• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.2 Bentuk Tindak Tutur Direktif dalam Novel Perahu Kertas

4.2.6 Berkategori Menasihati

40. Bentuk tuturan :

“Ma! Keenan belum berangkat, kan ?” tanya Jeroen seketika, memastikan. Ibunya tersenyum dan menggeleng. “Belum. Tapi kamu harus mandi dulu baru bisa ikut antar abangmu ke stasiun.” (15/PK)

Konteks tuturan :

Tuturan pada percakapan di atas terjadi antara Jeroen dan Mama. Jeroen menanyakan kepada mamanya apakah Keenan sudah berangkat ke stasiun. Ternyata belum. Hal ini membuat Jeroen merasa senang karena memiliki kesempatan untuk mengantarkan kakanya ke stasiun. Situasi yang terjadi pada tuturan di atas ialah Jeroen baru saja pulang sekolah dan tergesa-gesa untuk menemui mama dan kakanya. Mama menasihati agar sebelum mengantar kakaknya ke stasiun sebaiknya Jeroen terlebih dulu

untuk mandi. Bentuk tuturan yang terdapat pada tuturan tersebut menggunakan tuturan biasa beragam tak resmi.

Tindak tutur direktif yang berkategori menasihati pada percakapan di atas terjadi antara mama daan Jeroen. Jeron sebagai penutur pertama menanyakan kepada mama apakah kakaknya, Keenan sudah berangkat atau belum ke stasiun untuk menuju ke Bandung, ternyata belum. Tindak tutur direktif yang berkategori menasihati terdapat pada tuturan yang diucapakan oleh mama tapi kamu harus mandi dulu baru bisa ikut antar abangmu ke stasiun merupakan sebagai pendanda lingualnya. Mama menasihati agar Jeroen harus mandi dulu baru bisa ikut antar kakanya ke stasiun. Tuturan tersebut bertujuan hanya agar membuat Jeroen mandi dan segar kembali sehabis pulang sekolah. Maka jika Jeroen melakukan apa yang disarankan oleh mamanya Jeroen akan kembali lebih segar dan berpenampilan menarik untuk mengantar kakaknya ke stasiun. Oleh karena itu, tuturan tersebut berkategori menyarankan bukan menyuruh.

41. Bentuk tuturan :

“Tadi aku bilang, lain kali kamu naik taksi aja ke mana-mana, jangan percaya deh sama si Fuad. Udah sering kamu dikerjain mobil satu itu.” Seru Ojos kepada Kugy. “Ogah, ah. Naik taksi mahal. Kalau dorong Fuad, udahannya malah suka dijajanin minum sama Eko.” (29/PK)

Konteks tuturan :

Tuturan yang terdapat pada data di atas terjadi antara Ojos dan Kugy. Mereka berkomunikasi melalui telepon. Ojos adalah kekasih Kugy yang tinggal di Jakarta. Mereka melakukan sebuah hubungan jarak jauh. Ojos sangat pengertian kepada Kugy

dari Ojos. Ojos menyarankan Kugy agar tidak lagi naik kendaran yang bernama Fuad. Kendaran itu kepunyaan Eko, sahabat Kugy, yang terkadang sering rusak dan tidak bisa digunakan. Bentuk tuturan yang terdapat pada data di atas ialah bentuk tuturan biasa yang menggunakan ragam tak resmi.

Tindak tutur direktif yang menasihati terdapat pada percakapan antara Kugy dan Ojos, kekasihnya. Ojos dan Kugy adalah sepasang kekasih semenjak mereka duduk dibangku sekolah menengah atas. Ojos sangat perhatian kepada Kugy sehingga selalu menyarankan dan menasihati apapun yang dilakukan oleh pacarnya. Tuturan Ojos sebagi penutur kepada Kugy sebagai mitra reaksi tuturnya dapat dikategorikan sebagai tindak tutur direktif yang berkategori menasihati. Tuturan Ojos tersebut mengatakan lain kali kamu naik taksi aja ke mana-mana, jangan percaya deh sama si Fuad. Udah sering kamu dikerjain mobil satu itu merupakan penanda lingual tindak tutur tersebut.

