• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. HUBUNGAN HIDUP DOA TERHADAP SPIRITUALITAS

B. Spiritualitas Prodiakon

5) Bersemangat Keterbukaan dan Kerendahan Hati

Semangat keterbukaan menunjukkan kepada kesediaan dini untuk dibentuk, diarahkan, dan dipimpin. Meskipun ia seorang pemimpin jemaat ia tetap sadar bahwa ia terikat pada hierarki dan umat beriman. Keterbukaan diri juga meliputi kesediaan diri untuk belajar terus-menerus. Seorang Prodiakon hendaknya tidak berpuas diri karena merasa sudah baik dan tahu segala-galanya. Kerendahan hati untuk belajar dan menerima kritik orang lain merupakan keutamaan penting bagi kemajuan pelayanan prodiakon yang berkualitas.

Dalam usaha menyadari dan menghayati keberadaan dan jati dirinya, para prodiakon perlu meneladan dan menumbuhkan keutamaan-keutamaan yang dalam hidup sehari-hari menjadi spiritualitas dalam menjalankan tugas perutusan sebagai prodiakon. Spiritualitas menunjuk kepada bentuk hidup rohani yang dilandasi oleh bimbingan Roh Kudus untuk semakin mengimani dan mencintai Tuhan Yesus Kristus dan semakin berkembang dalam iman, harapan dan kasih.

Martasudjita (2010: 27-36) menjelaskan spiritualitas menunjuk bentuk kehidupan rohani yang dilandasi oleh bimibingan Roh Kudus sendiri. Spiritualitas Kristiani selalu menunjuk hidup rohani yang dipimpin oleh Roh Kudus untuk

semakin mengimani dan mencintai Tuhan Yesus Kristus dan semakin berkembang dalam iman, harapan, dan kasih. Spiritualitas hidup prodiakon sangat penting dibutuhkan dalam pelayannya, karena dapat menjadikan kehidupan rohani para prodiakon sesuai dengan tuntunan Roh Kudus dalam mengembangkan iman, harapan, dan kasih pada pelayanan kepada Tuhan Yesus Kristus dan umat Allah atau Gereja-Nya.

Martasudjita (2010: 27-36) menjelaskan tentang beberapa bentuk spiritualitas hidup prodiakon itu sendiri:

1. Tugas pelayanan prodiakon sebagai panggilan hidup

Menjadi seorang prodiakon adalah sebuah panggilan hidup, karena Allah sendiri yang telah memanggil untuk melayani umat Allah melalui tugas pelayanan yang dipercayakan oleh Uskup atas nama Gereja. Kesadaran menjadi prodiakon adalah panggilan hidup, sehingga sebagai prodiakon harus mampu melayani dengan kesungguhan hati dan totalitas.

2. Ambil bagian dalam karya pelayanan

Seorang prodiakon yang telah mendapatkan tugas resmi dari Uskup maupun Gereja mampu dan mau melayani umatnya dengan sepenuh hati. Prodiakon juga menjadi asisten dari pastor dalam melayani umatnya dari segi kehidupan rohani.

3. Menjalin tugas pelayanan prodiakon sebagai persembahan hidup

Tantangan mengenai kehidupan dari seorang prodiakon ialah banyaknya hal yang harus dikorbankan. Hal ini tidak lepas dari kenyataan bahwa menjadi prodiakon adalah sebuah pengabdian berbeda dengan menjadi pejabat sipil atau

sebagai guru. Para prodiakon paroki tidak memperoleh gaji atau honor. Selain tidak mendapat honor seorang prodiakon tidak pernah mengenal lelah dan menghabiskan waktu untuk sebuah pelayanan. Prodiakon harus dengan tulus dan iklas mempersembahkan tenaga, waktu, dan pikirannya untuk melayani menjawab kebutuhan umat.

4. Menghidupi semangat doa yang mendalam dan teratur

Untuk senantiasa menyadari tugas pelayanan prodiakon sebagai sebuah panggilan penuh pengorbanan untuk ambil bagian dalam karya Tuhan, seorang prodiakon mesti menghayati semangat doa yang mendalam dan teratur. Seorang prodiakon harus banyak doa. Sebagai seorang pendoa prodiakon mesti memiliki semangat doa yang sungguh-sungguh dihayati. Keteladanan hidup doa seorang prodiakon dapat menjadikan contoh yang baik kepada umatnya, semakin rajin seorang prodiakon dalam berdoa maka umatnya akan termotivasi untuk ikut rajin ambil bagian dalam berdoa.

5. Giat mengikuti Perayaan Ekaristi, mendengarkan sabda Allah, dan berdevosi Prodiakon yang baik mengikuti Perayaan Ekaristi bukan karena ia sedang bertugas untuk ikut menerimakan komuni dalam Perayaan Ekaristi. Tetapi, ia mengikuti Perayaan Ekaristi tersebut sebagai sumber dan puncak hidup dan pelayanannya. Selain Perayaan Ekaristi, prodiakon juga perlu rajin membaca Kitab Suci. Prodiakon hendaknya membaca Kitab Suci setiap hari dengan bacaan yang tertera di penanggalan Liturgi. Ketekunan untuk membaca sabda Allah dalam Kitab Suci dapat membantu prodiakon sebagai manusia yang hidup dari sabda Allah. Kehidupan rohani akan semakin tumbuh dan

hidup dengan kuat apabila prodiakon juga memiliki doa devosi yang teratur dan sungguh dijalani dengan gembira. Dari pengalaman tradisi hidup rohani, devosi sangat membantu dalam menyuburkan hidup rohani hidup prodiakon. 6. Hidup berbagi dan peduli, khususnya pada mereka yang miskin dan lemah

Penghayatan hidup yang Ekaristis akan berbuah pada kehidupan yang berbagi sebab Perayaan Ekaristi adalah misteri hidup Allah yang dibagikan. Kristus Tuhan kita telah memberikan hidup-Nya demi keselamatan kita sebagaimana terlaksana dalam peristiwa wafat dan kebangkitan-Nya. Orang-orang yang miskin dan lemah itu ialah mereka yang tidak mempunyai apa-apa untuk membalas jasa prodiakon yang telah datang dan mengirim komuni kepada mereka. Godaan besar bagi para prodiakon ialah pilih-pilih dalam pelayanan. Apalagi ketika prodiakon sudah mulai memperoleh amplop yang berisi uang, ia perlu sungguh waspada pada kecenderungan hati yang ingin lebih memilih umat yang “punya” daripada yang “tidak punya”. Kemurahan hati merupakan keutamaan yang memang harus dikembangkan oleh setiap pelayan umat Allah, termasuk para prodiakon sebab hidup kita ini sendiri hanya anugerah oleh kemurahan hati Allah sendiri. Terutama kepada mereka yang kecil, lemah, miskin, dan tersingkir, perhatian kita mesti lebih besar lagi sebab Tuhan sangat mengasihi orang-orang kicil dan lemah tersebut.

7. Memiliki semangat untuk belajar terus

Sering terjadi adanya prodiakon yang sudah merasa paham segala-galanya mengenai tugas pelayanan prodiakon, mereka terkadang merasa pandai akan pengetahuan yang dimiliki. Namun dengan tidakannya tersebut mereka

sering lalai atau melupakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang prodiakon. Menjadi prodiakon harus giat belajar dalam menanggapi panggilannya sebagai seorang pelayan, terlebih belajar dari umatnya sendiri, karena pelayanan prodiakon ditujukan untuk perkembangan iman umatnya sendiri.

C. Pengaruh Hidup Doa terhadap Perkembangan Spiritualitas Prodiakon

Dokumen terkait