• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MEDIA KLIPING BERITA BERVARIASI SISWA KELAS VIII A MTs AISYIYAH SUNGGUMINASA GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MEDIA KLIPING BERITA BERVARIASI SISWA KELAS VIII A MTs AISYIYAH SUNGGUMINASA GOWA"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

MUH. IKHSAN 10533790415

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(2)
(3)
(4)

~

BERMIMPILAH SEMAUMU…

DAN KEJARLAH MIMPI BAIKMU~

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk wanitaku tercinta (mama),

untuk lelaki terhebatku (bapak).

Terima kasih atas doa, motivasi, kerja keras,

dan kasih sayang yang telah diberikan.

(5)

Gowa. Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Achmad Tolla dan Pembimbing II Wahyuningsih.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana menerapkan metode diskusi untuk meningkatkan pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus setiap siklus dilaksanakan 3 kali pertemuan termasuk teks pada setiap akhir siklus.

Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa dengan jumlah siswa 22 siswa. Hasil penelitian siklus I berada pada kategori rendah dengan nilai rata-rata 65.95% dan secara individual dari 22 siswa hanya 7 siswa (31.81%) yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Sedangkan pada siklus II berada pada kategori tinggi dengan nilai rata-rata 80.22 % dan secara individual dari 22 siswa terdapat 18 siswa (81.81%) telah memenuhi KKM. Kualitas belajar mengalami peningkatan, hal ini ditandai dengan menigkatnya persentase aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II yaitu 65.95% menjadi 80.22%.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Melalui Metode Kliping Berita Bervariasi Siswa Kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa mengalami peningkatan.

Kata Kunci: Keterampilan Menulis, Metode Kliping Berita Bevariasi

(6)

Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatkan Keterampilan Menulis Teks Berita Melalui Metode Kliping Berita Bervariasi Siswa Kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa”.

Selawat serta salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Skripsi ini disusun sebagai persyaratan meraih gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis memperoleh banyak pengalaman yang sangat berharga dan tidak lepas dari berbagai rintangan dalam menyelesaikan skripsi ini, serta bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

Ucapan terima kasih juga kepada Prof. Dr. Achmad Tolla, M.Pd., dan Wahyuningsih, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing I dan II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dorongan, motivasi, dukungan, serta memberikan saran dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada Ibunda Syamsiar dan Ayahanda Kahar atas doa, kesabaran,

(7)

Rahman Rahim, S.E., M.M., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dr. Munirah, M.Pd., Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, kepada Ibu Hj. Sumiati, S.Pd., selaku Kepala MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa, Ibu Sakinah, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII yang telah memberikan waktu dan bantuannya dalam proses pengambilan data di lapangan, kepada seluruh teman seperjuangan saya kelas A 015 dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebut satu-per satu, terima kasih atas dukungannya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, untuk itu saran dan kritik yang dapat menyempurnakan skripsi ini sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Riskawati Nurdin atas segala perhatian, dorongan, motivasi dan segala bantuan yang telah diberikan. Selalu menemani selama mengerjakan skripsi ini dan mengajarkan bahwa segala sesuatu harus membutuhkan bantuan orang lain.

(8)

Penulis

(9)

ii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kajian Pustaka ... 7

1. Pengertian Menulis ... 8

2. Proses Menullis ... 13

3. Teks Berita ... 14

4. Metode Kliping Berita Bervariasi ... 22

(10)

iii

B. Kerangka Pikir ... 23

C. Hipotesi Tindakan ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian ... 28

C. Faktor yang Diselidiki ... 28

D. Prosedur Penelitian... 29

E. Instrument Penelitian ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ... 32

G. Teknik Analisis Data ... 33

H. Indikator Keberhasilan ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Hasil Penelitian ... 35

B. Pembahasan ... 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 54

A. Simpulan ... 54

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56 LAMPIRAN

(11)

Tabel Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pikir ... 25

3.1 Prosedur Penelitian... 29

3.2 Kriteria Penilaian Hasil Belajar ... 33

4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I ... 37

4.2 Statistik Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa ... 39

4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa pada Siklus I ... 40

4.4 Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa pada Siklus I ... 40

4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II ... 44

4.6 Statistik Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa ... 45

4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Bahasa Indonesia 60Siswa Kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa pada Siklus II .. 46

4.8 Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa pada Siklus II ... 47

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran yang wajib dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 menempatkan bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain dan karenanya harus berada di depan semua mata pelajaran lain. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis (Dalman, 2012:3).

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu ilmu yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia serta untuk mengusai ilmu dan teknologi. Sebagai masyarakat Indonesia, penting untuk kita mempelajari dan memahami bahasa Indonesia secara baik dan benar (Afifah, 2012:2).

Pada kurikulum 2013 pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan pembelajaran berbasis teks. Pembelajaran berbasis teks lebih menekankan pada siswa untuk memahami berbagai jenis teks dan menuntut siswa untuk mahir menulis.

Pembelajaran berbasis teks dinyatakan pembelajaran yang menjadikan teks sebagai dasar, asas, pangkal dan tumpuan (Sufanti,2013:2). Teks didefinisikan sebagai suatu bahasa yang digunakan sebagai struktur berpikir yang lengkap (Mahsun, 2014:1).

(13)

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat mekanistis.

Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi dilaksanakan melalui latihan dan praktik yang teratur sehingga menghasilkan tulisan yang tersusun dengan baik. Kejelasan organisasi tulisan bergantung pada cara berpikir, penyusunan yang tepat dan strukur kalimat yang baik (Hasani, 2005:2).

Berita adalah laporan mengenai kemampuan atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang baru terjadi. Sudarman (2008:76) berpendapat “berita adalah laporan tercepat mengenai suatu peristiwa, fakta atau hal yang baru, menarik dan perlu diketahui oleh masyarakat umum.” Secara sederhana berita dapat diartikan sebagai informasi kejadian atas peristiwa atau suatu hal. Kerna berita disajikan untuk dibaca, maka tulisan tersebut harus dibuat semenarik mungkin agar pembacanya merasa mendapatkan suatu hal yang baru atau sebuah pencerahan yang bermanfaat.

Untuk menulis teks berita tidaklah mudah, perlu adanya pengetahuan mengenai unsur-unsur menulis berita, yaitu 5 W dan 1 H(what, who, wher, when, why, dan how) (Cahya, 2012:17). Dengan membiasakan siswa akan terus menulis, maka dengan sendirinya kemampuan menulis siswa akan terasa dengan baik. Hal ini bisa terjadi karena keterampilan menulis merupakan kegiatan yang membutuhkan praktik secara langsung.

Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa tidak lepas dari berbagai faktor yang memengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru yang kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh siswa. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model

(14)

pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memeroleh kesempatan untuk berintearksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal.

Teknik menulis teks siswa diharapkan dapat menghasilkan teks berita yang memuat informasi penulisan yang jelas, aktual serta menarik perhatian pembaca.

Untuk menulis teks berita dengan informasi yang menarik, aktual, dan menarik perhatian pembaca tidaklah mudah. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kemampuan menulis teks berita pada siswa hendaknya perlu dipikirkan dan dicari beberapa alternatif yang dapat mempengaruhinya.

Alasan memilih menulis teks berita karena menulis merupakan hal yang tidak mudah dan tidak semua orang dapat menulis dengan baik. Seseorang dapat menggambarkan pikiran, gagasan, dan idenya dalam menulis. Oleh sebab itu, menulis juga dapat dijadikan tolok ukur dan menilai kemampuan seseorang. Sebagai pelajar siswa dituntut untuk terampil dalam menulis, supaya dapat menuangkan ide gagasan dalam sebuah tulisan.

