• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Minat Berwirausaha

cenderung lebih mendukung dan mengarahkan anaknya untuk bekerja di sebuah instansi pemerintah atau pegawai negeri dengan anggapan bahwa anak mereka akan memiliki masa depan yang jelas dan lebih baik. Siswa SMK Negeri 1 Atambua terdiri dari berbagai kalangan mulai dari menengah

yang berbeda pula. Siswa cenderung memiliki kecenderungan berpikir untuk mengikuti jejak dari orang tua mereka.

Jenis pekerjaan orang tua dapat mempengaruhi minat berwirausaha pada diri seorang anak. Siswa yang orang tuanya memiliki pekerjaan yang gengsinya tinggi dalam masyarakat, misalnya pegawai negeri cenderung akan menanamkan sikap-sikap yang positif terhadap anaknya (tidak takut gagal, tidak putus asa, selalu berusaha lebih baik, dll) dibandingkan dengan pekerjaan orang tua siswa yang gengsinya rendah dalam masyarakat. Sikap-sikap ini dapat menumbuhkan minat berwirausaha pada diri seorang anak. Namun, di dalam masyarakat kita sering menjumpai orang tua yang berprofesi sebagai pegawai negeri dan menginginkan anaknya menjadi seperti mereka.

Faktor intern yang dapat mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha, salah satunya adalah keterampilan yang dimiliki siswa. Pada kenyataannya, keterampilan yang dimiliki oleh para siswa SMK Negeri 1 Atambua berbeda-beda. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil prestasi belajar kejuruan yang berbeda-beda, sehingga minat berwirausaha juga berbeda. Pada umumnya seorang yang senang dengan pelajaran tertentu akan menghasilkan prestasi belajar yang baik, karena itu ia akan lebih cenderung memilih pekerjaan yang berkaitan erat dengan pelajaran yang disenangi, diduga dengan prestasi yang tinggi pada sekolah kejuruan. Karena dengan

prestasi yang tinggi, dapat membawa siswa dalam berkreativitas dan berusaha sehingga menimbulkan minat untuk berwirausaha.

Ada juga praktik kerja lapangan (PKL) di dunia industri/dunia usaha dapat menjadi sarana bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan yang dimilikinya. Disinilah mereka dilatih, baik itu keterampilan yang berhubungan dengan kompetensinya maupun kepribadiannya, seperti percaya diri, tanggung jawab, disiplin, kerjasama, cepat tanggap, tekun dan ulet.

Selain itu, keterampilan dalam mengelola usaha kecil misalnya koperasi siswa dan mata pelajaran kewirausahaan juga menjadi sarana bagi siswa untuk dapat mengembangkan bakat terutama yang berhubungan dengan minatnya dalam dunia wirausaha. Di sana mereka dilatih untuk mengelola koperasi siswa serta dalam mata pelajaran kewirausahaan, mereka dilatih untuk membuat dan menawarkan barang dagangan, dengan adanya rasa ketertarikan, perasaan senang, dan keinginan untuk terlibat didalamnya, maka diharapkan hal tersebut dapat menimbulkan minat berwirausaha bagi siswa.

Seorang wirausaha bukanlah seorang pengambil resiko secara sembarangan, melainkan seorang yang mengambil resiko yang diperhitungkan. Tingkat untuk mentolerir suatu resiko pada setiap orang

berbeda-beda. Untuk suatu masalah dengan tingkat resiko yang sama akan disikapi berbeda-beda oleh setiap orang. Ada yang dapat menanggung sejumlah beban dengan tingkat resiko dan ketidakpastian yang tinggi secara santai, sementara orang lain merasa tidak nyaman. Kebanyakan dalam hidup ini orang berusaha untuk menghindar dari resiko atau takut menghadapi resiko, mereka berpikir bahwa hidup ini akan sangat menyenangkan bila tanpa resiko sehingga terasa aman dan nyaman. Namun, tanpa disadari hal itu dapat membuat mereka terus terperangkap dalam ketidaknyamanan karena ketidakpastian. Salah satu yang pasti dalam hidup ini adalah perubahan. Perubahan sudah pasti disertai dengan resiko.

Dari pengalaman pelaksanaan praktik industri, maka akan muncul ketertarikan untuk berwirausaha dan menjadi seorang wirausahawan yang tangguh. Wirausahawan adalah orang yang berjiwa berani dalam mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Dengan adanya ketertarikan untuk berwirausaha, maka akan dapat menciptakan lapangan kerja.

