• Tidak ada hasil yang ditemukan

VISI, MISI DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

KALIMANTAN SELATAN 2025 MAJU DAN SEJAHTERA SEBAGAI WILAYAH PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS AGRO INDUSTRI

5. Menciptakan taat asas dan tertib hukum, bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah, kehidupan berpolitik, sosial, budaya dan agama

3.3 Arah Pembangunan Jangka Panjang

3.3.1. Arah Umum

3.3.1.2 Bidang Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, pembangunan diarahkan untuk mengembangkan industri dan perdagangan yang berbasis pada potensi sumber daya manusia dan potensi agraris dengan dukungan transportasi yang kuat.

Dalam rangka menciptakan struktur ekonomi yang tangguh dengan ciri memiliki fondasi yang kokoh serta mampu secara nyata memberikan kesejahteraan pada masyarakat secara berkeadilan, maka diperlukan strategi dan kebijakan ekonomi dengan arahan sebagai berikut: (1). Pembangunan diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dengan berbagai kebijakan yang

a. Peningkatan produktivitas ekonomi dan nilai tambah produksi dengan memanfaatkan teknologi tepat guna

b. Peningkatan sistem informasi penanaman modal untuk menunjang peningkatan investasi

c. Penganekaragaman produk industri d. Pemendekan mata rantai perdagangan

e. Pengembangan kerjasama strategis bagi kemajuan ekonomi f. Pengembangan riset

(2). Pembangunan diarahkan untuk terciptanya sistem distribusi yang efisien dengan berbagai kebijakan yang pada dasarnya dapat mendorong :

a. Perluasan akses masyarakat terhadap sumber daya ekonomi

b. Perluasan kesempatan berusaha terutama bagi masyarakat menengah kebawah c. Pengembangan sistem tata niaga yg kondusif dengan ditopang oleh regulasi yg saling

melengkapi

d. Penciptaan iklim persaingan yang sehat e. Perlindungan bagi berkembangnya KUKM f. Pengembangan sistem dan jaringan transportasi

(3). Pembangunan diarahkan untuk terwujudnya struktur ekonomi industrialis yg diiringi oleh perdagangan, jasa dan transportasi dengan berbagai kebijakan yg pada dasarnya dapat mendorong :

a. Pengembangan SDM dan IPTEK lebih kearah industri dengan basis SDA yang ramah lingkungan

b. Pengembangan sentra industri dan perdagangan.

c. Pengembangan sektor jasa dan pariwisata selaras dengan perkembangan ekonomi d. Pengembangan produk industri yang berkaitan dengan pasar global (termasuk

transportasi dan pergudangan)

(4). Pembangunan diarahkan untuk terwujudnya pertanian berkelanjutan dengan berbagai kebijakan yang pada dasarnya dapat mendorong :

a. Penetapan kawasan konservasi dan rehabilitasi lingkungan hidup (habitat) sumberdaya pertanian.

b. Jaminan bagi perluasan lahan pertanian, peningkatan ketersediaan saprodi dan infrastruktur pendukung bagi peningkatan produktifitas

c. Jaminan ketahanan pangan dan taraf hidup petani yang layak

d. Pengolahan hasil perkebunan lebih lanjut agar tercipta nilai tambah dan jaringan pemasaran yang lebih luas dan kompetitif

e. Reorientasi agribisnis disertai sistem informasi pasar dan jaminan mutu produk f. Pengembangan sentra-sentra agribisnis dalam suatu kawasan terpadu secara luas (5). Pembangunan diarahkan untuk terwujudnya pemanfaatan secara optimal potensi

perikanan dan kelautan dengan berbagai kebijakan yg pada dasarnya dapat mendorong :

a. Penetapan kawasan konservasi dan rehabilitasi lingkungan hidup (habitat) sumberdaya ikan.

b. Revitalisasi aturan-aturan lokal tentang penangkapan ikan dan budidaya ikan. c. Regulasi pemanfaatan sumberdaya ikan.

d. Pengembangan potensi sumberdaya ikan spesifik dan lokal.

e. Diversifikasi produk perikanan dan kelautan bagi industri dan perdagangan

(6). Pembangunan diarahkan untuk terwujudnya pemanfaatan barang dan jasa hasil hutan secara arif dan bijaksana dengan memperhatikan kelestarian ekosistem dan kesejahteraan bagi masyarakat secara luas

a. Menjamin keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang proporsional sekaligus mengoptimalkan aneka fungsi hutan yang meliputi fungsi konservasi, lindung, dan produksi (kayu, non kayu,jasa) untuk mencapai manfaat sosial, budaya dan

3.3.1 Arah Umum

39

ekonomi yang seimbang melalui terbentuknya Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Produksi, Lindung dan Konservasi

b. Melakukan pembangunan hutan secara lestari melalui pendekatan forest resource management dengan memperhatikan keanekaragaman manfaat dan hasil hutan, kondisi fisik kawasan dan kepentingan para pihak

c. Revitalisasi industri kehutanan yang dikembangkan sesuai konsep pengelolaan hutan lestari dan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang mengacu pada prinsip efesiensi, ramah lingkungan, variasi produk, nilai tambah, jaminan pasokan dan akses pasar, dan mampu bersaing secara global.

d. Pengkajian neraca sumberdaya alam dan optimalisasi PDRB-termasuk PDRB hijau-melalui pengelolaan hutan secara lestari pada unit IUPHHK hutan alam dan hutan tanaman (indusrti dan rakyat) serta peningkatan produk non kayu (non timber forest product) dan percepatan mekanisme perdagangan karbon

e. Pengembangan insentif dan reward bagi perusahaan dan masyarakat yang mampu mengelola hutan sesuai prinsip-prinsip kelestarian

(7). Pembangunan diarahkan untuk optimalisasi sumberdaya alam dan dengan berbagai kebijakan yang pada dasarnya dapat mendorong :

a. Pengembangan agribisnis modern berbasis SDA pertanian dan maritim b. Pengembangan pola kemitraan

c. Pengembangan pola produksi berbasis masyarakat

d. Pengembangan sumber daya energi alternatif dan energi baru terbarukan yang mendukung pembangunan berkelanjutan

e. Pengembangan sumber daya mineral, batubara, air, tanah dan mitigasi bencana alam yang mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

(8). Pembangunan diarahkan untuk berkembangnya pengusaha daerah dengan berbagai kebijakan yang pada dasarnya dapat mendorong :

a. Pengembangan KUKM

b. Pengembangan BUMD yang profesional

c. Pengembangan koperasi syariah sebagai basis koperasi rakyat

d. Prioritas keikutsertaan pengusaha daerah dalam berbagai kegiatan pembangunan e. Prioritas untuk pengusaha daerah dalam berbagai kepemilikan asset diberbagai bidang

usaha

(9). Pembangunan diarahkan untuk tercapainya tingkat kesejahteraan masyarakat yang

berkeadilan dengan berbagai kebijakan yang pada dasarnya dapat mendorong :

a. Pencapaian taraf hidup ekonomi masyarakat yang tinggi

b. Pencapaian pemerataan pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat c. Penciptaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha

d. Penurunan jumlah penduduk miskin

e. Penguatan kemampuan fiskal daerah yang mandiri f. Pengembangan institusi formal zakat yang profesional

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan bidang Ekonomi adalah sebagai berikut :

Pertumbuhan pertahun ditargetkan dari 5,57% ditahun 2006 menjadi 8,53% ditahun 2025. Pertumbuhan ekonomi ini merupakan hasil perhitungan target yang dibuat per subsektor (Tabel 2).

Beberapa sektor didorong sedemikian rupa agar bisa tumbuh dengan cepat. Sebaliknya terdapat beberapa sektor yang tumbuh relatif lambat yaitu sektor Pertambangan dan Kehutanan. Kedua sub sektor ini diasumsikan tumbuh secara lambat untuk mencegah dan mengurangi dampak negatif yang selama ini sudah sangat mengganggu masyarakat.

Tabel 2

PDRB Per Sektor Kalimantan Selatan 2005-2025 (Rp juta)

Sektor 2005 2006 2010 2015 2020 2025 1 PERTANIAN 5,689,653 5,983,502 7,355,385 9,786,375 13,254,633 18,262,966 2 PERTAMBGN 3,550,900 3,730,805 4,455,889 5,466,030 6,650,073 8,115,836 3 INDUSTRI 2,937,666 2,996,419 3,504,090 4,959,308 7,987,015 14,075,849 4 GAS A L 121,573 125,985 145,461 181,670 238,386 321,323 5 BANGUNAN 1,221,356 1,331,278 1,879,207 3,026,482 4,874,179 7,499,529 6 PERDAG H R 3,017,303 3,201,750 4,193,555 6,014,608 8,805,170 13,193,335 7 ANG KOM 2,015,920 2,175,874 2,977,705 4,519,586 7,304,806 12,076,158 8 BLKL 969,084 1,037,678 1,372,166 2,083,141 3,254,065 5,547,804 9 JASA 1,997,572 2,135,524 2,789,677 4,072,403 5,953,246 8,706,998 JUMLAH 21,521,027 22,718,814 28,673,136 40,109,602 58,321,572 87,799,798 r/thn 5.57% 5.91% 6.94% 7.77% 8.53%

Catatan: Nilai PDRB diambil dari rencana pertumbuhan per sektor

Struktur ekonomi diubah sedemikian rupa menuju ke sektor yang diharapkan memiliki ”value added” tinggi atau dari sektor yang ”terms of tradenya” rendah ke sektor yang ”terms of tradenya” tinggi. Untuk ini sektor pertanian –yang biasanya paling dominan--secara bertahap dikurangi peranannya; sebagai gantinya sektor Industri didorong untuk lebih berperan diikuti pula oleh sektor lainnya.