Berdasarkan fenomena yang terjadi pada siswa kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa, bahwa masalah yang terdapat pada siswa, yaitu Pertama, kegiatan menulis kurang diminati siswa sebab guru tidak menggunakan media dalam pembelajaran berita, guru hanya menggunakan buku paket dan meminta siswa untuk menulis bagian-bagian penting yang ada pada buku paket tanpa menjelaskan terlebih dahulu. Kedua, dalam menulis berita siswa merasa bahwa menulis berita merupakan kegiatan pembelajaran yang sulit sehingga siswa sulit menentukan unsur-unsur dari teks berita. Salah satu contoh hasil teks menulis siswa, yaitu a) What (apa peristiwa

(15)

yang terjadi? Pemeran karya inovi ilmiah sains dan teknologi SMP se-provinsi Jawa Timur). b) Who (siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut? Siswa-siswa SMP seluruh Provinsi Jawa Timur. c) Whene (kapan peristiwa tersebut terjadi? Bertepatan dengan Hardiknas). d) Where (dimana peristiwa itu terjadi? Provinsi Jawa Timur). e) Why (Mengapa peristiwa itu terjadi? Sebagai sarana mengekspresikan kreativitas dan komunikasi antar sekolah). f) How (bagaimana peristiwa tersbut? Sangat banyak mendapatkan respon positif). Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa siswa masih belum dapat menentukan dengan tepat bagian dari unsur-unsur teks berita tersebut.

Ketiga, sulitnya siswa dalam menulis berita karena guru kurang memberi pemahaman tentang menulis teks berita kepada siswa. Contoh dari salah satu siswa ketika diminta untuk menulis teks berita siswa tidak mampu menulis apalagi menentukan bagian dari unsur teks berita dikarenakan guru tidak menjelaskan materi pembelajaran, hanya meminta siswa untuk mencatat bahkan ada siswa yang tidak mencatat sama sekali.

Masalah yang terpadat pada guru, yaitu guru hanya terpaku pada metode mengajar secara monoton, seperti menggunakan metode ceramah, hanya menjelaskan apa yang ada pada buku paket. Sehingga masalah yang terjadi pada proses pembelajaran, yaitu masih banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru atau tidak mengerjakan tugas yang diberikan.

Pembelajaran menulis teks berita belum terlaksana dengan baik di sekolah tersebut, karena masih banyak siswa yang belum bisa mencapai batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yaitu 75. Masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran

(16)

menulis teks berita membutuhkan penerapan media yang tepat oleh guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran, baik kualitas proses maupun kualitas hasil.

Berkaitan dengan hal tersebut, guru bahasa Indonesia dituntut untuk mampu menciptakan pembelajaran yang interaktif dan menarik. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan media pembelajaran yang inovatif dan sesuai dengan materi pelajaran.

Atas dasar tersebut, perlu dihadirkan sebuah media yang mampu meningkatkan kemampuan siswa. Salah satu media yang dapat digunakan dalam menunjang pembelajaran adalah media kliping berita bervariasi. Alasan memilih media kliping berita bervariasi karena gambar dapat menarik perhatian siswa, gambar memiliki warnah yang menarik dan dapat membantu daya nalar siswa serta dapat memotiviasi dalam menulis teks berita. Kekurangan yang terdapat pada siswa sebelum diterapkan media kliping berita bervariasi, yaitu siswa masih kurang memperhatikan saat berlangsungnya pembelajaran karena merasa jenuh dengan penyampaian materi yang diberikan dengan menggunakan buku paket dan diminta untuk menulis materi yang ada pada buku sehingga, siswa merasa kebingungan saat diminta untuk menentukan bagian-bagian dari teks berita. Kelebihan media yang digunakan setelah menerapkan media kliping berita bervariasi yaitu siswa lebih antusias dalam memperhatikan pembelajaran, siswa menjadi tertarik dengan media yang digunakan karena dengan mencari berita-berita di surat kabar mereka lebih mudah untuk menentukan bagian-bagian dari teks berita tersebut sehingga siswa-

(17)

siswa merasa tidak bosan seperti pembelajaran sebelumnya yang hanya menyapaikan materi pembelajaran dengan metode ceramah atau dengan menggunakan buku paket.

Dengan adanya media kliping berita bervariasi dapat mempermudah siswa dalam menentukan berita, menganalisis permasalahan dalam berita, dan menemukan ide pokok dalam berita. Media kliping berita bervariasi ini dipilih karena terdapat langkah-langkah menulis teks berita yang sesuai dengan langkah-langkah menulis teks berita yang sehat untuk meingkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan judul, teras, dan tubuh berita.

Berdasarkan pertimbangan di atas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Peningkatkan keterampilan menulis teks berita melalui media kliping berita bervariasi Siswa Kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa” melalui penerapan media ini, diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan antusias siswa dalam pemebalajaran menulis sehingga kualitas pembelajaran menulis dapat meningkat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, selanjutnya dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana model materi pembelajaran menulis teks berita melalui media kliping berita bervariasi siswa kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa?

(18)

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis teks berita melalui media kliping berita bervariasi siswa kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa?

3. Bagaimana hasil pembelajaran menulis teks berita melalui media kliping berita bervariasi siswa kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah.

1. Mendeskripsikan model materi pembelajaran menulis teks berita melalui media kliping berita bervariasi siswa kelas VIII A MTs Aisyiyah

Sungguminasa Gowa.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis teks berita melalui media kliping berita bervariasi siswa kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa.

3. Mendeskripsikan hasil pembelajaran menulis teks berita melalui media kliping berita bervariasi siswa kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia terutama pada aspek

(19)

keterampilan berbahasa khususnya keterampilan menulis dengan menggunakan media kliping berita bervariasi.

2. Manfaat praktis

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini antara lain manfaat-manfaat bagi penulis, guru, peserta didik, dan peneliti selanjutnya.

a. Bagi penulis, untuk mengetahui sejauh mana peningkatan keterampilan menulis siswa setelah dilakukan proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media kliping berita bervariasi.

b. Bagi guru, dengan menggunakan media kliping berita bervariasi dapat digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang lebih menarik dan kreatif yang dapat memberdayakan siswa.

c. Bagi siswa, mendapat pengalaman belajar yang bermakna dengan media kliping berita bervariasi.

d. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan perbandingan dan referensi terhadap penelitian yang relevan.

(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Menulis

Wiyanto (2006:1) berpendapat bahwa menulis dapat mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-tanda yang dapat didengar. Bunyi-bunyi yang diubah itu bunyi bahasa, yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan oelh ala bahasa manusia (mulut dan pernagkat kelengkapannya: bibir, lidah, gigi, dan langit-langit). Bunyi bahasa itu menjadi lambang atau wakit sesuatu yang lain, yang diwakilkan dapat berupa benda, perbuatan, sifat, dan lain-lain.

Menulis merupakan suatu kegiatan untuk menyampaikan pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.

Pesan adalah isi atau muatan yang dikandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan alat bantu bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakaiannya. Dengan demikian, dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsure yang terlibat; penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.

Nurdin (2007:4) berpendapat bahwa menulis merupakan kegiatan mengungkapkan gagasan melalui media tulisan kepada orang lain dengan bahasa yang mudah dipahami maksud dan tujuannya. Tulisan itu terdiri dari

(21)

rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan lambang, tulisan, seperti ejaan. Dalam komunikasi tulis yang melibatkan tulisan, tulis menulis berperan sebagai penyampaian peran atau isi tulisan, melalui saluran atau medium tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Dengan bahasa yang mudah dipahami maka orang lain akan mudah memahami maksud yang disampaikan.

