• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Situasi Upaya Kesehatan Kabupaten Yahukimo

B. Bidang Pelayanan Kesehatan

a. Program Pelayanan Kesehatan Dasar

1) Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas

Pelayanan kesehatan (Yankes) adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok serta masyarakat. Pelayanan kesehatan dilakukan untuk tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Sarana kesehatan tingkat pertama yang bersifat pokok seperti Puskesmas, Pustu, bidan di desa wajib memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau adil dan merata di wilayahnya. Kabupaten Yahukimo dengan 31 Puskesmas, 65 Pustu, dan 101 Poskeskam sebagai fasilitas kesehatan pemerintah dan ditunjang dengan Fasilitas kesehatan swasta lainnya seperti praktek dokter, praktek bidan, praktek pengobatan tradisonal dan lainnya dalam memberikan

pelayanan kesehatan selama tahun 2014 memberikan kontribusi yang besar terhadap pelayanan kesehatan di Kabupaten Yahukimo.

2) Akses Pelayanan Kesehatan Dasar

Dalam Undang-undang No.21 tentang Otonomi khusus bagi Provinsi Papua pasal 59 tentang kesehatan disebutkan bahwa pemerintah berkewajiban menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan beban biaya serendah-rendahnya dan akses seluas-luasnya. Hal tersebut membawa konsekwensi logis bahwa pemerintah harus mendekatkan pelayanan kesehatan Paripurna kepada Masyarakat sampai ke tingkat kampung. Kenyataannya di Kabupaten Yahukimo hal ini belum sepenuhnya dapat dilakukan.

Melihat data ratio Puskesmas dan Puskesmas Pembantu terhadap jumlah kampung, masih banyak kampung yang belum mempunyai Pustu dan Petugas Kesehatan. Pada umumnya permasalahan yang dihadapi dari tahun ke tahun hampir sama, petugas kesehatan yang wanita bila sudah menikah kebanyakan mengikuti suami sehingga terjadi kekosongan petugas. Lagi pula produk bidan baru di Papua belum ada lagi, yang ada adalah akademi kebidanan yang menyekolahkan tugas belajar, dengan sendirinya tidak ada penambahan bidan. Alasan lain bidan merasa tidak aman dan nyaman tinggal sendirian di desa karena banyaknya gangguan.

Oleh sebab itu dibutuhkan kebijakan yang lebih komprehensif untuk menangani permasalahan ini, baik oleh dinas kesehatan maupun oleh sektor terkait. Pada tahun 2013 Dinas kesehatan Kabupaten Yahukimo bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Cenderawasih Jayapura telah mendidik tenaga perawat

untuk lulusan SMA. Diharapkan lulusan dari Program ini akan mengisi kekosongan tenaga kesehatan di Kabupaten Yahukimo untuk masa yang akan datang.

Dalam menjalankan fungsinya, Pustu dan Polindes diberikan operasional yang penggunaannya diperuntukkan bagi pembelian alat tulis kantor, insentif petugas dan pemeliharaan bangunan gedung. Besarnya Operasional Pustu tahun 2014 sebesar Rp.770.000.000,-, bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya mengalami sedikit kenaikan pada bertambahnya jumlah Pustu pada tahun 2012 dari jumlah 49 Pustu bertambah pada tahun 2013 menjadi 55 Pustu dan pada tahun 2014 jumlah Pustu meningkat menjadi 65 Pustu. Besarnya Operasional Pustu juga sangat berperan dalam memotivasi petugas dalam menjalankan tugas dan fungsinya di kampung. Berikut tabel data sarana pelayanan kesehatan dasar Kabupaten Yahukimo tahun 2014.

Tabel 4.1. Data Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar Pemerintah Di Kabupaten Yahukimo Tahun 2014

No Distrik Kampung Puskesmas Pustu Poskeskam Posyandu

1 Dekai 12 1 6 3 12 2 Sumo 11 1 1 2 3 3 Suru-Suru 8 1 1 2 8 4 Obio 13 0 1 2 8 5 Silimo 20 1 2 2 10 6 Wusama 10 0 0 2 5 7 Amuma 13 1 1 2 1 8 Musaik 10 0 1 2 1 9 Pasema 7 1 4 2 6 10 Samenage 14 1 1 2 4 11 Hogio 8 0 2 2 4 12 Werima 14 0 2 2 4 13 Kurima 22 1 4 2 4 14 Tangma 14 1 3 2 4 15 Ukha 10 0 1 2 4 16 Soba 6 1 4 2 4 17 Kayo 7 0 1 2 4 18 Kwikma 10 0 1 2 3 19 Anggruk 12 1 3 2 5 20 Walma 8 1 0 2 5 21 Hereapini 11 0 1 2 5

