• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KABUPATEN YAHUKIMO DINAS KESEHATAN P R O F I L K E S E H A T A N 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KABUPATEN YAHUKIMO DINAS KESEHATAN P R O F I L K E S E H A T A N 2014"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN YAHUKIMO

DINAS KESEHATAN

P R O F I L K E S E H A T A N

2014

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN

KABUPATEN YAHUKIMO NOMOR : 829/683.b /2015

2015

(2)

PROFIl KESEHATAN

DINAS KESEHATAN KABUPATEN YAHUKIMO

2014

(3)

PEMERINTAH KABUPATEN YAHUKIMO

DINAS KESEHATAN

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN NOMOR : 829/683.b /2015

TENTANG

PENERBITAN BUKU PROFIL KESEHATAN KABUPATEN YAHUKIMO TAHUN 2014

TAHUN ANGGARAN 2015

Lampiran : 1 (satu)

Menimbang : a. Bahwa untuk memberikan gambaran situasi kesehatan yang menyeluruh di Kabupaten Yahukimo dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna, maka perlu disusun profil kesehatan Kabupaten Yahukimo, sehingga dapat diperoleh data/informasi umum dan lingkungan, informasi tentang upaya kesehatan, informasi status kesehatan masyarakat serta tersedianya alat pemantauan dan evaluasi program-program kesehatan di Kabupaten Yahukimo.

b. Bahwa untuk memberikan informasi tentang kondisi kesehatan secara menyeluruh di Kabupaten Yahukimo kepada Pemerintah dan masyarakat telah diterbitkannya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Yahukimo Tahun 2014, Tahun Anggaran 2015. c. Bahwa untuk maksud tersebut pada point (a) dan (b) di atas

perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 2. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi

Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Negara Nomor 4151);

3. Peraturan Presiden Nomor 10 tahun 2006 tentang tata cara penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;

(4)

4. Keputusan Presiden Nomor 73 Tahun 2004 tentang pedoman pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); 5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009; 6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 1091/MENKES/SK/X/2004

tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

Memperhatikan: 1.Keputusan Menteri Kesehatan RI. Nomor:

1457/MENKES/SK/X/2003, tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

2.Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Yahukimo; M E M U T U S K A N

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

YAHUKIMO TENTANG PENERBITAN BUKU PROFIL KESEHATAN KABUPATEN YAHUKIMO TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015;

Pertama : Profil Kesehatan Kabupaten Yahukimo sebagaimana dimaksud

Diktum Kesatu tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;

Kedua : Profil Kesehatan Kabupaten Yahukimo sebagaimana yang

dimaksud dalam diktum kedua digunakan sebagai acuan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo dalam penyelenggaraan program pembangunan kesehatan;

Ketiga : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini akan diadakan perubahan dan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Dekai

Pada Tanggal : 30 Oktober 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN

KABUPATEN YAHUKIMO BONGGA SUMULE, SKM, M.Kes

PEMBINA TK.I NIP.197008211997121001

(5)

KATA PENGANTAR

Profil Kesehatan Kabupaten Yahukimo ini merupakan bagian penting dari Sistem Kesehatan Kabupaten yang digunakan sebagai sarana untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian Kabupaten Yahukimo Sehat dan hasil kinerja penyelenggaraan Standar Pelayanan Kesehatan.

Dalam Profil Kesehatan ini kami menyajikan data Tahun 2014 dan informasi serta analisis sederhana tentang gambaran umum Kabupaten Yahukimo, pembangunan kesehatan yang telah dicapai, kinerja pelayanan kesehatan baik sektor kesehatan maupun sektor yang terkait dengan kesehatan, serta masalah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Kami menyadari bahwa data dan informasi yang disajikan masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu kami senantiasa mengharapkan masukan, saran dan kritik dari semua pihak agar kami dapat menyajikan informasi sesuai yang dibutuhkan .

Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah ikut membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan profil ini .

Harapan kami semoga Profil ini bermanfaat bagi pembangunan kesehatan di Kabupaten Yahukimo dan pihak lain yang membutuhkannya.

KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN YAHUKIMO

BONGGA SUMULE, SKM, M.Kes PEMBINA TK.I

(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i

SK Kepala Dinas Kesehatan Tentang Penerbitan Buku Profil ... iii

Kata Pengantar... v

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... viii

BAB I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Dasar ... 2

C. Visi dan Misi ... 4

D. Tujuan ... 8

E. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II Gambaran Umum & Perilaku Penduduk Kab.Yahukimo ... 11