Tarigan (2008:03) berpendapat bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, seorang penulis harus terampil memanfaatkan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan. Menulis adalah kemampuan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang melambangkan suatu bahasa yang dapat dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat memahami lambang- lambang grafik tersebut, jika mereka memahami bahasa dan grafik yang dituliskan.

Lado (dalam tarigan, 2008:22) mengatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang melambangkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambing-lambang tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik itu. Menulis merupakan proses penyampaian ide atau gagasan kepada orang lain menggunakan lambang-lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakaiannya secara tidak langsung dalam bentuk tulisan.

(22)

Menulis merupakan kegiatan menyampaikan pesan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca sebagai alat komunikasi tidak langsung. Artinya, bahwa menulis adalah kegiatan menyampaikan pesan kepada orang melalui tulisan yang berupa gagasan yang dapat diterima dengan baik, juga berfungsi sebagai alat berkomunikasi (Yunus: 2008:1).

Menulis adalah salah satu keterampilan yang tidak dikuasai oleh setiap orang apalagi menulis dalam konteks akademik (Acedemic Writing), seperti menulis esay,karya laporan penelitian, dan sebagainya. Keterampilan ini membutuhkan banyak praktik kerena menulis merupakan keterampilan bahasa tersulit, agar menghasilkan tulisan yang dapat dimengerti oleh pembaca (Zainurrahman, 2011:2).

Berdasarkan pendapat para ahli dari rujukan di atas, maka disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan menyampaikan pesan kepada orang lain dalam bentuk tulisan sebagai media yang mudah dijangkau dan mudah dipahami oleh penerima pesan atas informasi yang disajikan. Selain itu, menulis juga merupakan salah satu wadah untuk mengembangkan daya inisiatif, kreativitas, menumbuhkan keberanian dan mendorong kemauan, serta mengasah kemampuan, mengumpulkan informasi, dan menyumbang kecerdasan yang dimiliki oleh penulis. Selain itu, menulis juga dapat dilakukan untuk mengenali kemampuan diri sendiri, melatih diri dalam mengembangkan berbagai gagasan, menyerap, menguasai informasi yang

(23)

berhubungan dengan karya yang akan disajikan melaui tulisan, untuk mengumpulkan gagasan secara sistematis serta mengekspresikannya secara tersurat, melihat serta menilai gagasan sendiri, dapat memecahkan masalah, mendorong untuk terus belajar secara aktif, menjadi kebiasaan dalam berfikir serta berbahasa secara tertib dan teratur sesuai dengan kaidah bahasa. Jadi tidak mengherankan jika seorang penulis yang professional selalu memberikan tulisan yang padat dan jelas tentang informasi yang di sampaikan melaui tulisannya serta mudah dipahami oleh pembaca.

Menurut Nurdin (2007:5) ada empat unsur menulis:

a. Gagasan

Gagasan dapat berupa pendapat, pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki oleh penulis.

b. Tuturan

Pengungkapan gagasan yang dapat dipahami oleh pembaca. Misalnya narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi.

c. Tatanan

Tatanan adalah pengaturan dan penyusunan gagasan dengan mengindahkan berbagai asas, aturan dan teknik, merencanakan rangka dan langkah.

d. Wahana

Wahana berarti pengantar gagasan berupa bahasa tulisan yang terutama menyangkut kosakata, gramatikal dan retorika.

(24)

Adapun fungsi dan tujuan dalam menulis, yaitu:

a. Tarigan (2008:22) berpendapat, fungsi utama dalam menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting dalam pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir, juga dapat merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tangkap dan presepsi, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu menjelaskan ide pikiran, tidak jarang menemukan apa yang sebenarnya dirasakan dan dipikirkan mengenai gagasan-gagasan, masalah-masalah, dan kejadian- kejadian hanya dalam proses menulis aktual. Menulis merupakan hal yang sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia. Selain itu, melengkapi wawasan berpikir dan ilmu pengetahuan, menulis juga dapat melatih untuk berpikir kreatif dan aktif.

b. Tujuan menulis yang memproyeksikan sesuatu mengenai diri seseorang.

Tulisan mengandung nada yang serasi dengan maksud dan tujuan.

Menulis tidak mengharuskan memilih suatu pokok pembicaraan yang cocok dan serasi, tetapi juga harus menentukan siapa yang akan membaca tulisan tersebut.

Sehubungan dengan tujuan menulis, (Tarigan, 2008:27) berpendapat mengenai tujuan menulis.Tujuan penugasan (Assigment Purpose)

(25)

1) Tujuan altruistic (Altruistic Purpose) 2) Tujuan persuaif (Persuasive Purpose)

3) Tujuan informasional/tujuan penerangan (Informational Purpose) 4) Tujuan kreatif (Creatve Purpose)

5) Tujuan pemecahan masalah (Problem-Solving Purpose)

Menurut Akhadia (dalam Suriamiharja dkk,1996:4) ada delapan manfaat yang dapat dirasakan dari kegiatan menulis.

a. Penulis dapat mengetahui kemampuan dirinya. Penulis dapat mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan mengenai suatu topic, karena menulis berarti mengembangkan suatu topic tertentu dan pengembangan tersebut membutuhkan kemampuan berpikir dan menggali pengetahuan.

b. Penulis dapat melatih diri membangun berbagai gagasan.

c. Penulis lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi yang berhubungan dengan topic yang ditulis dan dapat memperluas wawasan penulis serta teoretis hingga mengenai fakta-fakta yang berhubungan.

d. Penulis dapat berlatih dalam pengorganisasian gagasan secara sistematis kemudian mengungkapkannya secara runtut. Melalui tulisannya, penulis dapat menjelaskan permasalahan yang awalnya masih samar kemudian menjadi jelas dalam tulisannya dan dimengerti oleh pembaca.

Menurut Nurdin (2007:20) mengemukakan beberapa manfaat menulis.

a. Sarana untuk menungkapkan diri b. Sarana untuk pemahaman

(26)

c. Membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, perasaan dan harga diri

d. Meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan

e. Keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah f. Mengembangkan suatu pemahaman tentang dan kemampuan yang

menggunakan bahasa.

2. Proses Menulis

Nurdin (2010:91) mengatakan ada tiga tahap utama dalam proses menulis yakni pra menulis, menulis, dan merevisi draft (prewriting, planning, dan writing draf).

a. Pra Draf

1) Pilih dan batasi topic 2) Memilih topic 3) Rencenakan tulisan 4) Membuat draf

5) Menulis kalimat topik, dan membuat outline b. Menulis dan merevisi draft

1) Menulis draf kasar

2) Merevisi dan organisasi isi 3) Menulis akhir

Proses menulis sebagai suatu cara berkomunikasi, atau behubungan antara penulis dan pembaca secara singkat dapat diutarakan sebagai berikut:

(27)

a. Setiap penulis atau pengarang mempunyai pemikiran atau gagasan yang ingin disampaikan atau diturunkan kepada orang lain. Dalam hal ini penulis menerjemahkan ide-idenya itu kedalam sandi-sandi lisan yang selanjutnya diubah kedalam sandi-sandi tulisan.

b. Pengarang memanfaatkan sarana mekanis untuk merekam sandi tulisan tersebut. Setelah selesai proses perekaman itu, dapat diteruskan atau disebarkan kepada orang lain.

c. Pikiran atau gagasan akan sampai kepihak pembaca. Pembaca melihat dan membaca tulisan tersebut. Pembaca menerjemahkan sandi tulisan tersebut kedalam sandi lisan kembali dan mendapatkan serta menemui kebmbali pikiran atau gagasan penulis. Akhirnya, pembaca memahami pikiran atau gagasan tersebut.

d. Kemampuan menulis melatih siswa berpikir secara sistematis asional, ilmiah sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Melalui menulis siswa dilatih untuk mengorganisasikan ide, gagasan, pendapat atau tanggapan tertulis yang dianggap sulit oleh siswa jika dibandingkan dengan berbicara.

