• Tidak ada hasil yang ditemukan

KRPL KEMPLING

6.3 Biaya dan Manfaat KRPL KEMPLING

6.3.2 Biaya dan Manfaat KRPL KEMPLING Strata 2

Total penerimaan pada strata 2 sebesar Rp 5.046.080 yang terdiri dari penerimaan dari sayuran sebesar Rp 1.738.580, produksi telur ayam sebesar Rp 360.000, pembelian ternak sebesar Rp. 52.500 dan nilai produksi ayam buras sebesar Rp 3.000.000. Pembelian ternak merupakan salah satu komponen penerimaan namun sebagai komponen yang bersifat mengurangi penerimaan karena menurut Soekartawi et al. (1986), pembelian ternak dianggap sebagai produk usaha ternak yang belum selesai. Pembelian ternak merupakan biaya yang dikeluarkan ketika responden memutuskan untuk beternak ayam buras. Rata-rata responden membeli ternak ayam buras sebanyak dua ekor ayam. Produksi ayam buras tersebut diasumsikan apabila responden menjual semua ayam maka penjualan ayam menjadi salah satu penerimaan responden yang tidak tunai.

Biaya tunai pada strata 2 meliputi jagrak/rak, benih/bibit, dan polibag. Apabila responden kurang benih/bibit, jagrak/rak, dan polibag maka mereka boleh menambah dengan mengusahakannya sendiri. Rata-rata rak yang dimiliki oleh responden sebanyak satu hingga dua rak dengan ukuran 1 m x 1,5 m x 1 m yang disusun secara bertingkat.

Biaya tunai meliputi pengeluaran untuk ternak dengan perlengkapan (tempat makan dan minum) yang biasanya responden menggunakan baskom, ember, atau tempat makanan bekas. Pakan ayam buras di Desa Banjarsari berupa bekatul dan menir dengan rata-rata perbandingan pemberian pakan 1 : 0,4 dalam

77 kg/hari. Kadang-kadang responden juga memberikan pakan berupa dedak dan menir dengan perbandingan 1 : 0,4 dalam kg/hari. Biaya tunai juga berupa kesehatan dengan memberikan kapsul dengan harga sebesar Rp 5.000/kapsul dan perbaikan kandang.

Biaya yang diperhitungkan pada strata 2 untuk sayuran adalah jagrak/rak, benih/bibit, ajir/lanjaran, polibag, pupuk kandang, tenaga kerja dalam keluarga, dan biaya penyusutan. Pupuk kandang diperoleh dari kotoran ternak yang dikelola oleh rumah tangga strata 2. Alat-alat yang umum digunakan dalam pelaksanaan KRPL di Desa Banjarsari yaitu cangkul, ganco, parang, arit, ember, dan gayung dimiliki sendiri oleh responden. Biaya yang diperhitungkan untuk ternak adalah biaya penyusutan kandang, dan tenaga kerja dalam keluarga. Biaya penyusutan merupakan biaya yang dikeluarkan akibat terjadinya penggurangan nilai barang sebagai akibat penggunaannya dalam proses produksi. Nilai penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dengan asumsi tiap sarana produksi tidak dapat digunakan kembali (rusak). Total biaya penyusutan untuk peralatan sayuran sebesar Rp 263.627. Rata-rata biaya penyusutan kandang di Desa Banjarsari senilai Rp 161.667 dengan umur teknis kandang adalah 4 tahun, maka penyusutan kandang tiap tahunnya adalah Rp 40.417/tahun.

Biaya terbesar pada pengembangan KRPL strata 2 adalah pengeluaran biaya yang diperhitungkan. Tenaga kerja yang terlibat dalam KRPL KEMPLING adalah tenaga kerja dalam keluarga. Aktivitas tenaga kerja dalam keluarga dalam bercocok tanaman sayuran dimulai dari persiapan lahan (pengolahan tanah, pemupukan awal, penanaman), pemeliharaan (penyiangan, pemupukan, penyiraman, pemasangan ajir), dan pemanenan. Pada aktivitas beternak, tenaga

78 kerja melakukan kegiatan memberi makan, membersihkan kandang, dan memasukkan atau mengeluarkan ternak. Tenaga kerja dalam keluarga membersihkan kandang dalam frekuensi seminggu tiga kali. Aktivitas memasukkan atau mengeluarkan ayam di Desa Banjarsari dilakukan dengan cara ayam dikandangkan pada malam hari dan diumbar pada siang hari. Biaya kerja tenaga dalam keluarga pada strata 2 mencapai Rp 954.600. Pengembangan KRPL KEMPLING dilaksanakan hanya beberapa menit atau beberapa jam, maka perhitungan untuk tenaga kerja disesuaikan dengan keadaan di lokasi penelitian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui realisasi curahan waktu untuk melakukan kegiatan KRPL. Rata-rata curahan waktu dan curahan kerja dalam satu tahun dapat dilihat dalam Lampiran 5.

