• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. GAMBARAN HIDUP DOA PRODIAKON DI STASI POJOK

B. Penelitian Pengaruh Hidup Doa Terhadap Perkembangan

Paulus Klepu

1. Latar Belakang

Prodiakon paroki merupakan kaum awam yang mendapatkan tugas untuk membantu imam paroki dalam melayani iman umatnya. Prodiakon yang telah dipilih oleh umat mendapatkan kepercayaan dari umat untuk melayani mereka. Umat telah memilih prodiakon berdasarkan sudut pandang kehidupan prodiakon yang baik dan kemantapan imannya. Umat tidak akan memilih prodiakon yang kurang berpartisipasi dalam kehidupan menggereja.

Prodiakon yang terlibat aktif dalam kegiatan menggereja akan semakin mudah dalam melaksanakan pelayanannya kepada umat. Umat akan semakin terbuka dan percaya akan pelayanan prodiakon. Pelayanan prodiakon tidak hanya di dalam perayaan Ekaristi, melainkan juga dalam memimpin ibadat-ibadat di lingkungan. Prodiakon yang baik di hadapan umat yakni prodiakon yang melaksanakan tugas pelayanannya dengan tulus hati dan tanpa mengharapkan imbalan, serta tidak memilih-milih dalam melayani umatnya.

LG art. 32 menjelaskan bahwa spiritualitas diartikan sebagai suatu kedekatan manusia dengan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk dapat mendekatkan diri kepada Tuhan, tentunya prodiakon harus rajin berdoa. Doa yang

dimaksud bukan hanya sekedar doa makan, doa tidur, atau doa di gereja, tetapi doa yang mengandung unsur berkat, penyembahan, pujian, syukur, serta permohonan. Prodiakon yang telah membiasakan diri untuk rajin berdoa akan selalu didampingi Roh Kudus dalam semua karyanya saat melayani umat

Menurut wawancara kepada ketua stasi Pojok pada tanggal 18 Juni 2017, penulis mendapatkan informasi mengenai prodiakon di Stasi Pojok bahwa terdapat beberapa di antara mereka yang masih butuh bimbingan dan pengetahuan dalam berkatekese. Penulis memiliki kesan pribadi mengenai kualitas pelayanan prodiakon yang masih perlu ditinggkatkan, terutama saat memimpin ibadat di lingkungan. Maka penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data apakah kesan pribadi penulis sesuai dengan tujuan penelitian. Penulis telah mengamati hal tersebut tersebut ketika melaksanakan kaderisasi untuk prodiakon di stasi Pojok dan keterlibatan penulis di dalam kegiatan di lingkungan seperti mengikuti ibadat doa di lingkungan, ibadat syukuran, ibadat memule, dan kegiatan yang lainnya. Banyak di antara mereka yang masih perlu memahami secara penuh mengenai tugas dan tanggung jawab seorang prodiakon. Mereka masih menjalankan tugas prodiakon dengan setengah hati, sehingga membuat mereka kurang menghayati dan memaknai tugasnya sebagai panggilan dari Allah. Prodiakon masih berpatokan pada buku panduan ibadat saat memimpin doa, sehingga umat merasa bosan dan ngantuk. Sebagian dari prodiakon masih belum terlalu bisa menafsirkan isi dari bacaan Kitab Suci, sehingga mereka kesulitan untuk mengambil inti dari Kitab Suci untuk dimaknai pada kehidupan sehari-hari. Mereka yang menjadi prodiakon pun masih perlu meningkatkan hidup doa,

supaya dengan kekuatan doa mampu membuat prodiakon mengandalkan Roh Kudus dalam pelayanannya.

2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1) Mendapatkan gambaran sejauh mana hidup doa prodiakon.

2) Mengetahui pengaruh hidup doa terhadap perkembangan spiritualitas prodiakon.