3. Teks Berita

a. Pengertian Teks Berita

Menurut J.B Wahyudi (dalam Sudarman, 2008:76) berita adalah laporan tentang peristiwa-peristiwa, fakta atau hal baru, menarik dan perlu diketahui oleh masyarakat umum. Laporan peristiwa merupakan suatu

(28)

kejadian yang berupa tulisan yang dapat dipahami dan dimengerti oleh masyarakat, sehingga masyarakat memperoleh informasi yang jelas dan lengkap.

Artinya bahwa laporan tercepat suatu berita merupakan laporan informasi atau kejadian penting yang harus disampaikan dengan benar, tidak memihak dan obyektif sehingga mendapat perhatian pembaca, pendengar atau pemisa.

Mondry (2008:133) berpendapat “berita adalah informasi atau laporan yang menarik perhatian masyarakat konsumen, berdasarkan fakta kejadian atau ide (pendapat), disusun sedemikian rupa desebarkan media massa dalam waktu secepatnya.

Sedangkan menurut Siregar (dalam chaer, 2010:11) berita adalah kejadian yang diualang dengan menggunakan kata-kata. Sering juga dengan gambar atau hanya berupa gambar-gambar saja. Sebuah berita biasanya hanya berupa gambaran suatu kejadian yang diungkapkan melaui tulisan yang dapat dipahami oleh pembaca.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa berita adalah suatu informasi atas suatu kejadian yang disampaikan secara jelas dan akurat oleh wartawan dan dituangkan dalam sebuah tulisan yang didalamnya tidak terdapat karangan (fiksi) yang dibuat-buat dengan menggunakan bahasa yang mudah dicerna dan dipahami oleh pembaca.

(29)

b. Jenis-Jenis Berita

Berita mempunyai pengertian yang sangat luas, banyak pakar memiliki definisi sendiri-sendiri untuk mendeskripsikan pengertian dan berita. Dari banyak pengertian berita, kemudian muncullah jenis-jenis berita.

Menurut Chaer (2010:14) ada lima jenis berita, yaitu tajuk rencana atau editorial biasanya berisi uraian komentar, dan pendapat redaksi mengenai masalah yang sangat aktual pada hari itu atau pada hari-hari sebelumnya. Tajuk rencana biasanya ditulis oleh ketua redaksi atau redaksi ahli dari surat kabar tersebut, dan ditulis dalam bahasa formal atau mendekati formal yang sedikit jauh dari ragam bahasa jurnalistik.

Artikel lepas misalnya uraian tentang politik, pandangan, ekonomi, agama, budaya dan sebagainya. Lazimnya ditulis oleh para pakar didalamnya yang tidak langsung bergerak dalam bidang jurnalistik. Maka ragam bahasanya jauh dari ciri-ciri jurnalistik.

Iklan atau advertensi pada dasarnya adalah suatu penawaran untuk menggunakan suatu produk atau mengikuti suatu layanan jasa. Iklan memiliki corak atau ragam bahasa tersendiri, yang sifatnya menarik dan mempengaruhi pembaca pada barang atau apa saja ang ditawarkan. Lebih- lebih lagi pada iklan ang disertai dengan gambar.

Tulisan pembaca biasanya mengenai keluhan tentang hal-hal ang dialami. Misalnya mengenai pelayanan angkutan umum, listrik yang sering

(30)

mati, jalan-jalan yang selalu macet dan sebagainya. Bahasa yang digunakan juga jauh dari ciri-ciri bahasa jurnalistik, kecuali kalau sudah diedit lebih dahulu oleh redaksi surat kabar itu.

Pojok biasanya diisi oleh hal-hal yang bersifat santai dan menggunakan ragam bahasa yang jauh dari ragam jurnalistik maupun bahasa formal (bahasa baku).

Lain halnya Cahya (2012:13), berpendapat bahwa jenis-jenis berita dapat dikelompokkan menjadi lima jenis yaitu berita-berita langsung merupankan satu liputan pertistiwa atau kejadian secara langsung. Berita langsung dibuat untuk menyampaikan peristiwa-peristiwa yang secepatnya harus diketahui oleh khalayak.

Berita mendalam, sesuai dengan namanya berita ini ditulis secara mendalam dan lengkap. Dengan membaca berita ini, pembaca dapat mengetahui dan memahami permasalahan yang diberikan dengan baik dari berbagai sudut pandang. Berita jenis ini melaporkan peristiwa yang membutuhkan informasi secara intensif. Tujuannya, yaitu untuk memperoleh keterangan dan mengungkapkan fakta-fakta yang masih tersembunyi,. Dalam media massa, jenis berita pelaporan mendalam biasanya berbentuk kajian utama, laporan khusus atau laporan utama.

Proses penulisannya melibatkan tim yang terdiri dari atas beberapa orang dan membutuhkan persiapan yang matang dan waktu yang lebih lama.

(31)

Berita menyeluruh adalah berita tentang fakta yang bersifat dan menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Berita jenis ini keberadaannya bersifat penyempurna berita langsung. Jika berita langsung hanya berisi potongan fakta berita menyeluruh, menggabungkan berbagai potongan fakta menjadi berita yang menyeluruh.

Berita laporan interpretative umunya memfokuskan pada sebuah isu, masalah atau peristiwa yang bersifat controversial. Namun, laporan tetap berfokus pada fakta bukan opini. Dalam memberikan informasi seperti ini, wartawan dituntut untuk dapat menganalisis dan menjelaskan persoalan yang terjadi dengan jelas. Berita interpretative sangat bergantung pada pertimbangan nilai dan fakta yang ada. Berita jenis ini diperoleh langsung dari narasumber.

Berita pelaporan berita khas atau yang akrab disebut dengan feature merupakan bentuk berita ringan dan mendalam, menghibur enak untuk disimak, dan biasanya menggunakan teknik “pengisahan sebuah cerita”

feature lebih banyak dijumpai pada surat kabar atau majalah. Tulisan feature memberikan pemahaman pada fakta-fakta yang dianggap mampu menghibur dan memunculkan empati pembaca.

Jenis berita dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat urgensi berita tersebut dan juga dikelompokkan berdasarkan pengolahan beritanya.

(32)

c. Unsur-Unsur Berita

Setiap berita, baik yang bersifat langsung, maupun berita kisah yang berisi tentang fakta-fakta manusia, dalam penulisannya tidak lepas dari unsure 5 W dan 1 H (What, Who, Where, Why, dan How). Chaer (2010:17) mengemukakan berita itu harus mengungkapkan 5 W dan 1 H. What berarti peristiwa apa yang terjadi dan dilaporkan kepada khalayak. Who berarti siapa yang menjadi pelaku dalam peristiwa itu. When, berarti kapan peristiwa tersebut terjadi. Where, berarti di mana peristiwa itu terjadi. Hal ini berkaitan dengan tempat kejadian peristiwa itu terjadi. Why, berarti mengapa peristiwa itu terjadi. Ini berkaitan dengan alasan atau mencari penyebabnya mengapa peristiwa itu terjadi. How, berarti bagaimana jalan peristiwa itu terjadi (Chaer, 2010:17). Biasanya penulis berita menyampaikan tentang bagaimana peristiwa itu terjadi dengan menggambarkan jalannya peristiwaw tersebut.

Karena unsur 5W dan 1H itu, dalam menulis berita sangat penting diperhatikan oleh penulis, sehingga informasi yang disampaikan dapat dipahami dan tidak mengalami kebimbangan karena kekurangan informasi.

d. Susunan Berita

Sudarman (2008:89). Urutan-urutan dari sistem peramida terbaik, informasi berita tersusun dari yang sangat penting, penting, kurag penting, dan tidak penting (mengkerucut ke bawah).