42. Bentuk tuturan :

“Yah, gua hargai optimeisme lu. Tapi udahlah, mereka berdua ketemu aja belum. Belum tentu nyantol. Nggak usah mengkhayal triple-date dulu,” kata Kugy, hampir tak bisa menutupi nada suaranya yang berubah ketus. (78/PK)

Konteks tuturan:

Tuturan di atas ialah tuturan yang dilontarkan oleh Kugy kepada sahabatnya Noni dan Eko. Ia menasihati kedua sahabatnya itu dengan jangan mengkhayal terlalu tinggi. Noni dan Eko memiliki ide yang menurut mereka sangat cerdik. Mereka ingin menjodohkan Keenan kepada sepupunya. Bentuk tuturan yang terdapat pada data di atas ialah bentuk tuturan biasa yang menggunakan ragam tak resmi.

Tindak tutur direktif yang berkategori menasihati di atas terjadi pada ucapan Kugy kepada kedua sahabtnya. Ia menasihati kedua sahabatnya agar tidak mengkhayal terlalau tinggi terhadap apa yang sudah mereka pikirkan tentang pencomblangan. Tuturan Kugy yang mengatakan jangan mengkhayal triple date dulu merupakan penanda lingual yang menandakan bahwa tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif yang berkategori menasihati.

Noni dan Eko ingin menjodohkan Keenan kepada sepupu Eko yang kebetulan juga adalah seorang yang tidak memiliki pasangan. Eko dan Noni mengkhayal jika suatu saat mereka bisa berkumpul dan jalan bersama maka mereka akan menjadi triple-date, seperti yang mereka khayalkan. Oleh karena itu, Kugy sebagai penutur menasihati kedua temannya itu agar tidak terlalu memikirkan sesuatu yang belum pasti akan terjadi.

43. Bentuk tuturan:

“Tapi kamu sekali-sekali harus memperhatikan diri kamu juga, dong. Kamu tambah kurus.” (100/PK)

Konteks tuturan :

Tuturan yang terdapat pada data di atas adalah tuturan yang diucapkan oleh Ojos kepada Kugy. Ojos menasihati kekasihnya Kugy agar lebih memperhatikan badanya yang terlihat semakin kurus. Bentuk tuturan yang terdapat pada data di atas ialah bentuk tuturan biasa yang menggunakan ragam tak resmi.

Tindak tutur direktif yang berkategori menasihati terdapat pada tuturan yang diucapkan oleh Ojos, kekasih Kugy. dia menasihati Kugy agar lebih memperhatikan kesehatan sebab badan Kugy yang sudah kecil itu tambah semakin kurus. Tuturan yang

penanda lingual tindak tutur direktif yang berkategori menasihati. Sebagai penutur Ojos menuturkan suatu hal yang bersifat menganjurkan hal yang baik kepada Kugy agar mau melakukanya. Oleh karena itu, tuturan tersebut digolongkan sebagai tuturan direktif menasihati.

44. Bentuk tuturan :

“Sesama agen harus saling mendukung. Sebentar lagi kamu bakal jadi pelukis profesional. Waktu aku di Warista, aku sempat dengar Wanda cerita. Dia bilang, kalo kamu memang ingin serius jadi pelukis, kamu harus meluangkan waktu banyak untuk nambah koleksi lukisan kamu. Terus, kamu harus pameran, keliling-keliling. Kamu nggak akan sempat lagi gambar di bawah pohon seperti begini,”tutur Kugy (dengan nada yang dibuat setenang mungkin). (121/PK)

Konteks tuturan :

Tuturan yang terdapat pada data di atas merupakan tuturan yang diucapka oleh Kugy. kugy menasihati Keenan untuk tetap mengejar mimpinya sebagai seorang pelukis. Tuturan yang diucapkan oleh Kugy berlangsung ketika mereka sedang berada di sekolah dasar darurat atau dikenal dengan Sakola Alit. Bentuk tutran pada data tersebut menggunakan tuturan biasa dengan ragam tak resmi.

Tindak tutur direktif yang berkategori menasihati terjadi pada tuturan yang diucapkan oleh kugy kepada Keenan. Ketika itu Kugy sedang berada bersama dengan Keenan di Sakola Alit. Mereka berdua menjadi pengajar sukarelawan yang tidak menduga sama sekali akan bertemu di tempat tersebut secara bersamaan. Kugy merasa salah tingkah saat dia bertemu dengan Keenan. Karena mereka sudah lama tidk bertemu dan melakukan tegur sapa akhirnya Kugy memustuskan untuk menyatakan nasihat

kepada Keenan dalam perkembangan cita-citanya kelak. Kugy mengatakan kamu harus meluangkan banyak waktu untuk lukisan kamu merupakan penanda lingual yang dapat digolongkan sebagai penanda tindak tutur direktif yang berkategori menasihati.