A. Keadaan Geografis... 11

B. Kependudukan... 12

C. Sarana dan Prasarana Kesehatan ... 13

BAB III Situasi Derajat Kesehatan Kabupaten Yahukimo ... 15

A. Umur Harapan Hidup... 15

B. Mortalitas... 16

C. Status Gizi Bayi dan Balita... 18

D. Morbiditas... 19

BAB IV Situasi Upaya Kesehatan Kabupaten Yahukimo ... 21

A. Bidang Kesehatan Keluarga ... 22

B. Bidang Pelayanan Kesehatan... 29

C. Bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) ... 37

D. Sub Bidang Umum ... 46

E. Sub Bidang Perencanaan ... 46

F. Sub Bidang Keuangan ... 47

BAB V Situasi Sumber Daya Kesehatan Kabupaten Yahukimo... 48

A. Sarana Kesehatan ... 48 B. Ketenagaan ... 48 C. Pembiayaan... 49 BAB VI Penutup... 51 A. Simpulan ... 51 B. Saran ... 53 Lampiran

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Sarana dan Prasarana Kesehatan di Kab.Yahukimo... 14

Tabel 3.1 Perbandingan AHH, AMH, MYS & IPM ... 15

Tabel 3.2 Jumlah Kasus Kesakitan atau Penyakit ... 19

Tabel 4.1 Data Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar Pemkab Yahukimo ... 31

Tabel 4.2 Kunjungan Rawat Inap RSUD Dekai ... 32

Tabel 4.3 Anggaran Obat Menurut Sumber Anggaran... 34

Tabel 4.4 Anggaran Kesehatan Rutin dan Pembangunan ... 47

Tabel 5.1 Rasio Tenakes Terhadap Penduduk/100.000 ... 49

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Yahukimo... 11

Gambar 2.2 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014... 12

Gambar 3.1 Diagram Penyebab & Waktu Kejadian Kematian Ibu Maternal ... 17

Gambar 3.2 Pola 10 Besar Penyakit Tingkat Puskesmas ... 20

Gambar 4.1 Cakupan K-1, K-4, FE-1 dan FE-3 ... 23

Gambar 4.1 Anggaran Kesehatan Tahun 2014 ... 47

(9)

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu komponen utama dalam Index Pembangunan manusia (IPM) yang dapat mendukung terciptanya SDM yang sehat, cerdas, terampil dan ahli menuju keberhasilan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu hak dasar masyarakat yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan telah dilakukan perubahan cara pandang (mindset) dari paradigma sakit menuju paradigma sehat sejalan dengan Visi Indonesia Sehat.

Dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo harus dengan seksama memperhatikan dasar-dasar pembangunan kesehatan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, yaitu: a. Perikemanusiaan: Setiap upaya kesehatan harus berlandaskan perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; b. Pemberdayaan dan Kemandirian: Setiap orang dan juga masyarakat bersama dengan pemerintah berperan, berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan derjat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya; c. Adil dan Merata: Dalam pembangunan kesehatan, setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, tanpa memandang perbedaan suku, agama, dan status sosial ekonominya; d. Pengutamaan dan Manfaat: Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

BAB I

(10)

Upaya kesehatan diarahkan agar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Dengan memperhatikan dasar-dasar pembangunan kesehatan tersebut di atas dan rumusan Visi Kabupaten Yahukimo Tahun 2011-2016, yaitu:

”Terwujudnya Yahukimo Sebagai Jendela Pegunungan Tengah Papua” Seiring dengan visi tersebut, maka Visi Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Yahukimo tahun 2011-2016 adalah “Menjadi Penggerak Pembangunan

Kesehatan Guna Mewujudkan Masyarakat Yang Sehat & Mandiri Melalui Pelayanan Kesehatan Komprehensif, Profesional & Terjangkau ”

B. Dasar

Dasar pembangunan kesehatan adalah nilai kebenaran dan aturan pokok yang menjadi landasan untuk berfikir dan bertindak dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Dasar-dasar berikut ini merupakan landasan dalam penyusunan visi, misi dan strategi serta sebagai petunjuk pokok pelaksanaan pembangunan kesehatan:

1. Perikemanusiaan

Setiap kegiatan proyek, program kesehatan harus berlandaskan perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Pemberdayaan dan Kemandirian

Individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya bukan saja sebagai obyek namun sekaligus pula subyek kegiatan, proyek, program kesehatan. Segenap komponen bangsa bertangggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya. Setiap kegiatan, proyek, program kesehatan harus mampu

(11)

membangkitkan peran serta individu, keluarga dan masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap individu, keluarga dan masyarakat dapat menolong dirinya sendiri.

Dengan dasar ini, setiap individu, keluarga dan masyarakat melalui kegiatan, proyek, program kesehatan difasilitasi agar mampu mengambil keputusan yang tepat ketika membutuhkan pelayanan kesehatan. Warga masyarakat harus mau bahu membahu menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongan agar dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang sesuai kebutuhan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Di lain pihak, fasilitas pelayanan kesehatan yang ada perlu terus diberdayakan agar mampu memberikan pertolongan kesehatan yang berkualitas, terjangkau, sesuai dengan norma sosial budaya setempat serta tepat waktu.

3. Adil dan Merata

Setiap individu, keluarga dan masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan sehingga dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan tepat waktu, tidak boleh memandang perbedaan ras, golongan, agama, dan status sosial individu, keluarga dan masyarakat.