Artinya, teknik penulisan berita terbaik adalah untuk memudahkan pembaca untuk mengetahui tentang apa yang terjadi didalam berita dengan

(33)

cepat. Dengan teknik penulisan berita dengan piramida berita memudahkan redaktur jika kemungkinan memotong bagian yang tidak penting dari berita itu, tanpa mengurangi makna berita yang disampaikan. Semua itu mungkin dilakukan karena keterbatasan ruangan dan tempat pada media massa yang bersangkutan, sementara banyak berita lain yang lain juga penting untuk disampaikan.

Sumadiria (dalam Sudarman 2008:90), mengatakan bahwa susunan berita system piramida.

a. Judul berita (Head Line), merupakan identitas berita.

b. Titi mangsa (Date Linea), berkaitan dengan kapan berita itu dibuat.

c. Pembukaan berita (Lead), yaitu kalimat pembuka pada paragraph pertama yang memuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan berita yang akan disampaikan.

d. Perangkaian (Brigde), adalah kata-kata penghubung antara teras berita dan tubuh berita.

e. Tubuh (Body), yaitu kalimat-kalimat, paragraf-paragraf yang merupakan kelanjutan dari teras berita.

f. Kaki berita (Leg), dari bagian penulisan.

Cahya (2012:28), berpendapat susunan berita mengacu pada susunan paramida terbaik (intervertid Pyramid). Dalam ilmu jurnalistik, paramida terbaik merupakan system penulisan, dimana isi berita disusun berdasarkan nilai terpenting, yang diperioritaskan atau ditulis terlebih dahulu.

(34)

e. Teknik Analisis Teks Berita

Sudarman (2008:93), berpendapat menulis berita harus menggunakan teknik yang sesuai dengan unsure-unsur 5W dan 1H.

1) Teknik menulis judul

Penulisan judul harus mencerminkan pokok berita yang dimaksud. Dengan adanya judul berita (headlin) pembaca segera mengenali isi kejadian yang diberitakan.

2) Teknik analisis teras (lead)

Teras berita (lead), yaitu kalimat pembuka berupa paragraf pertama yang memuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan berita yang disampaikan.

3) Teknik menulis tubuh berita

Tubuh berita merupakan kelanjutan dari teras berita. Dalam menulis berita yang terpenting adalah penguasaan gaya bahasa penulisan dan mempertahankan kesatuan dalam berita yang ditulis.

Dalam penulisan berita, yang terpenting adalah memaparkan materi dan kalimat yang tidak relevan harus dihindari.

Dengan ketentuan dan keinginan menulis berita, serta penuh variasi dan kaya dengan gaya, penulis dapat memahami teknik dan gaya penulisan yang lebih baik.

(35)

4) Kaki berita (leg)

Kaki berita (leg), merupakan bagian akhir dari penulisan berita. Biasanya pada kaki berita (leg) diikuti siapa penulis berita tersebut. Penulis berita lepas biasanya namanya dicantumkan dengan jelas, (Sudarman, 2008:112).

f. Proses Menulis Teks Berita

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk meliputi sebuah berita adalah dengan mencatat semua informasi yang berkaitan dengan unsur-unsur yang terdapat pada kelengkapan berita. Biasanya dalam mencatat kelengkapan sebuah berita harus memenuhi unsure pertanyaan(5W+1H) yang meliputi:

1) Apa peristiwa yang terjadi? (unsur what)

2) Siapa sajakah yang terlibat dalam peristiwa tersebut? (unsure who)

3) Kapan peristiwa tersebut terjadi? (unsur whene) 4) Dimana peristiwa itu berlangsung? (unsure where) 5) Mengapa peristiwa itu diperlukan? (unsur why) 6) Bagaimana berlangsungnya peristiwa tersebut? (unsur how).

4. Media Kliping Berita Bervariasi a. Pengertian kliping

Kliping adalah sebuah aktivitas/kegiatan menggunting atau memotong bagian-bagian tertentu dari sebuah buku, Koran, majalah

(36)

atau yang lainnya dan kemudian dilanjutkan dengan peoses menempelkan guntingan-guntingan tersebut pada sebuah media tempelan seperti buku/kertas Koran.

b. Tujuan kliping

Tujuan dari kliping adalah untuk mengumpulkan sebuah informasi dalam tema tertentu yang berasal dari berbagai sumber dan menyajikannya untuk kepentingan tertentu.

c. Tahapan-tahapan yang harus diperhatikan dalam pembuatan kliping.

1) Penentuan tema yang akan diangkat

2) Proses pengumpulan seluruh informasi, baik itu yang berbentuk gambar maupun artikel (tulisan) yang berhubungan dengan tema.

3) Proses pengguntingan/pemotongan majalah, tabloid atau sumber yang lainnya.

4) Tahapan penempelan, dalam proses ini perlu untuk memperhatikan aspek seni dan kerapian agar kliping terlihat menarik dan tidak membosankan

5) Pemberian nama/tim pembuat kliping

d. Penerapan Menulis Teks Berita Menggunakan Media Kliping Berita Bervariasi

Kliping merupakan salah satu aktivitas atau kegiatan yang di dalamnya berisi usaha menggunting bagian atau sisi tertentu yang ada

(37)

pada sebuah Koran, buku, majalah, atau novel untuk kemudian ditempelkan pada kertas karton atau pada buku.

Tujuan dari kliping sendiri adalah untuk menggabungkan serta mengumpulkan suatu informasi atau pengetahuan dalam tema tertentu yang awalnya berasal dari sumber yang banyak dan beragam, menjadi satu. Gambar atau potongan-potongan dari artikel yang akan dijadikan sebuah kliping harus mempunyai isi serta pembahasan topik yang sama.

Misalnya saja saat hendak membuat kliping mengenai tips kesehatan untuk anak-anak. Maka siswa perlu mencari sumber-sumber yang berkaitan dengan tema tersebut untuk dijadikan sebagai suatu kesatuan kliping yang utuh.

B. Kerangka Pikir

Pada pembelajaran di sekolah, guru sepenuhnya beranggung jawab untuk mengatur, mengarahkan, menciptakan suasana belajar yang dapat mendorong siswa untuk belajar, karena guru merupakan kunci dalam peningkatan pendidikan.

Selanjutnya, upaya meningkatkan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia menjadi visi-misi pendidikan yang merupakan tanggung jawab professional masing-masing guru. Selain itu, guru juga dituntut untuk menguasai sistem pembelajaran yang bervariasi dan terampil dalam penyampainnya kepada siswa.

Penelitian ini mengkhususkan pada keterampailan menulis. Kemampuan menulis tidak diperoleh secara alamiah, bukan juga mutlak dimiliki oleh orang yang

(38)

berbakat, tetapi dengan kebiasaan dipelajari dan dilatih dengan sungguh-sungguh.

Sampai saat ini kemampuan menulis siswa merupakan keterampilan yang masih sangat sulit, kurangnya latihan dan seringnya mengabaikan tugas yang berkaitan dengan menulismembuat sebagian siswa untuk tidak mau mencoba bahkan membiarkan saja. Tidak seharusnya yang sulit ditinggalkan, tetapi harus dipelajari untuk mendapatkan pelajaran mengenai suatu materi. Dengan menulis seseorang dapat mengenali kemampuan yang ada pada dirinya. Seberapa jauh pengetahuan dari hasil tulisannya. Semakin sering orang menulis maka akan semakin tatanan dan banyak perbendaharaan kosakata.

