• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Analisis Data

4.3.3 Berita Tanggal 5 Maret 2010

“ Pemakzulan Boediono Sulit”

Tabel 10. Struktur Frame Jawa Pos

Struktur Jawa Pos

Sintaksis proses perjalanan yang panjang dan sulit anggota DPR jika ingin membawa permasalahan pemakzulan wakil presiden Boediono ke Mahkamah Konstitusi.

Skrip Rencana pemakzulan Boediono ke Mahkamah konstitusi hasil akhir sidang paripurna anggota DPR

Tematik 1. Mengenai proses yang harus dijalankan agar pemakzulan wakil presiden dapat terjadi merupakan proses yang cukup sulit. Saat ini jauh lebih sulit untuk menjatuhkan presiden atau wakil presiden dibandingkan dengan pemakzulan presiden Gus Dur yang murni melalui forum politik.

2. Mahfud M.D yang menyesalkan pernyataan pertanggungjawaban presiden SBY terhadap proses bailout yang dikeluarkan ketika proses pansus telah selesai.

Retoris Jalan panjang yang akan ditempuh DPR jika ingin memakzulkan wakil presiden.

Dari penggunaan judul diatas terlihat Jawa Pos berusaha mengungkap proses perjalanan yang panjang dan sulit anggota DPR jika ingin membawa permasalahan pemakzulan wakil presiden Boediono ke Mahkamah Konstitusi. Dalam lead dijelaskan Mantan Gubernur bank Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab atas dana bailout sebesar 6,7 trilun.

“Sidang paripurna DPR memutuskan adanya unsur pelanggaran hukum dalam kasus Bank Century, wacana pemakzulan terhadap Wakil Presiden Boediono semakin mengemuka. Mantan gubernur Bank Indonesia (BI) itu dianggap orang yang bertanggung atas pengucuran dana bailout Rp 6,7 triliun”.

Latar dari peristiwa ini adalah proses pemakzulan presiden atau wakil presiden harus menempuh tiga proses yang sangat sulit di DPR, proses previligiatum di mahkamah konstitusi dan proses impeachment di MPR. Di DPR

juga ada dua forum yang harus dilewati usul pemakzulan, yakni hak menyatakan pendapat bahwa presiden dan wakil presiden tidak memenuhi syarat sebagai presiden dan wakil presiden sehingga harus diberhentikan di saat masa jabatannya.

Untuk mendukung beritanya Jawa Pos menampilkan kutipan sumber berita dari Ketua Mahkamah konstitusi Mahfud M.D yang menganggap pemakzulam Boediono tidak akan terjadi.

“Proses pemakzulan terhadap Boediono secara ilmiah dan logis prosedural sangat sulit untuk dilakukan”.

Selain itu, menurut Mahfud hak menyatakan pendapat harus disampaikan dalam rapat paripurna yang dihadiri sekurangnya 75 persen anggota DPR dan disetujui 75 persen yang hadir.

“Saudara bayngkan, pansus itu mencari dukungan separo anggota DPR saja sudah setengah mati, apalagi sampai dua pertiga”.

“Kalau partai Demokrat dan PKB keukeuh tidak setuju (pemakzulan), tidak akan ada. Jadi, saya menihat pak Boediono secara politis maupun juridis tidak akan terancam walau secara politis agak tidak enak posisinya.”

Mahfud juga menjelaskan jika hak pendapat lolos, DPR masih harus menyelenggarakan sidang paripurna pengambilan keputusan impeachment atau pe makzulan. Keputusan tersebut diambil dalam sidang paripurna DPR yang dihadiri 2/3 anggota DPR dan 2/3 yang hdir harus setuju.

“Kalau nanti di sidang ini Partai Demokrat, PKB, dan PAN solid menolak, tidak akan terjadi pemakzulan. Karena itu, saya sulit membayangkan akan ada perkara (pemakzulan) sampai ke MK”.

Pada unsur skrip, artikel tersebut lebih menekankan sidang paripurna yang memutuskan adanya pelanggaran hukum sehingga membuat wacana pemakzulan wakil presiden Boediono mengemuka. Dimana artikel berita mengenai rencana pemakzulan Boediono ke Mahkamah konstitusi (what) adalah terkait hasil akhir sidang paripurna anggota DPR (who) mengalami kesulitan karena proses pemakzulan harus menempuh tiga proses yang sangat sulit di DPR (why).