Pembangunan kesehatan yang cenderung urban-based harus terus diimbangi dengan upaya-upaya kesehatan yang bersifat rujukan, bersifat luar gedung maupun yang bersifat satelit pelayanan. Dengan demikian pembangunan kesehatan dapat menjangkau kantong-kantong penduduk beresiko tinggi yang merupakan penyumbang terbesar kejadian sakit dan kematian. Kelompok-kelompok penduduk inilah yang sesungguhnya lebih membutuhkan pertolongan

(12)

karena selain lebih rentan terhadap penyakit, kemampuan membayar mereka jauh lebih sedikit.

4. Pengutamaan dan Manfaat

Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kedokteran dan atau kesehatan dalam kegiatan, proyek, program kesehatan harus mengutamakan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Kegiatan, proyek dan program kesehatan diselenggarakan agar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan, proyek dan program kesehatan diselenggarakan dengan penuh tanggung jawab, sesuai dengan standar profesi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh kebutuhan dan kondisi spesifik daerah.

C. Visi dan Misi 1. Visi

Dalam mewujudkan gambaran masyarakat Kabupaten Yahukimo di masa depan maka Dinas Kesehatan Kabupaten memiliki Visi “Menjadi Penggerak

Pembangunan Kesehatan Guna Mewujudkan Masyarakat Yang Sehat & Mandiri Melalui Pelayanan Kesehatan Komprehensif, Profesional & Terjangkau ”

Visi tersebut mengandung filosofi pokok yang akan dilaksanakan perwujudannya, yaitu kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

Kesehatan adalah tanggungjawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit hasil yang akan dapat dicapai. Perilaku masyarakat Kabupaten Yahukimo yang mandiri untuk hidup sehat

(13)

diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memlihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Disamping itu semua lapisan masyarakat di Kabupaten Yahukimo juga mempunyai akses dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu.

2. Misi

Misi mencerminkan peran, fungsi dan kewenangan seluruh jajaran organisasi kesehatan di seluruh wilayah Kabupaten Yahukimo, yang bertanggung jawab secara teknis terhadap pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan Kabupaten Yahukimo. Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan misi yang diemban oleh seluruh jajaran petugas kesehatan di masing-masing jenjang administarsi pemerintahan, yaitu :

a. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan memantapkan sistem pelayanan kesehatan;

b. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui peningkatan sumber daya kesehatan;

c. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan memberdayakan masyarakat melalui peningkatan partisipasi aktif dalam upaya promotif dan preventif.

3. Tujuan

a. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan yang efektif dan efisien (Misi 1);

b. Meningkatkan pelayanan kefarmasian serta penyedian obat dan perbekalan kesehatan yang memenuhi persyaratan mutu (Misi 1)

(14)

c. Meningkatkan kesiapan dan ketersediaan sumberdaya kesehatan dalam mendukung proses pelayanan kesehatan (Misi 2);

d. Mengembangkan kebijakan dan manajemen yang efektif dan efisien dalam pengelolaan pelayanan dan sumber daya kesehatan (Misi 2);

e. Meningkatkan perilaku dan peran aktif individu, keluarga dan masyarakat untuk memilhara dan melindungi kesehatan dan lingkungannya sendiri (Misi 3).

4. Sasaran

a. Menurunnya angka kesakitan, kematian dan mencegah kecacatan akibat penyakit;

b. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan penunjangnya.;

c. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan keluarga;

d. Meningkatnya pelayanan gizi masyarakat serta kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan gizi;

e. Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan;

f. Meningkatnya ketersediaan, kemampuan dan ketrampilan sumberdaya manusia kesehatan sehingga mampu menyelenggarakan upaya kesehatan yang optimal;

g. Meningkatnya kualitas pengelolaan administrasi keuangan, ketatalaksanaan tugas umum dan rumah tangga;

h. Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana prasarana pelayanan kesehatan;

i. Meningkatnya fungsi perencanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian pelaksanaan kegiatan serta tersedianya berbagai kebijakan kesehatan guna menjamin tercapainya kinerja secara efektif dan efisien;

(15)

j. Mengembangkan sistem informasi kesehatan yang komprehensif, berhasilguna dan berdaya guna;

k. Meningkatkan ketersediaan dan mutu pengelolaan obat pelayanan kesehatan;

l. Meningkatnya kualitas makanan minuman produksi industri tumah tangga yang memnuhi syarat kesehatan;

m. Meningkatnya perilaku hidup bersih sehat dan berkembangnya upaya kesehatan bersumberdata masyarakat.