3. Definisi Operasional a. Doa

KGK (1993, 643) menjelaskan bahwa “doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau permohonan dalam hati kepada Tuhan demi hal-hal yang baik.” Pengangkatan jiwa diartikan sebagai tindakan merendahkan diri manusia dan menyadari kelemahan dirinya kepada Allah.

b. Spiritualitas prodiakon

Martasudjita (2010: 27) berpendapat bahwa spiritualitas menunjukkan bentuk kehidupan rohani prodiakon sesuai dengan tuntunan Roh Kudus dalam mengembangkan iman, harapan, dan kasih pada pelayanan kepada Tuhan Yesus Kristus dan umat Allah atau Gereja-Nya.

4. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif dan analisis data. Sugiyono (2014: 8) berpendapat bahwa penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dan pengumpulan datanya menggunakan instrumen penelitian. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata yang memberi gambaran mengenai hidup doa dan spiritualitas prodiakon. Hasil penelitian dilaporkan, kemudian dijelaskan dan diambil kesimpulan.

Desain penelitian ialah ex post facto Sugiyono (2013: 7) mengungkapkan bahwa penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti suatu kejadian atau peristiwa yang telah ada dengan melihat faktor-faktor yang relevan serta mempengaruhi kejadian atau peristiwa tersebut.

5. Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang berkaitan dengan hidup doa dan perkembangan spiritualitas prodiakon. Penyebaran kuesioner ini diberikan kepada prodiakon di Stasi Pojok dan setelah diisi kuesioner dikembalikan pada peneliti.

Menurut Sugiyono (2013: 142), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan instrumen pengumpulan data yang efisien dan cukup menjawab masalah penelitian yang dicari. Kuesioner dalam penelitian ini ditujukan kepada para prodiakon. Kuesioner yang disebarkan terdiri dari 2 bagian. Kuesioner I mengenai

hidup doa dan kuesioner II mengenai dampak dari perkembangan spiritualitas prodiakon.

6. Responden dan Sampel Penelitian

Penelitian ini mengambil populasi prodiakon di Stasi Pojok. Prodiakon di Stasi Pojok yang berjumlah 41 orang. Penulis mengambil sampel mempergunakan teknik purposive sampling, yaitu tehnik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014: 218-219). Jumlah responden ditentukan oleh ketua prodiakon sebanyak 20 orang. Kriteria responden yang dipilih oleh ketua prodiakon meliputi: yang bisa dijumpai di rumah, jarak rumah yang berdekatan, dan yang masih bisa memahami pernyataan-pernyataan yang terdapat pada kuesioner.

7. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di gereja stasi St. Yohanes Chrisostomus paroki Petrus dan Paulus Pojok, Sleman, Yogyakarta. Penyebaran kuesioner dilakukan pada bulan November 2017.

8. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 38) variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Hidup doa prodiakon

b. Dampaknya terhadap perkembangan spiritualitas prodiakon

9. Kisi-kisi

Tabel 1 Kisi-kisi kuesioner

Variabel Indikator Nomor Jumlah

Hidup Doa a. Prodiakon memahami arti hidup doa.

b. Prodiakon rutin melakukan doa. c. Prodiakon telah menerapkan bentuk-bentuk doa di dalam doanya.

d. Prodiakon selalu

memperhatikan isi doa pada saat memimpin doa. 1-2 3-4 5-7 8-10 2 2 3 3 Dampaknya pada Perkembangan Spiritualitas Prodiakon

a. Prodiakon menyadari bahwa menjadi prodiakon adalah panggilan Tuhan.

b. Doa berperan penting dalam kehidupan prodiakon.

c. Bentuk-bentuk doa dapat membantu prodiakon saat

11-12 13-14 15-16 2 2 2

berkatekese.

d. Prodiakon mampu mengembangkan spiritualitas pelayanan melalui doa yang diungkapkan.

e. Doa dapat menjadikan prodiakon tanggap terhadap kebutuhan umat. 17-18 19-20 2 2 Jumlah 20

Dokumen terkait