• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh hidup doa terhadap perkembangan spiritualitas prodiakon stasi Santo Yohanes Chrisostomus Pojok Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu Sleman Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh hidup doa terhadap perkembangan spiritualitas prodiakon stasi Santo Yohanes Chrisostomus Pojok Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu Sleman Yogyakarta"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGARUH HIDUP DOA TERHADAP PERKEMBANGAN SPIRITUALITAS PRODIAKON STASI SANTO YOHANES CHRISOSTOMUS POJOK PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KLEPU SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik. Oleh: Benidiktus Adi Putra (121124009). PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tuaku Sulistiono dan Florentina Sutijah, kakakku Anastasya Tirta Sari, Sahabat-sahabat angkatan 2012, dan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendidik dan memberikan pengalaman terindah dalam hidupku.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO “Karena kami tahu, bahwa jika kemah kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.” (2Kor 5: 1). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Skripsi ini berjudul PENGARUH HIDUP DOA TERHADAP PERKEMBANGAN SPIRITUALITAS PRODIAKON STASI SANTO YOHANES CHRISOSTOMUS POJOK PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KLEPU SLEMAN YOGYAKARTA. Judul ini dipilih berdasarkan pengamatan serta kerterlibatan penulis mengenai prodiakon di stasi pojok. Penulis melihat prodiakon yang masih dirasa perlu meningkatkan pengalaman serta pengetahuan dalam melaksanakan tugas pelayanannya terutama pada saat memimpin ibadat di lingkungan. Kehidupan doa dalam diri prodiakon yang dirasa kurang mendalam berpengaruh dalam pelayanannya. Padahal prodiakon memiliki peran yang penting untuk membantu mengembangkan iman umatnya. Maka dari itu, hidup doa dari seorang prodiakon harus lebih ditingkatkan. Spiritualitas prodiakon akan semakin mendalam apabila ia rutin berdoa, serta ia akan lebih mudah menyampaikan pesan dari Kitab Suci kepada umatnya. Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah sejauh mana penghayatan hidup doa prodiakon berdampak pada perkembangan spiritualitas mereka. Untuk menjawab persoalan tersebut penulis menggunakan studi pustaka dan penelitian. Studi pustaka dilaksanakan dengan mempelajari berbagai sumber yakni pandangan dari beberapa ahli. Sedangkan penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kualitatif. Untuk memperoleh data guna keperluan penelitian penulis memberikan angket kepada 20 prodiakon sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prodiakon masih perlu memperhatikan kehidupan doa dalam keluarganya dan umat tidak meragukan pelayanan prodiakon tersebut. Selain itu, prodiakon perlu memahami pokokpokok doa sehingga mereka tidak lagi mengalami kesulitan dalam mengembangkan spiritualitasnya. Untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini, penulis mengusulkan pelaksanaan kegiatan pembekalan sebagai upaya untuk meningkatkan hidup doa dan spiritualitas prodiakon. Melalui kegiatan ini diharapkan prodiakon semakin menghayati panggilannya sebagai seorang pelayan dan semangat dalam membantu mengembangkan iman umat.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT This tittle of this thesis is “THE INFLUENCE OF LIFE OF PRAYER FOR THE PRODIAKON SPIRITUAL DEVELOPMENT IN STASI SAINT JOHN CHRISOSTOMUS POJOK PARISH OF SAINT PETRUS AND PAULUS KLEPU SLEMAN YOGYAKARTA”. This tittle has been chosen based on the observation and involvement of the writer to the prodiakon in stasi Pojok. The writer saw the prodiakon seemed need to increase the experience and knowledge in doing the responsibility especially when leading the worship. The lives of prayer of the prodiakon that are poor influents their services. Even though, the prodiakon have important roles for helping the people faith development. There for, the life of prayer of a prodiakon should be increased. The spirituality of the prodiakon would be increased through routine prayer, and the prodiakon would be easier in delivering the messages of the bible to the people. The main problem of this essay is to what extend the appreciation of prayer life of prodiakon are impacting their spiritual development. To answer the question, the writer used the literature study and research. Literature study was held with observing many sources which are the opinions of some experts. Meanwhile the research method used by the writer was qualitative research. For getting the data for the research, the writer gave questionnaires to 20 prodiakon as the respondents. The results showed that the prodiakon still need to pay attention to their prayer lives in family so the people would not dubious the appreciation of the prodiakon. Beside, prodiakon need to understand the main prayers, so they would not experience the difficulty in developing their spirituality. To follow up the results of this research, the writer proposed implementation of debriefing activities in order to develop prayer lives and prodiakon spirituality. Through this activity, the prodiakon are expected to be more really get the feel of their calls as the servants and spirit to help the people in developing the faith.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH HIDUP. DOA. TERHADAP. PERKEMBANGAN. SPIRITUALITAS. PRODIAKON STASI SANTO YOHANES CHRISOSTOMUS POJOK PAROKI. SANTO. PETRUS. DAN. PAULUS. KLEPU. SLEMAN. YOGYAKARTA. Skripsi. ini. disusun. berdasarkan. keprihatinan. penulis. terhadap. permasalahan kurangnya hidup doa prodiakon di stasi St. Yohanes Chrisostomus Pojok yang berdampak pada perkembangan spiritualitasnya. Prodiakon dirasa masih perlu meningkatkan penghayatan hidup doa dalam dirinya maupun dalam keluarganya, sehingga pelayanannya semakin mendalam. Prodiakon perlu meningkatkan pengetahuan mengenai pokok-pokok doa dalam Gereja Katolik yang bisa membuat spiritualitas mereka semakin berkembang. Oleh sebab itu, penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memberi sumbangan pemikiran bagi paroki dan stasi untuk meningkatkan hidup doa dan spiritualitas dalam diri prodiakon. Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini penulis dengan hati penuh syukur mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Drs. F. X. Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed sebagai dosen pembimbing utama yang selalu memberikan perhatian, meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Dr. B. A Rukiyanto, SJ selaku Kaprodi Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik sekaligus DPA dosen penguji II yang telah bersedia membaca, menguji, memberikan kritik dan masukan, serta dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. P. Banyu Dewa HS, S.Ag., M.Si. selaku dosen penguji III yang telah bersedia membaca, menguji, memberikan kritik dan saran bagi penulis dalam mempertanggungjawabkan skripsi ini. 4. Seluruh staf dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik yang telah mendidik, dan membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma dengan baik. 5. Kepala paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu yang telah memberikan izin kepada saya untuk melaksanakan penelitian dan prodiakon di stasi Santo Yohanes Chrisostomus Pojok yang telah bersedia menjadi responden penelitian saya. 6. Orang tua, kakak, Gregrorius Dri Risti Kurniawa, Andreas Sigit Kurniawan, Elisabet Dwi Setiani, Wisnu Himawan, dan Ratna Natalia Wardhani yang ikut memberikan dukungan, semangat, perhatian, dan doa selama saya menempuh perkuliahan. 7. Teman-teman mahasiswa terkhusus angkatan 2012 yang selalu memberi warna, semangat, motivasi, dorongan dan bantuan bagi penulis selama mengikuti proses perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL .................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... MOTTO ........................................................................................................ PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... ABSTRAK .................................................................................................... ABSTRACT ................................................................................................... Kata PENGANTAR ...................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................ DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ A. Latar Belakang .................................................................................. B. Rumusan Masalah ............................................................................. C. Tujuan Penulisan .............................................................................. D. Manfaat Penulisan ............................................................................ E. Metode Penulisan .............................................................................. F. Sistematika Penulisan ........................................................................ i ii iii iv v vi vii viii ix xiii xvii 1 1 5 5 6 6 7. BAB II. HUBUNGAN HIDUP DOA TERHADAP SPIRITUALITAS PRODIAKON PAROKI ................................................................... 8. A. Hidup Doa ......................................................................................... 1. Esensi Doa .................................................................................. 1) Menurut KGK ....................................................................... a. Doa sebagai Anugerah Allah .......................................... b. Doa sebagai Perjanjian ................................................... c. Doa sebagai Persekutuan ................................................ 2) Menurut Para Ahli ................................................................ 2. Isi Doa ......................................................................................... a. Berkat dan Penyembahan ..................................................... b. Doa Permohonan .................................................................. c. Doa Syafaat ........................................................................... d. Doa Syukur ........................................................................... e. Doa Pujian ............................................................................ 3. Bentuk-Bentuk Doa dalam KGK ................................................ 1. Doa Lisan ............................................................................... 9 9 9 9 10 11 12 14 14 14 15 16 17 17 18. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Doa Renung atau Meditasi .................................................... 3. Doa Batin .............................................................................. B. Spiritualitas Prodiakon ...................................................................... 1. Spiritualitas ................................................................................. 2. Prodiakon .................................................................................... a. Sosok Prodiakon ................................................................... b. Lingkup Kerja Prodiakon Paroki .......................................... 1) Prodiakon Paroki adalah Pelayan Yesus Kristus ............ 2) Prodiakon Paroki sebagai Orang Beriman ...................... 3) Prodiakon Paroki sebagai Pembantu Uskup dan Pastor Paroki............................................................................... 4) Prodiakon Paroki sebagai Anggota dan Pelayan Umat... 5) Prodiakon Paroki tetap Bersemangat Awam................... 6) Prodiakon Paroki sebagai Anggota Keluarga.................. 7) Tugas-tugas Prodiakon Paroki......................................... c. Batas-batas Kewenangan Prodiakon Paroki ......................... d. Syarat-syarat Prodiakon Paroki ............................................ 3. Spiritualitas Prodiakon ................................................................ Deskripsi Spiritualitas Prodiakon .............................................. 1) Prodiakon Paroki adalah Seorang Awam ........................ 2) Bersemangat Pelayanan dan Kerja Sama ......................... 3) Memiliki Kualitas Kerohanian yang Mendalam dan Liturgis ............................................................................. 4) Tanggapan terhadap Kebutuhan sesuai Tuntutan Zaman .......................................................................................... 