BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan metode asosiatif
dengan hubungan kausal, karena tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan
hubungan sebab akibat dalam bentuk pengaruh antar variabel melalui pengujian
hipotesis. Menurut Sugiono (2004:1) penelitian asosiatif adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan
penelitian ini maka dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
B. Jenis dan Sumber Data
Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder
merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik pihak
pengumpul data primer maupun oleh pihak lain (Umar, 2001: 69). Data yang
diperoleh adalah data time series yaitu data dari suatu fenomena tertentu yang
didapat dari beberapa interval waktu tertentu misalnya dalam waktu mingguan,
bulanan, dan tahunan. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara
mendownload melaui situsIndonesian capital Market Directory).
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono, Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar
di BEI sebanyak 31 perusahaan.
Menurut Sugiyono, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki populasi tersebut. Metode pengambilan ssampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan pertimbangan tertentu
(judgement sampling) (Jogiyanto,2004:9). Adapun yang menjadi kriteria dalam
pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
1. perusahaan tersebut terdaftar di BEI pada tahun 2007, 2008 dan 2009
2. perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang telah diaudit selama
tahun 2007, 2008 dan 2009.
3. perusahaan perbankan tidak mengalami delisting selama periode pengamatan.
Setelah dilakukan uji purposive sampling, maka perusahaan yang lolos uji adalah:
Tabel 3.1
Daftar Populasi dan Sampel Penelitian
NO NAMA PERUSAHAAN KODE
KRITERIA SAMPEL 1 2 3
1 PT Bank Agro Niaga, Tbk AGRO X X -
2 PT Bank Artha Graha Internasional, Tbk INPC X X X 1
3 PT Bank Bukopin, Tbk BBKP X X X 2
4 PT Bank Bumi Artha, Tbk BNBA X X X 3
5 PT Bank Bumiputera Indonesia, Tbk BABP X X X 4
6 PT Bank Capital Indonesia, Tbk BACA X X -
7 PT Bank Central Asia, Tbk BBCA X X X 5
8 PT Bank Century, Tbk BCIC X X X 6
9 PT Bank Danamon Indonesia, Tbk BDMN X X X 7
10 PT Bank Ekonomi raharja, Tbk BAEK X X -
11 PT Bank Pundi Indonesia, Tbk BEKS X X X 8
12 PT Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk SDRA X X X 9
13 PT Bank Internasional Indonesia, Tbk BNII X X X 10
14 PT Bank Kesawan, Tbk BKSW X X X 11
15 PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk BBTN X - - -
16 PT Bank Mandiri, Tbk BMRI X X X 12
17 PT Bank Mayapada Internasional, Tbk MAYA X X X 13
18 PT Bank Mega, Tbk MEGA X X X 14
19 PT Bank Negara Indonesia, Tbk BBNI X X X 15
20 PT Bank Niaga, Tbk BNGA X X X 16
21 PT Bank Nusantara Parahyangan, Tbk BBNP X X X 17
22 PT Bank OCBC NISP, Tbk NISP X X X 18
23 PT Bank Pan Indonesia, Tbk PNBN X X X 19
24
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten, Tbk BJBR X - X -
25 PT Bank Permata, Tbk BNLI X X X 20
26 PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk BBRI X X X 21
27 PT Bank Sinar Mas, Tbk BSIM X - X -
28 PT Bank Swadesi, Tbk BSWD X X X 22
29 PT Bank Tabungan Pensiun Nasional, Tbk BTPN X X - -
30 PT Bank Victoria International, Tbk BVIC X X X 23
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap,
yaitu studi pustaka dan studi dokumentasi. Metode pengumpulan data tahap
pertama melalui studi pustaka, yaitu jurnal akuntansi dan buku-buku yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data tahap kedua melalui
studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data berupa harga saham dan
laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah variable
sebagai berikut:
3.1 Variabel independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain
(Umar, 2003:50). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Quick Ratio, Banking Ratio dan Return On Equity. Variabel independen disimbolkan dengan “X1” ( Quick Ratio), “X2” ( Banking Ratio), “X3” ( Return On Equity).