Berkaitan dengan hal-hal yang telah dipaparkan diatas, penulis tertarik untuk meneliti siswa SMK Negeri 1 Atambua di Kabupaten Belu

tentang “Hubungan antara Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan, Keberanian Mengambil Resiko, Praktik Industri dan Jenis Pekerjaan Orang

Tua dengan Minat Berwirausaha”. Studi Kasus pada siswa kelas 3 SMK Negeri 1 Atambua di Kabupaten Belu.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada hubungan yang signifikan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada siswa kelas 3 SMK Negeri 1 Atambua di Kabupaten Belu?

2. Apakah ada hubungan yang signifikan keberanian mengambil resiko dengan minat berwirausaha pada siswa kelas 3 SMK Negeri 1 Atambua di Kabupaten Belu?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan praktik industri dengan minat berwirausaha pada siswa kelas 3 SMK Negeri 1 Atambua di Kabupaten Belu?

4. Apakah ada hubungan yang signifikan jenis pekerjaan orang tua dengan minat berwirausaha pada siswa kelas 3 SMK Negeri 1 Atambua di Kabupaten Belu?

C.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha pada siswa kelas 3 SMK Negeri 1 Atambua di Kabupaten Belu.

2. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan keberanian mengambil resiko dengan minat berwirausaha pada siswa kelas 3 SMK Negeri 1 Atambua di Kabupaten Belu.

3. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan praktik industri dengan minat berwirausaha pada siswa kelas 3 SMK Negeri 1 Atambua di Kabupaten Belu.

4. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan jenis pekerjaan orang tua dengan minat berwirausaha pada siswa kelas 3 SMK Negeri 1 Atambua di Kabupaten Belu.

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan penulis dan dapat digunakan untuk mentransformasikan ilmu yang didapat di bangku kuliah dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

b. Menjadi bahan acuan bagi peneliti lain yang berminat meneliti tentang permasalahan yang terakait dengan penelitian ini.

c. Memberikan informasi dalam mengembangkan teori yang berkaitan dengan wirausaha.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Memberikan masukan bagi siswa agar mampu mengambil langkah-langkah yang tepat dalam upaya meningkatkan perhatian pada bidang kewirausahaan yang berguna praktis untuk kehidupannya sehingga mendorong minat untuk berwirausaha.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat memberikan masukan dalam langkah-langkah yang tepat untuk membantu peningkatan program pengajaran kewirausahaan agar dapat meningkatkan minat berwirausaha siswa. c. Bagi pengelola pendidikan kejuruan

Penelitian ini membantu memberikan informasi yang bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan sekolah dalam rangka berwirausaha siswa.

E.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan (X1) b. Keberanian Mengambil Resiko (X2)

c. Praktik Industri (X3)

d. Jenis Pekerjaan Orang Tua (X4) Minat Berwirausaha (Y).

2. Definisi Operasional

a. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan adalah hasil belajar selama 3 (tiga) tahun yang dinyatakan dalam nilai rapor semester 5 (lima).

Indikatornya : Nilai mata pelajaran kewirausahaan semester 5 (lima). b. Keberanian Mengambil Resiko adalah seberapa besar kemampuan

dan kreativitas seseorang dalam menyelesaikan besar kecilnya suatu resiko yang diambil untuk mendapatkan penghasilan yang diharapkan. Indikatornya :

1) Suka pada tantangan 2) Berani mengambil resiko 3) Mampu mengkalkulasi resiko

c. Praktik Industri adalah kerja lapangan yang dilakukan siswa dalam rangka menerapkan teori yang telah dipelajari selama 5 (lima) semester.

Indikatornya : nilai praktik industri

d. Jenis Pekerjaan Orang Tua adalah profesi atau usaha atau vokasi yang dilakukan seseorang secara rutin dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan/pendapatan (income).

Indikatornya : Jenis Pekerjaan Orang Tua.

e. Minat Berwirausaha adalah kecenderungan hati dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisasi, mengatur, menanggung resiko dan mengembangkan usaha yang diciptakan tersebut.

Indikatornya adalah:

1) Ketertarikan untuk berwirausaha. 2) Hasrat untuk merintis usaha.

3) Keinginan atau dorongan untuk terlibat dalam kegiatan berwirausaha.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Minat Berwirausaha

1. Pengertian Minat

Jika seseorang mengerjakan sesuatu diawali dengan minat, maka akan memperoleh hasil yang baik daripada yang tidak memiliki minat dalam mengerjakan sesuatu. Definisi minat menurut Slameto (2003:14) adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan dunia dari luar diri. Semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut semakin

besar minat.”

Minat menurut Winkel (1997:30) adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang tersebut. Sedangkan menurut Masidjo (1995:52) minat adalah suatu kecenderungan yang agak menetap dalam diri subjek dimana ia merasa tertarik akan suatu hal dan merasa senang bersama hal tersebut.

