• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) “KEMPLING” Kawasan Rumah Pangan Lestari (Rumah Hijau Plus-Plus) di Desa

III. KERANGKA PEMIKIRAN

5.5. Profil Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) “KEMPLING” Kawasan Rumah Pangan Lestari (Rumah Hijau Plus-Plus) di Desa

Banjarsari merupakan desa percontohan yang pertama yang dilaksanakan secara swadaya. Pengembangan KRPL di Desa Banjarsari bernama KRPL “KEMPLING” dengan singkatan Kawasan Rumah Pangan Lestari Kesehatan, Ekonomi, Pendidikan, dan Lingkungan.

51 Pengembangan KRPL merupakan gerakan dengan partisipasi aktif masyarakat yang dimotori oleh ibu-ibu Tim Penggerak PKK untuk mengefektifkan sumberdaya alam yang belum optimal. Awal pengembangan KRPL melihat dari potensi lahan pekarangan masyarakat yang sangat mendukung untuk dimanfaatkan dan ditanami serta adanya anjuran penganekaragaman sayuran di pekarangan oleh Pemerintah Pacitan yang menjadi salah satu faktor utama berdirinya KRPL di Desa Banjarsari. Perbedaan dengan Desa Kayen yang merupakan desa percontohan Kementerian Pacitan dengan Desa Banjarsari yaitu partisipasi masyarakat Desa Banjarsari lebih tinggi dibandingkan partisipasi Desa Kayen. Hal ini dibuktikan dari perolehan juara dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus bahwa KRPL Dusun Padangan mampu memperoleh: Juara ke-1 KRPL tingkat Kecamatan, Juara ke-1 KRPL tingkat Kabupaten, Juara ke-1 KRPL tingkat Dinas antar PPL, dan Juara ke-2 tingkat Kabupaten (posdaya).

Pelaksanaan awal KRPL di Desa Banjarsari dimulai dari satu dusun yaitu Dusun Padangan sekitar pada bulan April 2011. Kegiatan di Dusun Padangan diawali dengan satu RT sebesar 21 KK. Sosialisasi dilaksanakan melalui perkumpulan tidak formal untuk mengenalkan penganekaragaman sayuran di pekarangan dengan mengajak perangkat desa dan tokoh masyarakat yang berpengaruh. Hasilnya masyarakat banyak yang merespon dan akhirnya secara swadaya dengan menggunakan iuran melalui kelompok tani atau RT yang dilaksanakan di satu tempat kemudian iuran tersebut digunakan untuk membeli benih sayuran. Benih sayuran ini kemudian disemaikan di KBD sebelum dibagikan kepada masyarakat Desa Banjarsari. Seiring dengan berjalannya waktu, kegiatan tersebut juga mengadopsi dari Desa Kayen sehingga KRPL di Desa

52 Banjarsari muncul. Pelaksanaan KRPL KEMPLING resmi didirikan pada tanggal 3 Desember 2011.

Visi KRPL KEMPLING adalah KRPL mencukupi kebutuhan pangan keluarga. Misi KRPL KEMPLING adalah meningkatkan pemanfaatan lahan pekarangan, meningkatkan gerakan polibagisasi, meningkatkan budidaya ikan air tawar, dan meningkatkan budi daya tanaman TOGA.

Tujuan KRPL KEMPLING adalah:

1) Meningkatkan ketersediaan cadangan pangan keluarga. 2) Meningkatkan penganekaragaman pangan.

3) Meningkatkan kualitas keluarga. 4) Meningkatkan pendapatan keluarga.

5) Menumbuh kembangkan ekonomi kreativitas disetiap keluarga. Sasaran KRPL KEMPLING adalah:

1) Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga yang tergabung dalam PKK Desa dan Dasa Wisma sebagai pelaku dan pengelola pekarangan.

2) Menumbuh kembangkan KBD dan sarana penunjang lainnya.

3) Meningkatkatkan Peran Koperasi Wanita yang ada di Desa Banjarsari. Pelaksanaan Pengembangan KRPL KEMPLING terdiri dari: 1) Sosialisasi mengenai KRPL

Sosialisasi dilaksanakan oleh tim PPL Desa Banjarsari, perangkat desa, dan tokoh masyarakat kepada warga untuk menyampaikan maksud dan tujuan pengembangan KRPL.

53 Partisipasi masyarakat saat penyiapan lahan di pekarangan, media tanam, kelengkapan vertikultur sangat menentukan keberhasilan KRPL.

3) Perawatan Tanaman

Perawatan tanaman secara rutin oleh masyarakat dengan pemberian pupuk kandang, pemasangan ajir, pemeriksaan dan pengendalian hama, serta pemeliharaan ayam/ternak, ikan.