3.2 Variabel dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau yang
dipengaruhi oleh variabel independen (Umar, 2003:50). Variabel dependen dalam
spenelitian ini adalah perubahan harga saham, dimana variabel dependen
3.3 Indikator
Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan
atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap
Tabel 3.2
Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Defenisi variabel Indikator Skala
Quick Ratio
(X1)
Rasio cepat yang digunakan
untuk mengetahui kemampuan bank untuk
membayar kembali kewajibannya kepada para
deposannya dengan aset tunai yang dimilikinya. Quick Ratio= Deposits Total Asset Cash Rasio Banking Ratio (X2)
Rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali
kewajiban kepada deposannya dengan menarik
kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada debiturnya. Banking Ratio
=
Deposits Total Loans Total Rasio Return On Equity (X3)Rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham.
Return On Equity Biasa Saham Ekuitas Saham Pemegang Bersih Laba Rasio Perubahan Harga Saham (Y)
perbandingan antara selisih harga saham rata-rata (rata-rata antara harga saham tertinggi dan harga saham terendah dalam suatu periode) sebelum penutupan dengan harga saham penutupan suatu emiten dalam suatu periode (selama satu tahun).
Y = 1 1 − − − t t t HSPT HSPT HSP x100% %
F. Metode Analisis Data
3.1 Pengujian Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik dengan menggunakan persamaan regresi sederhana. Analisis data
dilakukan dengan bantuan SPSS versi 18.0. Peneliti melakukan uji asumsi klasik
terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis yaitu Uji Normalitas, Uji
Multikolonearitas, Uji Heterokedastisitas, dan Uji Autokorelasi.
3.1.1 Uji Normalitas Data
Menurut Erlina (2007:103) “Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui
apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal”. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini
dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel kecil. Untuk melakukan uji, penulis mendasarkan pada uji grafik dan uji
statistik.
a. Uji Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan
melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya melihat
dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah
sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat norma
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
residual akan dibandingkan degan garis diagonal. Jika distribusi data residual
normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya.
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal atau dari grafik atau dengan melihat histogram
residualnya. Dasar pengambilan keputusan:
• jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
• jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara
visual kelihatan normal, pada hal secara statistik bias sebaliknya. Oleh sebab itu
dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang
dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik
non-parametrik. Kolomogorov-Smirnov. Jika nilai Asymp.sig > nilai signifikansi
3.1.2 Uji Multikolonearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independen karena akan mengurangi keyakinan
dalam pengujian signifikansi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala
multikolonearitas di dalam model regresi ini dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF), nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonearitas adalah nilai VIF > 10. Apabila nilai VIF < 10 berarti
tidak terjadi multikolonearitas (Ghozhali, 2005:92)
3.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variable dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Uji heterokedastiitas
dalam penelitian ini dengan cara melihat grafik plot dan uji Gjejser.
a. Melihat Grafik Scatterplot
Dasar analisis heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
• jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka terjadi heteroskedastisitas,
• jika tidak ada pola yang jelas atau titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau
terjadi homoskedastisitas.
b. Uji Glejser
Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual terhadap
variabel independen dengan persamaan regresi :
|Ut| = α + βXt + vt
Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen (sig < 0.05) , maka ada indikasi heteroskedastisitas.
3.1.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 atau sebelumnya. Pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi menurut Santoso (2002:218) dengan cara melihat besaran
Dubrin-Watson (D-W) sebagai berikut:
• angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif,
• angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
3.2 Pengujian Hipotesis Penelitian 3.2.1 Metode Regresi linier Berganda
Regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antar
beberapa Variabel bebas yang biasa disebut X1, X2, X3, dan seterusnya dengan
variabel terikat yang disebut Y (Situmorang, 2008:109). Model persamaannya
adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3 + e Keterangan :
Y = Perubahan harga saham
α = Konstanta X1 = Quick Ratio X2 = Banking Ratio X3 = Return on Equity β1,β2,β3 = Koefisien Regresi e = error (pengganggu)
3.2.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Menurut Ghozali (2005:84) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan
apakah semua variabel independen yang dimaksud dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Uji F
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah Ho: bi = b2 = ……= bk = 0,
artinya semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan
atau tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen dan Ha: b1 ≠ b2
≠…….≠ b3= 0, artinya semua variabel independen merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen atau dengan kata lain semua variabel
independen tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Uji ini
dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung dengan ketentuan Jika
signifikansi< 0,05 maka Ha diterima dan Jika signifikansi >0,05 maka Ha ditolak
Serta membandingkan nilai F hasil perhitingan dengan F menurut tabel. Bila nilai
F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ha diterima dan sebaliknya.