5. Strategi Kebijakan

Program yang telah disusun dan ditetapkan sebagai strategi kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo terdiri dari 12 (dua belas) alternatif startegi yang ditetapkan, antara lain:

a. Mengoptimalkan pelayanan kesehatan pada masyarakat miskin di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan dasar;

b. Memanfaatkan secara optimal jejaring kerja yang ada;

c. Menggerakkan sumber daya kesehatan secara efektif dengan melibatkan peran aktif masyarakat;

d. Meningkatkan advokasi pembiayaan kesehatan pada pemegang kebijakan; e. Meningkatkan keterpaduan pelakasanaan program pelayanan kesehatan

dan penganggaran;

f. Meningkatkan pengolahan data dan informasi kesehatan berbasis teknologi informasi;

g. Mengintensifkan promosi kesehatan melalui pemanfaatan media promosi dan teknologi informasi khususnya pada kelompok beresiko;

h. Mengalokasikan sumber daya kesehatan yang ada pada kegiatan bersama masyarakat miskin dan rentan;

(16)

i. Meningkatkan cakupan pemanfaatan pelayanan kesehatan;

j. Mengembangkan dan memantapkan program jaminan mutu pada semua pelayanan;

k. Meningkatkan kualitas manajemen kesehatan menuju pelayanan kesehatan yang akuntable, transparan dan berkinerja tinggi;

l. Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan sesuai kompetensinya.

Dalam rangka memberikan gambaran situasi kesehatan di Kabupaten Yahukimo Tahun 2014 perlu diterbitkan Buku Profil Kesehatan Kabupaten Yahukimo Tahun 2014. Media Profil Kesehatan Kabupaten Yahukimo merupakan salah satu sarana untuk menilai pencapaian kinerja pembangunan kesehatan dalam rangka mewujudkan Kabupaten Yahukimo Sehat.

Profil Kesehatan menyajikan berbagai data dan informasi diantaranya meliputi data kependudukan, fasilitas kesehatan, pencapaian program-program kesehatan, masalah kesehatan dan lain-lain. Tersusunnya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Yahukimo Tahun 2014 didukung oleh pengelola data dan informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo, Puskesmas, Instalasi Farmasi, berbagai sarana pelayanan kesehatan, juga lintas sektor terkait.

D. Tujuan 1. Umum

Tujuan disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Yahukimo Tahun 2014 adalah tersedianya data/informasi yang relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasilguna dan berdayaguna sebagai upaya menuju Kabupaten Yahukimo yang sehat.

(17)

2. Khusus

Secara khusus tujuan penyusunan Profil Kesehatan adalah:

a. Diperolehnya data/informasi umum dan lingkungan yang meliputi lingkungan fisik dan biologi, perilaku masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, data kependudukan dan sosial ekonomi;

b. Diperolehnya data/informasi tentang status kesehatan masyarakat yang meliputi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat;

c. Diperolehnya data/informasi tentang upaya kesehatan, yang meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan;

d. Tersedianya data/informasi untuk bahan penyusunan perencanaan kegiatan program kesehatan;

e. Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan program-program kesehatan;

f. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh berbagai sistem pencatatan dan pelaporan yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit maupun unit kesehatan lainnya;

g. Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan.

(18)

E. Sistematika Penulisan

Untuk lebih menggambarkan situasi derajat kesehatan, peningkatan kesehatan dan sumber daya kesehatan di Kabupaten Yahukimo pada Tahun 2014, maka diterbitkan Buku Profil Kesehatan Kabupaten Yahukimo yang disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : GAMBARAN UMUM & PERILAKU PENDUDUK KABUPATEN YAHUKIMO BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN

BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN

BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN BAB VI : PENUTUP

(19)

A. Keadaan Geografis 1. Letak

Berdasarkan tinjauan astronomi maka Kabupaten Yahukimo terletak pada antara 03 derajat 39”36” LS – 05 derajat 12”36” LS dan 138 derajat 46”12” BT-140 derajat 07”12” BT, dengan ketinggian terletak di atas garis pantai antara 100-3000 meter. Yahukimo dengan ibukota Sumohai memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Yalimo Sebelah Timur : Kabupaten Pegunungan Bintang & Bovendigul Sebelah Selatan : Kabupaten Asmat dan Mappi

Sebelah Barat : Kabupaten Nduga 2. Luas Wilayah Kabupaten Yahukimo

Dengan luas wilayah sebesar 17,152 Km2, Kabupaten Yahukimo terbagi atas 51 Distrik, 1 Kelurahan dan 517 Kampung. Dari 51 distrik, distrik Duram adalah wilayah yang paling kecil

dengan luas 100 Km2dan Distrik Kurima adalah distrik dengan luas wilayah yang paling besar yaitu 605 Km2. Sedangkan Distrik yang menjadi pusat perekonomian dan bisnis Kabupaten Yahukimo adalah Distrik Dekai dengan luas wilayah 520 Km2.

BAB II

(20)

B. Kependudukan

1. Persebaran Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Yahukimo pada tahun 2014 adalah 175.086 jiwa yang tersebar pada 51 distrik. Jumlah penduduk tiap distrik dapat dilihat pada lampiran Tabel 1.