Ciri khas dalam pengembangan KRPL yaitu setiap desa harus memiliki KBD. Pengembangan KBD merupakan sarana yang paling penting untuk diadakan. Sarana KBD dilakukan secara terpusat di salah satu rumah warga yang tempatnya strategis yaitu sekitar 5-10 m dari jalan utama Desa Banjarsari. Produksi di KBD Banjarsari dengan melakukan persemaian sayuran di nampan kemudian dipindah ke daun pisang atau yang lebih dikenal di Desa Banjarsari adalah “voker”. Pengurus KRPL setelah itu membagikan voker ke masyarakat maupun di jual ke masyarakat desa lain.

Penyemaian benih sayur di Desa Banjarsari menggunakan bahan yang mudah diperoleh dan ramah lingkungan yaitu dengan menggunakan daun pisang. Kelebihan menggunakan daun pisang yaitu saat memindah bibit ke polibag, bibit tanaman yang ada di media semai tidak perlu dibongkar, tetapi bisa langsung dibenam ke dalam tanah. Keuntungan menggunakan media daun pisang yaitu bahan yang mudah di dapat di sekitar lokasi KBD, pengerjaannya mudah, dan benih yang ditanam lebih cepat tumbuh. Daun dari tanaman pisang dapat digunakan untuk menggantikan plastik yang selama ini digunakan untuk wadah media tanam untuk penyemaian benih. Cara pembuatan voker di Desa Banjarsari sangat sederhana, yaitu:

54 1) Menggulung daun pisang hingga membentuk gulungan sebesar ibu jari kaki dan menjepitnya dengan stapler. Kelebihan daun digunting agar gulungan menjadi rapi.

2) Gulungan daun pisang diletakkan di nampan atau pot dengan posisi tegak, diisi tanah, dan disiram agar lembab.

Awal pembangunan KBD di Desa Banjarsari terbuat dari kayu dan bambu yang beratapkan jerami kemudian Desa Banjarsari mendapatkan bantuan dari Kecamatan Pacitan oleh masyarakat digunakan untuk renovasi KBD dan membeli kebutuhan KBD yaitu benih/bibit. Pengelolaan pada awal pengembangan KBD KEMPLING dengan mengambil benih/bibit di voker secara gratis dan pembagian voker untuk tanaman cabai, tomat, dan terong masing-masing sebanyak 5 voker dan untuk bayam, kangkung, sawi sebanyak ½ ons dengan harga Rp 5.000 di pasar. Tanaman bayam, kangkung, dan sawi diasumsikan ½ ons sama dengan 10 voker tiap tanaman karena di lapang untuk ketiga tanaman tersebut masyarakat tidak semuanya ditanam dan keterbatasan ingatan responden. Seiring berjalannya waktu, masyarakat membeli bibit per voker dengan harga Rp 500 sebagai pengganti biaya kemudian hasil dari penjualan KBD masuk ke kas dan uang tersebut diputar untuk membeli perlengkapan KBD serta berakhir untuk memenuhi kebutuhan benih/bibit masyarakat Desa Banjarsari di pekarangan. Mayoritas masyarakat mengambil voker secara gratis di KBD. Sebagian masyarakat kadang juga membeli voker secara tunai di KBD sebagai pengganti biaya yang dikeluarkan oleh KBD.

Pelaksanaan KRPL KEMPLING mempunyai kepengurusan yang didasarkan oleh inisiatif masyarakat. Berdasarkan Keputusan Kepala Desa

55 Banjarsari Kecamatan Pacitan Nomor: 10 Tahun 2011 tentang Penetapan Pengurus KRPL Desa Banjarsari sebagai berikut:

1) Penanggung Jawab 2) Ketua

3) Sekretaris 4) Bendahara

5) Seksi-seksi yang terdiri dari: a) Pembibitan b) Pemupukan c) Pemasaran d) Kebersihan e) Pengolahan/Pelatihan f) Pemberantasan Hama

Pelaksanaan KRPL Desa Banjarsari mendapatkan bimbingan dari PPL. Para penyuluh lapang bertindak sebagai jembatan terhadap masyarakat KRPL. Para penyuluh mendekatkan sumber informasi kepada rumah tangga dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh rumah tangga. Penyampaian penyuluhan secara langsung dapat dilakukan melalui tatap muka dengan penyuluh. Penyuluhan secara tidak langsung dengan cara penyampaiannya melalui dari satu orang ke orang lain. Pertemuan rutin PPL di Desa Banjarsari dilaksanakan sebulan sekali yang disampaikan melalui Gapoktan dimana anggota Gapoktan merupakan anggota KRPL. Peran Ibu PKK dalam pelaksanaan KRPL sangat menunjang dalam pengembangan desa. Jadwal khusus untuk KRPL yang diberikan kepada ibu PKK tidak menentu sesuai dengan kepentingan kondisi di lapang.

56 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN