• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Pengertian Teks Berita

Menurut J.B Wahyudi (dalam Sudarman, 2008:76) berita adalah laporan tentang peristiwa-peristiwa, fakta atau hal baru, menarik dan perlu diketahui oleh masyarakat umum. Laporan peristiwa merupakan suatu

kejadian yang berupa tulisan yang dapat dipahami dan dimengerti oleh masyarakat, sehingga masyarakat memperoleh informasi yang jelas dan lengkap.

Artinya bahwa laporan tercepat suatu berita merupakan laporan informasi atau kejadian penting yang harus disampaikan dengan benar, tidak memihak dan obyektif sehingga mendapat perhatian pembaca, pendengar atau pemisa.

Mondry (2008:133) berpendapat “berita adalah informasi atau laporan yang menarik perhatian masyarakat konsumen, berdasarkan fakta kejadian atau ide (pendapat), disusun sedemikian rupa desebarkan media massa dalam waktu secepatnya.

Sedangkan menurut Siregar (dalam chaer, 2010:11) berita adalah kejadian yang diualang dengan menggunakan kata-kata. Sering juga dengan gambar atau hanya berupa gambar-gambar saja. Sebuah berita biasanya hanya berupa gambaran suatu kejadian yang diungkapkan melaui tulisan yang dapat dipahami oleh pembaca.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa berita adalah suatu informasi atas suatu kejadian yang disampaikan secara jelas dan akurat oleh wartawan dan dituangkan dalam sebuah tulisan yang didalamnya tidak terdapat karangan (fiksi) yang dibuat-buat dengan menggunakan bahasa yang mudah dicerna dan dipahami oleh pembaca.

b. Jenis-Jenis Berita

Berita mempunyai pengertian yang sangat luas, banyak pakar memiliki definisi sendiri-sendiri untuk mendeskripsikan pengertian dan berita. Dari banyak pengertian berita, kemudian muncullah jenis-jenis berita.

Menurut Chaer (2010:14) ada lima jenis berita, yaitu tajuk rencana atau editorial biasanya berisi uraian komentar, dan pendapat redaksi mengenai masalah yang sangat aktual pada hari itu atau pada hari-hari sebelumnya. Tajuk rencana biasanya ditulis oleh ketua redaksi atau redaksi ahli dari surat kabar tersebut, dan ditulis dalam bahasa formal atau mendekati formal yang sedikit jauh dari ragam bahasa jurnalistik.

Artikel lepas misalnya uraian tentang politik, pandangan, ekonomi, agama, budaya dan sebagainya. Lazimnya ditulis oleh para pakar didalamnya yang tidak langsung bergerak dalam bidang jurnalistik. Maka ragam bahasanya jauh dari ciri-ciri jurnalistik.

Iklan atau advertensi pada dasarnya adalah suatu penawaran untuk menggunakan suatu produk atau mengikuti suatu layanan jasa. Iklan memiliki corak atau ragam bahasa tersendiri, yang sifatnya menarik dan mempengaruhi pembaca pada barang atau apa saja ang ditawarkan. Lebih-lebih lagi pada iklan ang disertai dengan gambar.

Tulisan pembaca biasanya mengenai keluhan tentang hal-hal ang dialami. Misalnya mengenai pelayanan angkutan umum, listrik yang sering

mati, jalan-jalan yang selalu macet dan sebagainya. Bahasa yang digunakan juga jauh dari ciri-ciri bahasa jurnalistik, kecuali kalau sudah diedit lebih dahulu oleh redaksi surat kabar itu.

Pojok biasanya diisi oleh hal-hal yang bersifat santai dan menggunakan ragam bahasa yang jauh dari ragam jurnalistik maupun bahasa formal (bahasa baku).

Lain halnya Cahya (2012:13), berpendapat bahwa jenis-jenis berita dapat dikelompokkan menjadi lima jenis yaitu berita-berita langsung merupankan satu liputan pertistiwa atau kejadian secara langsung. Berita langsung dibuat untuk menyampaikan peristiwa-peristiwa yang secepatnya harus diketahui oleh khalayak.

Berita mendalam, sesuai dengan namanya berita ini ditulis secara mendalam dan lengkap. Dengan membaca berita ini, pembaca dapat mengetahui dan memahami permasalahan yang diberikan dengan baik dari berbagai sudut pandang. Berita jenis ini melaporkan peristiwa yang membutuhkan informasi secara intensif. Tujuannya, yaitu untuk memperoleh keterangan dan mengungkapkan fakta-fakta yang masih tersembunyi,. Dalam media massa, jenis berita pelaporan mendalam biasanya berbentuk kajian utama, laporan khusus atau laporan utama.

Proses penulisannya melibatkan tim yang terdiri dari atas beberapa orang dan membutuhkan persiapan yang matang dan waktu yang lebih lama.

Berita menyeluruh adalah berita tentang fakta yang bersifat dan menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Berita jenis ini keberadaannya bersifat penyempurna berita langsung. Jika berita langsung hanya berisi potongan fakta berita menyeluruh, menggabungkan berbagai potongan fakta menjadi berita yang menyeluruh.

Berita laporan interpretative umunya memfokuskan pada sebuah isu, masalah atau peristiwa yang bersifat controversial. Namun, laporan tetap berfokus pada fakta bukan opini. Dalam memberikan informasi seperti ini, wartawan dituntut untuk dapat menganalisis dan menjelaskan persoalan yang terjadi dengan jelas. Berita interpretative sangat bergantung pada pertimbangan nilai dan fakta yang ada. Berita jenis ini diperoleh langsung dari narasumber.