2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk

Penyebaran penduduk yang tidak merata perlu mendapt perhatian karena berkaitan dengan daya dukung lingkungan yang tidak seimbang. Secara geografis wilayah Kabupaten Yahukimo terbagi menjadi dua yaitu daerah dataran rendah dan daerah perbukitan (pegunungan).

3. Sex Ratio Penduduk

Berdasarkan hasil Proyeksi Data Sensus Penduduk tahun 2010 (SP2010), penduduk Kabupaten Yahukimo pada tahun 2013 berjumlah 175.086 jiwa yang terdiri dari 92.015 penduduk laki-laki dan 83.071 penduduk perempuan. Nilai rasio jenis kelamin Kabupaten Yahukimo sebesar 112,7, artinya bahwa setiap 100 orang penduduk perempuan di Kabupaten Yahukimo terdapat 112 orang penduduk laki-laki.

Gambar 2.2 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014

Jumlah Penduduk Kab.Yahukimo 2014 Berdasarkan Jenis Kelamin

47% 53%

Perempuan Laki-Laki

(21)

Jika jumlah penduduk dirinci berdasarkan Kecamatan, maka jumlah penduduk terbanyak adalah Distrik Dekai yaitu sebesar 6.165 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Distrik Pasema yaitu sebanyak 1.443 jiwa. Jumlah rumah tangga di Kabupaten Yahukimo mencapai 43.836 rumah tangga, sehingga rata-rata penduduk per rumah tangga mencapai 3.96 jiwa. Angka ketergantungan penduduk (Dependency Ratio) Kabupaten Yahukimo tahun 2011 tercatat 26,18%, artinya bahwa setiap 100 penduduk produktif menanggung beban 27 orang yang tidak produktif.

Menurut data Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Yahukimo, jumlah pencari kerja yang terdaftar menurut jenis kelamin hingga tahun 2012 berjumlah 240 orang, yang terdiri dari pencari kerja laki-laki sebanyak 178 orang dan pencari kerja perempuan sebanyak 62 orang.

C. Sarana dan Prasaran Kesehatan

Pembangunan sektor kesehatan juga merupakan aspek terpenting dalam pembangunan manusia yang berkualitas yang dimulai sejak janin dalam kandungan. Pembangunan kesehatan yang telah dilakukan selama ini di Kabupaten Yahukimo belum menunjukkan perubahan peningkatan baik dari segi akses pelayanan kesehatan maupun dari segi kualitas pelayanan. Namun demikian upaya yang dilakukan secara keseluruhan belum dapat mencapai status derajat kesehatan masyarakat di wilayah Kabupaten Yahukimo sesuai standar nasional, dimana angka umur harapan hidup baru mencapai 67,09 tahun, angka kematian bayi (Data AKB Tahun 2014, 4/1000 KH). Angka kesakitan malaria pada tahun 2014 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2013 dimana dalam 10 besar penyakit malaria menempati posisi kedua. Disisi lain pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana kesehatan tetap terus dilakukan guna meningkatkan akses pelayanan. Dari 51 Distrik 31 diantaranya sudah tersedia sarana Puskesmas, 3

(22)

diantaranya adalah puskesmas dengan vasilitas perawatan, 28 diantaranya dengan fasilitas Puskesmas Non Perawatan, 65 Puskesmas Pembantu (Pustu), 102 Poskeskam, 3 unit puskesmas keliling (pusling) roda 4, dan 4 Unit Pusling roda dua.

Tabel 2.1 Jumlah Sarana dan Prasarana di Kabupaten Yahukimo

No SARANA dan PRASARAN KESEHATAN TAHUN 2013 TAHUN 2014

1 Rumah Sakit Umum :

a Rumah Sakit Swasta 0 0

b Rumah Sakit Umum Daerah 1 1

c Rumah Sakit Umum Pusat 0 0

2 Rumah Bersalin (RB) / (BKIA) 0 0

3 Puskesmas terdiri dari:

a Puskesmas Perawatan 3 3

b Puskesmas Non Perawatan 28 28

4 Puskesmas Pembantu 58 65

5 Puskesmas Keliling 7 7

6 Posyandu yang ada 240 240

7 Posyandu yang aktif 33 41

8 Poskeskam 102 102

9 Apotik 4 4

10 Laboratorium Kesehatan 4 4

11 Klinik Kesehatan 0 0

12 Dokter Umum Praktek Perorangan 4 4

(23)

Untuk menilai derajat kesehatan masyarakat, digunakan beberapa indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian), status gizi dan morbiditas (kesakitan). Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat di Indonesia digambarkan melalui Angka Mortalitas; terdiri atas Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), dan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Morbiditas; angka kesakitan beberapa penyakit serta Status Gizi pada balita dan dewasa.

A. Umur Harapan Hidup

Umur harapan hidup Kabupaten Yahukimo Tahun 2013 mencapai 67,09, dan Tahun 2014 mencapai 67,5, angka melek huruf (AMH) 32,76, rata-rata lama sekolah 2,86 tahun, dan pengeluaran per kapita disesuaikan mencapai 615,39 (dalam satuan ribuan rupiah).