Tuturan yang diucapkan Kugy bermaksud agar sebagai mitra reaksi tutur, yakni Keenan dapat menerima nasihat-nasihat yang diucapkan oleh Kugy. Jadi, tuturan yang terdapat pada data di atas digolongkan sebagai tindak tutur direktif menasihati.

45. Bentuk tuturan :

“Lain kali, ingat-ingat kalo ini kota Bandung. Pakai rok mini malam-malam gini hanya disarankan bagi yang udah kebal dan terlatih nahan angin kayak bencong di Jalan Veteran.” (135/PK)

Konteks tuturan:

Tuturan yang terdapat pada data di atas diucapkan oleh Keenan. Keenan menyarankan kepada Wanda agar tidak memakai rok mini di malam hari khususnya selama berada di kota Bandung. Dia mengatakan hanya bencong yang berada di Jalan Veteran saja yang mampu menembus dinginnya kota Bandung di malam hari. Situasi tuturan yang berlangsung saat itu ketika mereka sedang menunggu taksi yang mengantarkan Keenan untuk kembali ke kosnya dari tempat penginapan Wanda yang berada di hotel di daerah Ciumbuleuit. Bentuk tuturan yang diucapkan oleh Keenan menggunakan tuturan berbentuk lisan dan menggunakan ragam tak resmi.

Tindak tutur direktif yang berkategori menasihati terdapat pada tuturan yang diucapkan oleh Keenan sebagai penutur dan Wanda sebagai mitra reaksi tuturnya. Keenan menuturkan bahwa lain kali ingat-ingat kalo ini kota Bandung. Pakai rok

bencong di Jalan Veteran merupakan penanda lingual yang dapat dikategorikan sebagai tindak tutur direktif berkategori menasihati.

Tuturan yang diucapkan oleh Keenan sebagai penutur membuat agar sebagai mitra reaksi tutur, yakni Wanda menerima nasihat yang dituturkan oleh Keenan. tuturan tersebut tidak berjenis menyuruh sebab apabila tuturan tersebut berupa suruhan maka, sebagai mitra reaksi tutur Wanda harus menjalankannya. Tuturan tersebut merupakan sebuah nasihat yang dapat dilaksanakan atau juga tidak. Oleh karena itu, tuturan pada data di atas dikategorikan sebagai tuturan direktif menasihati.

46. Bentuk percakapan :

"Kenapa ngintip? Naksir sama tamu tadi, ya?”goda Keenan. “Ng...nggak!”bantah Luhde, panik.

“Eh, benar itu si Keenan. Nanti kalau kamu cari jodoh, cari yang seperti itu. Ganteng,sukses,masih muda...cinta sama seni lagi!” celetuk Pak Wayan sambil terbahak.”Jangan mau sama yang kayak kita-kita ini. Kantongnya sakit asma, napasnya satu-satu!” (212/PK)

Konteks tuturan :

Tuturan terjadi antara Keenan, Luhde,dan Pak wayan. Situasi tuturan terjadi di galeri lukisan milik Pak Wayan. Saat itu, seseorang dari Jakarta datang mengunjungi galeri Pak Wayan dan tertarik untuk melihat lukisan-lukisan Keenan. Akhirnya pengunjung lukisan Pak Wayan itu memutuskan untuk membelinya. Luhde memperhatikannya sejak tadi di luar galeri. Ia masuk ke dalam galeri tersebut dan Keenan langsung merayunya dengan sebuah gumaman. Setelah Keenan menuturkan

gumamannya, Pak Wayan lantas berbicara dengan menasihati Luhde. Bentuk tuturan yang terdapat menggunakan tuturan biasa dengan ragam tak resmi.

Tindak tutur direktif yang berkategori menasihati terdapat pada tuturan yang diucapkan oleh Pak Wayan sebagai penutur kepada Luhde sebagai mitra reaksi tuturnya. Pak Wayan mengatakan nanti, kalau kamu cari jodoh, cari yang seperti itu merupakan penanda lingual yang dapat dikategorikan sebagai tuturan berkategori direktif menasihati. Pak wayan sebagai penutur mengutarakan nasihatnya agar dapat diikuti oleh Luhde sebagai mitra reaksinya. Oleh karena itu, tuturan tersebut dikategorikan sebagai tuturan direktif berkategori menasihati.