5) Bersemangat Keterbukaan dan Kerendahan Hati............. C. Pengaruh Hidup Doa Terhadap Perkembangan Spiritualitas Prodiakon .......................................................................................... BAB III. GAMBARAN HIDUP DOA PRODIAKON DI STASI POJOK DAN DAMPAKNYA BAGI PERKEMBANGAN SPIRITUALITAS PRODIAKON ................................................. A. Gambaran Umum Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu, Yogyakarta .................................... 1. Sejarah Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu ............................ 2. Letak Geografis Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu .............. 3. Jumlah Umat Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu .................. 4. Visi dan Misi St. Petrus dan Paulus Klepu .................................. a. Visi ......................................................................................... b. Misi ......................................................................................... xiv. 18 19 20 20 21 21 22 22 23 23 24 25 25 26 27 28 29 29 29 30 30 30 31 35. 37 38 38 40 41 41 41 42.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. Perkembangan Umat Katolik di Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok ............................................................................................ a. Sejarah Stasi Pojok ................................................................ b. Situasi Sosial Ekonomi Umat Stasi Pojok ............................. c. Kehidupan Beriman Umat Stasi Pojok .................................. d. Gambaran Kehidupan Prodiakon Stasi Pojok ........................ B. Penelitian Pengaruh Hidup Doa Terhadap Perkembangan Spiritualitas Prodiakon di Stasi St. Yohanes Chrisostomus Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu ......................................................... 1. Latar Belakang .................................................................................. 2. Tujuan Penulisan .............................................................................. 3. Definisi Operasional ......................................................................... a. Hidup Doa ................................................................................... b. Spiritualitas Prodiakon ................................................................ 4. Jenis Penelitian ................................................................................ 5. Instrumen Penelitian ......................................................................... 6. Responden dan Sampel Penelitian .................................................... 7. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 8. Variabel Penelitian ............................................................................ 9. Kisi-kisi ............................................................................................ C. Laporan Hasil Penelitian ................................................................... 1. Laporan Hasil Penelitian melalui Penyebaran Angket...................... a. Variabel 1..................................................................................... b. Variabel 2..................................................................................... 2. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................. a. Gambaran Hidup Doa Prodiakon................................................. b. Dampaknya Hidup Doa terhadap Perkembangan Spiritualitas Prodiakon..................................................................................... 3. Kesimpulan Penelitian....................................................................... BAB IV UPAYA MENINGKATKAN HIDUP DOA DEMI PERKEMBANGAN SPIRITUALITAS PRODIAKON DI STASI SANTO YOHANES CHRISOSTOMUS POJOK PAROKI SANTO PETRUS DAN PAULUS KLEPU YOGYAKARTA ........................................................................... A. Pemikiran Dasar ................................................................................ B. Usulan Program Pembekalan Hidup Doa dan Spiritualitas Prodiakon di Stasi St. Yohanes Chrisostomus Pojok ....................... 1. Tema............................................................................................ 2. Sub Tema..................................................................................... 3. Tujuan.......................................................................................... xv. 43 44 44 45 46. 47 47 49 49 49 49 50 50 51 51 51 52 53 54 54 59 63 64 66 70. 72 73 74 75 75 75.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Penjelasan Tema.......................................................................... 5. Peserta.......................................................................................... 6. Tempat dan Waktu....................................................................... 7. Sarana.......................................................................................... 8. Matriks Kegiatan......................................................................... 9. Contoh Kegiatan Pembekalan...................................................... 10. Rundown Acara............................................................................ 75 76 76 76 77 81 94. BAB V PENUTUP ....................................................................................... A. Kesimpulan ....................................................................................... B. Saran ................................................................................................. Daftar Pustaka ............................................................................................... Lampiran ....................................................................................................... Lampian 1: Surat Izin Penelitian ............................................................ Lampian 2: Surat Izin Pengambilan data ................................................ Lampian 3: Daftar Prodiakon ................................................................. Lampian 4: Kuesioner …......................................................................... Lampian 5: Rekap Hasil Kuesioner ......................................................... 96 96 97 100 101 (1) (2) (3) (7) (9). xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR SINGKATAN A. Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikut Alkitab Deuterokanonika © LAI 1976. (Alkitab yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam terjemahan baru, yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia, ditambah dengan Kitab-kitab Deuterokanonika yang diselenggarakan oleh Lembaga Biblika Indonesia. Terjemahan diterima dan diakui oleh Konferensi Wali Gereja Indonesia). Jakarta: LAI, 2009. B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja LG. : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November 1964.. AA. : Apostolicam Actousitatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam, 7 Desember 1965.. KHK. : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iutis Canonici), diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II, 25 Januari 1983.. KGK. : Katekismus Gereja Katolik, diterjemahkan oleh P. Herman Embuiru SVD, tahun 1993. C. Singkatan lain DPA. : Dosen Pembimbing Akademik. R. : Responden. PRODI. : Program Studi. USD. : Universitas Sanata Dharma. ST. : Santo xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SJ. : Serikat Jesus. Pr. : Projo. SD. : Sekolah Dasar. SMP. : Sekolah Menengah Pertama. SMA. : Sekolah Menengah Atas. SLTA. : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. KLMTD. : Kaum Lemah, Miskin, Tersingkir, dan Difabel. Lansia. : Lanjut Usia. KK. : Kartu Keluarga. N. : Jumlah Responden. PIA. : Pendidikan Iman Anak. PIR. : Pendidikan Iman Remaja. OMK. : Orang Muda Katolik. KUA. : Kantor Urusan Agama. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ketika manusia menyadari diri sebagai mahkluk ciptaan, tentu ia menyadari pula dari mana ia berasal. Dalam dirinya ada dorongan untuk mengarahkan diri pada sumber hidup yakni pada Allah. Doa adalah salah satu cara yang dapat ditempuhnya dalam usaha mengarahkan diri pada Allah. Dalam kehidupan seharihari, doa itu merupakan unsur terpenting bagi orang beriman termasuk, secara khusus bagi prodiakon. Tom Jacobs (2004: 23-25) mengatakan doa merupakan ungkapan iman, sikap dasar dan suatu kesadaran mengenai relasi dengan Allah. Tetapi, yang paling khas dari doa adalah bahwa secara nyata doa itu ditujukan kepada Tuhan. Doa yang sejati menempatkan orang di hadirat Allah dan berusaha menjalin hubungan dengan Allah semakin kuat dan sadar. Doa adalah suatu rahmat yang dilimpahkan Tuhan kepada manusia. Bagi prodiakon hidup doa itu sangat penting, karena jika seorang prodiakon tidak pernah berdoa bagaimana ia akan bisa dekat dan berkomunikasi dengan Tuhan serta membantu umat dalam beriman. Bila prodiakon sering berdoa, tentu kehidupan spiritualitasnya akan semakin berkembang dan mampu menghayati tugasnya sebagai panggilan dari Allah. Sesungguhnya, Yesus sendiri telah memberi contoh yang amat baik sehubungan dengan hal berdoa. Dalam Injil banyak ditemukan kisah-kisah tentang Yesus yang berdoa. Sebagai contoh, Injil Matius 14:23 berkisah tentang Yesus.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. yang pergi ke atas bukit untuk berdoa. Dalam kisah pemilihan kedua belas rasul (Luk 6:12-16), dikisahkan bagaimana sebelum memilih rasul-rasul-Nya Yesus berdoa kepada Allah. Dari kisah-kisah itu tampak bahwa doa menjadi hal yang penting bagi Yesus. Doa mendasari seluruh kegiatan-Nya dan menjadi perjumpaan-Nya dengan Bapa. Setiap saat, sebelum dan sesudah berkarya, Ia selalu berdoa. Ia membicarakan segala sesuatu sehubungan dengan karya perutusan-Nya dengan Bapa. Berdasarkan contoh yang telah ditunjukkan oleh Yesus itu, seharusnya doa mendapat tempat yang utama bagi orang beriman sebelum dan sesudah melakukan tindakan. Sama halnya dengan seorang prodiakon, dalam kegiatan sehari-hari mereka harus meneladani sikap Yesus yang sering berdoa baik sebelum dan sesudah melakukan pelayanan. Karena doa akan membantu seorang prodiakon dalam melakukan karya. Mereka tentunya melakukan pelayanan dengan setulus hati dan penuh penghayatan. Thomas Green (1988: 32-33) mengatakan doa itu pada hakekatnya perjumpaan dialog antara Allah dan manusia. Doa dialami oleh orang beriman dalam kehidupan sehari-hari sampai saat ini. Sebagaimana telah disinggung di atas, doa adalah salah satu cara yang dapat ditempuh manusia untuk mengarahkan diri kepada Allah. Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah sebagai manusia pendoa. Dalam doa, Allah sendiri bersedia menjawab kerinduan-kerinduan manusia. Dalam doa dan jawaban Allah itulah orang beriman dapat mengalami gerak rohani hidupnya. Dengan demikian doa dapat dilihat sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh manusia, yang menunjukkan bahwa dalam dirinya ada.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. kemampuan dan kemungkinan untuk mengarahkan diri pada Allah karena rahmat Allah pula. Emanuel. Martasudjita. (2010:. 27) berpendapat. bahwa spiritualitas. menunjukkan bentuk kehidupan rohani yang dilandasi oleh bimbingan Roh Kudus sendiri. Spiritualitas selalu menunjuk hidup rohani yang dipimpin oleh Roh Kudus untuk semakin mengimani dan mencintai Tuhan Yesus Kristus dan semakin berkembang dalam iman, harapan, dan kasih. Seorang prodiakon perlu mengembangkan spiritualitasnya, dengan demikian prodiakon akan dibantu dan dibimbing oleh Roh Kudus sendiri sehingga akan sungguh-sungguh menanggapi panggilannya sebagai seorang prodiakon. P. Go (1984: 14-17) menjelaskan spiritualitas juga berarti hidup menurut corak kristiani. Kata corak diartikan sebagai bentuk, gaya, cara, pola, dan arah. Sedangkan yang dimaksud hidup kristiani ialah hidup iman, hidup rahmat, hidup rohani, dan jawaban atas panggilan kekudusan, sehingga corak hidup kristen dapat dipahami sebagai panggilan dan perutusan oleh Allah. Spiritualitas juga mempunyai hakikat sebagai realita maupun dinamika hidup yang digerakkan dan diarahkan oleh daya roh dalam diri kita. Menjadi prodiakon adalah panggilah dari Allah untuk menyampaikan kabar gembira kepada seluruh umat. Meskipun untuk menjadi prodiakon itu dipilih oleh umat, namun tanpa disadari itu merupakan panggilan hidup. Hidup seorang prodiakon selalu dinaungi oleh Allah dalam menebarkan benih-benih kerajaan Allah. Sebagai prodikon harus terbiasa berdoa dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan berdoa mereka akan lebih menghayati tugasnya sebagai prodiakon..