Minat menulis siswa dapat dikembangkan menjadi suatu kebiasaan yang baik dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat. Dengan menggunakan media pembelajaran dan penerapan teknikyang tepat dapat membantu pembelajaran keterampilan menulis siswa lebih menarik. Pembelajaran menulis teks berita dengan mengguakan media kliping berita bervariasi diharapkan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam menulis teks berita.

(39)

Bagan Kerangka Pkir

Pembelajaran Bahasa Indonesia

Keterampilan Berbahasa

Menulis Teks Berita

Menyimak Berbicara Membaca Menulis

Perencanaan Tindakan Observasi

Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Media Kliping Berita

Bervariasi

Refleksi Kurikulum 2013

(40)

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan beberapa teori pendukung dan kerangka pikir di atas maka hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah media kliping berita bervariasi dapat meningkatkan kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa.

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sukmadinata (2006:60) bahwa “penelitian kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomen, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, pemikiran orang secara individual maupun kelompok”.

Adapun jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas (PTK), karena relevan dengan upaya pemecahan masalah pembelajaran. Menurut Umar dan Kaco (2008:10) bahwa PTK bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesi guru dalam mengenai kegiatan belajar mengajar.

Adapun model PTK yang dipilih adalah model sederhana yang ditawarkan oleh Kurt Lewin dalam (Umar dan Kaco, 2008:19). Model ini terdiri dari empat komponen dalam satu siklus, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Rancangan tindakan mengikuti prinsip dasar penelitian tindakan kelas yaitu proses penelitian yang bardaur ulang (siklus) Menurut Arikunto (2010:17) yang terdiri dari “empat tahapan yang dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi terhadap hasil yang telah dicapai pada siklus diakhir pembelajaran”. Penelitian ini dilakukan selama dua siklus.

(42)

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa yang berlokasi di Kabupaten Gowa. Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan selama ini agar lebih baik ke depannya.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian pada penggunaan media kliping berita bervariasi pembelajaran Bahasa Indonesia memilih siswa kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa sebagai responden pada tahun ajaran 2018/ 2019.

C. Faktor yang Diselidiki

Faktor yang diselidiki dalam penelitian ini, yaitu:

1. Faktor proses, yaitu melihat bagaimana aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar berlangsung.

2. Faktor hasil, yaitu melihat apakah Penggunaan media kliping berita bervariasi dapat meningkatkan kemampuan menuls teks berita dan hasil belajar siswa.

(43)

D. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam pelaksanaan penelitian diuraikan sebagai berikut:

Siklus I

Siklus II

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan menggunakan siklus. Siklus ini merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan. Berikut gambaran umum pelaksaan penelitian pada siklus awal.

Pada siklus (cyle) pertama dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

Gambaran Siklus I

1. Perencanaan (planning)

Peneliti menyiapkan perangkat rencana perbaikan pembelajaran termasuk persiapan pembuatan kelompok siswa dan model pembelajaran yang digunakan.

Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan persiapan pelaksanaan pembelajaran barupa Perencanaan

Pelaksanaan Observasi

Refleksi

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Observasi Siklus N

(44)

penyusunan rencana perbaikan pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia, alat peraga yang diperlukan, dan penilaian berupa lembar observasi dan tes hasil belajar.

2. Pelaksanaan (action)

Peneliti melaksanakan langkah-langkah kehiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran yang sudah disiapkan.

Adapun hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakanimplementasi rencana yang telah dirumuskan sebelumnya. Pada penelitian ini yang dimaksud adalah pelaksanaan langkah-langkah proses pembelajaran yang telah disusun pada rencana perbaikan pembelajaran. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru, yaitu:

a. Menentukan suatu pokok bahasan tentang menulis berita yang akan disajikan kepada siswa.

b. Menjelaskan kepada seluruh siswa tentang penggunaan media kliping berita bervariasi dan pola kerja sama antar siswa dalam suatu kelompok.

c. Menyiapkan materi menulis berita yang harus diajarkan secara berkelompok.

d. Memberi pre tes untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang menulis berita yang akan dibahas.

e. Member tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.

f. Member materi kembali yaitu berupa latihan pendalaman secara klasikal yang menemukan strategi pemecahan masalah tentang menulis berita.

g. Siswa diminta untuk menulis berita dalam bentuk kliping bervariasi sesuai dengan tema yang ditentukan.

(45)

3. Observasi dan Evaluasi

Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat, adapun hal-hal yang dicatat selama berlangsungnya kegiatan observasi adalah keaktifan siswa yang meliputi kerjasama, patisipasi, dan sikap sedangkan observasi untuk guru adalah segala perubahan tindakan/perilaku guru saat terjadi proses belajar mengajar yang meliputi memotivasi siswa, menyampaikan tujuan, pangusaan materi, merangkum materi, dan pemberian umpan balik

4. Refleksi (reflect)

Hasil yang didapatkan dalam tahapan observasi dikumpulkan dan dianalisis.

Rangkuman kegiatan berupa perencaan, tindakan, observasi yang telah dilakukan melahirkan refleksi untuk melihat kegagalan dan keberhasilan yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar. Analisis tersebut dilakukan refleksi. Hasil refleksi siklus I dijadikan acuan untuk perencanaan siklus berikutnya agar sesuai dengan harapan dan hasil yang lebih baik.

Gambaran Siklus II

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II ini relaif sama dengan siklus I, dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus I. fokus utama dalam siklus II ini adalah mengupayakan semaksimal mungkin menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media kliping berita bervariasi sehingga menulis berita siswa meningkat. Kemudian siswa yang kurang aktif pada siklus I diupayakan agar aktif.

(46)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu:

1. Lembar observasi untuk memantau siswa dalam proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan media kliping berita bervariasi siswa Kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa.

2. Lembar karya siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Data mengenai kemampuan menulis berita siswa dikumpulkan dengan menggunakan kliping berita bervariasi pada setiap akhir siklus.

2. Data mengenai kondisi kegiatan belajar mengajar dan perubahan sikap siswa dan guru dikumpulkan melalui pengamatan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan kegiatan atau poses pekerjaan membuat keliping berita bervariasi atau merekam suatu peristiwa dan objek (aktivitas) yang dianggap berharga dan penting dan dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran brupa arsip-arsip hasil belajar yang menggambarkan situasi pembelajaran.

(47)

G. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif. Untuk data kualitatif yaitu hasil observasi saat kegiatan pembelajarn berlangsung dianalisis secara kualitatif, sedangkan untuk data kuantitatif yaitu data mengenai hasil tes kemampuan menulis berita dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif, untuk mengetahui nilai rata-rata, standar devisi, tabel frekuensi, nilai maksimum, nilai minimum dan rentang skor yang diperoleh siswa pada sitiap akhir siklus.

Secara kuantitatif hasil belajar menulis berita siswa akan digunakan pengkategorian dengan skala 5 berdasarkan teknik kategori sasi standar yang ditetapkan oleh departemen pendidikan nasional (Darmawati, 2010:34) yaitu sebagai berikut.

Kriteria pengukuran kemampuan Menulis berita siswa

Nilai Skala Deskriptif

0-54 Sangat Rendah

55-64 Rendah

65-79 Sedang

80-89 Tinggi

90-100 Sangat Tinggi

Setelah itu ditentukan batas minimal keberhasilan siswa yaitu 75, dengan pengertian bahwa bila siswa mampu mencapai nilai 75 maka siswa dianggap telah memenuhi target minimal keberhasilan belajar.

(48)

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila terjadi peningkatan skor rata-rata hasil kemampuan menulis berita siswa dari siklus I ke siklus II. Menurut kriteria ketuntasan minimal (KKM) di MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa, siswa dikatakan tuntas belajar apabila memperoleh skor minimal 75 dari skor ideal 100 dan tuntas secara klasikal apabila memperoleh skor minimal 75% jumlah siswa tuntas belajar individu.