Sedangkan pda unsur tematik, artikel berita ini memiliki dua tema berbeda. Tema pertama adalah mengenai proses yang harus dijalankan agar pemakzulan wakil presiden dapat terjadi merupakan proses yang cukup sulit. Saat ini jauh lebih sulit untuk menjatuhkan presiden atau wakil presiden dibandingkan dengan pemakzulan presiden Gus Dur yang murni melalui forum politik.

“Sekarang ini mau menghukum presiden itu politik dulu, serahkan ke hukum, lalu dilanjutkan ke politik lagi”.

Tema kedua, yaitu Mahfud M.D yang menyesalkan pernyataan pertanggungjawaban presiden SBY terhadap proses bailout yang dikeluarkan ketika proses pansus telah selesai. Menurut Mahfud, masalah bailout dapat selesai

dengan mudah jika presiden mengambil tanggung jawab manajerial dan tanggung jawab politik dari gubernur Bank Indonesia dan ketua KSSK.

Bahkan Mahfud memberikan penjelasan jika tanggung jawab manajerial dan tanggung jawab politik memang bisa di ambil alih presiden. Tetapi tanggung jawab hukum tidak bisa dialihkan karena menyangkut orang per orang.

“Tanggung jawab apa yang mau diambil wong DPR sudah mengmbil keputusan. Seharusnya, sebelum pansus, presiden mengambil alih tanggung jawab politik. Tanggung jawab hukum tetap (menjadi) tanggung jawab pribadi-pribadi yang bersangkutan”.

Struktur retoris dari berita ini terlihat dari penggunaan leksikon dan grafis Leksikon atau pemilihan kata terlihat dari kata “keukeuh” untuk menggambarkan partai Demokrat dan PKB tetap pada pendiriannya yaitu tidak setuju adanya pemakzulan terhadap wakil presiden Boediono. selain itu, grafis terlihat dari tabel gambar yang menunjukkan jalan panjang menuju pemakzulan Boediono.

(2) Frame Kompas

“Presiden Akan Tindak Lanjuti”

Tabel 11. Struktur Frame Kompas

Struktur Kompas Sintaksis Presiden akan menindaklanjuti laporan panitia khusus Hak

angket Bank Century sesuai dengan aturan yang berlaku Skrip menyatakan hasil temuan Pansus Bank century

Nomer 6 tahun 1954 tentang Hak Angket tidak bisa digunakan sebagai alat bukti pengadilan.

Tematik 1. sikap presiden yang akan menindak lanjuti hasil pansus Bank Century

2. masalah koalisi yang terpecah saat voting mengenai pengaliran dana sebesar Rp 6,7 triliun kepada Bank Century.

3. mengenai pemakzulan wakil presiden yang juga mendapat komentar dari presiden SBY mengenai penolakan beberapa fraksi

Retoris Dalam foto tersebut terlihat beberapa Menteri Kabinet Bersatu II yang memperlihatkan kegembiraan para menteri sebelum pidato presiden SBY.

Struktur sintaksis dapat diamati dari berita ini adalah dari headline yang ditampilkan, lead, latar, dan pengutipan sumber berita. Dalam headline digambarkan bahwa hasil sidang paripurna mengenai kasus Bank Century akan ditindak lanjuti oleh presiden sesuai dengan aturan yang berlaku. Dalam lead digambarkan temuan pansus DPR tentang pengaliran dana bailout bermasalah belum bisa menjadi bukti di pengadilan.

“Presiden Sisilo Bambang Yudhoyono menyatakan temuan Panitia Khusus DPR tentang Hak Angket Bank Century tidak dapat dijadikan alat bukti di depan pengadilan”

Pada latar diuraikan bahwa temuan Panitia Angket adalah kesimpulan politik dan menurut Undang-Undang Nomer 6 Tahun 1954 tentang Hak Angkat tidak bisa digunakan sebagai alat bukti pengadilan.

Kompas juga menampilkan pernyataan presiden yang menekankan bahwa negara sulit berjalan dengan baik dan efektif jika setiap kebijakan yang diambil berujung dengan pemidanaan.

“kitapun dalam kebijakan itu ada kesalahan dan penyimpangan seperti yang ditemukan panitia Angket, kita harus pastikan siapa yang harus bertanggung jawab terhadap kesalahan dan penyimpangan itu. Kita harus mengetahui kesalahan itu bersifat administrative atau melanggar hukum. Dengan demikian, koreksi dan sanksi menjadi lebih tepat dan adil,”kata presiden

Di dalam artikel berita ini, kompas juga menyertakan pernyataan presiden yang menekankan bahwa tuduhan penyelamatan Bank Century hanyalah kedok semata untuk mengalirkan uang kepada partai politik tertentu dan sejumlah nama lainnya yang nyata-nyata tidak terbukti dan memang tidak pernah ada.