Berdasarkan analisis pendapatan atas biaya tunai pada strata 2 diperoleh sebesar Rp 3.734.165. Hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga dalam KRPL bisa membayar seluruh biaya tunai. Pendapatan atas biaya total pada strata 2 di-peroleh sebesar Rp 2.387.944. Hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga dalam KRPL bisa membayar seluruh biaya total.

Nilai R/C rasio pada strata 2 dapat digolongkan layak, karena nilainya lebih dari satu. Rata-rata pendapatan dari KRPL KEMPLING per rumah tangga dalam satu tahun di Desa Banjarsari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur dapat dilihat pada Tabel 35. Penerimaan itik, kambing, dan ayam tidak dimasukkan dalam erimaan karena diasumsikan ketiga ternak ini merupakan ternak yang pen-erimaannya tidak rutin karena penpen-erimaannya yang diterima pada saat hari-hari besar keagamaan dan apabila rumah tangga membutuhkan uang yang

79 mendesak. Selain dari penerimaan tidak rutin, umur itik, kambing, dan sapi yang dimiliki oleh responden juga sudah terlalu lama.

Tabel 36. Rata-Rata Pendapatan KRPL KEMPLING per Rumah Tangga Strata 2 dalam Satu Tahun

No Keterangan Nilai (Rp)

1 Penerimaan Tunai

- Produksi sayuran 243.756

- Produksi telur ayam 96.000

- Pembelian ternak (52.500)

Penerimaan Non Tunai

- Produksi sayuran 1.494.824

- Produksi telur ayam 264.000

- Produksi ayam 3.000.000 - Produksi itik* - - Produksi kambing* - - Produksi sapi* - Total Penerimaan 5.046.080 2 Total Biaya 2.658.136 - Biaya Tunai 1.311.915

- Biaya yang Diperhitungkan 1.346.221

3 Pendapatan atas Biaya Tunai 3.734.165

4 Pendapatan atas Biaya Total 2.387.944

5 R/C rasio Biaya Tunai 3,93

6 R/C rasio Biaya Total 1,94

Sumber : Data Primer (diolah), 2012

*) : Tidak masuk dalam penerimaan

( ) : penerimaannya bersifat mengurangi

Berdasarkan pada Tabel 36 menunjukkan bahwa kegiatan KRPL di Desa Banjarsari menguntungkan karena nilai R/C lebih dari satu. Perhitungan R/C atas biaya tunai dilakukan melalui pembagian penerimaan total dengan penjumlahan biaya tunai. Pada strata 2, nilai R/C rasio pendapatan atas biaya total adalah sebe-sar 1,94 yang berarti untuk setiap satu rupiah biaya total yang dikeluarkan akan memberikan penerimaan total sebesar Rp 1,94. Nilai R/C rasio pendapatan atas biaya tunai adalah sebesar 3,93 yang berarti untuk setiap satu rupiah biaya tunai yang dikeluarkan dalam pelaksanaan KRPL strata 2 akan memberikan penerimaan sebesar Rp 3,93.

80 6.3.3 Biaya dan Manfaat KRPL KEMPLING Strata 3

Total penerimaan pada strata 3 sebesar Rp 16.293.680 yang terdiri dari penerimaan dari sayuran sebesar Rp 2.769.180, produksi telur ayam buras sebesar Rp 396.000, pembelian ternak ayam buras sebesar Rp. 52.500 dan nilai produksi ayam buras sebesar Rp 3.300.000. Total penerimaan ikan pada strata 3 sebesar Rp 4.800.000 untuk Ikan Lele dan sebesar Rp 3.081.000 untuk Ikan Nila. Rata-rata hasil Ikan Lele berisi 8 ekor /kg dan Ikan Nila per berisi 7 ekor /kg.