Tabel 3.1 Perbandingan AHH, AMH, MYS dan Peringkat IPM Di Kabupaten Lain di Pegunungan Tengah

No Kabupaten AHH AMH MYS (Tahun

Pengeluaran perkapita disesuaikan (Ribuan) Rp Peringkat IPM (Provinsi) 1 Puncak Jaya 67.70 86.82 6.12 629.82 8 2 Puncak 67.64 32.13 2.82 573.36 24 3 Pegunungan Bintang 66.00 32.50 2.54 588.02 26 4 Tolikara 66.09 33.44 3.38 615.39 16 5 Yahukimo 67.09 32.76 2.86 587.40 21 6 Yalimo 66.56 33.51 2.75 571.90 27 7 Mamberamo Tengah 66.44 34.52 2.91 573.80 25 8 Lanny Jaya 66.49 36.91 3.72 570.21 22 9 Nduga 65.83 30.54 2.80 579.24 29 10 Jayawijaya 66.63 52.76 4.84 595.72 15

(Sumber : BPS Kabupaten Yahukimo)

BAB III

(24)

B. Mortalitas/ Kematian

Mortalitas dapat dijelaskan sebagai kejadian kematian pada suatu masyarakat dari waktu ke waktu dan tempat tertentu yang dapat menggambarkan status kesehatan masyarakat secara kasar, kondisi/ tingkat permasalahan kesehatan, kondisi lingkungan fisik dan biologik secara tidak langsung. Selain itu dapat pula digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan.

1. Kematian Ibu Maternal (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitivitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan.

Berdasarkan laporan Puskesmas jumlah kematian ibu maternal di Kabupaten Yahukimo pada tahun 2014 sebanyak 3 kasus dari 1.770 jumlah kelahiran hidup dan meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2013 dengan jumlah kelahiran hidup 3.380 yang tidak terdata laporan dari 31 Puskesmas. Kematian ibu yang dilaporkan disebabkan karna perdarahan dan penyakit infeksi lainnya.

(25)

Gambar 3.1 Diagram Penyebab & Waktu Kejadian Kematian Ibu Maternal 50% 50% Perdarahan Infeksi 19% 13% 13% 55% K1 K4 Knakes Hamil

( Sumber data : Seksi KIA 2014)

Sebagai upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), telah dilaksanakan berbagai pelatihan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak diantaranya Pelatihan Asuhan Persalihan Normal (APN) yang merupakan standar pertolongan persalinan dan pendampingan persalinan dukun bayi oleh tenaga kesehatan dan berikutnya pada tahun 2016 direncanakan akan melaksanakan kegiatan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) serta yang lainnya.

2. Kematian Bayi dan Balita

Angka kematian bayi adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian. Pada satu sisi angka kematian bayi merupakan salah satu Indikator dari tujuan MDGs 2015 yang ke 4.

Kasus kematian bayi Kabupaten Yahukimo berdasarkan laporan rutin kematian hanya dilaporkan oleh 2 Puskesmas yaitu Puskesmas Dekai dan

(26)

Puskesmas Kurima Tahun 2014 tercatat 3 kasus atau 3/1000 KLH yaitu disebabkan oleh persalinan macet namun kondisi ibu yang melahirkan selamat.

Angka Kematian Balita (AKBa) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKBa merepresentasikan risiko terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Berdasarkan data kasus kematian Anak Balita di Kabupaten Yahukimo tidak terdapat kematian balita yang tercatat di tahun 2014.

Berbagai faktor dapat menyebabkan adanya penurunan AKB & AKBa, di antaranya pemerataan pelayanan kesehatan berikut fasilitasnya. Hal itu disebabkan AKB & AKBa sangat sensitif terhadap perbaikan pelayanan kesehatan. Selain itu, perbaikan kondisi ekonomi yang tercermin dengan pendapatan masyarakat yang meningkat juga dapat berkontribusi melalui perbaikan gizi yang berdampak positif pada daya tahan bayi terhadap infeksi penyakit.

C. Status Gizi Bayi dan Balita

Perkembangan keadaan gizi masyarakat dapat dipantau melalui hasil pencatatan dan pelaporan program perbaikan gizi masyarakat yang tercermin dalam hasil penimbangan bayi dan balita setiap bulan di posyandu. Menurut laporan puskesmas pada tahun 2014 di Kabupaten Yahukimo menunjukkan jumlah Bayi Lahir Hidup sebanyak 1.770 bayi.

Untuk kasus bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada tahun 2014 yaitu sebanyak 5 bayi yang terdiri dari 2 bayi laki-laki dan 3 bayi perempuan . Sedangkan jumlah Balita yang datang dan ditimbang (D) di posyandu dari seluruh balita yang ada yaitu 3.380 balita dengan rincian jumlah balita yang naik berat

(27)

badannya sebanyak 3.007 anak (88,99%) dan Bawah Garis Merah (BGM) sebanyak 373 anak (11,04%), data selengkapnya pada tabel 47.