“Hal ini perlu dinyatakan secara tegas dan nyaring agar tidak siapa pun dari kita, apa pun latar belakang politik dan asal partainya, boleh mendapatkan mendaptkan penistaan karena nama baiknya dicemarkan secara sewenang-wenang dengan maksud politik yang buruj, yaitu merusak reputasi diri, keluarga, dan institusi.” Tutur presiden

Pada struktur skrip, Kompas lebih menekankan pidato presiden di Jakarta pada hari kamis tanggal 4 Maret 2010 (where dan when) yang menyatakan hasil temuan Pansus Bank century perlu di tindak lanjuti (what) karena di dalam

Undang-Undang Nomer 6 tahun 1954 tentang Hak Angket tidak bisa digunakan sebagai alat bukti pengadilan.

Dari struktur tematik ada 3 tema dalam teks berita tersebut, tema pertama adalah sikap presiden yang akan menindak lanjuti hasil pansus Bank Century. Dan tema kedua adalah masalah koalisi yang terpecah saat voting mengenai pengaliran dana sebesar Rp 6,7 triliun kepada Bank Century. Di pemberitaan kali ini, Kompas menampilkan pendapat presiden SBY yang menanggapi permasalahan perbedaan pendapat yang dialami oleh partai koalisi pemerintahan SBY – Boediono.

“Bagi saya pribadi, prioritas utama adalah menyukseskan program prorakyat, bukan isu lain, seperti koalisi pendukung pemerintah”.

Pernyataan presiden SBY didukung oleh ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Fadel Muhammad yang juga sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan yang menilai pidato presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menunjukkan sikapnya sebagai seorang pemimpin, terutama terkait koalisi partai yang mendukung pemerintahan Yudhoyono – Boediono. presiden tidak mempersoalkan perbedaan antar anggota koalisi, justru presiden mengingatkan tentang banyaknya persoalan bangsa ini kedepan.

“Kasus Bank Century hanyalah satu persoalan yang harus kita hadapi. Masih banyak persoalan lain yang membutuhkan kerjasama dan kebersamaan. Ini yang diingatkan Presiden dan kami sangat menghargainya”.

Tema ketiga yaitu mengenai pemakzulan wakil presiden yang juga mendapat komentar dari presiden SBY mengenai penolakan beberapa fraksi terhadap pemakzulan wakil presiden.

“Saya hargai mayoritas fraksi menolak dengan tegas kemungkinan pemakzulan itu”.

Pernyataan di atas memberikan gambaran bahwa presiden SBY memberikan tanggapan positif terhadap fraksi yang menolak adanya pemakzulan wakil presiden Boediono. meskipun secara implisit di beritakan, namun pernyataan yang dilontakan meyakinkan bahwa presiden mendukung fraksi yang menolak aksi pemakzulan terjadi.

Dalam beritanya, kompas juga menampilkan pernyataan wakil presiden Boediono yang menyatakan siapapun baik pejabat maupun bukan pejabat wajib tunduk kepada hukum.

“Pertama, semua pejabat negara, siapapun, wajib tunduk kepada hukum dan menjunjung tinggi amanah rakyat. Kedua, di segala zaman, Tuhan selalu pada pihak kebenaran”.

Pada struktur retoris, ditampilkan elemen grafis yaitu dengan menampilkan foto. Dalam foto tersebut terlihat beberapa Menteri Kabinet Bersatu II yang memperlihatkan kegembiraan para menteri sebelum pidato presiden SBY. PEMBAHASAN :

Kekonsistensian Jawa Pos untuk tetap mendukung partai pengusung opsi C terlihat dari dipilihnya pemakzulan wakil presiden Boediono mengalami proses yang panjang dan sulit. Pemakzulan dilakukan karena menganggap Boediono yang bertanggung jawab dalam kasus pengaliran dana Rp 6,7 triliun pada Bank

Century sebagai headline ditambah dengan ukuran tulisan yang digunakan untuk judul semakin terlihat Jawa Pos berusaha menarik perhatian pembaca.

Di dalamnya Jawa Pos menampilkan pernyataan ketua Mahkamah Konstitusi yang menjelaskan proses panjang yang harus dilalui jika ingin membawa pemakzulan wakil presiden ke Mahkamah Konstitusi.