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Selain terbiasa berdoa, seorang prodikon juga harus memiliki spiritualitas dan tanggungjawab yang dapat membantu memperkembangkan iman umat. Menurut wawancara dengan salah satu prodiakon dan ketua wilayah di stasi Pojok paroki Klepu, dari segi tugas prodiakon itu sendiri, terlihat sangat aktif. Tetapi dalam hal hidup doa mereka masih kurang menghayatinya. Kebanyakan dari mereka yang menjabat tugas sebagai prodiakon rata-rata dipilih oleh umat. Hanya ada beberapa saja yang mengajukan diri untuk bertugas menjadi prodiakon. Terdapat di antara mereka yang juga telah mengajukan diri untuk menjabat prodiakon tetapi tidak diterima oleh umat. Latar belakang pendidikan dan pekerjaan sangat mempengaruhi hidup doa prodiakon. Mereka yang bertugas menjadi prodiakon hanya mengerti tugas prodiakon dalam membantu perayaan Ekaristi, memimpin ibadat, dan memberi renungan. Prodiakon di stasi Pojok ini memang sangat rajin jika diminta untuk memimpin ibadat di lingkungan, karena dalam tugas tersebut prodiakon hanya membaca buku panduan saja. Namun untuk hidup doa para prodiakon dalam kehidupan sehari-harinya masih perlu ditingkatkan. Hal tersebut nampak jelas ketika prodiakon sedang memberikan homili atau renungan. Saat memberikan homili atau renungan, prodiakon masih bingung dalam menyampaikan inti dari bacaan Kitab Suci. Dari uraian tersebut bisa dikatakan pelaksanaan tugas prodiakon di stasi Pojok masih dirasa datar dan perlu meningkatkan spiritualitasnya. Prodikon diharapkan dapat memberi contoh yang baik bagi umat sekitar dan mampu melayani umat sesuai dengan kebutuhan umat. Peran prodiakon di dalam lingkungan sangat penting karena mempengaruhi iman.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. perkembangan umat, sehingga seorang prodiakon harus lebih menghayati dan mendalami iman akan Yesus Kristus. Menanggapi hal tersebut, maka penulis memilih. judul. skripsi:. PENGARUH. HIDUP. DOA. TERHADAP. PERKEMBANGAN SPIRITUALITAS PRODIAKON DI STASI ST YOHANES CHRISOSTOMUS POJOK PAROKI ST PETRUS DAN PAULUS KLEPU.. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis memberi perhatian khusus pada masalah sebagai berikut: 1. Apa hubungan antara hidup doa dengan perkembangan spiritualitas prodiakon? 2. Seberapa jauh pengaruh hidup doa terhadap perkembangan spiritualitas prodiakon stasi Pojok paroki Klepu? 3. Usaha apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan hidup doa bagi perkembangan spiritualitas prodiakon?. C. Tujuan Penulisan Penulisan Skripsi ini bertujuan: 1. Memaparkan apa yang dimaksud dengan pengaruh hidup doa dan perkembangan spiritualitas prodiakon. 2. Mengetahui apakah hidup doa berdampak bagi perkembangan spiritualitas prodiakon di stasi Pojok paroki Klepu. 3. Menyampaikan usaha konkrit yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hidup doa terhadap perkembangan spiritualitas prodikon stasi Pojok paroki Klepu..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. D. Manfaat Penulisan Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Skripsi ini dapat dipakai untuk mengetahui sejauh mana pengaruh hidup doa terhadap perkembangan spiritualitas prodiakon di stasi Pojok paroki Klepu. 2. Prodiakon di stasi Pojok paroki Klepu untuk terus meningkatkan hidup doa dalam kehidupan sehari-hari. 3. Melalui skripsi ini, prodiakon di stasi Pojok paroki Klepu semakin disadarkan untuk meningkatkan hidup doa bagi perkembangan spiritualitas.. E. Metode Penulisan Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu menerangkan tentang hidup doa dan spiritualitas prodiakon. Kemudian guna mengetahui apakah hidup doa mempengaruhi spiritualitas prodiakon, penulis akan melakukan penelitian kualitatif dengan menggunakan penyebaran kuesioner bagi prodiakon di paroki Klepu, hasilnya akan dijelaskan, kemudian dilaporkan, dan diambil kesimpulan. Akhirnya penulis memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian yang diharapkan berguna bagi prodiakon di stasi Pojok paroki Klepu.. F. Sistematika Penulisan Judul yang dipilih oleh penulis adalah Pengaruh Hidup Doa terhadap Perkembangan Spiritualitas Prodiakon di Stasi St. Yohanes Chrisostomus Pojok.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. Paroki Santo Petrus dan Pulus Klepu. Adapun rincian setiap babnya sebagai berikut: Bab I akan menguraikan latarbelakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II memberikan gambaran tentang apa itu hidup doa, esensi doa, isi doa dan bentuk-bentuk doa dalam KGK. Sedangkan bagian perkembangan spiritualitas prodiakon meliputi pengertian spiritualitas, pengertian prodiakon, dan pengertian spiritualitas prodiakon itu sendiri. Bagian terakhir menjelaskan pengaruh hidup doa terhadap perkembangan spiritualitas prodiakon. Bab ini berisikan kajian pustaka mengenai hidup doa dan spiritualitas prodiakon berdasarkan pendapat para ahli. Bab III memberikan gambaran umum mengenai gambaran umum stasi St. Yohanes Chrisostomus Pojok, gambaran kehidupan prodiakon di stasi, penelitian mengenai hidup doa dan spiritualitas prodiakon, laporan dan pembahasaan hasil penelitian, dan kesimpulan hasil penelitan. Sedangkan hasil penelitian meliputi laporan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, dan pendalaman lebih lanjut terhadap hasil penelitian menurut masing-masing variabel. Bab IV berisikan sumbangan pemikiran sebagai usaha untuk meningkatkan hidup doa terhadap spiritualitas prodiakon di Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu. Bab V berupa penutup yang mencakup dua bagian. Bagian pertama membahas kesimpulan. Bagian kedua berisikan saran yang ditujukan kepada stasi Santo Yohanes Chrisostomus Pojok paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II HUBUNGAN ANTARA HIDUP DOA DENGAN SPIRITUALITAS PRODIAKON PAROKI. Pada bab sebelumnya, penulis telah menyampaikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan yang kemudian ditindaklanjuti dengan memberikan gambaran tentang hidup doa dan spiritualitas prodiakon secara lebih mendalam. Bab ini berisi kajian pustaka mengenai hidup doa dan perkembangan spiritualitas dari beberapa dokumen Gereja dan pendapat para ahli serta memaparkan pengaruh hidup doa terhadap perkembangan spiritualitas prodiakon sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam penulisan skripsi ini. Bab II ini menjelaskan mengenai hidup doa dan hubungannya dengan spiritualitas prodiakon. Seorang prodiakon harus membiasakan diri dengan berdoa supaya memiliki. spiritualitas yang kokoh, karena seorang prodiakon harus. memberi contoh yang baik untuk umatnya. Katekismus Gereja Katolik bagian keempat menjelaskan doa adalah ayunan hati, satu. pandangan sederhana ke. surga, satu seruan syukur dan cinta kasih di tengah percobaan dan di tengah kegembiraan. Seseorang. yang terbiasa berdoa maka ia akan. mampu. mendengarkan suara hati dan mampu bersyukur. Konstitusi Dogmatis LG Tentang Gereja art. 32 menjelaskan bahwa spiritualitas prodiakon diartikan sebagai suatu kedekatan dengan Tuhan dalam hidup sehari-hari. Orang yang mimiliki spiritualitas tentu ia memiliki relasi yang baik dengan Tuhan dan dalam hidup sehari-hari mampu mendengarkan kerinduan hatinya serta menindaklanjutinya..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. Spiritualitas prodiakon yang dihayati secara mendalam menjadikan seorang prodiakon dapat melayani kebutuhan iman umatnya dan semakin dekat dengan Tuhan. Sama halnya dengan teladan Yesus yang melayani umat-Nya dengan sepenuh hati serta ketaatan-Nya kepada Bapa di surga. Pada bagian pertama bab ini penulis akan membahas mengenai hidup doa yang meliputi pengertian hidup doa menurut KGK dan para ahli, bentuk-bentuk doa dalam KGK. Bagian kedua bab II menjelaskan tentang perkembangan spiritualitas prodiakon di antaranya lingkup spiritualitas prodiakon. Pada bagian akhir bab ini, penulis akan menjelaskan hubungan hidup doa terhadap perkembangan spiritualitas prodiakon.. A. Hidup Doa 1. Esensi Doa 1) Menurut KGK KGK (1993, 643-645) menjelaskan bahwa doa itu terbagi dalam 3 unsur: a. Doa sebagai anugerah Allah Sebagai anugerah dari Allah, doa bisa dikatakan rahmat Allah yang meresap masuk ke dalam hati. Doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau permohonan dalam hati kepada Tuhan demi hal-hal yang baik. Pengangkatan jiwa diartikan sebagai tindakan merendahkan diri manusia dan menyadari kelemahan dirinya kepada Allah. Doa yang manusia ungkapkan kepada Allah benar-benar dari hati yang paling dalam, bukan semata-mata yang terlintas di pikiran saja..