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan dua siklus pada siswa kelas VIII A MTs Aisyiyah Sunggumiasa Gowa. Setiap siklus terdiri dari enam kali pertemuan, media pelaksanaanya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Data dari hasil penelitian menyiapkan berupa keterampilan menulis teks berita siswa dan aktivitas belajar siswa diperoleh melalui instrument penilaian yang dilakukan oleh peneliti pada saat siswa melakukan proses belajar mengajar, data tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui hasil peningkatan yang sesuai dengan standar nilai KKM yang telah ditentukan dapat dilihat pada lampiran hasil penelitian.

1. Model Materi Pembelajaran

Model materi pembelajaran menulis teks beirta sebelum menggunakan media kliping berita bervariasi, yaitu hanya menggunakan buku paket sebagai alat untuk memberikan materi kepada siswa, dan tidak menjelaskan kembali apa yang telah dicatat siswa dari buku paket tersebut, tetapi meminta siswa untuk mengerjakan tugas yang ada pada buku paket. Sehingga siswa banyak yang tidak mengerjakan dikarenakan tidak paham dengan materi yang diberikan dan tidak dijelaskan terlebih dahulu. Jadi, dengan adanya media kliping berita dan menjelaskan terlebih dahulu proses dan bagian dari unsur-unsur teks berita siswa merasa tertarik dengan adanya

(50)

media tersebut yang berhubungan dengan gambar, siswa lebih antusias ketika diminta untuk mecari informasi atau berita-berita di surat kabar sehingga siswa lebih mudah memahami serta dapat menentukan bagian dari unsur-unsur teks berita yaitu 5W+1H.

2. Pelaksanaan Pembelajaran a. Siklus I

Pada pelaksanaan tindakan pada siklus I ini berlangsung selama II kali pertemuan dengan lama waktu setiap pertemuan 2 jam pelajaran. Pertemuan I diisi dengan kegiatan proses belajar mengajar seperti biasanya dan Petemuan II diisi dengan kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan media kliping berita bervariasi. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Pertemuan I

Pada pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 08 Oktober 2019 dengan materi yang akan dibahas adalah Pengertian Teks Berita.

Pada kegiatan awal, guru membuka pelajaran dengan membaca Doa, mengecek kehadiran siswa, menyampaikan judul materi pokok pembahasan dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai serta mengingatkan kembali materi dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari- hari. Selanjutnya pada kegiatan ini guru menyajikan informasi tentang materi yang akan diajarkan, guru memberikan permasalah berupa soal-soal kepada siswa, guru membimbing pelatihan kepada siswa sampai benar-benar

(51)

menguasai konsep yang dipelajari. Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini siswa siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan atau merangkum materi yang telah dibahas dan guru mengingatkan kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan II

Pada pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 09 Oktober 2019 dengan materi yang dibahas adalah menjelaskan unsur-unsur dalam teks berita. Secara umum, langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua ini hampir sama dengan kegiatan pertemuan sebelumnya, karena mengacu pada langkah-langkah kegiatan yang telah direncanakan pada RPP, dengan alokasi waktu yang digunakan sama dengan pembelajaran biasanya yaitu selama 2 jam pelaran (2 x 45 menit).

Pertemuan III

Pada pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 Oktober 2019 dengan materi yang dibahas adalah menentukan unsur-unsur dalam teks berita. Pada pertemuan ini guru membagi kelompok yang teridiri dari 4-5 siswa, guru menyiapkan contoh teks berita, kemudian guru meminta siswa untuk menentukan unsur-unsur berita berdasarkan unsur 5W + 1H dengan menggunakan media kliping berita bervariasi, kemudian setiap perwakilan dari masing-masing kelompok memaparkan hasil kelompoknya.

Pertemuan IV

(52)

Pada pertemuan keempat ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 15 Oktober 2019 dengan materi yang dibahas adalah menemukan judul, teras, dan tubuh berita.

Pertemuan keempat ini pada dasarnya hampir sama dengan pertemuan I, II, dan III. Pada pertemuan ini siswa mencari berita yang ada pada surat kabar, majalah, atau internet, kemudian menentukan judul, teras, dan tubuh berita yang ada pada teks berita yang telah di dapatkan kemudian disusun dalam bentuk media keliping berita bervariasi.

Pertemuan V

Pada pertemuan kelima ini dilakukan tes siklus I untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam belajar dengan menggunakan media kliping berita bervariasi yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 Oktober 2019 dengan alokasi waktu yang digunakan sama dengan pembelajaran biasanya selama 2 jam pelajaran (2 x 40 menit).

Pertemuan VI

Pada pertemu keenam ini di lakukan refleksi dengan mengumpulkan hasil dari pertemuan pertama sampai pertemuan kelima untuk melihat peningkatan yang terjadi pada proses pembelajaran. Hasil dari hasil refleksi siklus I dijadikan acuan untuk perencanaan siklus selanjutnya apabila pada siklus I masih dalam ketegori belum memenuhi standar kompetensi yang telah ditentukan.

(53)

b. Siklus II

Pada tahap ini peneliti melakukan hal yang sama pada siklus II. Sesuai gambaran pada siklus I, yaitu menyiapkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang ingin dicapai oleh siswa dengan materi yang akan dibahas adalah menjelaskan unsur-unsur teks berita. Pembelajaran keterampilan menulis teks berita pada siklus II ini merupakan perbaikan dan pemecahan masalah yang dihadapi pada siklus I. Pada siklus II ini diuraikan tentang pelaksanaan pembelajaran menulis teks berita menggunakan media kliping berita bervariasi, kemudian menyiapkan lembar observasi siswa sebagai alat pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas pada waktu berlangsungnya kegiatan pembelajaran, baik siswa maupun guru.

Pertemuan I

Pada pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Oktober 2019 dengan materi yang akan dibahas adalah menemukan isi berita berdasarkan struktur teks berita. Secara umum,langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada siklus II hampir sama dengan kegiatan siklus sebelumnya. Pembelajaran keterampilan menulis teks berita pada siklus II ini merupakan perbaikan dan pemecahan masalah yang dihadapi pada siklus I..

Pada siklus II ini diuraikan tentang pelaksanaan pembelajaran menulis teks berita menggunakan media kliping berita bervariasi, kemudian menyiapkan lembar observasi siswa sebagai alat pengumpulan data untuk mengetahui

(54)

bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas pada waktu berlangsungnya kegiatan pembelajaran, baik siswa maupun guru.

Pertemuan II

Pada pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 2019 dengan materi yang akan dibahas adalah menemukan unsur kebahasan teks berita. Secara umum, langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua ini hampir sama dengan kegiatan pertemuan sebelumnya, karena mengacu pada langkah-langkah kegiatan yang telah direncanakan pada RPP, dengan alokasi waktu yang digunakan sama dengan pembelajaran biasanya yaitu selama 2 jam pelaran (2 x 45 menit).

Pertemuan III

Pada pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 Oktober 2019 dengan materi yang akan dibahas adalah mententukan kembali unsur-unsur teks berita. Pada pertemuan ini siswa menentukan unsur-unsur teks berita berdasarkan unsur 5W + 1H dengan menggunakan media kliping berita bervariasi sesuai dengan tema berita yang telah ditentukan. Setiap kelompok menentukan unsur-unsur berita dengan 5 judul bertia yang telah di dapatkan melalui surat kabar, majalah, atau internet, kemudian siswa menyampaikan hasil yang telah ditemukan dari masing-masing perwakilan kelompok.