Dengan penyusunan berita sedemikian rupa, tujuan Jawa Pos terkesan berusaha mengambil simpati dari pembacanya terhadap sulitnya pemakzulan Boediono ditunjukkannya secara eksplisit uraian panjang menuju pemakzulan. Sebaliknya hasil dari sidang paripurna berupa pemakzulan wakil presiden Boediono sengaja “disembunyikan” hal ini bisa terlihat ditampilkannya informasi secara implisit.

Disini juga terliht perbedaan Jawa Pos dan Kompas dalam menanggapi hasil sidang paripurna Hak Angket Bank Century. Jawa Pos menganggap pemakzulan Boediono merupakan sikap yang tepat untuk membawa perkara bailout ke Mahkamah konstitusi. Sebaliknya Kompas menanggapi pemakzulan presiden tidak akan terjadi karena beberapa fraksi DPR menolak dengan tegas adanya pemakzulan terjadi.

Jika dilihat dari berita-berita yang dimuat mengenai sidang paripurna selama 3 hari, keberpihakan Jawa Pos terhadap anggota DPR yang menganggap kebijakan pemerintah mengenai bailout century bermasalah terlihat jelas bahkan terkesan terang-terangan. Keberpihakan Jawa Pos semakin jelas terlihat, baik dari headline, maupun isi berita yang ditulis oleh Jawa Pos yang sebagian besar

mem-blow up usaha-usaha anggota DPR yang menganggap kebijakan pemerintah

mengenai bailout century bermasalah.

Jika dalam berita-berita sebelumnya Kompas masih “menyembunyikan” keberpihakannya pada pemerintah, namun dalam beritanya kali ini Kompas lebih berani untuk menunjukkan keberpihakannya secara terang-terangan. Terlihat jelas dari isi berita yang menganggap kebijakan penyelamatan Bank Century merupakan penyelamatan perekonomian dari krisis.

Bahkan dalam teks-nya, pencitraan positif SBY oleh Kompas terlihat sangat kuat dengan ditampilkannya pernyataan DPP parat Golkar sekaligus Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhamad yang menganggap SBY menunjukkan sikapnya sebagai seorang pemimpin.

Tabel 12. Pembahasan Frame Jawa Pos dan Kompas Dalam Kerangka Framing Pan dan Kosicki

elemen Jawa Pos Kompas

Frame Kebijakan pemerintah menge- nai pengaliran dana ke Bank Century sebesar 6,7 triliun melanggar hukum.

Kebijakan penyelamatan bank century merupakan penyelamatan perekonomian dari krisis.

Sintaksis Lebih banyak memuat kecurangan Marzuki Alie sebagai ketua DPR sekaligus anggota Partai Demokrat dan kekalahan partai pendukung

pemerintahan sebagai headline,selain itu wawancara

lebih banyak dilakukan terhadap anggota DPR yang menganggap kebijakan bailout Bank Century melanggar hukum.

Berita-berita yang dijadikan headline hanya berkisar kebijakan pemerintah mengenai bailout century sudah tepat. Kompas juga

selalu menampilkan wawancara dengan pihak

pemerintah meliputi Menteri Keuangan, Presiden dan Wakil Presiden, Menteri kabinet Indonesia bersatu II, hal ini memperkuat frame yang hendak ditampilkan.

Skrip Penekanan pada aspek

pelanggaran hukum oleh anggota DPR fraksi koalisi.

Lebih menekankan pada pemerintah yang tidak tegas menangani partai koalisi. selain itu, Kompas juga melakukan penekanan bahwa penyelamatan bank

century merupakan penyelamatan

perekonomian.

Mengenai pemakzulan wakil siden yang juga

entar dari presiden SBY karena penolakan beberapa fraksi presiden menanggapi secara

if penolakan tersebut. pre

mendapat kom

posit Tematik Proses yang harus dijalankan

agar pemakzulan wakil presiden dapat terjadi merupakan proses yang cukup sulit. Saat ini jauh lebih sulit untuk menjatuhkan presiden atau wakil presiden dibandingkan dengan pemakzulan presiden Gus Dur

yang murni melalui forum politik.