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. Kerendahan hati adalah dasar doa, karena manusia tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa seperti yang tertulis dalam Rom 8: 26 “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan”. Tanpa kita sadari ketika kita berdoa, Roh telah menuntun dan membantu dalam segala kesusahan kita, oleh karena itu kita perlu memberi ruang kepada Roh Kudus untuk terus bekerja dalam hati kita senantiasa. Supaya mendapatkan anugrah doa, kita harus bersikap rendah hati. Karena di depan Allah, manusia adalah seorang pengemis (KGK, 2559). Doa permohonan adalah jawaban atas janji keselamatan yang cuma-cuma, jawaban yang penuh cinta atas kehausan Putera yang tunggal (KGK, 2561). Ketika kita berdoa dengan dan rendah hati, Allah tidak akan tinggal diam dengan permohonan yang sudah kita sampaikan karena Allah akan menyelamatkan kita dan karena besar cinta Tuhan kepada umat manusia. b. Doa sebagai perjanjian Berdoa merupakan perjanjian antara Allah dengan manusia. Janji Allah tersebut dapat dijumpai di dalam hati manusia. Roh Kudus yang membantu manusia untuk dapat menyadari akan janji-janji Allah. Kitab Suci merupakan sarana yang dapat dipakai untuk mengetahui makna dari perjanjian Allah. Perjanjian itu diartikan sebagai kesejahteraan hidup manusia baik semasa menjalani kehidupan di bumi maupun saat kembali menghadap Allah di surga..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. Apabila hati manusia itu jauh dari Allah, maka doa yang dicuapkan sehari-hari tidak mempunyai arti untuk kehidupan (KGK 2562). Hati adalah tempat perjanjian, karena hati adalah rumah di mana Allah berada. Dalam kedalaman cita-cita manusia, hati adalah tempat di mana manusia mengambil keputusannya. Hati adalah tempat kebenaran, di mana manusia memilih antara hidup dan mati. Hati adalah tempat pertemuan karena manusia hidup dalam hubungan dengan citra Allah (KGK 2563). Ketika hati manusia memiliki hubungan baik dengan Allah, maka manusia mampu memilih mana yang baik dan mana yang buruk karena Allah sendiri sudah tinggal dalam hatinya. Namun, sering kali manusia tidak menyadari bahwa Allah telah tinggal dalam hatinya, hanya Roh Kuduslah yang mampu menyadarkan bahwa Allah berada dalam hatinya. Doa adalah hubungan perjanjian antara Allah dengan manusia di dalam Kristus. Doa yang diungkapkan dengan ketulusan hati dapat mengarahkan diri sepenuhnya kepada Bapa (KGK 2564). Dalam doa tentunya manusia selalu mohon bimbingan dan arahan dari Bapa baik itu keselamatan maupun mohon penyertaan. Pusat dari doa perjanjian itu sendiri sebenarnya mengarah pada hati, karena dengan hati manusia dapat menyadari hadirnya Allah dalam hidupnya. c. Doa sebagi persekutuan KGK (2569) menyatakan dalam Perjanjian Baru, doa adalah hubungan yang hidup antara anak-anak Allah dengan Bapanya yang tidak terhingga baiknya, bersama Putera-Nya Yesus Kristus dan dengan Roh Kudus. Dengan demikian,.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. kehidupan doa berarti bahwa manusia selalu berada dalam hadirat Allah yang kudus dan dalam persekutuan dengan Allah. Persekutuan hidup itu memang mungkin, karena melalui pembabtisan manusia sudah disatukan dengan Kristus. Doa juga merupakan hubungan baik antara manusia dengan Allah. Ketika seseorang rajin berdoa maka ia akan semakin dekat dan lebih mengenal Tuhan. Rajin berdoa dapat membawa manusia ke hadirat Tuhan yang kudus, doa juga dapat mempersatukan manusia dengan Allah. Persekutuan antara Allah dengan manusia akan terjalin dengan baik apabila manusia membiasakan diri untuk berdoa kepada-Nya.. 2) Menurut Para Ahli Green (1988: 32-33) mengatakan bahwa doa itu hakekatnya merupakan perjumpaan dialogis antara Allah dengan manusia. Perjumpaan antara Allah dengan manusia yang merupakan dialog tersebut memiliki makna yang mendalam. Dialog atau perjumpaan dengan Allah tersebut menjadikan manusia semakin mengenal Allah bahkan semakin dekat dan mengimani Allah. Menurut Breemen (1983: 55) berdoa berarti memandang dengan mata iman segala kenyataan dengan lebih utuh dan tepat. Tuhan berbicara kepada seseorang pribadi setiap saat, asal masing-masing pribadi belajar untuk mendengarkan. Dalam perjumpaan dengan Tuhan seorang beriman perlu menenangkan hati dan pikiran sehingga sabda Tuhan benar-benar dapat didengarkan. Menyempatkan diri untuk berdoa berarti manusia berusaha dengan tekun mencari Tuhan, baik dalam keadaan kosong ataupun terisi. Doa yang asli berakar dan bertumbuh pada.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 13. pengalaman hidup. Suatu peristiwa kehidupan yang dijalani manusia dalam kesehariannya merupakan rahmat dari Tuhan. Peristiwa itu perlu disyukuri melalui doa kepada Tuhan. Kebiasan manusia bersyukur atas peristiwa yang telah dialami dalam kehidupan sehari-hari dapat menuntunnya ke dalam Kerajaan Allah. Doa dapat mengubah pandangan pribadi terhadap realitas hidup. Darminta (1982: 49) menguraikan bahwa doa sebagai ungkapan normal dari cinta manusia kepada Allah, tetapi tidak cukup untuk kehidupan rohani saja, namun yang lebih penting ialah melaksanakan dengan penuh cinta kehendak Allah. Mengenal, mencintai, dan melaksanakan kehendak Allah merupakan pokok hidup iman, harapan, dan cinta. Jadi doa itu tidak hanya uangkapan cinta manusia kepada Tuhan, namun lebih-lebih bagaimana manusia menunjukkan cintanya kepada Tuhan melalui tindakan. Doa merupakan gerak Allah kepada manusia dan manusia menuju kepada Allah. Go (2008: 43) berpendapat bahwa doa juga merupakan komunikasi pribadi dengan Allah sebagai Bapa. Allah sebagai Bapa memperlihatkan kedekatan relasi antara orang beriman dengan Allah. Relasi personal dengan Allah sebagai Bapa memungkinkan pengenalan akan pribadi Allah sebagai Bapa sekaligus mendorong manusia untuk berkomunikasi dengan-Nya. Pengenalan bermula dari membuka diri, menerima, dan mencintai. Dari pernyataan para ahli, dapat dinyatakan bahwa doa merupakan sarana yang dapat digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan Allah. Dengan doa, Allah menginginkan agar hubungan manusia dengan-Nya tetap terjalin dengan.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 14. baik. Doa mampu membuka hati manusia agar selalu mengandalkan kekuatan Allah dalam setiap langkah hidupnya. 2.. Isi Doa. a.. Berkat dan Penyembahan KGK (2626) mengungkapkan bahwa berkat merupakan tindakan dasariah doa. kristen, pertemuan antara Allah dan manusia. Manusia harus menyadari serta menanggapi berkat Allah dalam kehidupan sehari-hari melalui ungkapan doa kepada-Nya. Dalam berkat ini terjadi hubungan timbal balik antara manusia dengan Allah. Manusia memuji dan mengagungkan kebesaran Allah, sedangkan Allah sendiri telah memberkati hidup manusia dalam keadaan apapun. Sedangkan, penyembahan adalah sikap pertama manusia, yang mengakui diri sebagai makhluk di depan pencipta-Nya. Roh Kudus sebagai utusan Allah bertugas mendampingi serta menyadarkan manusia untuk tidak melupakan Sang Pencipta. Sesuai dengan bunyi 10 perintah Allah nomor 1, yakni “Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepada-Ku saja, dan cintailah Aku lebih dari segala sesuatu” (KGK 2628).. b.. Doa Permohonan KGK (2629) menjelaskan doa permohonan merupakan kesadaran manusia. akan hubungannya dengan Allah. Doa permohonan pada dasarnya manusia meminta kepada Allah supaya rencana-Nya dapat terlakasana. Dalam doa Bapa Kami manusia dilatih untuk memahami makna dari doa permohonan kepada Allah.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. Bapa. Makna yang utama ialah memohon agar rencana keselamatan Allah terlaksana. Sebagai orang berdosa, manusia kerapkali menjauh dan menghindar dari Allah. Sebab roh jahat selalu menginginkan manusia untuk menjauhi Allah. Doa permohonan ini merupakan langkah untuk mendekatkan kembali hubungan manusia dengan Allah. Dalam doa permohonan yang paling penting bukanlah apakah permohonan dikabulkan atau tidak, melainkan bagaimana hubungan iman dengan Allah tetap terjaga (KGK 2629). Mohon pengampunan merupakan bentuk utama dari doa permohonan. Dapat dilihat dalam doa seorang pemungut cukai: “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini” (Luk 18:13). Setelah menyadari dosa yang membuat kerenggangan relasi dengan Allah, doa mohon pengampunan menjadi pokok untuk mendekatkan kembali diri manusia kepada Allah. Dalam perayaan Ekaristi, doa mohon pengampunan diucapkan terlebih dahulu sebelum dimulainya perayaan ekaristi (KGK 2631).. c.. Doa Syafaat Doa syafaat adalah doa permohonan yang membuat doa kita serupa dengan. doa Yesus. Ia adalah Perantara satu-satunya pada Bapa untuk semua manusia. Doa syafaat merupakan bagian dari doa permohonan melalui perantara Yesus. Manusia sering mendengar pernyataan dalam Kitab Suci bahwa barang siapa ingin pergi ke dalam Kerajaan Allah harus melalui Aku (Yesus). Dengan demikian, untuk menyampaikan doa permohonan manusia kepada Allah Bapa,.