Berita pelaporan berita khas atau yang akrab disebut dengan feature merupakan bentuk berita ringan dan mendalam, menghibur enak untuk disimak, dan biasanya menggunakan teknik “pengisahan sebuah cerita”

feature lebih banyak dijumpai pada surat kabar atau majalah. Tulisan feature memberikan pemahaman pada fakta-fakta yang dianggap mampu menghibur dan memunculkan empati pembaca.

Jenis berita dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat urgensi berita tersebut dan juga dikelompokkan berdasarkan pengolahan beritanya.

c. Unsur-Unsur Berita

Setiap berita, baik yang bersifat langsung, maupun berita kisah yang berisi tentang fakta-fakta manusia, dalam penulisannya tidak lepas dari unsure 5 W dan 1 H (What, Who, Where, Why, dan How). Chaer (2010:17) mengemukakan berita itu harus mengungkapkan 5 W dan 1 H. What berarti peristiwa apa yang terjadi dan dilaporkan kepada khalayak. Who berarti siapa yang menjadi pelaku dalam peristiwa itu. When, berarti kapan peristiwa tersebut terjadi. Where, berarti di mana peristiwa itu terjadi. Hal ini berkaitan dengan tempat kejadian peristiwa itu terjadi. Why, berarti mengapa peristiwa itu terjadi. Ini berkaitan dengan alasan atau mencari penyebabnya mengapa peristiwa itu terjadi. How, berarti bagaimana jalan peristiwa itu terjadi (Chaer, 2010:17). Biasanya penulis berita menyampaikan tentang bagaimana peristiwa itu terjadi dengan menggambarkan jalannya peristiwaw tersebut.

Karena unsur 5W dan 1H itu, dalam menulis berita sangat penting diperhatikan oleh penulis, sehingga informasi yang disampaikan dapat dipahami dan tidak mengalami kebimbangan karena kekurangan informasi.

d. Susunan Berita

Sudarman (2008:89). Urutan-urutan dari sistem peramida terbaik, informasi berita tersusun dari yang sangat penting, penting, kurag penting, dan tidak penting (mengkerucut ke bawah).

Artinya, teknik penulisan berita terbaik adalah untuk memudahkan pembaca untuk mengetahui tentang apa yang terjadi didalam berita dengan

cepat. Dengan teknik penulisan berita dengan piramida berita memudahkan redaktur jika kemungkinan memotong bagian yang tidak penting dari berita itu, tanpa mengurangi makna berita yang disampaikan. Semua itu mungkin dilakukan karena keterbatasan ruangan dan tempat pada media massa yang bersangkutan, sementara banyak berita lain yang lain juga penting untuk disampaikan.

Sumadiria (dalam Sudarman 2008:90), mengatakan bahwa susunan berita system piramida.

a. Judul berita (Head Line), merupakan identitas berita.

b. Titi mangsa (Date Linea), berkaitan dengan kapan berita itu dibuat.

c. Pembukaan berita (Lead), yaitu kalimat pembuka pada paragraph pertama yang memuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan berita yang akan disampaikan.

d. Perangkaian (Brigde), adalah kata-kata penghubung antara teras berita dan tubuh berita.

e. Tubuh (Body), yaitu kalimat-kalimat, paragraf-paragraf yang merupakan kelanjutan dari teras berita.

f. Kaki berita (Leg), dari bagian penulisan.

Cahya (2012:28), berpendapat susunan berita mengacu pada susunan paramida terbaik (intervertid Pyramid). Dalam ilmu jurnalistik, paramida terbaik merupakan system penulisan, dimana isi berita disusun berdasarkan nilai terpenting, yang diperioritaskan atau ditulis terlebih dahulu.

e. Teknik Analisis Teks Berita

Sudarman (2008:93), berpendapat menulis berita harus menggunakan teknik yang sesuai dengan unsure-unsur 5W dan 1H.

1) Teknik menulis judul

Penulisan judul harus mencerminkan pokok berita yang dimaksud. Dengan adanya judul berita (headlin) pembaca segera mengenali isi kejadian yang diberitakan.

2) Teknik analisis teras (lead)

Teras berita (lead), yaitu kalimat pembuka berupa paragraf pertama yang memuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan berita yang disampaikan.

3) Teknik menulis tubuh berita

Tubuh berita merupakan kelanjutan dari teras berita. Dalam menulis berita yang terpenting adalah penguasaan gaya bahasa penulisan dan mempertahankan kesatuan dalam berita yang ditulis.

Dalam penulisan berita, yang terpenting adalah memaparkan materi dan kalimat yang tidak relevan harus dihindari.

Dengan ketentuan dan keinginan menulis berita, serta penuh variasi dan kaya dengan gaya, penulis dapat memahami teknik dan gaya penulisan yang lebih baik.

4) Kaki berita (leg)

Kaki berita (leg), merupakan bagian akhir dari penulisan berita. Biasanya pada kaki berita (leg) diikuti siapa penulis berita tersebut. Penulis berita lepas biasanya namanya dicantumkan dengan jelas, (Sudarman, 2008:112).

f. Proses Menulis Teks Berita

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk meliputi sebuah berita adalah dengan mencatat semua informasi yang berkaitan dengan unsur-unsur yang terdapat pada kelengkapan berita. Biasanya dalam mencatat kelengkapan sebuah berita harus memenuhi unsure pertanyaan(5W+1H) yang meliputi:

1) Apa peristiwa yang terjadi? (unsur what)

2) Siapa sajakah yang terlibat dalam peristiwa tersebut? (unsure who)

3) Kapan peristiwa tersebut terjadi? (unsur whene) 4) Dimana peristiwa itu berlangsung? (unsure where) 5) Mengapa peristiwa itu diperlukan? (unsur why) 6) Bagaimana berlangsungnya peristiwa tersebut? (unsur how).

4. Media Kliping Berita Bervariasi

Dokumen terkait