3.2.3 Uji t (uji secara parsial)
Uji secara parsial adalah untuk menguji apakah setiap variabel bebas atau
independen memiliki pengaruh atau tidak terhadap variabel dependen. Bentuk
pengujiannya adalah Ho: bi = 0, artinya suatu variabel independen bukan
merupakan penjelas yang signifikan atau tidak memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen dan Ha: bi ≠ 0, artinya suatu variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen atau dengan kata lain
variabel independen tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Cara
melakukan uji t adalah dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan
ketentuan Jika signifikansi < 0,05 maka Ha diterima dan Jika signifikansi >0,05
apabila nilai statistik t > t tabel maka Ha diterima sedangkan nilai statistic t < t
tabel maka Ha ditolak.
G. Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian
Februari Maret April Mei Juni Juli
Pengajuan judul Penyelesaian proposal Bimbingan proposal Seminar proposal Pengumpulan Data Pengolahan data Penyampaian hasil penelitian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi linear berganda. Analisis
data dimulai dengan mengolah data berupa laporan keuangan bank yang dipeoleh
dari ICMD (Indonesia Capital Market Directory) dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi linear berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi liniear
berganda dilakukan dengan menggunakan Software SPSS versi 18. Prosedur
dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS
selanjutnya SPSS akan menghasilakan output-output sesuai metode analisis data
yang telah ditentukan.
Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, diperoleh 23 Bank yang
memenuhi kriteria dan dijadikan sampel penelitian ini dan diamati selama periode
2007-2009.
Setelah melakukan pengolahan terhadap data laporan keuangan bank pada
periode 2007 sampai 2009 yang terkumpul dengan menggunakan Microsoft Exel
di dapat data untuk setiap variabel sebagai berikut:
Tabel 4.2 Quick Ratio
No Nama Bank Tahun
2007 2008 2009
1 Bank Artha Graha International 24.25 6.67 9.21
2 Bank Bukopin 13.67 10.10 9.08
3 Bank Bumi Artha 67.07 58.56 66.79
4 Bank Bumiputera Indonesia 13.85 8.85 10.91
5 Bank Central Asia 13.85 31.84 30.30
6 Bank Century 34.12 8.65 20.08
7 Bank Danamon 13.67 13.67 11.63
8 Bank Ekskutif Internasional 9.21 7.21 7.11
9 Bank Himpunan Saudara 1906 8.10 9.07 10.08
10 Bank Internasional Indonesia 11.53 10.63 17.79
11 Bank Kesawan 10.91 16.92 13.85
12 Bank Mandiri 23.07 10.05 10.05
13 Bank Mayapada Internasional 8.30 7.20 6.21
14 Bank Mega 12.66 9.76 9.76
15 Bank Negara Indonesia 14.68 8.68 11.21
16 Bank Niaga
8.56 10.07 8.63
17 Bank Nusantara Parahyangan 13.39 14.23 12.66
18 Bank OCBC NISP 10.40 8.30 6.76
19 Bank Pan Indonesia 17.79 15.89 24.23
20 Bank Permata 23.23 12.31 10.40
21 Bank Rakyat Indonesia 32.84 20.22 22.23
22 Bank Swadesi 47.07 40.10 36.89
23 Bank Victoria Internasional 7.85 5.59 5.10
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2007 Quick Ratio
tertinggi terdapat pada Bank Bumi Artha sebesar 67,07, nilai Quick Ratio
terendah adalah Bank Victoria International sebesar 7,85. Untuk tahun 2008, nilai
Quick Ratio tertinggi dimiliki oleh Bank Bumi Artha sebesar 58,56 dan nilai
tahun 2009, nilai Quick Ratio terdapat pada Bank Bumi Artha sebesar 66,79 dan nilai Quick Ratio terendah adalah Bank Victoria sebesar 5,10.