Untuk merealisasikan ini kontribusi sektor Pertanian diupayakan semakin berkurang sebaliknya kontribusi sektor Industri bertambah besar dalam pembentukan Produk Domestik Rejional Bruto. Pergeseran dilakukan secara bertahap sampai dengan tahun 2025 dimana peran sektor Pertanian mengecil dari 26,4% ditahun 2005 menjadi 20,8% ditahun 2025 sedangkan Industri meningkat menjadi dari 13,7% ditahun 2005 menjadi 16,0% ditahun 2025 (Tabel 3) .

Seiring dengan pergeseran peranan sektor Pertanian ke sektor Industri, sektor Perdagangan dan sektor Angkutan Komunikasi terus dikembangkan dengan kontribusi 15,0% dan 13,8% ditahun 2025.

Sasaran makro lainnya mengikuti perubahan PDRB dan perubahan penduduk dimana pertumbuhan penduduk ditargetkan menurun dari 1,61% ditahun 2006 menjadi 1,14% ditahun 2025 (Tabel 4)

PDRB Konstan per kapita ditahun 2005 adalah Rp 6,64 juta dan ditahun 2025 Rp 20,62 juta atau menurut harga berlaku sebanding dengan US$ 5.592 (Tabel 4)

Tabel 3

Sasaran Kontribusi Sektoral Terhadap PDRB Provinsi Kalsel 2005 – 2025 (%) Sektor 2005 2006 2010 2015 2020 2025 1 PERTANIAN 26.4 26.3 25.7 24.4 22.7 20.8 2 PERTAMBGN 16.5 16.4 15.5 13.6 11.4 9.2 3 INDUSTRI 13.7 13.2 12.2 12.4 13.7 16.0 4 GAS A L 0.6 0.6 0.5 0.5 0.4 0.4 5 BANGUNAN 5.7 5.9 6.6 7.5 8.4 8.5 6 PERDAG H R 14.0 14.1 14.6 15.0 15.1 15.0 7 ANG KOM 9.4 9.6 10.4 11.3 12.5 13.8 8 BLKL 4.5 4.6 4.8 5.2 5.6 6.3 9 JASA 9.3 9.4 9.7 10.2 10.2 9.9 TOTAL 100 100 100 100 100 100

3.3.1 Arah Umum

41

Tabel 4

Sasaran Indikator Makro dan Kesejahteraan Provinsi Kalsel 2007 – 2026 2005 2006 2010 2015 2020 2025 1 PDRB Konstan (Rp.Jt) 21,521,027 22,718,814 28,673,136 40,109,602 58,321,572 87,799,798 2 Growth/thn 5.6% 5.9% 6.9% 7.8% 8.5% 3 Jlh Pddk 3,240,100 3,292,200 3,503,300 3,767,800 4,023,900 4,258,000 4 Growth/thn 1.61% 1.57% 1.47% 1.32% 1.14% 5 PDRB Kn/KAP (Rp.Jt) 6.64 6.90 8.18 10.65 14.49 20.62 6 PDRB Berlaku (Rp.Jt) 26,267,442 29,115,868 43,746,166 73,433,529 124,572,463 214,327,697 7 PDRB Blk/KAP ($)* 900.78 982.65 1,387.46 2,165.53 3,439.79 5,592.81 PDRB Blk/KAP ($)** 900.78 1,001.37 1,498.46 2,454.27 4,029.47 6,711.37 8 % Org Miskin 7.23 6.58 4.98 3.99 2.99 1.80 9 % Penganggur 6.18 8.87 7.91 6.62 5.38 4.26 10 PAD (Rp. Juta) 530,111 666,209.16 1,404,561.17 2,822,713.81 5,081,047.19 8,736,426.83 11 Growth/thn 25.67% 20.50% 19.06% 15.83% 14.51% 12 Jlh Koperasi 1,521 1,732 2,141 2,926 4,177 6,201 13 Jumlah Industri 81,973 85,761 99,393 125,577 167,273 234,763 14 ICOR 3.25 3 2.75 2.5 15 Investasi 19,351,547 34,309,398 50,082,916 73,695,566 16 Investasi/thn 3,870,309 6,861,880 10,016,583 14,739,113

Ket 1. Berdasarkan proyeksi PDRB (Tabel 2)

3. Berdasarkan proyeksi penduduk nasional 6. Assumsi Inflasi konstan 5% pertahun

7* Asumsi inflasi konstan 5% perthn & us$1=Rp 9000 7** Asumsi inflasi konstan 7% perthn & us$1=Rp 9000

Persentase orang miskin dan pengangguran terbuka ditargetkan menurun masing masing menjadi 1.80% dan 4,26% pada tahun 2025. Target untuk Kalimantan Selatan ini selaras dengan kebijakan pembangunan Nasional yang membuat target dibawah lima persen.

PAD diasumsikan meningkat selaras dengan pertumbuhan PDRB.

Untuk menghitung besarnya investasi diperlukan angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR). ICOR propinsi Kalimantan Selatan dianggap menurun secara bertahap yang berarti semakin efisien dalam penggunaan modal (Tabel 4 baris 14). Berdasarkan ICOR ini diperoleh angka Investasi yang diperlukan selama lima tahap pembangunan tersebut (Tabel 4 baris 15 dan 16).

Dokumen terkait