Retoris Jawa Pos menampilkan leksikon, metafora, foto, dan

tabel untuk menampilkan kemenangan partai pengusung opsi C

Kompas lebih banyak menampilkan elemen grafis yang berupa foto, gambar, dan tabel. Foto yang ditampilkan banyak yang menguntungkan partai koalisi sebagai pendukung pemerintahan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN

Dari analisis framing berita-berita mengenai sidang paripurna DPR Maret 2010 terkait kebijakan pengaliran dana talangan sebesar Rp 6,7 triliun ke Bank Century, seperti yang telah diuraikan pada bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Jawa Pos melihat pemberian dana talangan pada Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun bermasalah baik dalam hal kebijakan maupun pelaksanaan jelas-jelas melanggar hukum. Dan hasil sidang paripurna yang membawa nama wakil presiden menuju pamakzulan atau pemberhentian Boediono dari jabatan sebagai wakil presiden ini semakin mengemuka karena Boediono dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab atas pengucuran dana bailout.. Untuk mendukung pemberitaannya Jawa Pos benyak melakukan pengutipan sumber berita terhadap anggota DPR yang mengusung opsi C . bahkan Jawa Pos memberikan tabel dan gambar, yang semakin memperlihatkan keberpihakannya terhadap pihak pengusung opsi C.

2. Sebaliknya Kompas menampilkan frame kebijakan dana talangan bailout century perlu dilakukan meski bertentangan dengan aspirasi rakyat namun tindakan pemerintah untuk memberikan dana talangan terpaksa dilakukan demi penyelamatan perekonomian dari krisis. Meskipun Kompas pada awalnya belum mau terang-terangan menunjukkan keberpihakannya. Namun pada berita terakhir mengenai presiden akan menindak lanjuti hasil

Hak Angket DPR, Kompas sudah mulai “terbuka” tentang dukungannya terhadap pemrintah. Berbeda dengan Jawa Pos, Kompas untuk mendukung keberpihakannya terhadap pemerintah Kompas sengaja menampilkan wawancara terhadap pihak pemerintah yang berisi pembelaannya terkait kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengalirkan dana Rp 6,7 triliun pada Bank Century.

5.2 Saran

Dari hasil kesimpulan di atas dapat diketahui bahwa proses pemberitaan di media massa tak terkecuali surat kabar, seringkali dipengaruhi berbagai kepentingan diantaranya kepentingan ekonomis dan politik. Hal ini terlihat dari condongnya surat kabar terhadap salah satu pihak yang berakibat kurang berimbangnya dalam hal pengutipan sumber berita serta konstannya isu yang ditampilkan dari suatu peristiwa tanpa memperhatikan isu lain yang berkembang. Media juga sering menonjolkan satu isu dan cenderung mengemasnya dengan bahasa yang bombastis atau terkesan membesar-besarkan. Bahkan tidak jarang menunjukkan keberpihakannya dengan menyembunyikan atau menyampaikan dengan implisit informasi-informasi yang diketahui oleh masyarakat.

Sebagai salah satu sarana informasi, surat kabar seharusnya tidak melibatkan kepentingan apapun, baik politis dan ekonomis, dalam penyajian beritanya. Sehingga kedepannya surat kabar mampu memberitakan suatu peristiwa secara jujur dan apa adanya.

DAFTAR PUSTAKA Eriyanto, 2002. Analisis Framing, Yogyakarta : LKIS Eriyanto, 2001. Analisis Wacana, Yogyakarta : LKIS

Hamad, Ibnu, 2004. Kostruksi Realitas Politik dalam Media Massa, Jakarta : Granit

Kurniawam, 2001. Semiologi Roland Barthez,____: Indonesiatara. McQuail, Denis, 1996. Teori Komunikasi Massa, Jakarta : Erlangga

Pareno, Sam Abede, 2005. Media Massa Antara Realitas dan Mimpi, Surabaya :Papyrus

Siahaan, Hotman M, 2001. Pers yang Gamang, Jakarta : LSPS, ISAI Sobur, Alex, 2001. Analisis Teks Media, Bandung : Remaja Rosdakarya. Sobur, Alex, 2003. Semiotika Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Non Buku :

Ali, Novel, “Pers Obyektif, Media Pemberdayaan Masyarakat yang Efektif”, Jurnal ISKI, Vol I, Bulan Juli 1998

Kasiyanto, “ Informasi Realitas sebagai bentuk Reformasi Pemberitaan Media Massa : Sebuah Apresiasi Masyarakat Desa”, Jurnal ISKI, Vol IV, Bulan Oktober 1999

Wardhani, Fitri, 2006, Pembingkaian Berita Kenaikan Harga BBM pada Sidang Paripurna DPR Maret 2005 di Surat Kabar Jawa Pos dan Surya (Studi Analisis Framing Pembingkaian Berita Kenaikan Harga BBM pada Sidang Paripurna DPR Maret 2005 di Surat Kabar Jawa Pos dan Surya). Laporan Skripsi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Fakultas Ilmu Administrasi Jurusan Komunikasi.

Dokumen terkait