Tabel 4.3 Banking Ratio
No Nama Bank Tahun
2007 2008 2009
1 Bank Artha Graha International 79.63 92.10 82.64
2 Bank Bukopin 63.76 80.92 74.80
3 Bank Bumi Artha 50.64 58.65 49.56
4 Bank Bumiputera Indonesia 82.41 88.32 86.65
5 Bank Central Asia 42.20 52.10 48.76
6 Bank Century 38.16 69.15 57.10
7 Bank Danamon 85.56 85.56 86.65
8 Bank Ekskutif Internasional 76.62 69.63 70.62
9 Bank Himpunan Saudara 1906 91,17 100.08 94.08
10 Bank Internasional Indonesia 70.25 69.10 76.15
11 Bank Kesawan 67.50 74.20 66.20
12 Bank Mandiri 49.08 55.30 56.12
13 Bank Mayapada Internasional 102.08 98.12 82.17
14 Bank Mega 46.10 64.12 56.08
15 Bank Negara Indonesia 54.30 64.20 59.20
16 Bank Niaga
90.02 87.17 93.00
17 Bank Nusantara Parahyangan 48.33 65.10 73.25
18 Bank OCBC NISP 84.12 75.16 70.25
19 Bank Pan Indonesia 92.17 76.62 74.20
20 Bank Permata 80.96 73.86 85.56
21 Bank Rakyat Indonesia 64.00 75.25 76.30
22 Bank Swadesi 60.53 81.96 80.02
23 Bank Victoria Internasional 44.12 52.12 48.08
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2007 Banking Ratio
Banking Ratio terendah adalah Bank Century sebesar 38,16. Untuk tahun 2008, nilai Banking Ratio tertinggi dimiliki oleh Bank Himpunan Saudara 1906 sebesar 100,08 dan nilai Banking Ratio terendah adalah Bank Central Asia sebesar 52,10 dan jika kita melihat pada tahun 2009, nilai Banking Ratio tertinggiterdapat pada Bank Himpunan Saudara 1906 sebesar 94,08 dan nilai Banking Ratio terendah adalah Victoria Internasional sebesar 48,08.
Tabel 4.4 Return On Equity
No Nama Bank Tahun
2007 2008 2009
1 Bank Artha Graha International 2.38 2.37 4.35
2 Bank Bukopin 19.09 17.05 14.28
3 Bank Bumi Artha 5.61 7.02 6.80
4 Bank Bumiputera Indonesia 3.85 0.38 0.93
5 Bank Central Asia 21.96 24.81 24.44
6 Bank Century 4.91 474.21 46.65
7 Bank Danamon 19.54 14.46 9.70
8 Bank Ekskutif Internasional 0.61 -36.31 288.84
9 Bank Himpunan Saudara 1906 17.58 18.78 14.05
10 Bank Internasional Indonesia 7.58 9.44 -0.78
11 Bank Kesawan 4.73 2.30 2.23
12 Bank Mandiri 14.87 17.41 20.38
13 Bank Mayapada Internasional 4.33 4.31 4.14
14 Bank Mega 17.72 17.48 15.79
15 Bank Negara Indonesia 5.24 7.92 12.98
16 Bank Niaga
14.81 7.29 13.99
17 Bank Nusantara Parahyangan 10.22 8.34 7.96
18 Bank OCBC NISP 7.42 8.73 10.54
19 Bank Pan Indonesia 12.73 10.06 9.63
20 Bank Permata 13.04 10.55 9.93
21 Bank Rakyat Indonesia 24.89 26.65 26.81
22 Bank Swadesi 6.81 6.80 12.22
23 Bank Victoria Internasional 12.28 6.68 7.35
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2007 Return On Equity tertinggi terdapat pada Bank Rakyat Indonesia sebesar 24,89, nilai Return On Equity terendah adalah Bank Eksekutif International sebesar 0,61 . Untuk tahun 2008, nilai Return On Equity tertinggi dimiliki oleh Bank Century sebesar
474,21 dan nilai Return On Equity terendah adalah Bank Eksekutif International sebesar -36,31 dan jika kita melihat pada tahun 2009, nilai Return On Equity
tertinggi terdapat pada Bank Eksekutif Internasional sebesar 288,84 dan nilai
Return On Equity terendah adalah Bank International Indonesia sebesar -0,78 .