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 16. harus melalui perantara Yesus. Selain melalui perantara Yesus, manusia juga dapat menggunakan perantaraan Bunda Maria, Bapa Gereja, Santo-santa, atau Roh kudus (KGK 2634-2636).. d.. Doa Syukur KGK (2637) menjelaskan ucapan syukur merupakan ciri khas doa di dalam. Gereja. Sesuai dengan sabda Yesus dalam Kitab Suci bahwa syukurilah seluruh rahmat dari Allah yang telah manusia terima, karena Dia adalah pencipta seluruh alam semesta. Sering kali manusia selalu tergoda oleh roh jahat yang menjadikan diri merasa tidak puas dengan apa yang telah didapatkannya dari Allah, baik itu hal duniawi maupun rohani. Doa syukur merupakan hal dasar yang dapat manusia lakukan untuk melawan godaan akan rasa kekurangan dalam kehidupan seharihari. Tiap kejadian dan kebutuhan dapat menjadi kurban syukur. Doa syukur mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas tindakan-tindakan Allah yang dialami manusia. Setiap kejadian atau pengalaman yang dialami dalam kehidupan sehari-hari merupakan anugerah dari Allah, baik itu pengalaman yang menyenangkan atau menyedihkan. Menyadari pengalaman tersebut, manusia perlu mensyukurinya lewat doa kepada Allah, karna berkat kuasa-Nya manusia masih diberi nafas kehidupan untuk dapat merasakan pengalaman-pengalaman tersebut. Syukur dan terima kasih merupakan reaksi manusia yang mengakui bahwa Allah menganugerahkan segala sesuatu yang diperlukan untuk hidup terlebih cinta Allah (KGK 2638)..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 17. e.. Doa pujian Doa pujian adalah bentuk doa yang mengakui Allah secara paling langsung.. Doa pujian merupakan pengakuan akan kuasa Allah sebagai sang pencipta alam semesta. Dalam ajaran Gereja Katolik telah dijelaskan bahwa Allah adalah yang empunya Kerajaan Surga. Manusia sebagai makhluk ciptaan diharapkan selalu memuji keagungan Allah. Doa ini memandang Allah dalam diri-Nya sebagai pribadi yang tak terjangkau, kekal, dan sumber segala sesuatu. Melalui doa pujian, Roh Kudus mempersatukan diri dengan manusia untuk menyaksikan bahwa manusia adalah anak-anak Allah. Roh Kudus yang berkiprah di dalam hati menyadarkan manusia sebagai anak-anak Allah. Seluruh hidup manusia hanya ditujukan kepada Allah, karena Dialah yang mengatur semua tentang kehidupannya (KGK 2639). Ekaristi mencakup dan menyatakan semua bentuk doa ini. Perayaan Ekaristi merupakan bentuk dari doa pujian ini, karena di dalam pelaksanaanya penuh dengan pujian-pujian akan Allah sebagai Tri Tunggal Maha Kudus. Dalam perayaan Ekaristi terdapat pujian terhadap Yesus Kristus yang rela disalib untuk menebus dosa-dosa manusia, serta penghormatan akan Tubuh Kristus yang menjadi kurban keselamatan. Menurut tradisi, perayaan Ekaristi disebut juga dengan kurban pujian (KGK 2643)..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 18. 3.. Bentuk-bentuk Doa KGK (2721) menjelaskan Tradisi Kristen mengenal tiga bentuk ungkapan. kehidupan doa: doa lisan, doa renung, dan doa batin. Dari ketiga bentuk berdoa tersebut, manusia dapat memilih sesuai apa yang menjadi kebutuhan hidup doa. Namun dari ketiga doa tersebut semuanya menuntut ketenangan hati. 1. Doa Lisan KGK (2722) mengungkapkan bahwa doa lisan itu berbentuk kata-kata, baik yang dipikirkan maupun yang diucapkan. Tetapi yang terpenting bahwa hati manusia sungguh hadir di depan Tuhan. Manusia sadar kepada siapa dia berbicara dalam doa. Pada dasarnya Allah mendengarkan doa dan permohonan manusia dan tentunya Allah tidak akan tinggal diam dengan apa yang sudah disampaikannya melalui doa. Namun semua doa itu tidak tergantung banyak atau sedikit manusia berbicara dalam doa tetapi lebih pada kesungguhan hati dan jiwanya ketika berdoa. 2. Doa Renung atau Meditasi KGK (2705) menjelaskan doa renung atau meditasi pada dasarnya sebagai satu pencarian. Roh mencari agar manusia mengerti alasan dan cara kehidupan Kristen, agar menyetujui dan menjawab apa yang dikehendaki Tuhan. Doa renung atau. meditasi. meliputi. pikiran,. imajinasi,. kerinduan,. keinginan. untuk. memperdalam iman, pertobatan hati, dan memperkuat kehendak manusia untuk mengikuti Yesus Kristus. Doa ini adalah langkah pertama manusia menuju persatuan cinta dengan Allah secara langsung..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 19. Doa renung atau meditasi ini merupakan doa di mana manusia dapat menghadirkan Allah dalam hati. Dengan menghadirkan Allah, manusia mencoba menyadari akan kekuatan dan cinta kasih Allah, serta dapat menuntunnya untuk selalu mengikuti Yesus Kristus. Dengan merunung manusia akan mencari kerinduan hati yang selama ini belum pernah terwujud. Dengan demikian manusia akan disadarkan pada perbuatan yang dirasa tidak pantas di hadapan Tuhan. 3. Doa Batin KGK (2709) menyatakan doa batin adalah ungkapan sederhana tentang misteri doa. Manusia memandang Yesus dengan penuh iman, mendengarkan sabda Allah, dan mencintai Yesus tanpa banyak kata. Yesus mempersatukan manusia dengan doa Kristus, sejauh dia mengikutsertakan Yesus dalam hati. Doa batin juga merupakan penyerahan yang rendah hati diri manusia seutuhnya kepada Bapa yang penuh cinta dalam persatuan yang semakin dalam dengan Yesus Kristus sendiri. Doa batin adalah persatuan dengan doa Yesus, sejauh doa itu membawa manusia mengambil bagian dalam misteri Kristus. Misteri Kristus dirayakan oleh Gereja di dalam Ekaristi. Roh Kudus membuatnya menjadi hidup lagi dalam doa batin, sehingga ia dapat menyatakan dalam amal cinta. Doa ini bisa manusia lakukan dan rasakan ketika mengikuti perayaan Ekaristi. Di bawah dorongan Roh Kudus, manusia mengarahkan hati dan seluruh dirinya dengan sadar kepada kediaman Tuhan. Manusia perlu mengarahkan kembali hati kepada Tuhan yang mencintainya, untuk menyerahkan diri kepada-Nya sebagai persembahan yang suci dan kudus..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 20. B. Spiritualitas Prodiakon 1. Spiritualitas Dalam hidup sehari-hari orang mengenal pasang surut semangat yang dimiliki. Saat mengalami kelesuan, seseorang perlu menghidupkan spirit atau semangatnya, sehingga kembali memiliki gairah hidup. Spirit atau semangat sudah dikenal oleh masyarakat secara umum. Spiritualitas dalam arti harafiah adalah “kerohanian” atau “hidup rohani”. Sebagaimana yang dituliskan oleh Martasudjita (2002: 11), bahwa spiritualitas berasal dari kata Latin “spiritus” yang berarti Roh. Spiritualitas juga mempunyai hakikat sebagai realita maupun dinamika hidup yang digerakkan dan diarahkan oleh daya roh dalam diri manusia. Dasarnya adalah kehadiran dan kegiatan Roh Kudus. Magnis Suseno (1993: 114) menerangkan bahwa “spiritualitas adalah keterarahan batin dalam setiap sikap yang kita ambil, yang berdasarkan sesuatu yang rohani, yang mengatasi diri sendiri”. Spiritualitas merupakan suatu hal yang menyangkut hubungan antara manusia dengan Tuhan. Spiritualitas menyangkut kehidupan. rohani. seseorang. dalam. hubungannya. dengan. Allah. yang. perwujudannya tampak dalam perilaku sehari-hari baik dalam cara berfikir, merasa, bertindak maupun dalam berdoa. Dapat juga dikatakan bahwa spiritualitas adalah roh atau kekuatan dari Allah yang memberi daya kesanggupan kepada seseorang. untuk. mempertahankan,. memperkembangkan,. mengolah. dan. mewujudkan seluruh aspek kehidupannya. Dalam Gereja Katolik manusia mengenal beberapa model spiritualitas Kristiani, misalnya: spiritualitas Ignasian,.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 21. spiritualitas Dominikan, spiritualitas Agustinus, spiritualitas Fransiskus Asisi, dll. Pada dasarnya model spiritualitas tersebut sama karena mengalir dari satu sumber yaitu Yesus Kristus. Martasudjita (1998: 52) menyatakan di luar Gereja kita juga mengenal spiritualitas yang dihayati oleh banyak orang, misalnya ada yang disebut spiritualitas Kejawen dan spiritualitas yang dihayati kelompok-kelompok penghayatan kepercayaan. Spiritualitas yang demikian itu berlaku untuk semua orang yang mau menghayatinya. Secara umum orang yang memberi diri untuk menanggapi kehendak Allah akan dibantu dan digerakan oleh Roh Allah sendiri untuk mengembangkannya. 