(55)

Kemampuan siswa dalam menetukan unsur-unsur teks berita sudah mulai meningkat. Hal ini ditandai dengan bertambahnya jumlah siswa yang aktif dalam mengerjakan tugas, semakin banyak siswa yang sudah mampu membedakan dan menentukan unsur 5W + 1H, dan semakin banyak siswa yang aktif dalam berdiskusi.

Pertemuan IV

Pada pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 29 Oktober 2019 dengan materi yang akan dibahas adalah menentukan judul, teras, dan tubuh berita. Pertemuan keempat ini pada dasarnya hampir sama dengan pertemuan I, II, dan III. Pada pertemuan ini siswa menentukan kembali judul, teras dan tubuh berita dengan 5 teks berita dengan tema yang telah ditentukan dan menggunakan media kliping berita bervariasi. Hampir sama dengan pertemuan sebelumnya dapat dilihat bahwa meningkatnya siswa yang sudah mampu menentukan judul, teras, dan tubuh berita bahkan mengembangkan teks berita yang telah ditemukan.

Pertemuan V

Pada pertemuan kelima ini dilakukan tes siklus II untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam belajar dengan menggunakan media kliping berita bervariasi dan menentukan apakan dengan siklus II ini dapat meningkat dari hasil siklus I yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 Oktober 2019 dengan alokasi waktu yang digunakan sama dengan pembelajaran biasanya selama 2 jam pelajaran (2 x 40 menit).

(56)

Pertemuan VI

Pada pertemu keenam ini di lakukan refleksi dengan mengumpulkan hasil dari pertemuan pertama sampai pertemuan kelima untuk melihat peningkatan yang terjadi pada proses pembelajaran dari siklus pertama.

Dapat dikatakan bahwa seluruh kegiatan pada siklus II mengalami peningkatan dibanding pada siklus I. Hal ini terlihat pada kehadiran siswa meningkat, keseriusan siswa dalam memperhatikan pelajaran, dan lebih serius dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan media kliping berita bervariasi.

3. Hasil Pembelajaran a. Siklus I

Pada siklus I tercatat aktivitas siswa yang terjadi selama peoses pembelajaran berlangsung. Aktivitas tersebut diperoleh dari lembar observasi yang dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I

No Aktivitas Siswa

Pertemuan

Rata- Rata

Persentase (%) I II III IV V VI

1

Siswa yang memperhatikan penjelasan guru

9 9 10 11 T E S

R E F

9.75 44.32%

2 Siswa mengikuti

proses pembelajaran 10 10 11 12 10.75 48.87%

(57)

dengan antusias S I K L U S

I L E K S I 3

Proses pembelajaran mencerminkan komunikasi guru dengan siswa

12 11 13 13 12.25 55.69%

4

Siswa yang serius

mengerjakan tugas 9 12 12 10 10.75 48.87%

5

Siswa yang terlibat dalam pemanfaatan media

10 11 11 13 11.25 51.14%

Berdasarkan tabel 4.1 di atas bahwa terdapat beberapa komponen yang diamati dalam mengobservasi aktivitas siswa pada siklus I diantaranya:

1. Siswa yang memperhatikan penjelasan guru di pertemuan I siklus I berjumlah 9 siswa, pertemuan II siklus I berjumlah 9, pertemuan III siklus I berjumlah 10 siswa, pertemuan IV siklus I berjumlah 11 siswa, rata- ratanya adalah 9.75 dan presentasi keseluruhannya adalah 44.32%

2. Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan antusias di pertemuan I siklus I berjumlah 10 siswa, pertemuan II siklus I berjumlah 10 siswa, pertemuan III siklus I berjumlah 12 siswa, pertemuan IV siklus I berjumlah 11 siswa, rata-ratanya adalah 10.75 dan presentasi keseluruhannya adalah 48.87%

3. Proses pembelajaran mencerminkan komunikasi guru dengan siswa di pertemuan I siklus I berjumlah 12 siswa, pertemuan II siklus I berjumlah 11 siswa, pertemuan III siklus I berjumlah 13 siswa, pertemuan IV siklus

(58)

I berjumlah 13 siswa, rata-ratanya adalah 12.75 dan presentasi keseluruhannya adalah 55.69%

4. Siswa yang serius mengerjakan tugas di pertemuan I siklus I berjumlah 9 siswa, pertemuan II siklus I berjumlah 12 siswa, pertemuan III siklus I berjumlah 12 siswa, pertemuan IV siklus I berjumlah 10 siswa, rata- ratanya adalah 10.75 dan presentasi keseluruhannya adalah 48.87%

5. Siswa yang terlibat dalam pemanfaatan media di pertemuan I siklus I berjumlah 10 siswa, pertemuan II siklus I berjumlah 11 siswa, pertemuan III siklus I berjumlah 11 siswa, pertemuan IV siklus I berjumlah 13 siswa, rata-ratanya adalah 11.25 dan presentasi keseluruhannya adalah 51.14%

Selanjutnya, pada siklus I ini dilaksanakan tes hasil belajar setelah penyajian materi selama empat kali pertemuan, adapun aspek penilaian keterampilan menulis teks berita pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Hasil Teks Keterampilan Menulis Berita Siswa Kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa pada Siklus I.

No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persentase

Rata- rata

1 Sangat tinggi 90-100 - -

65.95 (Sedang)

2 Tinggi 80-89 2 09.10

3 sedang 65-79 8 36.36

(59)

4 Rendah 55-64 7 31.81

5 Sangat Rendah 0-54 5 22.27

Jumlah 22 100

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dinyatakan bahwa dari 22 siswa yang menjadi subjek penelitian, 5 siswa yang berada pada kategori sangat rendah, 7 siswa yang berada pada kategori rendah, 8 siswa yang berada pada kategori sedang, 2 siswa yang berada pada kategori tinggi, dan 0 siswa yang berada pada kategori sangat tinggi.

Apabila hasil belajar pada siklus I dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VIII A MTs Aisyiyah Sungguminasa Gowa pada Siklus I.

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0-69 Tidak Tuntas 15 68.18

75-100 Tuntas 7 31.81

Jumlah 22 100

Berdasarkan tabel 4.3 di atas bahwa siswa yang berada pada kategori tidak tuntas sebanyak 15 siswa dengan persentase 68.18%, sedangkan siswa yang berada pada kategori tuntas sebanyak 7 siswa dengan persentase 31.81%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kriteria ketuntasan

Referensi

Dokumen terkait

"kontekstual" konsep fisika pada mata kuliah Fisika Dasar bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia.. Kata kunci : Asesmen "kontekstual", pemahaman

!+eri tekan iasan+a aa paa paa kehamilan ek?topik +ang ruptur atau arupsi plasenta@. kehamilan ek?topik +ang ruptur atau

ISO 9001:2000 sebagai bagian dari Total Quality Management (TQM), me- rupakan paradigma baru dalam men- jalankan organisasi yang berupaya me- maksimumkan daya

Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa keragaan karakter morfologi (tinggi, diameter batang, jumlah anakan, panjang dan lebar daun) bibit abaca hasil kultur

Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yang

M Jurusa n 1 Mahasiswa mengisi daftar absen 2 Akad merekapitulasi kehadiran dosen berdasarkan daftar hadir (presensi) Setlah pertemu an kuliah dimulai Daftar Rekapit ulasi

Setelah mengamati semua sampel, berilah nilai sesuai dengan tingkat kesukaan Anda terhadap rasa sampel yang tersedia.. Urutkan nilai sampel dari yang Anda paling sukai (=6)

Pre-Processing for mammogram images based on the five wavelet de-noising filters namely: Sym8, Haar, Coif1, Daub3 and Daub4 whilst utilizing different levels of