Tabel 4.5
Perubahan Harga Saham
No Nama Bank Tahun
2007 2008 2009
1 Bank Artha Graha International -39.58 -36.31 1.33
2 Bank Bukopin -2.61 -45.48 18.29
3 Bank Bumi Artha -4.42 -64.71 -44.00
4 Bank Bumiputera Indonesia 23.58 -38.31 41.17
5 Bank Central Asia 19.67 14.53 24.76
6 Bank Century -12.82 -32.89 0
7 Bank Danamon 11.50 -16.11 26.82
8 Bank Ekskutif Internasional -3.45 -39.02 68.14
9 Bank Himpunan Saudara 1906 -34.95 -48.97 25.84
10 Bank Internasional Indonesia 22.32 -0.52 -13.72
11 Bank Kesawan 5.82 24.07 10.45
12 Bank Mandiri 15.70 -15.53 34.67
13 Bank Mayapada Internasional 47.69 20.94 0
14 Bank Mega 1.61 -26.07 -18.58
15 Bank Negara Indonesia -13.22 -45.20 41.94
16 Bank Niaga
7.14 -27.68 18.33
17 Bank Nusantara Parahyangan 28.51 0 -7.14
18 Bank OCBC NISP 0 6.25 21.21
19 Bank Pan Indonesia 3.82 20.83 17.37
20 Bank Permata -1.11 12.99 12.68
21 Bank Rakyat Indonesia 12.98 17.71 24.89
22 Bank Swadesi 20.00 26.13 0
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2007 Perubahan
Harga saham tertinggi terdapat pada Bank Mayapada Internasional sebesar 47,
69, nilai Perubahan Harga saham terendah adalah Bank Mayapada International
sebesar -39,58. Untuk tahun 2008, nilai Perubahan Harga sahamtertinggi dimiliki
oleh Bank Swadesi sebesar 26,13 dan nilai Perubahan Harga saham terendah
adalah Bank Bumi Artha sebesar -64,71 dan jika kita melihat pada tahun 2009,
nilai Perubahan Harga saham tertinggiterdapat pada Bank Eksekutif Internasional
sebesar 68,14 dan nilai Perubahan Harga sahamterendah adalah Bank Bumi Artha
sebesar -44,00.
B. Analisis Data Penelitian
4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Santoso (2003:11 ) statistic deskriptif adalah proses pengumpulan
dan peringkasan data, serta upaya untuk menggambarkan berbagai karakteristik
yang pada data yang telah terorganisasi tersebut. Statistik deskriptif digunakan
untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2005:142) Statistik deskriptif
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata–rata
(mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan
skewness. Peneliti menggunakan statistik deskriptif apabila hanya ingin
mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku
Tabel 4.6
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Quick Ratio 69 5,10 67,07 16,7478 13,44869 Banking Ratio 69 38,16 102,08 71,3035 15,73498 ROE 69 -36,31 474,21 21,4803 65,39276 Perubahan harga saham 69 -48,97 68,14 1,8225 25,31217 Valid N (listwise) 69
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui:
1. jumlah sampel (N) sebanyak 69,
2. quick ratio terendah adalah 5,10, Quick Ratio tertinggi adalah 67,07 dengan rata-rata 16,74 serta standard deviasi 13,44,
3. banking ratio terendah adalah 38,16, Banking Ratio tertinggi adalah 102,08 dengan rata-rata 71,30 serta standard deviasi 15,73,
4. return On Equity terendah adalah -36,31, Return On Equity tertinggi adalah 474,21 dengan rata-rata 21,48 serta standard deviasi 65,39,
5. perubahan harga saham terendah adalah -48.97, Perubahan harga saham
4.2 Pengujian Asumsi Klasik 4.2.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki memiliki distribusi normal. Seperti
diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel kecil. Data yang baik adalah data yang mempunyai
pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak condong ke kiri
atau condong ke kanan.