Desa Banjarsari khusus strata 3 mendapatkan Bantuan dari pemerintah berupa pembuatan kolam, benih Nila BEST (Bogor Enhanced Strain Tilapia), terpal, batu bata, ember, dinamo dan serokan. Bantuan pemerintah ini berasal dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Masyarakat (IPTEKMAS) yang merupakan anggaran dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Bantuan pemerintah ini bersifat hibah yang akhirnya dapat menjadi insentif bagi masyarakat Desa Banjarsari agar dapat meningkatkan penganekaragaman sumberdaya pangan serta menunjang kebutuhan keluarga.

Biaya tunai pada strata 3 meliputi jagrak/rak, benih/bibit, dan polibag. Apabila responden kurang benih/bibit, jagrak/rak, dan polibag maka mereka boleh menambah dengan mengusahakannya sendiri. Rata-rata rak yang dimiliki oleh responden sebanyak satu hingga dua rak dengan ukuran 1 m x 1,5 m x 1 m yang disusun secara bertingkat.

Biaya tunai untuk ternak meliputi perlengkapan (tempat makan dan minum) yang biasanya responden menggunakan baskom, ember, atau tempat makanan bekas, pakan berupa bekatul dan menir dengan rata-rata perbandingan

81 pemberian pakan 1,1 : 0,3 kg/hari, kesehatan dengan memberikan kapsul dengan harga sebesar Rp 5.000/kapsul, dan perbaikan kandang.

Pada perikanan, biaya tunai yang dikeluarkan meliputi pakan, kesehatan, serta benih ikan. Biaya pada perikanan yang paling besar dikeluarkan oleh responden adalah biaya pakan ikan. Hal ini disebabkan akses untuk membeli pakan jauh dari desa. Pemberian pakan untuk Ikan Lele dan Ikan Nila rata-rata 3,3 kg dalam sehari. Ikan Nila merupakan ikan yang membutuhkan pakan lebih banyak dan membutuhkan air yang deras atau mengalir. Responden kadang-kadang memberikan daun tela ke kolam ikan. Daun tela dapat menjadi vitamin buat Ikan Lele dan Ikan Nila. Kolam Ikan Lele rata-rata berukuran 4 m x 2 m x 0,5 m dan kolam untuk Ikan Nila rata-rata berukuran 3 m x 2 m x 0,3 m. Responden di Desa Banjarsari lebih banyak memiliki kolam Ikan Lele dibandingkan Ikan Nila yaitu dua kolam.

Biaya yang diperhitungkan pada strata 3 untuk sayuran adalah jagrak/rak, benih/bibit, ajir/lanjaran, polibag, pupuk kandang, tenaga kerja dalam keluarga, dan biaya penyusutan. Alat-alat yang umum digunakan dalam pelaksanaan KRPL di Desa Banjarsari yaitu cangkul, ganco, parang, arit, ember, dan gayung dimiliki sendiri oleh responden. Biaya yang diperhitungkan untuk ternak adalah biaya penyusutan kandang dan tenaga kerja dalam keluarga. Biaya yang diperhitungkan untuk perikanan meliputi penyusutan kolam, peralatan, dan tenaga kerja dalam keluarga. Biaya penyusutan merupakan biaya yang dikeluarkan akibat terjadinya pengurangan nilai barang sebagai akibat penggunaannya dalam proses produksi. Nilai penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dengan asumsi tiap sarana produksi tidak dapat digunakan kembali (rusak). Total biaya

82 penyusutan untuk peralatan sayuran sebesar Rp 301.767/tahun. Rata-rata biaya penyusutan kandang di Desa Banjarsari senilai Rp 30.956/tahun dengan umur teknis kandang adalah 4 tahun. Rata-rata biaya penyusutan kolam Ikan Lele dan Ikan Nila di Desa Banjarsari senilai Rp 759.524 dan Rp 516.667 dengan umur teknis kolam adalah 10 tahun, maka jumlah penyusutan kolam Ikan Lele dan Ikan Nila tiap tahunnya adalah Rp 127.619/tahun. Serokan, pompa, dan pipa paralon mengalami penyusutan dalam pengembangan KRPL.