Status gizi masyarakat yang digambarkan melalui keadaan gizi bayi dan balita dan yang dipantau melalui persentase bayi dan balita dengan berat badan di Bawah Garis Merah (BGM ), juga melalui presentase bayi dan balita yang menderita gizi buruk. Selain bayi dan balita juga dipantau ibu hamil kasus gizi Kurang Energi Kronik (KEK).

D. Morbiditas

Pola sepuluh besar penyakit bagi semua golongan umur belum mengalami perubahan baik dari urutan sepuluh besar maupun jumlah kasus secara keseluruhan. Data menunjukkan bahwa Diare adalah penyakit dengan urutan pertama pada 10 besar penyakit tingkat puskesmas dan terendah adalah TB Paru. Data ini belum menggambarkan keadaan penyakit secara keseluruhan di 31 Puskesmas dan 65 Puskesmas Pembantu karna ada beberapa Puskesmas yang belum lengkap memasukan laporan bulanan LB.1. Adapun urutan sepuluh besar penyakit tahun 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.2. Jumlah Kasus Kesakitan atau Penyakit Kabupaten Yahukimo Tahun 2014

NO PENYAKIT Jumlah % 1 Diare 120.059 75,3 2 Malaria 24.768 15,5 3 ISPA 3.325 2,1 4 Scabies 7.231 4,5 5 Pneumonia 1.531 0,9 6 Gastritis 1.232 0,7 7 Mialgia 668 0,4

8 Jaringan Otot dan Sendi 267 0,2

9 Kecacingan 421 0,3

10 TB Paru 37 0,02

TOTAL 159.539 100

(28)

Data sepuluh besar penyakit kabupaten Yahukimo tahun 2014 dapat digambarkan dengan grafik berikut ini :

Grafik 3.2 Pola 10 Besar Penyakit Tingkat Puskesmas

120059 24768 3325 7231 1531 1232 668 267 421 37 0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 Diare Malaria ISPA Scabies Pneumonia Gastritis Mialgia Jarotsen Kecacingan TB Paru Penyakit

(29)

Secara umum upaya kesehatan terdiri dari atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat adiktfi dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.

Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakup upaya-upaya pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan.

Berikut ini diuraikan upaya kesehatan yang dilakukan selama satu tahun terakhir, pada tahun 2014 sesuai dengan program kerja masing-masing bidang di Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo, mencakup bidang kesehatan keluarga, bidang pelayanan kesehatan, bidang P2M, kesekretariatan, keuangan dan perencanaan.

BAB IV

(30)

A. Bidang Kesehatan Keluarga 1. Seksi Gizi

a. Program Gizi Masyarakat 1) Pelaksanaan Program Gizi

Secara umum pelaksanaan program perbaikan gizi tahun 2014 yang dipantau melalui indikator SKDN tidak banyak mengalami perubahan. Bila dilihat cakupan D/S yang menggambarkan peran serta masyarakat untuk menimbangkan anaknya ke posyandu pada tahun 2014 mencapai 100% (Lampiran Tabel 47) dengan jumlah puskesmas yang melapor adalah 31 puskesmas.

Balita yang ditimbang pada tahun 2014 sebesar 3.380 balita dan mengalami gangguan gizi buruk sebanyak 33 Balita dimana Puskesmas Non Perawatan Dekai yang paling banyak mengalami gangguan gizi buruk sebanyak 10 Balita (Lampiran Tabel 48).

2) Cakupan Vitamin A

Vitamin A merupakan mikronutien suplemen yang diberikan kepada Bayi, Balita dan Ibu nifas untuk meningkatkan Imunitas dan kesehatan mata. Jumlah anak balita di kabupaten Yahukimo 3.380 anak balita, sedangkan anak balita yang mendapat Vitamin A 2 (dua) kali terdapat 2.427 anak balita. Jumlah balita tertinggi pada Puskesmas Dekai sebesar 504 anak balita dan jumlah balita terendah pada Puskesmas Sumo sebesar 45 anak balita.

3) Cakupan Tablet Fe pada Ibu Hamil

Tablet Fe yang diberikan kepada Ibu hamil diperuntukkan untuk mencegah dan pengobatan Anemia Gizi besi (AGB). Jumlah Kunjungan Ibu Hamil (K1) di Kabupaten Yahukimo Tahun 2014 adalah 608 Orang,

(31)

Cakupan F1 Ibu Hamil tahun 2014 sebanyak 608 orang sedangkan Cakupan F3 pada Ibu Hamil tahun 2014 sebesar 436 orang (Lampiran Tabel 32).

