• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usahatani dianalisis dengan cara mengidentifikasikan penggunaan sarana produksi (input). Sarana produksi yang digunakan antara peternak mitra dan peternak non mitra pada dasarnya adalah sama. Sarana produksi ini berupa DOC, pakan, obat, dan vitamin.

Komponen biaya yang dikeluarkan peternak pada kegiatan budidaya usaha ternak ayam broiler terbagi atas biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai seperti DOC, pakan, dan obat–obatan untuk peternak mitra semuanya di tanggung oleh perusahaan inti. Namun peternak mitra wajib membayarnya jika telah mendapatkan pembayaran hasil panen. Sedangkan untuk peternak non mitra semua biaya ditanggung sendiri, yang termasuk dalam biaya tunai usaha beternak ayam broiler antara lain DOC, pakan, obat–obatan dan vitamin, vaksin, bahan bakar pemanas, listrik, tenaga kerja dan operasional kandang. Biaya operasional kandang terdiri atas sekam, kapur dan deterjen.

Biaya yang diperhitungkan merupakan biaya–biaya yang tidak secara tunai dikeluarkan oleh peternak. Namun sebenarnya biaya–biaya ini dapat mempengaruhi besarnya pendapatan peternak. Pada usaha ternak ayam broiler biaya yang diperhitungkan meliputi biaya penyusutan kandang, biaya penyusutan peralatan, sewa lahan serta biaya tenaga kerja dalam keluarga.

Biaya tunai yang dikeluarkan untuk DOC dan pakan merupakan biaya yang paling signifikan daripada biaya tunai lainnya. Jumlah biaya tunai tesebut akan semakin besar seiring dengan bertambahnya populasi ayam yang dibudidayakan. Biaya tunai terbesar yang dikeluarkan oleh peternak mitra maupun peternak non mitra adalah biaya untuk pembelian pakan. Harga DOC dan pakan yang digunakan oleh peternak mitra telah ditetapkan oleh perusahaan inti di awal kontrak perjanjian. Biaya tunai lain yang dikeluarkan oleh peternak adalah biaya operasional kandang untuk sekam. Peternak mitra dan peternak non mitra menggunakan kurang lebih 100 karung sekam sebagai alas kandang, satu karung sekam dibeli dengan harga Rp. 2.500. Biaya yang hampir sama besarnya dikeluarkan oleh peternak mitra dan peternak non mitra untuk biaya operasional

61 kandang. Hal ini berarti baik peternak mitra dan peternak non mitra memiliki proporsi biaya yang hampir sama untuk penggunaan sekam.

Pada perhitungan biaya produksi untuk peternak mitra dan peternak non mitra memperlihatkan bahwa hanya sedikit perbedaan pada biaya yang diperhitungkan. Dikarenakan penggunaan alat produksi yang sama banyaknya dan luas kandang yang sama. Harga sewa lahan untuk peternak mitra sebesar Rp.350 per meter per periode usatani. Peternak mitra mengeluarkan biaya untuk sewa sebesar Rp. 1.750.000 per periode produksi. Sementara sewa lahan untuk peternak non mitra sebesar Rp.200 per meter per periode sehingga untuk luas lahan sebesar 500 meter persegi peternak non mitra harus mengeluarkan biaya sebesar Rp.1.000.000 per periode. Perbedaan harga sewa lahan antara wilayah peternak mitra dan peternak non mitra karena harga tersebut merupakan harga yang berlaku didaerah masing–masing.

Peralatan produksi yang digunakan peternak antara lain tempat pakan, tempat minum dan alat pemanas. Feedtray adalah tempat pakan yang digunakan peternak. Untuk 1.000 ekor ayam peternak menggunakan 20 sampai 30 buah tempat pakan. Tempat minum yang digunakan peternak mitra dan peternak non mitra adalah alat minum otomatis, 20 buah alat minum otomatis dipakai untuk 1.000 ekor ayam. Sedangkan alat pemanas yang digunakan oleh peternak mitra dan non mitra adalah gasolek. Gasolek adalah salah satu alat pemanas yang menggunakan tabung gas sebagai bahan bakar. Peternak menggunakan satu tabung gas untuk menghangatkan 700–800 ekor ayam.

Tenaga kerja yang digunakan peternak adalah tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga akan digunakan jika peternak mempunyai skala usaha diatas 5.000 ekor ayam. Upah tenaga kerja luar keluarga yang dikeluarkan oleh peternak mitra berbeda dengan biaya yang dikeluarkan oleh peternak non mitra. Peternak mitra mengupah tenaga kerja luar keluarga sebesar Rp.300 per ekor per periode. Semakin banyak ayam yang dapat dipelihara dengan baik maka upah yang diterima oleh tenaga kerja akan semakin besar. Sedangkan peternak non mitra mengeluarkan biaya tenaga kerja luar keluarga sebesar Rp. 200 per ekor per periode. Pada Tabel 13 dapat dilihat rata– rata struktur biaya produksi peternak mitra dan peternak non mitra per Mei 2010.

62 Tabel 13. Struktur Biaya Produksi Peternak Mitra dan Peternak Non Mitra

No Satuan Uraian Peternak Mitra Peternak Non Mitra A Biaya Tunai Rp DOC 20.000.000 17.500.000 Rp Pakan 42.372.500 34.234.500 Rp Obat–Obatan 165.900 100.000 Rp Sekam 247.500 250.000 Rp Listrik 125.000 125.000 Rp Pemanas 247.500 250.000 Rp TKLK 1.500.000 999.000

Rp Total Biaya Tunai 64.158.400 53.458.500 B Biaya Diperhitungkan

Rp Penyusutan 1.195.000 1.195.000

Rp TKDK 1.250.000 1.250.000

Rp Sewa Lahan 1.750.000 1.000.000

Rp Total Biaya Diperhitungkan 4.175.000 3.445.000

Total Biaya 68.333.400 56.903.500

Biaya DOC yang dikeluarkan peternak non mitra lebih rendah daripada peternak mitra. Hal ini disebabkan peternak non mitra bebas memilih sapronak yang akan digunakan untuk kelangsungan usaha ternak mereka. Akan tetapi tidak halnya dengan peternak mitra yang telah sepakat dengan harga kontrak yang diberikan oleh CV TMF. Hal tersebut juga terlihat dari biaya obat–obatan yang digunakan oleh peternak mitra. Sedangkan untuk biaya sekam dan bahan bakar pemanas peternak mitra mengeluarkan biaya yang lebih kecil dari peternak non mitra. Hal ini dikarenakan peternak mitra lebih efisien dalam hal penggunaan sarana produksi ternak. Peternak non mitra juga tidak mendapatkan pengarahan maupun bimbingan yang bersifat teknis dari tenaga ahli seperti halnya peternak mitra untuk mengefisiensikan sarana produksi yang akan digunakan untuk kelangsungan usaha berternak ayam. Perbedaan biaya juga terlihat pada biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja antara peternak mitra dan non mitra.

Secara keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan oleh peternak non mitra memang lebih kecil dari pada peternak mitra. Ini merupakan salah satu

63 indikasi bahwa harga kontrak yang diberikan oleh CV TMF cukup besar. Hal tersebut ditujukan bahwa peternak non mitra hanya mengeluarkan Rp. 56.903.500 per periode. Sedangkan biaya produksi untuk peternak mitra lebih besar yaitu Rp. 68.333.400. Namun demikian untuk mengelola usaha ternak ayam dengan skala besar dibutuhkan modal yang besar pula.

Dokumen terkait