Menurut Nurkhan (2005:14) Minat adalah perasaan tertarik atau berkaitan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Pada dasarnya minat merupakan penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu dari luar pribadi. Menurut Chaplin (2006:255) minat adalah suatu keadaan atau suatu motivasi yang menuntun tingkah laku menuju satu arah (sasaran) tertentu.

Dari definisi minat tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila seseorang melihat apa yang memberi kepuasan baginya, ia merasa tertarik untuk menekuninya, kegiatan yang memberi kepuasan menyebabkan minat tetap tinggi pada minat tersebut.

Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih kesuksesan dalam studi. Secara lebih rinci arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah:

a. Minat melahirkan perhatian yang serta merta b. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi c. Minat mencegah gangguan pengaruh dari luar

d. Minat mempererat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan e. Minat memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri.

Menurut Winkel (1997:27-28) minat digolongkan menjadi dua jenis

1. Minat secara intrisik

Minat secara intrinsik merupakan minat yang berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak timbul dalam individu tanpa pengaruh dari luar seperti sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin, intelegensi, dan sebagainya.

2. Minat secara ekstrinsik

Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang berdasarkan suatu dorongan atau pengaruh dari luar individu, seperti status sosial ekonomi orang tua, minat orang tua, minat teman sebaya, lingkungan, dan sebagainya. Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan berkembang melalui proses pendidikan, sosialisasi, dan proses interaksi di sekolah, masyarakat, dan dalam keluarga.

2. Pengertian Wirausaha

Wirausaha adalah seseorang yang memutuskan untuk memulai suatu bisnis sebagai pewaralaba (franchisor) menjadi terwaralaba (franchisee), memperluas sebuah perusahaan, membeli perusahaan yang sudah ada atau barangkali meminjam uang untuk memproduksi suatu produk baru atau menawarkan suatu jasa baru, serta merupakan manajer dan penyandang resiko.

Istilah wirausaha sebagai padanan entrepreneur dapat dipahami dengan mengurai istilah tersebut menjadi sebagai berikut:

Wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan, dan pejuang.

Usaha = penciptaan kegiatan dan atau berbagai aktivitas bisnis.

Identik dengan wiraswasta, yang berarti :

Wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan, dan pejuang.

Swa = sendiri.

Sta = berdiri

Swasta = berdiri di atas kaki sendiri, atau dengan kata lain berdiri di atas kemauan dan atau kemampuan sendiri.

Dapat disimpulkan bahwa berkewirausahaan adalah hal-hal atau upaya-upaya yang berkaitan dengan penciptaan kegiatan atau usaha atau aktivitas bisnis atas dasar kemauan sendiri dan atau mendirikan usaha atau bisnis dengan kemauan dan atau kemampuan sendiri.

Abas Suryana dkk (2010:35) wirausaha adalah seorang yang mengorganisasikan dan mengarahkan usaha baru, wirasuaha berani mengambil resiko yang terkait dengan proses pemulaian usaha.

Wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Menurut Meredith et al., (2005:5) Para wirausaha merupakan orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.

Berdasarkan bidang ilmu, bagi ahli ekonomi seorang entrepreneur ialah orang yang mengombinasikan resources, tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya dan juga orang yang memperkenalkan perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi lainnya. Bagi seorang psikolog, bahwa seorang wirausaha merupakan seorang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam untuk memperoleh sesuatu tujuan, suka mengadakan eksperimen atau untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain (Alma, 2006:31).

Menurut Wiryasaputra (2004:14), wirausaha adalah orang yang ingin bebas, merdeka, mengatur kehidupannya sendiri, dan tidak tergantung pada belas kasihan orang lain. Mereka harus menciptakan sesuatu yang benar-benar baru atau memberi nilai tambah pada sesuatu

yang mempunyai nilai untuk dijual atau layak dibeli sehingga menghasilkan uang bagi dirinya dan bahkan bagi orang yang di sekelilingnya.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, kewirausahaan merupakan semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat; dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreatif, dan inovasi, serta keamampuan manajemen.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha

Minat berkaitan erat dengan perhatian. Oleh karena itu, minat merupakan sesuatu hal yang sangat menentukan dalam setiap usaha, maka minat perlu ditumbuhkembangkan pada diri setiap siswa. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Faktor-faktor tersebut antara lain, yaitu:

a. Kebutuhan Pendapatan

Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun barang. Berwirausaha dapat memberikan pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan untuk memperoleh pendapatan itulah yang akan menimbulkan minat seseorang untuk berwirausaha.