2. Prodiakon a. Sosok Prodiakon Martasudjita (1998: 12) berpendapat bahwa prodiakon adalah: Orang-orang awam yang ditugaskan oleh uskup untuk membantu menerimakan Tubuh Tuhan (komuni) dalam rangka perayaan Ekaristi, Liturgi Sabda, dan kepada orang sakit serta memimpin ibadat nonsakramental dan tanpa (memberikan) berkat. Istilah prodiakon paroki dipakai sejak tahun 1985, sebelumnya memakai istilah diakon awam. Prodiakon merupakan orang awam, tetapi prodiakon mendapatkan tugas khusus dari uskup untuk ikut ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi. Prodiakon juga mempunyai tugas memimpin ibadat non-sakramental tanpa memberikan berkat, karena yang dapat memberikan berkat hanya yang tertahbiskan. Prodiakon berperan penting dalam meningkatkan iman kepercayaan akan Yesus Kristus, karena tidak semua tugas Gereja dapat dikerjakan oleh imam..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 22. Seorang prodiakon dituntut untuk terampil, berpengetahuan luas dan bisa menghayati nilai-nilai hidup rohani. Martasudjita (1998: 23-24) menjelaskan dua pertimbangan teologis pokok sebagai dasar pelayanan para prodiakon. 1) Berkat imamat umum melalui Baptisan, Krisma, dan Ekaristi partisipasi awam dalam liturgi Gereja mengalir dari hakikat imamat umum yang dimiliki oleh setiap orang beriman. Oleh karena itu kaum awam ikut serta mengemban tugas imamat, kenabian dan rajawi Kristus, menunaikan bagian mereka dalam perutusan segenap umat Allah dalam Gereja dan di dunia (LG, art. 31) 2) Liturgi merupakan upaya yang membantu kaum beriman dalam menghayati misteri Kristus serta hakikat asli Gereja yang sejati. Atas dasar segi perayaan Gereja inilah, liturgi menjadi urusan semua orang beriman dan bukan hanya pastor saja.. b. Lingkup Kerja Prodiakon Paroki 1) Prodiakon Paroki adalah Pelayan Yesus Kristus. Siswata (1991: 19-20) mengatakan prodiakon paroki dipilih pertama-tama untuk membantu membagikan tubuh Kristus. Ini terlaksana di dalam Perayaan Ekaristi maupun di luar Perayaan Ekaristi. Dengan demikian prodiakon paroki merupakan pelayan Yesus Kristus. Untuk itu prodiakon paroki diharapkan memiliki semangat hidup Yesus Kristus sendiri. Prodiakon dituntut untuk mengenal Yesus Kristus terutama seperti yang ada dalam Kitab Suci. Dalam Perayaan Ekaristi Kristus hadir dalam komuni (persekutuan). Di samping itu,.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 23. prodiakon paroki sebagai pelayan Yesus Kristus diharapkan bisa membantu umat dan memberi contoh baik. 2) Prodiakon Paroki sebagai Orang Beriman. Dia adalah seorang beriman karena menanggapi tawaran keselamatan Allah, baik untuk seluruh manusia maupun untuk dirinya sendiri. Semangat babtisannya perlu dijadikan landasan semangat hidupnya. Itu berarti bahwa semangat dasar dalam hidupnya adalah meninggalkan dosa dan hidup seturut kehendak Allah (bdk Rm 6:1-14). 3) Prodiakon Paroki sebagai Pembantu Uskup dan Pastor Paroki. Prodiakon paroki sebagai awam memang memerlukan ijin dari uskup untuk menerimakan tubuh Kristus. Kanon 910 paragraf 2 berbunyi “Pelayan luar biasa komuni suci adalah akolit atau orang beriman lain yang ditugaskan sesuai ketentuan kanon 230 par 3”. Sedangkan Kanon 203 paragraf 3 berbunyi “Di mana kebutuhan Gereja memintanya dan bila tidak ada pelayan-pelayan rohani, juga awam bukan lektor atau akolit dapat menjalankan beberapa tugas yakni pelayanan sabda, memimpin doa-doa liturgi, memberikan permandian, dan membagikan komuni suci menurut ketentuan hukum”. Maka dalam surat tugas prodiakon paroki telah ditegaskan bahwa yang bertugas membantu membagikan komuni saat perayaan ekaristi adalah prodiakon paroki, apabila jumlah umat pada saat itu telalu banyak. Prodiakon hanya diperbolehkan membagikan komuni saja, tidak dengan memberikan berkat atas komuni, karena hanya kaum tertahbislah yang dapat memberikan berkat komuni. Prodiakon paroki juga mendapatkan tugas.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 24. untuk memimpin berbagai macam ibadat di lingkungan sebagai pengganti peran pastor paroki. Siswata (1991: 20-21) berpendapat bahwa di lain pihak, prodiakon paroki juga dipilih dan diangkat untuk melakukan tugas yang diberikan pastor paroki, misalnya memimpin ibadat sabda, memberikan homili, memimpin upacara liturgi, dan lain sebagainya. Jelas bahwa prodiakon paroki diharapkan memiliki semangat untuk senantiasa membantu uskup dan pastor paroki apapun resikonya. Untuk itu perlu dialog, pengertian, terbuka agar tugas terselesaikan dengan baik. 4) Prodiakon Paroki sebagai Anggota dan Pelayan Umat Siswata (1991: 19) menjelaskan prodiakon paroki adalah angota umat baik di tingkat Kring, Lingkungan, Wilayah, Stasi, Paroki, maupun Keuskupan bahkan anggota Gereja semesta sepanjang masa. Karena babtisannya ia berada di dalam persekutuan umat beriman. Kegiatan, kehidupan, kegembiraan, dan keprihatinan umat beriman juga menjadi miliknya. Maka diharapkan prodiakon paroki adalah orang yang diterima oleh umat. Dalam lingkungan umat beriman, seorang prodiakon paroki dipilih sebagai salah satu dari banyak pelayan umat beriman. Ada bermacam-macam pelayan umat beriman dalam kelompok religius misalnya Uskup, Imam, Diakon, dan kelompok awam yaitu prodiakon paroki khususnya dalam kegiatan liturgi. Prodiakon paroki bukan pesaing dan perampas tugas pelayan lain, melainkan bekerja sama dengan pelayan yang ada untuk melayani kepentingan umat beriman..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 25. 5) Prodiakon Paroki tetap Bersemangat Awam Siswata (1991: 21) menjelaskan bahwa prodiakon paroki tetap awam bukan anggota hirarki. Dalam lingkungan Gereja Katolik istilah awam dikenakan bagi semua orang yang sudah dibabtis yang tidak ditahbiskan. Biasanya umat memilih salah satu orang yang telah dipercaya dan memiliki kehidupan yang baik di masyarakat. Kekhasan para awam terutama terletak pada sifat keduniawian. Para awam diharapkan mencari Kerajaan Allah dengan mengurus hal-hal dunia dan mengaturnya sesuai kehendak Allah (LG, 31). Prodiakon tersebut diharapkan memiliki iman yang kuat, sehingga mampu menuntun umatnya menuju Kerajaan Allah. Prodiakon sangat perlu memahami makna Kitab Suci dalam melayani umatnya. Meskipun para awam terlibat dalam perkara dunia, di Keuskupan Agung Semarang di mana tenaga imam kurang, para awam diharapkan ikut terlibat dalam tugas-tugas hirarki. Sebab Gereja hampir tak mungkin hadir dan aktif tanpa kegiatan kaum awam (AA, 1). Di banyak tempat tanpa keterlibatan aktif para awam, para gembala (hirarki) tak mungkin bisa mencapai hasil. Para awam sungguh melengkapi apa yang kurang dari para gembalanya (AA, 10). 6) Prodiakon Paroki sebagai Anggota Keluarga Siswata (1991: 18) menjelaskan bahwa di banyak paroki, prodiakon umumnya seorang anggota keluarga. Dia bisa bapak atau ibu atau seorang bujangan dalam keluarga. Pilihan dan pengangkatan prodiakon paroki juga menyangkut seluruh keluarganya, yang punya nama baik diharapkan bukan hanya pribadi prodiakon paroki, tetapi juga keluarganya (istri/suami/orang tua dan anak)..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 26. Seluruh anggota keluarga prodiakon paroki diharapkan menjadi keluarga beriman. Kiranya surat pertama Santo Paulus kepada Timotius (1 Tim 3:8-13) bisa dijadikan bahan bandingan dan inspirasi bagi semangat hidup prodiakon paroki beserta keluarganya.. 7) Tugas-tugas Prodiakon Paroki Martasudjita (1998: 32) mengatakan bahwa pada prinsipnya, prodiakon paroki mempunyai dua tugas utama, yaitu: a) Membantu menerimakan komuni, ini bisa terwujud di dalam Perayaan Ekaristi dan di luar Perayaan Ekaristi seperti dalam Liturgi sabda dan pengiriman komuni kepada orang sakit atau sedang dipenjara. b) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh pastor paroki, seperti: memimpin ibadat sabda, memberikan homili, memimpin liturgi pemakaman, memimpin berbagai ujub doa di lingkungan atau wilayah.. Tetapi secara rinci Martasudjita (1998: 12) mengemukakan bahwa tugas pelayanan prodiakon dibedakan dengan jabatan diakonat. Perbedaan itu dapat dilihat dalam bagan berikut:. No. Diakon Tahbisan. Prodiakon Paroki. 1. Menerima tahbisan dari Uskup. Dilantik oleh pastor paroki.. 2. Masuk. kelompok. klerus Tetap menjadi kaum awam.. hierarki. 3. Menerima. materai. imamat Tidak. menerimakan. materai.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 27. tingkat. terendah. yang. tak Imamat.. terhapuskan. 4. 5. Jabatan yang berlaku tetap atau Berlaku sementara (3 tahun) dan seumur hidup.. dapat dipilih kembali. Wilayah pelayanan luas. Wilayah pelayanan hanya paroki sendiri. 