Setelah melakukan uji normalitas dengan mengunakan software SPSS diketahui bahwa model regresi penelitian ini berdistribusi secara normal hal ini
dapat disimpulkan melalui:
1) Analisis Grafik
Gambar 4.1 Hasil Normalitas Grafik Histogram
Berdasarkan grafik histogram maupun grafik normal plot dapat
disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini berdistribusi secara normal
hal ini tergambar pada grafik histogram, dimana grafik tidak menceng kekiri atau
kekanan (grafik seimbang antara kiri dan kanan) dan pada grafik normal plot
tampak bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal.
2) Analisis Statistik
Berdasarkan output SPSS di bawah ini terlihat bahwa nilai asymp sig
(2-tailed) adalah 0,437 dan di atas nilai signifikan 0,05 dengan kata lain variabel
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N 69 Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation 25,19738296 Most Extreme Differences Absolute ,105 Positive ,092 Negative -,105 Kolmogorov-Smirnov Z ,869
Asymp. Sig. (2-tailed) ,437
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
4.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkolerasi, maka variabel–variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
Tabel 4.8
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 5,513 17,388 ,317 ,752
Quick Ratio -,159 ,249 -,085 -,640 ,524 ,874 1,144
Banking Ratio -,019 ,212 -,012 -,091 ,928 ,881 1,135
ROE ,016 ,048 ,041 ,333 ,740 ,984 1,016
a. Dependent Variable: perubahan harga saham
Tabel 4.9 Koefisien Korelasi Coefficient Correlationsa Model ROE BR QR Correlations ROE 1,000 ,080 ,118 Banking Ratio ,080 1,000 ,343 Quick Ratio ,118 ,343 1,000 Covariances ROE ,002 ,001 ,001 Banking Ratio ,001 ,045 ,018 Quick Ratio ,001 ,018 ,062
a. Dependent Variable: perubahan harga saham
Melihat hasil besaran korelasi antar variabel dependen tampak bahwa hanya
variabel ROE yang mempunyai korelasi cukup tinggi dengan variabel Quick Ratio
dengan tingkat korelasi 0,118 atau sekitar 11,8 %. Oleh karena korelasi ini masih
dibawah 95 %, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas.
Hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada
korelasi antara variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil
perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas di antara variabel dalam
penelitian ini.
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
1) Grafik Scatterplot
Grafik Scatterplot menunjukkan bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik –
titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
Gambar 4.2 Hasil Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot
2) Uji Glejser
Tabel 4.10 Hasil Uji Glejser
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 5,513 17,388 ,317 ,752 Quick ratio -,159 ,249 -,085 -,640 ,524 Banking ratio -,019 ,212 -,012 -,091 ,928 ROE ,016 ,048 ,041 ,333 ,740
a. Dependent Variable: perubahan harga saham
Hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan tidak satupun
variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, hal ini terlihat dari nilai signifikansinya di atas 5%, jadi dapat
4.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal
ini sering ditemukan pada runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada
seseorang individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi
Berdasarkan output SPSS di bawah ini diketahui bahwa nilai
Dubrin-Watson sebesar 1,378 sehingga dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi hal ini
berdasarkan pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Santoso
(2002:218) dengan cara melihat besaran Dubrin-Watson (D-W) sebagai berikut:
• angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif,
• angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .095a .009 -.037 25.77230 1.378
a. Predictors: (Constant), ROE, BR, QR b. Dependent Variable: PHS
4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian
4.3.1 Hasil Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antar beberapa Variabel bebas yang biasa disebut X1, X2, X3, dan seterusnya dengan
variabel terikat yang disebut Y (Situmorang, 2008:109).