4.2.7 Berkategori Melarang

47. Bentuk tuturan :

“Cep! Jangan jauh-jauh!” petugas stasiun memepringatkan . (59/PK) Konteks tuturan :

Tuturan terjadi antara petugas stasiun dan Keenan. Keenan berada di dalam kereta api yang menuju ke Jakarta. Kereta api tersebut berhenti seketika sebab ada kereta lain yang anjlok. Kemungkinan kereta tersebut akan berhenti lama. Keenan merasakan bosan jika terus berada di dalam kereta api yang sedang berhenti dan sudah membuat banyak penumpang merasa gelisah. Keenan memutuskan untuk keluar sejenak. Petugas stasiun kereta api melarang Keenan untuk pergi terlalau jauh sebab ada kemungkinan jika tiba-tiba kereta api nya langsung bergerak. Tuturan yang digunakan menggunakan tuturan biasa yang beragam tak resmi.

berpergian terlalu jauh dari stasiun. Kereta api yang ditumpangi Keenan tiba-tiba berhenti dan berhentinya juga memakan waktu yang sangat lama sehingga membuat penumpang termasuk salah satunya adalah Keenan merasa bosan. Keenan akhirnya memutuskan untuk keluar dari dalam kereta api dan menuju ke pelataran stasiun kereta api. Tuturan yang diucapkan oleh petugas kereta api jangan jauh-jauh merupakan suatu penanda lingual yang dapat dikategorikan sebagai tindak tutur direktif yang berkategori melarang. 4.2.8 Berkategori Meminta

48. Bentuk tuturan :

“Saya minta waktu. Saya minta ekstra seminggu dari jatah liburan kuliah.” “Aku ngerti maksudnya,”potong ayahnya tajam. “Kamu minta izin seminggu bolos kuliah, gitu ? (66/PK)

Konteks tuturan:

Percakapan terjadi antara Ayah dan Keenan. Keenan meminta izin kepada ayahnya untuk berlibur seminggu di Ubud, Bali. Keenan menegaskan ucapannya dengan meminta secara halus dan tidak langsung kepada ayahnya. Padahal, ayahnya mengerti bahwa jatah liburan kuliah seminggu itu adalah bolos kuliah seminggu. Bentuk tuturan diucapkan secara lisan dengan ragam tak resmi.

Tindak tutur direktif yang berkategori meminta pada percakapan di atas terjadi antara Ayah, dan Keenan. Keenan meminta izin kepada Ayahnya untuk berlibur selama seminggu di Bali. Waktu yang seminggu itu adalah jatah liburan seminggu setelah liburan waktu perkuliahan alias bolos. Penutur yaitu Keenan mengucapkan tuturannya kepada mitra reaksi tuturnya ,yakni Ayahnya. Tuturan Keenan yang mengatakan saya minta waktu.. merupakan sebagai penanda lingual tindak tutur direktif yang berkategori

meminta. Dari tuturan Keenan yang menyatakan bahwa dia ingin meminta jatah liburan seminggu ketika kuliah ayahnya langsung mengerti apa yang dimaksud oleh Keenan. 4.2.9 Berkategori Mendesak

49. Bentuk tuturan :

“Nan, aku udah kerja keras untuk kamu dan lukisan kamu. Semua ucapan kamu barusan bikin hati aku sakit.”

“Selama ini kamu bantu saya karena lukisan saya – atau karena saya ?” (132/PK) Konteks tuturan :

Percakapan pada data di atas terjadi antara Wanda dan Keenan. Wanda menuturkan ucapan yang membuat Keenan bertanya kepadanya secara mendesak. Keenan mendesak Wanda untuk segera menjawab pertanyaan yang diajukannya. Tuturan yang terjadi pada percakapan pada data di atas ialah bentuk tuturan lisan yang secara tak resmi.

Tindak tutur direktif yang berkategori mendesak terjadi pada percakapan antara Wanda dan Keenan. wanda menuturkan suatu hal yang membuat Keenan menanggapi penryataan atas ucapannya. Keenan menanggapinya dengan mengajukan sebuah pertanyaan bersifat mendesak. Mendesak maksudnya agar sebagai mitra reaksi tutur, yakni Wanda menjawab pertanyaannya.