6. Tugas-tugas yang lebih luas. Tugas-tugas sesuai penugasan dari uskup dan pastor paroki. Tabel di atas menjelaskan perbedaan antara prodiakon dengan diakon tertahbis. Tugas diakon tertahbis dalam menggembala umatnya sangat luas dibandingkan dengan prodiakon paroki. Diakon tertahbis terikat dengan komunitas atau konggregasi, sedangkan prodiakon tidak memiliki suatu ikatan organisasi, namun prodiakon dibentuk oleh diakon tertahbis berdasarkan persetujuan umat. Siswata (1991: 16) menyebutkan bahwa prodiakon paroki dipilih untuk melaksanakan sebagian tugas dari Diakon Tahbisan. Maka semestinya para prodiakon paroki ini juga memiliki sebagian semangat tugas pelayanan para diakon.. c. Batas-batas Kewenangan Prodiakon Paroki 1) Prodiakon Paroki diangkat oleh uskup atas usulan pastor paroki. Sebelum mengusulkan pengangkatan prodiakon, pastor beserta umatnya melalukan.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 28. pemilihan dahulu. Prodiakon yang akan dilantik telah mempersiapkan diri untuk menjadi pelayan kaum awam. 2) Prodiakon paroki bersifat sementara, yaitu untuk tugas pelayanan selama 3 tahun, waktu ini bisa diperpanjang atau diperpendek. Untuk dapat memperpanjang dan memperpendek tugas seorang prodiakon, tergantung pada ketulusan dan penghayatan diri dalam melakukan pelayanannya. 3) Prodiakon hanya berhak melayani jemaat di wilayah paroki tempat ia tinggal. Apabila ia berpindah tempat, ia tidak otomatis menjadi prodiakon di paroki barunya (Martasudjito, 1998:32).. d.. Syarat-syarat Prodiakon Paroki Untuk dapat menjadi prodiakon paroki bukanlah sekedar dituntut mau dan. rela, tetapi gereja menetapkan beberapa syarat, yakni: 1) Memiliki nama baik sebagai pribadi maupun keluarga. Ia harus seorang bapak atau ibu yang baik, apabila ia belum menikah ia harus seorang yang mempunyai nama baik, baik perilaku, hidup iman, dan moralnya. 2) Diterima oleh umat Kriteria diterimanya umat bisa bermacam-macam, yaitu perilakunya yang baik, kemampuan yang memadai, dedikasi yang tinggi, berwibawa, dan memiliki pribadi yang baik. 3) Mempunyai penampilan yang layak.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 29. Prodiakon harus dapat membawakan diri secara baik dalam liturgi dan hidup sehari-hari. Untuk dapat tampil layak seorang prodiakon perlu dibina dan dilatih (Martasudjito, 1998:30).. 3. Spiritualitas Prodiakon Deskripsi Spiritualitas Prodiakon Martasudjita (1998: 36) menjelaskan bahwa spiritualitas prodiakon diartikan sebagai suatu kedekatan dengan Tuhan dalam hidup sehari-hari. Kehidupan dalam persatuan mesra dengan Kristus itu dalam Gereja dipupuk dengan bantuanbantuan rohani, yang diperuntukan bagi semua orang beriman, terutama dengan keikutsertaan aktif dalam liturgi suci. Upaya-upaya itu sangat relevan digunakan oleh para awam sedemikian rupa, sehingga mereka menunaikan dengan seksama tugas-tugas duniawi dalam keadaan hidup yang serba biasa. Martasudjita (1998: 35-48) mengemukakan bahwa, spiritualitas prodiakon paroki dapat digali dari hakikat dan penugasan pelayanan prodiakon. Spiritualitas prodiakon diuraikan dalam 5 cara: 1) Prodiakon Paroki adalah Seorang Awam Sebagai awam, identitas ini hendaknya disadari benar oleh para prodiakon. Ia harus menjadi bapak atau ibu yang baik dalam keluarga. Jadi seorang prodiakon harus sungguh menyadari diri, status, dan tugas mulianya sebagai awam, sebab justru dengan itu mereka melayani Gereja menurut panggilannya dan menapaki jalan kesucian menurut martabatnya..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 30. 2) Bersemangat Pelayanan dan Kerja Sama Melalui pastor paroki, uskup mengangkat dan melantik orang-orang terpilih bagi pelayanan umat. Jadi tugas pelayanan prodiakon ini selalu dilihat dalam konteks eklesial, yakni dalam kesatuan dengan Uskup dan para pembantunya, terutama para imam dan diakon tertahbis. Dengan pelayanannya tersebut, prodiakon paroki hendaknya bisa bekerja sama dengan kawan sekerjanya, khususnya dalam melaksanakan tugas kegerejaan sebagai pembantu pastor paroki. 3) Memiliki Kualitas Kerohanian yang Mendalam dan Liturgis Vatikan II mengajarkan bahwa awam juga dipanggil untuk ikut serta dalam ibadat Gereja yang sebenarnya merangkum seluruh hidup mereka dan terutama yang terungkap dalam liturgi. Menurut Martasudjita (1998: 41), LG art.34 menjelaskan tentang dasar spiritualitas teladan para awam dan prodiakon, yakni hidup dalam kesatuan dan penyerahan diri kepada Allah melalui Kristus dengan cara setia pada pimpinan Roh Kudus. Karena bersangkut-paut dengan pelayanan doa dan hal-hal suci, para prodiakon harus akrab dengan Tuhan, maka katekese sangatlah perlu untuk membina para Prodiakon Paroki ini, supaya ia bisa melaksanakan tugas dengan baik. 4) Tanggap terhadap Kebutuhan Umat sesuai Tuntutan Zaman terutama terhadap Mereka yang Lemah, Sakit, dan Miskin Kepekaan itu bukan hanya menyangkut isi kotbah, kalau ia harus berkotbah. Seorang prodiakon dituntut untuk dapat memberikan kotbah yang tidak hanya menyampaikan tentang Kerajaan Allah, namun ia harus kreatif saat berkotbah agar umat tidak bosan dan dapat dijadikan pedoman hidup. Kepekaan itu juga.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31. merangkum berbagai hal akan segala kejadian yang menuntut spontanitas pelayanan. Seorang prodiakon harus melayani umatnya tanpa pandang bulu. Kepada siapapun yang membutuhkan bantuannya ia akan bersedia, meski mereka itu orang miskin, lemah ekonomi, dan imannya. Seorang prodiakon tidak mempertimbangkan untung-rugi baik moril dan materiil dalam pelayanan. 5) Bersemangat Keterbukaan dan Kerendahan Hati Semangat keterbukaan menunjukkan kepada kesediaan dini untuk dibentuk, diarahkan, dan dipimpin. Meskipun ia seorang pemimpin jemaat ia tetap sadar bahwa ia terikat pada hierarki dan umat beriman. Keterbukaan diri juga meliputi kesediaan diri untuk belajar terus-menerus. Seorang Prodiakon hendaknya tidak berpuas diri karena merasa sudah baik dan tahu segala-galanya. Kerendahan hati untuk belajar dan menerima kritik orang lain merupakan keutamaan penting bagi kemajuan pelayanan prodiakon yang berkualitas.. Dalam usaha menyadari dan menghayati keberadaan dan jati dirinya, para prodiakon perlu meneladan dan menumbuhkan keutamaan-keutamaan yang dalam hidup sehari-hari menjadi spiritualitas dalam menjalankan tugas perutusan sebagai prodiakon. Spiritualitas menunjuk kepada bentuk hidup rohani yang dilandasi oleh bimbingan Roh Kudus untuk semakin mengimani dan mencintai Tuhan Yesus Kristus dan semakin berkembang dalam iman, harapan dan kasih. Martasudjita (2010: 27-36) menjelaskan spiritualitas menunjuk bentuk kehidupan rohani yang dilandasi oleh bimibingan Roh Kudus sendiri. Spiritualitas Kristiani selalu menunjuk hidup rohani yang dipimpin oleh Roh Kudus untuk.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 32. semakin mengimani dan mencintai Tuhan Yesus Kristus dan semakin berkembang dalam iman, harapan, dan kasih. Spiritualitas hidup prodiakon sangat penting dibutuhkan dalam pelayannya, karena dapat menjadikan kehidupan rohani para prodiakon sesuai dengan tuntunan Roh Kudus dalam mengembangkan iman, harapan, dan kasih pada pelayanan kepada Tuhan Yesus Kristus dan umat Allah atau Gereja-Nya. Martasudjita (2010: 27-36) menjelaskan tentang beberapa bentuk spiritualitas hidup prodiakon itu sendiri: 1. Tugas pelayanan prodiakon sebagai panggilan hidup Menjadi seorang prodiakon adalah sebuah panggilan hidup, karena Allah sendiri yang telah memanggil untuk melayani umat Allah melalui tugas pelayanan yang dipercayakan oleh Uskup atas nama Gereja. Kesadaran menjadi prodiakon adalah panggilan hidup, sehingga sebagai prodiakon harus mampu melayani dengan kesungguhan hati dan totalitas. 2. Ambil bagian dalam karya pelayanan Seorang prodiakon yang telah mendapatkan tugas resmi dari Uskup maupun Gereja mampu dan mau melayani umatnya dengan sepenuh hati. Prodiakon juga menjadi asisten dari pastor dalam melayani umatnya dari segi kehidupan rohani. 3. Menjalin tugas pelayanan prodiakon sebagai persembahan hidup Tantangan mengenai kehidupan dari seorang prodiakon ialah banyaknya hal yang harus dikorbankan. Hal ini tidak lepas dari kenyataan bahwa menjadi prodiakon adalah sebuah pengabdian berbeda dengan menjadi pejabat sipil atau.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 33. sebagai guru. Para prodiakon paroki tidak memperoleh gaji atau honor. Selain tidak mendapat honor seorang prodiakon tidak pernah mengenal lelah dan menghabiskan waktu untuk sebuah pelayanan. Prodiakon harus dengan tulus dan iklas mempersembahkan tenaga, waktu, dan pikirannya untuk melayani menjawab kebutuhan umat. 4. Menghidupi semangat doa yang mendalam dan teratur Untuk senantiasa menyadari tugas pelayanan prodiakon sebagai sebuah panggilan penuh pengorbanan untuk ambil bagian dalam karya Tuhan, seorang prodiakon mesti menghayati semangat doa yang mendalam dan teratur. Seorang prodiakon harus banyak doa. Sebagai seorang pendoa prodiakon mesti memiliki semangat doa yang sungguh-sungguh dihayati. Keteladanan hidup doa seorang prodiakon dapat menjadikan contoh yang baik kepada umatnya, semakin rajin seorang prodiakon dalam berdoa maka umatnya akan termotivasi untuk ikut rajin ambil bagian dalam berdoa. 