Tabel 4.12
Hasil Regresi Linear Berganda
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .095a .009 --.037 25.77230 a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa R = 0,095 berarti hubungan
antara Quick Ratio, Banking Ratio dan Return On Equity terhadap Perubahan Harga Saham sebesar 9,5%. Adjusted R Square sebesar 0,037 berarti 3,7%
dan Return On Equity sedangkan 96,3% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
4.3.2 Uji Signifikan Simultan
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Uji F
digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah Ho: bi = b2 = ……= bk = 0,
artinya semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan
atau tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen dan Ha: b1 ≠ b2
≠…….≠ b3= 0, artinya semua variabel independen merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen atau dengan kata lain semua variabel
independen tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung dengan
ketentuan jika signifikansi< 0,05 maka Ha diterima sedangkan jika signifikansi
>0,05 maka Ha ditolak. Serta membandingkan nilai F hasil perhitingan dengan F
menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ha
Tabel 4.13 Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 394,241 3 131,414 ,198 ,897a
Residual 43173,751 65 664,212
Total 43567,992 68
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y
Tabel di atas mengungkapkan bahwa nilai signifikan (0,897) lebih besar dari 0,05 maka Quick Ratio, Banking Ratio dan Return On Equity secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap Perubahan Harga saham.
Jika membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel diketahui bahwa nilai F
hitung (0,198) lebih kecil dari nilai F tabel (2,75297) jadi dapat disimpulkan
bahwa Quick Ratio, Banking Ratio dan Return On Equity secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Perubahan Harga saham.
4.3.3 Uji Signifikan Parsial
Uji secara parsial adalah untuk menguji apakah setiap variabel bebas atau
independen memiliki pengaruh atau tidak terhadap variabel dependen. Bentuk
pengujiannya adalah Ho: bi = 0, artinya suatu variabel independen bukan
merupakan penjelas yang signifikan atau tidak memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen. Ha: bi ≠ 0, artinya suatu variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen atau dengan kata lain
variabel independen tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Cara
ketentuan jika signifikansi < 0,05 maka Ha diterima dan jika signifikansi >0,05
maka Ha ditolak serta dengan membandingkan nilai statistic t dengan t tabel,
apabila nilai statistik t > t tabel maka Ha diterima dan nilai statistic t < t table
maka Ha ditolak. Tabel 4.14 Hasil Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 5,513 17,388 ,317 ,752 Quick ratio -,159 ,249 -,085 -,640 ,524 Banking ratio -,019 ,212 -,012 -,091 ,928 ROE ,016 ,048 ,041 ,333 ,740 a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan output tabel diatas diketahui bahwa Quick Ratio tidak
berpengaruh signifikan terhadap Perubahan Harga Saham hal ini terlihat dari nilai
signifikansi (0,524) di atas atau lebih besar dari 0,05. Perbandingan nilai t-hitung
dengan t-tabel juga menunjukkan bahwa Quick Ratio tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham dimana nilai t-hitung (-0.640) lebih kecil dari nilai t-tabel
(1,9983).
Banking Ratio juga tidak berpengaruh signifikan terhadap Perubahan Harga Saham hal ini terlihat dari nilai signifikansi (0,928) di atas atau lebih besar
dari 0,05.Perbandingan nilai t-hitung dengan t-tabel juga menunjukkan bahwa
Banking Ratio tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham dimana nilai t-hitung(-0,091) lebih kecil dari nilai t-tabel (1,9983).
Return On Equity juga tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,740) di atas atau lebih besar
dari 0.05. Perbandingan nilai t-hitung dengan t-tabel juga menunjukkan bahwa
Return On Equity berpengaruh terhadap perubahan harga saham dimana nilai
t-hitung (0,333) lebih besar dari nilai t-tabel (1,9983).
