatja ditengah-tengah keluarga, dan kalau tidak dapat maka surat kabar itu akan mengalami kemun duran.
Dalam hal pemasangan banjak gambar dan karikatur didalam surat kabar harus ditjegaih djangan sampai surat kabar itu men djadi koran gambar sadja, tetapi terutama untuk memuat berita.
Lelutjon didalam surat kabar djuga baik.
Salah satu surat kabar Amerika jang memuat karikatur-kari- katur jang baik adalah The N ew Y ork Times. Surat kabar ini memuat lebih banjak berita dari pada gambar-gambar.
Dari bagian Tengah Amerika Serikat menudju ke-Barat orang suka pada gambar-gambar, karikatur-karikatur dan tulisan-tulis an hiburan.
The New Y ork Times adalah sebuah su ra t kabar jang terba- njak halamannja sedang The Daily News di-New Y ork m em punjai oplah jang terbanjak, ialah lebih dari satu djuta.
Lain-lain.
1) Tentang penolakan adpertensi minuman whisky oleh ba njak surat kabar Amerika, O’Flaherty menerangkan bahwa minuman itu didjual dirumah-rumah jang memakai tanda lampu merah dan rumah-rumah jang memakai tanda itu bukanlah ru- mah biasa. Dan whisky diasosiakan dengan orang-orang dari rumah-rumah lampu merah tersebut.
Chicago Daily News adalah surat kabar jang pertama-tama mempunjai pendirian menolak pemasangan adpertensi minuman whisky, sehingga „radja-radja whisky” bersedia membajar sam- pai 250.000 dollar untuk pemasangan adpertensinja. Meskipun demikian tawaran tersebut tetap ditolak.
2) Penetapan status wartawan di-Amerika tidak ada, tetapi dengan adanja pendidikan wartawan di-Universitas-Universitas, maka djelaslah termasuk golongan mana para wartawan itu.
Gadji wartawan ditentukan dengan peraturan jang disetudjui oleh para madjikan dan organisasi-organisasi kewartawanan. Dalam hal-hal jang luar biasa, maka direksi surat kabar dapat menentukan sendiri gadji itu.
Tingkatan gadji wartawan jang sudah bekerdja 5 tahun ada lah lebih tinggi dari pada mereka jang belum mentjapai waktu kerdja tersebut.
3) Mula-mula orang mengira bahwa dengan datangnja tele- visi akan timbul kemunduran didalam persuratkabaran. Tetapi kini ternjata bahwa hal itu adalah sebaliknja dan oplah surat- suratiikabar mendjadi bertambah, Tetapi dengan kemadjuannja
televisi jang begitu pesat itu maka sekarang ada djuga kecha- watiran, jalah kemungkinan adanja usaha-usaha untuk membikin siaran sematjam surat kabar lewat televisi.
4) Mengenai „p o d jo k ” jang dikenal dalam Pers Indonesia, O’Flaherty berpendapat bahwa ,,podjok’’ itu tidak merupakan berita dan orang tahu bahwa maksudnja adalah ,,lelutjon” . Da lam hubungan itu dikatakan baihwa para colomnist di-Amerika boleh menulis setjara subjektif, karena tuliisan itu tidak merupa kan berita.
5) Atas pertanjaan apakah Amerika Serikat kini sedang me- nudju ke-diktatur partai dan apakah di-Rusia sekarang berlaku diktatur partai, O’Flaherty menerangkan bahwa ia tidak meli- hat tanda-tanda itu di-Amerika dimana sampai sekarang terda pat dua partai jang ikut dalam pemilihan umum.
Pada zamannja Roosevelt pernah orang mau mengemukakan diktatur.
Pemandangan pada Seminar Pers di Solo. Baris muka kedua dari kiri Drs* Marbantrun jang1 bertindak sebagai pemimpin Seminar.
R eferat Hal O 'F la h e r t y :
A P A K A H POLA JANG IDEAL BAGI HUBUNGAN