22 Ubalihi 8 0 1 2 5 23 Yahuliambut 8 0 1 2 5 24 Panggema 13 1 1 2 5 25 Pronggoli 8 0 1 2 3 26 Ubahak 15 1 2 2 2 27 Kosarek 12 1 2 2 5 28 Ninia 10 1 4 2 4 29 Lolat 8 1 2 2 3 30 Sobaham 13 1 2 2 3 31 Soloikma 8 0 1 2 3 32 Kabianggema 7 0 1 2 3 33 Mugi 17 1 2 2 6 34 Yogosem 7 1 0 2 5 35 Nipsan 8 1 3 2 5 36 Talambo 9 0 1 2 4 37 Holuwon 7 1 3 2 5 38 Hilipuk 7 0 0 2 5 39 Sela 19 1 4 2 4 40 Duram 6 0 1 2 3 41 Korupun 12 1 2 2 6 42 Kwelamdua 4 0 2 2 5 43 Langda 9 1 1 2 8 44 Suntamon 8 1 0 2 4 45 Bomela 9 1 1 2 4 46 Seradala 11 1 1 2 4 47 Nalca 9 1 2 2 10 48 Kona 5 0 1 2 4 49 Dirwemna 5 0 1 2 5 50 Endomen 8 1 0 1 4 51 Puldama 8 1 1 1 4 Σ 518 31 65 101 240

(Sumber : Data Terolah 2014)

b. Pelayanan Rawat Inap

Pelayanan rawat inap yang wajib dilakukan oleh tiga Puskesmas antara lain Puskesmas Kurima, Ninia, Anggruk pada tahun 2014 tidak melaporkan data tersebut sehingga dalam laporan ini digunakan data RSUD Dekai. Lengkapnya hasil pelayanan Rawat inap dapat dilihat pada tabel hasil rekapitulasi pelayanan rawat inap di RSUD pada tahun 2014 berikut ini.

Tabel 4.2 Kunjungan Rawat Inap RSUD Dekai Di Kabupaten Yahukimo Tahun 2014

No Unit Pelayanan Teknis Kesehatan Jumlah

1 Puskesmas Ninia 0

2 Puskesmas Anggruk 0

3 Puskesmas Kurima 0

4 RSUD Dekai 15.753

Total

c. Pelayanan Rawat Jalan

Untuk pelayanan rawat jalan dalam laporan ini tidak dapat dipublikasi disebabkan data rawat jalan tidak dilaporkan oleh 31 Puskesmas. d. Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat

Pelayanan Gawat darurat (Gadar) Level I belum ada di Kabupaten Yahukimo.

e. Kegiatan Kunjungan Rumah Perawatan Kesehatan Keluarga (PHN)

Kegiatan kunjungan rumah perawatan kesehatan keluarga atau yang biasa disebut dengan PHN wajib dilakukan oleh petugas Puskesmas dan juga petugas Puskesmas Pembantu (Pustu) serta Polindes. Namun pada tahun 2014 kegiatan ini tidak dilakukan sehingga data PHN tidak dapat dipublikasikan.

2. Seksi Rumah Sakit

Seksi Rumah Sakit mempunyai peranan dalam mensinkronkan data dan program pelayanan kesehatan dari RSUD Dekai dengan melakukan kegiatan pengawasan mutu pelayanan kesehatan, pengawasan mutu petugas medis dan non medis, serta melakukan pembinaan dengan bekerjasama dengan unsur-unsur teknis lainnya di RSUD Dekai.

3. Seksi Kefarmasian

a) Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

Realisasi pengadaan obat dan perbekalan kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo dari tahun ke tahun menunjukkan angka yang fluktiatif naik dari tahun 2007 s/d 2010 dan menurun dari tahun 2011 dan 2012, namun pada tahun 2014 naik pada sumber dana DAK dan APBD. Peningkatan dana operasional pengadaan obat dan perbekalan kesehatan

bersumber dari dana APBD/DAU, APBN/DAK dan Otsus. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Anggaran Obat Menurut Sumber Anggaran Di Kabupaten Yahukimo No Sumber Dana TAHUN ANGGARAN 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 APBD / DAU 65,560,000 0 276,290,000 226,340,000 218,469,000 410,427,000 430,561,000 2 APBN / DAK 655,600,000 0 2,762,900,000 2,263,400,000 2,184,690,000 4,104,270,000 3,305,610,000 3 Otsus 0 750,000,000 800,000,000 0 0 0 1,020,000,000 JUMLAH 723,160,000 750,000,000 3,839,190,000 2,489,740,000 2,403,159,000 4,514,697,000 4,756,171,000