5. Giat mengikuti Perayaan Ekaristi, mendengarkan sabda Allah, dan berdevosi Prodiakon yang baik mengikuti Perayaan Ekaristi bukan karena ia sedang bertugas untuk ikut menerimakan komuni dalam Perayaan Ekaristi. Tetapi, ia mengikuti Perayaan Ekaristi tersebut sebagai sumber dan puncak hidup dan pelayanannya. Selain Perayaan Ekaristi, prodiakon juga perlu rajin membaca Kitab Suci. Prodiakon hendaknya membaca Kitab Suci setiap hari dengan bacaan yang tertera di penanggalan Liturgi. Ketekunan untuk membaca sabda Allah dalam Kitab Suci dapat membantu prodiakon sebagai manusia yang hidup dari sabda Allah. Kehidupan rohani akan semakin tumbuh dan.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34. hidup dengan kuat apabila prodiakon juga memiliki doa devosi yang teratur dan sungguh dijalani dengan gembira. Dari pengalaman tradisi hidup rohani, devosi sangat membantu dalam menyuburkan hidup rohani hidup prodiakon. 6. Hidup berbagi dan peduli, khususnya pada mereka yang miskin dan lemah Penghayatan hidup yang Ekaristis akan berbuah pada kehidupan yang berbagi sebab Perayaan Ekaristi adalah misteri hidup Allah yang dibagikan. Kristus Tuhan kita telah memberikan hidup-Nya demi keselamatan kita sebagaimana terlaksana dalam peristiwa wafat dan kebangkitan-Nya. Orangorang yang miskin dan lemah itu ialah mereka yang tidak mempunyai apa-apa untuk membalas jasa prodiakon yang telah datang dan mengirim komuni kepada mereka. Godaan besar bagi para prodiakon ialah pilih-pilih dalam pelayanan. Apalagi ketika prodiakon sudah mulai memperoleh amplop yang berisi uang, ia perlu sungguh waspada pada kecenderungan hati yang ingin lebih memilih umat yang “punya” daripada yang “tidak punya”. Kemurahan hati merupakan keutamaan yang memang harus dikembangkan oleh setiap pelayan umat Allah, termasuk para prodiakon sebab hidup kita ini sendiri hanya anugerah oleh kemurahan hati Allah sendiri. Terutama kepada mereka yang kecil, lemah, miskin, dan tersingkir, perhatian kita mesti lebih besar lagi sebab Tuhan sangat mengasihi orang-orang kicil dan lemah tersebut. 7. Memiliki semangat untuk belajar terus Sering terjadi adanya prodiakon yang sudah merasa paham segalagalanya mengenai tugas pelayanan prodiakon, mereka terkadang merasa pandai akan pengetahuan yang dimiliki. Namun dengan tidakannya tersebut mereka.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 35. sering lalai atau melupakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang prodiakon. Menjadi prodiakon harus giat belajar dalam menanggapi panggilannya sebagai seorang pelayan, terlebih belajar dari umatnya sendiri, karena pelayanan prodiakon ditujukan untuk perkembangan iman umatnya sendiri.. C. Pengaruh Hidup Doa terhadap Perkembangan Spiritualitas Prodiakon Pada bagian terakhir bab ini penulis akan menjelaskan pengaruh hidup doa terhadap spiritualitas prodiakon. Spiritualitas diartiakan sebagai hidup rohani manusia. Hidup rohani yang menjalin hubungan dengan Tuhan. Doa dapat membantu manusia untuk dapat menjalin hubungan dengan Tuhan. Maka doa merupakan bagian terpenting dalam spiritualitas. Seorang prodiakon perlu mengahayati hidup sehari-hari dengan sering berdoa, dengan begitu spiritualitas seorang prodiakon akan semakin berkembang. Prodiakon yang membiasakan diri dengan terus menerus berdoa maka kebutuhan rohaninya akan merasa terpenuhi, imannya semakin berkembang dan menjalin relasi yang baik dengan Tuhan dan sesama. Dengan demikian, seorang prodiakon akan menjalankan tugas-tugasnya dengan tulus dan benar-benar menanggapi panggilannya sebagai seorang prodiakon serta mampu menjawab dan memenuhi kebutuhan umat. Pelayanan tersebut mendapatkan tanggapan positif dari umat gereja. Darminta (1982: 49) menguraikan bahwa doa sebagai ungkapan normal dari cinta manusia dalam hadirat Allah, tetapi tidak cukup untuk kehidupan rohani saja, namun yang lebih penting ialah melaksanakan dengan penuh cinta kehendak.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 36. Allah. Dengan mampu mengenal, mencintai, dan melaksanakan kehendak Allah, kebutuhan pokok hidup iman, harapan, dan cinta manusia dapat terpenuhi. Dari segi hubungan antar pribadi kerinduan untuk bertemu dengan Allah dilihat sebagai kepenuhan dan kesempurnaan hidup yang merupakan pendorong untuk menyapa Allah. Hidup prodiakon akan menjadi tenang dan damai setelah membiasakan diri untuk rajin berdoa. Kehidupan prodiakon dengan masyarakat akan terjalin dengan baik karena selalu dinaungi Roh Kudus dalam doa-doanya. Dengan doa, prodiakon akan merasakan keharmonisan dalam berumah tangga, karena Roh Kudus senantiasa menaungi kehidupannya. Tutur kata prodiakon yang telah terbiasa rajin berdoa akan terasa berbeda, setiap ucapannya akan memotivasi orang lain serta lebih berhati-hati dalam mengucapkan kata-kata. Tindakan prodiakon yang telah membiasakan diri untuk rajin berdoa setiap hari dapat dicontoh oleh umatnya. Spiritualitas prodiakon diartikan sebagai suatu kedekatan dengan Tuhan dalam hidup sehari-hari. Kedekatan dengan Tuhan dapat dilakukan oleh manusia melalui doa, semakin rajin dan khusuk ketika berdoa maka Tuhan selalu menyertai setiap hidupnya. Persatuan mesra dengan Kristus itu dalam Gereja dipupuk dengan bantuan-bantuan rohani, yang diperuntukan bagi semua orang beriman, terutama dengan keikutsertaan aktif dalam liturgi suci. Upaya-upaya itu hendaknya digunakan oleh para awam sedemikian rupa, sehingga mereka menunaikan dengan seksama tugas-tugas duniawi dalam keadaan hidup yang serba biasa (Martasudjita, 1998: 36)..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III GAMBARAN HIDUP DOA PRODIAKON DI STASI POJOK DAN DAMPAKNYA BAGI PERKEMBANGAN SPIRITUALITAS PRODIAKON. Bab III ini merupakan jawaban dari rumusan masalah kedua mengenai seberapa jauh pengaruh hidup doa terhadap perkembangan spiritualitas prodiakon. Pada bab sebelumnya penulis telah menjelaskan tentang pengertian hidup doa, perkembangan. spiritualitas. prodiakon. serta. pengaruh. hidup. doa. bagi. perkembangan spiritualitas prodiakon. Untuk mengetahui sejauh mana hidup doa prodiakon dan dampaknya bagi perkembangan spiritualitasnya maka penulis menyusun bab III dalam beberapa bagian pembahasan. Pada bagian pertama sebagai konteks, penulis menguraikan gambaran umum Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu serta Stasi Yohanes Chrisostomus Pojok yang meliputi sejarah paroki dan stasi, letak geografis, jumlah umat, visi, misi, situasi sosial ekonomi dan kehidupan umat beriman. Bagian kedua membahas mengenai penelitian yang mencakup: latar belakang, tujuan, variabel, definisi operasional, jenis, instrumen pengumpulan data, responden, tempat, waktu serta kisi-kisi instrumen penelitian. Bagian ketiga berupa laporan hasil penelitian. Laporan disajikan berdasarkan penelitian yang diadakan di gereja St. Chrisostomus Pojok, selanjutnya dibahas dan dijelaskan. Pembahasan penelitian ini berguna untuk.

Gambar

Tabel  di  atas  menjelaskan  perbedaan  antara  prodiakon  dengan  diakon  tertahbis
Tabel 1  Kisi-kisi kuesioner

Referensi

Dokumen terkait

Film dokumenter juga menjadi salah satu solusi dalam menyampaikan kembali makna dan ajaran pendidikan Ki Hadjar Dewantara sehingga dapat memberi informasi lebih

Istilah ini digunakan untuk menunjukkan pendapat yang paling unggul dalam masalah hikayat periwayatan pendapat mazhab, maksudnya jika para ulama Ashab mengatakan keterangan

(2007) melaporkan penelitian terhadap lima jenis rumput pakan, yaitu rumput raja ( Pennisetum hybrida ), rumput gajah ( Pennisetum purpureum ), rumput benggala ( Panicum

(3) Ketentuan mengenai persyaratan kendaraan bermotor angkutan penumpang terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri yang bertanggung

3(d) terlihat bahwa system dengan nilai CR=1,4 dan CR=0,8 dapat menurunkan PAPR sekitar 8dB dan 10 dB terhadap system tanpa teknik reduksi untuk probabilitas

Secara parsial, penelitian ini menunjukkan variabel Quick Ratio, Banking Ratio dan Return On Equity tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan

Metode dokumentasi yaitu melakukan aktivitas pengarsipan dan penyalinan dari sumber-sumber sekunder yang berkaitan dengan tanggal pengumuman buy back mulai dilakukan,

Cold Storage adalah salah satu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan yang digunakan untuk mendinginkan ikan/makanan, yang peralatan tersebut tergolong dalam metode