b. Harga Diri

Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang paling mulia, karena dikarunia akal, pikiran, dan perasaan. Hal ini menyebabkan manusia merasa butuh dihargai dan dihormati orang lain. Berwirausaha dalam suatu bidang usaha dapat digunakan untuk meningkatkan harga diri seseorang karena dengan usaha tersebut seseorang akan memperoleh popularitas, menjaga gengsi, dan menghindari ketergantungan terhadap orang lain. Keinginan untuk meningkatkan harga diri tersebut akan menimbulkan seseorang berminat untuk berwirausaha.

c. Perasaan senang

Perasaan senang adalah suatu keadaan hati atau peristiwa kejiwaan seseorang, baik perasaan senang atau tidak senang. Perasaan erat kaitannya dengan pribadi seseorang, maka tanggapan perasaan

seseorang terhadap sesuatu hal yang sama tidaklah sama antara orang yang satu dengan yang lainnya. Rasa senang dalam berwirausaha akan mewujudkan dengan perhatian, kemauan, dan kepuasan dalam bidang wirausaha. Hal ini berarti rasa senang terhadap bidang wirausaha akan menimbulkan minat berwirausaha.

d. Peluang

Peluang merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan apa yang diinginkan atau menjadi harapannya. Suatu daerah yang memberikan peluang usaha akan menimbulkan minat seseorang untuk memanfaatkan peluang tersebut.

Menurut (Suprapto, 2007) ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat dalam berwirausaha, yaitu:

1. Kemauan

Kemauan adalah suatu kegiatan yang menyebabkan seseorang mampu untuk melakukan tindakan dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan adanya kemauan seseorang untuk mencoba berwirausaha merupakan satu hal yang baik.

2. Ketertarikan

Ketertarikan adalah perasaan senang, terpikat, menaruh minat kepada sesuatu. Saat ada ketertarikan dari diri seseorang, maka ada daya

ketertarikan untuk mau berwirausaha, maka siswa tersebut mempunyai minat untuk berwirausaha.

3. Lingkungan keluarga

Berkaitan dengan lingkungan keluarga, maka peran keluarga sangat penting dalam menumbuhkan minat anak. Orang tua merupakan pendidik pertama dan sebagai tumpuan dalam bimbingan kasih sayang yang utama. Maka orang tualah yang banyak memberi pengaruh dan warna kepribadian terhadap seorang anak. Dengan demikian, mengingat pentingnya pendidikan di lingkungan keluarga, maka pengaruh di lingkungan keluarga terhadap anak dapat memengaruhi apa yang diminati oleh anak.

4. Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah menjadi tanggung jawab guru. Jadi pada dasarnya yang berpengaruh terhadap perkembangan siswa yaitu proses pendidikan di sekolah sebagai bekal untuk diterapkan dalam kehidupan di lingkungan masyarakat. Seorang guru dalam proses pendidikan juga dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa dalam menumbuhkan minatnya. Sebagai pendidik dalam lembaga pendidikan formal, maka guru berperan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, apalagi yang dibutuhkan orang pada dasarnya adalah ke arah pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berguna. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi besarnya

minat yang timbul dari dalam maupun luar diri siswa terhadap minat berwirausaha.

Suryana (2003:14) mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan adalah sebagai berikut:

Tabel II.1

Ciri-ciri Watak

1. Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas, dan optimisme.

2. Berorientasi pada tugas dan hasil

Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun, dan tabah, bertekad kerja keras serta inisiatif.

3. Pengambilan resiko dan suka pada tantangan

Mampu mengambil resiko yang wajar.

4. Kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik. 5. Keorisinilan Inovatif, kreatif, dan fleksibel.

4. Unsur Wirausaha

Soesarsono Wijandi (1987:27-31) mengemukakan unsur-unsur wirausaha, sebagai berikut:

a. Unsur pengetahuan

Mencirikan tingkat penalaran (reasioning) yang dimiliki oleh seseorang, yaitu tingkat kemampuan berpikir seseorang yang umumnya lebih banyak di tentukan oleh pendidikannya, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal.

b. Unsur keterampilan

Lebih berasosiasi pada kerja fisik anggota badan. Unsur keterampilan seseorang pada umumnya banyak diperoleh melalui latihan dan pengalaman kerja nyata.

c. Unsur sikap mental

Lebih mencirikan respon, tanggapan atau tingkah laku seseorang jika dihadapkan pada suatu situasi tertentu. Sikap mental lebih menggambarkan reaksi sikap dan mental jika dihadapkan pada pekerjaan tertentu.

d. Unsur kewaspadaan

Paduan unsur kognitif dan sikap mental terhadap sesuatu yang akan datang. Kewaspadaan adalah rencana tindakan seseorang terhadap sesuatu yang mungkin dialaminya.

Dokumen terkait