(Sumber : Data Terolah 2014)

b) Peningkatan Pemerataan Obat dan Perbekalan Obat (Distribusi Obat)

Sama seperti tahun sebelumnya kegiatan yang dilakukan adalah Distribusi Obat dari Instalasi Farmasi ke 31 Puskesmas dan 65 Pustu. Untuk Puskesmas yang mudah dijangkau (2 Puskesmas) distribusi obat dilakukan sesuai permintaan dari Puskesmas tersebut sedangkan untuk 29 Puskesmas yang sulit dijangkau dan relatif menggunakan dana yang cukup besar serta Pustu-Pustu yang susah dijangkau oleh Puskesmas tetapi lebih mudah dijangkau oleh Dinas Kesehatan, distribusi dilakukan setahun 1 kali.

Kegiatan Distribusi obat dalam pemberian obat sudah dilakukan dengan cara mengevaluasi laporan Pemakaian & Permintaan Obat (LPLPO) Puskesmas dan Pustu setiap bulannya.

Tahun 2014 Puskesmas yang melapor secara rutin Laporan Pemakaian Obat (LPLPO) mencapai 2 Puskesmas dan 29 Puskesmas lainnya tidak melaporkan secara rutin namun dilaporkan apabila ada perjalanan dinas dari distrik ke kabupaten atau apabila ada kegiatan pertemuan antara Dinas Kesehatan dengan Puskesmas dan Pustu maka pada kesempatan itu

biasanya laporan akan dibawa dan dilaporkan kepada petugas penerima data LPLPO

Disamping itu terdapat beberapa Pustu yang belum dapat secara rutin melaporkan LPLPO, ini dikarenakan ada beberapa Pustu yang lokasinya sangat sulit dijangkau dan ada beberapa Petugas yang SDM-nya kurang dalam hal membuat laporan, walaupun sudah diberikan bimbingan teknis tentang Pelaporan Obat.

Distribusi obat dilakukan sekaligus memonitor atau mengevaluasi ketersediaan obat, pelaksanaan administrasi dan Pengelolaan Obat di Puskesmas dan Pustu. Dari hasil Monev di Puskesmas dijumpai ketersediaan obat di Puskesmas cukup. Alokasi dana kegiatan Peningkatan Pemerataan Obat dan Distribusi Perbekalan Kesehatan tahun 2014 dibebankan pada sumber Dana DAK dengan realisasi pekerjaan 100%, penyerapan atau realisasi dana 100 %.

c) Program Pengawasan Obat dan Makanan

Kegiatan yang dilakukan adalah Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, pelaksanaan kegiatannya meliputi :

1) Pemeriksaan Obat di Apotik dan Toko Obat

Kegiatan yang dilakukan adalah pemeriksaan Obat, Obat Tradisional mengandung bahan berbahaya di Apotik dan Toko Obat dan Pemeriksaan makanan minuman kadaluwarsa di Toko-toko dan Kios. Kegiatan ini dilakukan di Ibukota Kabupaten Yahukimo, yaitu Dekai-Sumohai.

2) Pemeriksaan Makanan dan Minuman Kadaluarsa di Toko dan Kios Hasil Pemeriksaan :

Dari 138 sarana yang diperiksa ditemukan 37 sarana kedapatan menjual makanan minuman kadaluwarsa, tetapi tidak ditemukan Toko maupun Kios yang menjual Jamu dengan BKO, artinya Toko /Kios sudah memahami bahwa Jamu dengan BKO berbahaya untuk dikonsumsi karena setiap pemeriksaan juga dilakukan penyuluhan masalah tersebut. Bila dibandingkan dengan hasil pemeriksaan tahun lalu, sasaran menurun dari 142 sarana menjadi 138 sarana di tahun 2014 terdapat temuan mamin kadaluwarsa menurun pada tahun 2013 hampir 90% menjual mamin yang kadaluarsa, artinya Toko dan Kios sudah memahami penjualan mamin yang layak dijual. Untuk Toko/ Kios yang kedapatan menjual Mamin Kadaluarsa pada tahun lalu dan sudah diberi peringatan, pada pemeriksaan tahun ini masih kedapatan menjual mamin kadaluwarsa, sudah ditinjaklanjuti bekerjasama dengan dinas Perindakop untuk mencabut ijin usaha. Tindakan yang dilakukan atas temuan Mamin kadaluwarsa adalah barang dirusak ditempat atau disita untuk dimusnahkan. Alokasi dana Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan berbahaya pada tahun 2014 tidak dianggarkan dalam DPA namun kegiatannya dilakukan atas kerjasama dengan Dinas Perindagkop Kabupaten Yahukimo yang memiliki anggaran sweeping Mamin Kadaluarsa Tahun 2014.

Dokumen terkait