Berdasarkan tabel di atas maka rumus persamaan regresinya adalah:
Y = 5,513 - 0,159X1 - 0,019X2 + 0,016X3 + e
C. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian
Hasil uji hipotesis dengan pengujian secara simultan diketahui bahwa
variabel Quick Ratio, Banking Ratio dan Return On Equity tidak berpengaruh
signifikan terhadap perubahan harga saham karena Fhitung < Ftabel (0,198 <
2,75297). Ini berarti pihak investor dalam mengambil keputusan yang berkaitan
dengan investasinya tidak memperhatikan Quick Ratio, Banking Ratio dan Return On Equity secara bersama-sama. Hasil analisis koefisien korelasi dan determinasi didapat nilai Adjusted R Square sebesar 0,037. Hal ini berarti bahwa 3,7% variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh Quick Ratio, Banking Ratio dan Return On Equity. Sedangkan sisanya sebesar 96,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah saat
diperoleh laba, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan
terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian deviden. Faktor lainnya yang dapat
perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan bursa saham. Investor harus
benar-benar menyadari bahwa di samping akan memperoleh keuntungan tidak
menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau
kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisis
keadaan harga saham rnerupakan penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh banyak
faktor termasuk diantaranya kondisi (performance) dari perusahaan, kendala-kendala eksternal, kekuatan penawaran dan permintaan saham di pasar, serta
kemampuan investor dalam menganalis investasi saham. Sedangkan faktor utama
yang mempengaruhi harga saham adalah persepsi yang berbeda dari
masing-masing investor sesuai dengan informasi yang didapat.
Secara parsial Quick Ratio tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Quick Ratio tidak menjadi informasi yang penting dan utama bagi investor dan calon investor dalam
mengambil keputusan untuk menanamkan modalnya dalam sebuah perusahaan
Setelah dilakukan pengujian terhadap Variabel Banking Ratio, hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Banking Ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Hasil penelitian menyimpulkan Banking Ratio
tidak menjadi informasi yang penting bagi investor dan calon investor dalam
mengambil keputusan untuk menanamkan modalnya dalam sebuah perusahaan.
Dan Return On Equity tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Return On Equity bukan merupakan informasi yang penting dan utama bagi investor dan calon investor dalam mengambil
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Haryanto dan Toto (2003), Halim
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan
dalam BAB IV, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh Quick Ratio, Banking Ratio dan Return On Equity sebagai berikut:
1. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh
yang signifikan dari Quick Ratio, Banking Ratio dan Return On Equity
terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di
BEI. Secara teori hasil penelitian ini mendukung teori Strong Form Eficiency yang menyatakan bahwa semua informasi yang tercermin dalam harga saham meliputi informasi yang sifatnya pribadi maupun yang
dipublikasikan.
2. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan variabel Quick Ratio, Banking Ratio dan Return On Equity tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, sehingga dapat
disimpulkan informasi Quick Ratio, Banking Ratio dan Return On Equity
bukanlah merupakan hal utama yang perlu diperhatikan dan dijadikan
tolak ukur yang baik bagi pihak investor dalam membuat keputusan untuk
membeli atau menjual sahamnya di BEI.
B. Keterbatasan
1. Keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini yaitu hanya
menggunakan tiga variabel, yaitu dua variabel likuiditas ( Quick Ratio dan Banking Ratio ) dan satu variabel profitabilitas ( Return On Equity). 2. Periode pengamatan hanya tiga tahun sehingga belum cukup lama untuk
menentukan tren perubahan harga saham dalam jangka panjang.
3. Adjusted R Square sebesar 0,037. Hal ini berarti bahwa 3,7% variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh Quick Ratio, Banking Ratio dan Return On Equity. Sedangkan sisanya sebesar 96,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model
penelitian.
C. Saran
Berdasarkan hasil dan keterbatasan penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi para peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut,
disarankan untuk menggunakan sampel lebih banyak dengan
karakteristik lebih beragam dan menambah periode penelitian menjadi
lebih panjang, sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil lebih
komprehensif dari penelitian yang telah dilakukan ini.
2. Penelitian yang akan datang juga sebaiknya menambah variabel
independen seperti Return On Investment dan Basic Earning Power 3. Para calon investor sebaiknya lebih bersikap hati-hati dalam mengambil
dengan tidak hanya mengidentifikasi rasio-rasio keuangan perusahaan