Wanda menyatakan bahwa dia selama ini banyak membantu Keenan dalam hal menjadikan lukisannya terkenal dan dapat dijual. Oleh karena itu, Keenan menanggapinya dengan menuturkan pertanyaan mendesak ,yakni selama ini kamu bantu saya karena lukisan saya – atau karena saya merupakan sebagai penanda

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Dari hasi analisis penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis tindak tutur asertif dan direktif pada novel Perahu

Kertas karya Dewi Lestar. Penelitian ini dapat disimpulkan da hal yang merupakan jawaban dari

rumusan masalah yang telah dijabarkan sebelumnya. Maka, simpulan yang diperoleh dari pemabahasan tersebut yaitu :

1. Bentuk tindak tutur yang pertama adalah bentuk tindak tutur asertif dalam novel Perahu

Kertas terdapat lima jenis tindak tutur, antara lain membeitahukan yang berarti melaporkan

untuk menyatakan sesuatu hal kepada orang lain agar mengatahui apa yang disampaikan, menyimpulkan yang berarti mencari inti sari dari apa yang telah disampaikan oleh penutur, menunjukkan yang berarti memberitahu sesuatu terhadap apa yang diarahkan , dan berspekulasi yang berarti sebuah pendapat atau dugaan yang tidak berdasarkan pada kenyataan yang sebenarnya. tindak tutur asertif yang paling dominan atau yang banyak ditemukan dalam novel Perahu Kertas ialah tindak tutur asertif memberitahukan atau melaporkan. Dari data yang telah dianalisis tindak tutur asertif “memberitahukan“ yang digunakan berjumlah enam tuturan.

2. Bentuk tindak tutur yang kedua adalah bentuk tindak tutur direktif dalam novel Perahu Kertas terdapat sembilan tuturan, anatara lain mengajak, menyarankan, memohon, mempersilakan, menyuruh, menasihati, melarang, meminta, dan mendesak. Dari kesembilan tindak tutur yang telah dipaparkan dalam pembahasan tindak tutur direktif yang paling dominan atau yang

sering digunakan dalam tuturan pada novel Perahu Kertas ialah tindak tutur direktif menasihati. Dari data yang telah dianalisis tindak tutur direktif “menasihati” berjumlah tujuh tuturan.

5.2 Saran

Penelitian ini memaparkan tentang tindak tutur asertif dan direktif dalam novel Perahu

Kertas. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dalam

melakukan penelitian ini karena keterbatasan waktu, ruang, dan pengetahuan. Oleh karena itu, masih ada banyak aspek dari percakapan dalam novel Perahu Kertas yang masih dapat diteliti dengan menggunakan penerapan ilmu pragmatik yang bervariasi seperti deiksis, praanggapan, dan implikatur. Selain itu, penulis juga mengharapkan agar ada penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan bervariasi mengenai penerapan tindak tutur, khususnya tindak tutur asertif dan direktif pada suatu percakapan.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Chaer , A. & Agustina, L. 1995. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakrarta : Rineka Cipta. Lestari, Dewi. 2009. Perahu Kertas. Yogyakarta : Bentang Pustaka

Moloeng , Lexy J. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung : Remaja Rosdakarya. Oka . 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik . Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Pangaribuan, Tagor. 2008. Paradigma Bahasa. Yogyakarta : Graha Ilmu

Purwo , Bambang Kaswanti. 1990. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa. Yogyakarta : Kanisius. Rani , Abdul, dkk. 2004. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang :

Bayumedia Publishing.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa : Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguis. Yogyakarta : Duta Wacana University Press

Tarigan, Henry Guntur. 1990. Pengajaran Pragmatik. Bandung : Angkasa . Yule, George. 1996. Pragmatik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

SKRIPSI

Tarigan, Dina Mariana . 2012. “Analisis Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Dialog Film

Alangkah Lucunya (Negeri ini)”. Skripsi Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu

Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Malau, Farida Yuliana. 2009. “Tindak Tutur Dalam Seri Cerita Kenangan Argenteuil Hidup

Memisahkan Diri Karya N.H.Dini. Skripsi Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu

Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Ginting, Reza Pahlevi. 2009. “Analisis Tindak Tutur dalam Dialog Film Perempuan Punya Cerita”. Skripsi Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

KAMUS

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa. Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

LAMPIRAN

1) Bentuk Tuturan:

“Kuggy! Wooi! Ada telepon tuh !” (5/PK)

2) Bentuk Tuturan :

“Panggilan utnuk Keenan penumpang KA Parahyangan dari Jakarta, sekali lagi, saudara Keenan, sepupu dari Eko Kurniawan, ditunggu oleh saudara Eko yang ciri-cirinya sebagai berikut : rambut cepak berjambul Tintin, tinggi 175 cm,kulit cokelat sedang, mata besar bulu mata lentik, pakai kaus Limpbizikit, ditemani oleh dua cewek cakep.” Kuggy memlaporkan (23/PK)

3) Bentuk Tuturan :

“Jadi, kita harus mulai dari mana?”Kugy bertanya.