Aktivitas tenaga kerja dalam keluarga dalam bercocok tanaman sayuran dimulai dari persiapan lahan (pengolahan tanah, pemupukan awal, penanaman), pemeliharaan (penyiangan, pemupukan, penyiraman, pemasangan ajir), dan pemanenan. Pada aktivitas beternak, tenaga kerja melakukan kegiatan memberi makan, membersihkan kandang, dan memasukkan atau mengeluarkan ternak. Tenaga kerja dalam keluarga membersihkan kandang dalam frekuensi seminggu 3 kali. Aktivitas memasukkan atau mengeluarkan ayam di Desa Banjarsari dilakukan dengan cara ayam dikandangkan pada malam hari dan diumbar pada siang hari. Pada perikanan, tenaga kerja juga melakukan kegiatan memberi makan ke ikan pada siang hari dan sore hari serta membersihkan kolam. Waktu kerja di Desa Banjarsari dalam satu hari adalah 7 jam di tempat penelitian. Pengembangan KRPL KEMPLING dilaksanakan hanya beberapa menit atau beberapa jam, maka perhitungan untuk tenaga kerja disesuaikan dengan keadaan di lokasi penelitian. Hal ini bertujuan agar mengetahui realisasi curahan waktu untuk melakukan kegiatan KRPL. Biaya tenaga kerja dalam keluarga pada strata 3 mencapai Rp 2.094.900. Rata-rata curahan waktu dan curahan kerja dalam satu tahun dapat dilihat dalam Lampiran 5.

83 Berdasarkan analisis pendapatan atas biaya tunai pada strata 3 diperoleh sebesar Rp 10.856.560. Hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga dalam KRPL bisa membayar seluruh biaya tunai. Pendapatan atas biaya total KRPL di Desa Banjarsari pada strata 3 adalah Rp 7.927.236. Hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga dalam KRPL bisa membayar seluruh biaya total.

Nilai R/C rasio pada strata 3 dapat digolongkan layak, karena nilainya lebih dari satu. Rata-rata Pendapatan dari KRPL KEMPLING per rumah tangga dalam satu tahun di Desa Banjarsari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur dapat dilihat pada Tabel 37.

Tabel 37. Rata-Rata Pendapatan KRPL KEMPLING per Rumah Tangga Strata 3 dalam Satu Tahun

No Keterangan Nilai (Rp)

1 Penerimaan Tunai

- Produksi sayuran 169.560

- Produksi telur ayam 47.520

- Pembelian ternak (52.500)

- Produksi Ikan Lele 2.592.000

- Produksi Ikan Nila 1.690.000

Penerimaan Non Tunai

- Produksi sayuran 2.599.620

- Produksi telur ayam 348.480

- Produksi ayam 3.300.000

- Produksi Ikan Lele 2.208.000

- Produksi Ikan Nila 1.391.000

- Bantuan 2.000.000 - Produksi itik* - - Produksi kambing* - - Produksi sapi* - Total Penerimaan 16.293.680 2 Total Biaya 8.366.444 - Biaya Tunai 5.437.120

- Biaya yang Diperhitungkan 2.929.324

3 Pendapatan atas Biaya Tunai 10.856.560

4 Pendapatan atas Biaya Total 7.927.236

5 R/C rasio Biaya Tunai 3,00

6 R/C rasio Biaya Total 1,95

Sumber : Data Primer (diolah), 2012

*) : Tidak masuk dalam penerimaan

84 Berdasarkan Tabel 37 menunjukkan bahwa kegiatan KRPL di Desa Ban-jarsari menguntungkan karena nilai R/C lebih dari satu. Perhitungan R/C atas biaya tunai dilakukan melalui pembagian penerimaan total dengan penjumlahan biaya tunai. Nilai R/C rasio pendapatan atas biaya total pada strata 3 adalah sebesar 1,95 yang berarti untuk setiap satu rupiah biaya total yang dikeluarkan akan memberikan penerimaan total sebesar Rp 1,95. Nilai R/C rasio pendapatan atas biaya tunai adalah sebesar 3,00 yang berarti untuk setiap satu rupiah biaya tunai yang dikeluarkan dalam pelaksanaan KRPL akan memberikan penerimaan sebesar Rp 3,00. Penerimaan itik, kambing, dan ayam tidak dimasukkan dalam penerimaan karena diasumsikan ketiga ternak ini merupakan ternak yang pen-erimaannya tidak rutin karena penpen-erimaannya yang diterima pada saat hari-hari besar keagamaan dan apabila rumah tangga membutuhkan uang yang mendesak. Selain dari penerimaan tidak rutin, umur itik, kambing, dan sapi yang dimiliki oleh responden juga sudah terlalu lama.