“Kita akan bagi tiap kelas sesuai kemampuan mereka masing-masing. Kelas paling dasar hanya akan belajar membaca, menghitung, dan menggambar. Persis pelajaran anak TK. Tapi dalam satu kelas umurnya bisa bervariasi, dari mulai empat tahun sampai sepuluh tahun.” (80/PK)

4) Bentuk Tuturan :

“Gy, kenalin. Ini sepupu gua, Wanda,”Noni berkata. (82/PK)

5) Bentuk Tuturan :

“Ami? Hai, ini Kugy. aku udah memustuskan ... iya ... aku mau jadi pengajar di Sakola Alit. Mulai secepatnya bisa? Iya.. aku siap kok.”(87/PK)

6) Bentuk Tuturan :

“Aku mau bicara soal Keenan. waktu liburan semesternya nanti, dia kepingin sekali pergi ke tempatmu di Ubud..”

“Keenan sudah lama bilang. Sejak dia masih di Amsterdam, dia juga pernah meneleponku soal itu”, potong Wayan (51/PK)

7) Bentuk Tuturan :

“Teman-teman, sudah saatnya kalian tahu bahwa gua ini sebetulnya..,”(Kugy menahan napas, suaranya bergetar)”..alien.” (sunyi yang lebih mencekam, atau tepatnya mencekik, seketika memberangus mereka. Eko sudah mau mati menahan semburan tawa. “Gua

lagi,”dan, SECARA KEBETULAN SEKALI, zodiak gua Aquarius. Ajaib, kan?”tambahnya dengan mata berbinar-binar. (33/PK)

8) Bentuk Tuturan :

“Tumben aku ketemu kamu di kampus. Kalau bukan kita berempat punya ritual nonton midnight setiap Sabtu, kayaknya aku nggak akan ketemu kamu di mana-mana lagi. Sibuk, ya?”

Keenan menebarkan pandangannya ke sekitar, mengangkat bahu sekilas. “Saya di kampus hanya seperlunya aja. Nggak terlalu suka nongkrong-nongkrong.” (42/PK)

9) Bentuk Tuturan :

“Tapi aku tidak enak kalau tidak langsung minta izin sama kamu.”

“Keenan sudah kuanggap seperti anakku sendiri. ini rumahnya juga. Kapan pun dia ingin kemari, sudah pasti kuterima.”Nada itu berubah tegas. (51/PK)

10)Bentuk Tuturan :

“Buat orang yang nggak tahu kamu, cerpen itu mungkin bagus. Tapi saya merasa dongeng-dongeng kamu jauh lebih otentik, lebih orisinil, dan lebih mencerminkan kamu yang sebenarnya. Dalam cerpen itu, saya tidak menemukan diri kamu. Yang saya temukan adalah penulis yang pintar merangkai kata-kata, tapi nggak ada nyawa,”sambung Keenan lagi. (54/PK)

11)Bentuk Tuturan :

“Saya sebetulnya pingin cerita banyak. Tapi begitu nelepon, malah bingung. Mungkin nanti aja kalau kita ketemu di Bandung lagi, ya.” (75/PK)

12)Bentuk Tuturan :

“ Untung kamu tidak di sini, Nan. Mama sudah kayak resepsionis pribadi ngangkatin telepon buat dia,” celetuk ibunya lagi. (15/PK)

13)Bentuk Tuturan :

“Saya nggak ingat mukanya, dia juga pasti sama. Kami terakhir ketemu kan waktu SD!” Jeroen langsung menyambar senang, “Nah! Itu dia, Ma! Kalau aku ikut, aku nanti bisa kasih tahu Mas Eko yang mana.”

“Alasan kamu memang masuk akal, Nan. Tapi Eko sudah mama pesankan untuk bawa

Dokumen terkait