Diagram 4.1 Cakupan K-1, K-4, FE-1 dan FE-3

29% 21% 29% 21% K1 K4 FE-1 FE-3

(Sumber : Seksi KIA 2014)

4) Cakupan PMT Gizi Balita dan Ibu Hamil

Program pemenuhan gizi balita dan ibu hamil sudah dilakukan sejak Tahun 2010 dengan bantuan supplai PMT dari Dinas Kesehatan Propinsi Papua dan Kementerian Kesehatan berupa jenis PMT Biskuit dan Susu. Jumlah PMT Gizi Balita jenis biskuit Tahun 2013 yang didistribusikan ke 31 Puskesmas dan 65 Pustu berjumlah 840 Karton, dan Susu Balita sebesar 100 Karton.

PMT Gizi Ibu Hamil yang didistribusikan berupa jenis biskuit sebesar 300 Karton dan Susu Ibu Hamil sebesar 100 Karton. Target pemenuhan gizi Balita dan Ibu Hamil pada Tahun 2014 adalah sebesar 85% sasaran dari jumlah penduduk di Kabupaten Yahukimo.

b. Program Peran Serta Masyarakat

Program ini merupakan salah satu prioritas program dari sekian banyak program yang dilaksanakan Departemen Kesehatan RI, karena tanpa peran serta masyarakat pembangunan kesehatan akan sulit mencapai hasil optimal.

(32)

1) Posyandu dan Tingkat Perkembangannya

Posyandu merupakan sarana pelayanan kesehatan yang dimilki oleh dan untuk masyarakat. Terdapat beberapa tingkatan perkembangan Posyandu yaitu Posyandu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri.

Pada tahun 2014 semua Posyandu kategori Pratama terdata berjumlah 240 Posyandu mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 sebanyak 186 Posyandu dengan jumlah kader 430 Orang.

2) Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

Persentase rumah tangga yang sadar memenuhi kebutuhan gizi keluarga setiap harinya pada tahun 2014 di Kabupaten Yahukimo mencapai 38% dari 89.306 rumah tangga yang ada.

2. Seksi Penyuluhan/Promosi Kesehatan a. Program Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan merupakan cara penyampaian informasi kepada masyarakat, berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Pelaksanaan program penyuluhan kesehatan berbasis masyarakat yang dilakukan oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo pada Tahun 2014 sebanyak 63 kali.

b. Program PHBS

Pemantauan Rumah Tangga berprilaku hidup bersih dan sehat di Kabupaten Yahukimo seharusnya wajib dilaksanakan guna menilai sejauh mana perilaku hidup bersih dan sehat mayarakat secara umum, namun kegiatan ini belum pernah dilakukan karena tidak disertakan dalam program kegiatan Promosi Kesehatan.

(33)

c. Program Desa Siaga

Jumlah Kampung di Kabupaten Yahukimo sebanyak 518 Kampung/ Kelurahan dimana telah dibentuk Desa Siaga/ Kampung Siaga sebanyak 1 Kampung di Distrik Dekai yaitu di Kampung Tomon II.

3. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak

Pelayanan Kesehatan Keluarga Meliputi Pelayanan : a. Kesehatan Ibu Hamil

b. Pertolongan Persalinan dan Penanganan bayi baru lahir c. Kesehatan Ibu Nifas dan neonatus

d. Kesehatan Bayi, Anak Balita dan Anak Pra Sekolah

e. Penangan Resiko Tinggi Ibu Hamil Penanganan Neonatus Resiko Tinggi (BBLR/Prematur).

f. Pelayanan Keluarga Berencana.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Pos pelayanan Terpadu (Posyandu).

Dari hasil kegiatan pelayanan Kesehatan Keluarga yang telah dilaksanakan pada tahun 2014 dan berbagai upaya telah dilakukan untuk mencapai hasil yang optimal antara lain :

a) Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K4)

Cakupan ibu Hamil (K4) adalah Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan oleh tenaga kesehatan minimal 4 kali selama kehamilannya sesuai dengan kriteria K4 Ibu Hamil yaitu : seorang ibu hamil yang datang untuk mendapatkan pelayanan pada trimester I minimal 1 x periksa, trimester II minimal 1 x periksa dan pada trimester III minimal 2 x diperiksa oleh tenaga kesehatan.

(34)

Cakupan K4 Ibu Hamil tahun 2014 mencapai 24,6 % dengan jumlah ibu hamil yang melakukan kunjungan K4 sebanyak 436 ibu hamil. Cakupan tertinggi dicapai oleh Puskesmas Dekai sebesar 48,4 % dan yang terendah dicapai oleh Puskesmas Sobaham sebesar 6,1 %.

Rendahnya Cakupan K4 disebabkan oleh beberapa hal : 1) Faktor Petugas

Kurangnya pro aktif dan motivasi dalam penjaringan K1 Murni dan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya memeriksakan kehamilan secara dini dan berkelanjutan.

2) Faktor Masyarakat/ Ibu Hamil

Rendahnya kunjungan Ibu Hamil pada kehamilan dini (tiga bulan pertama) ini disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kehamilannya.

b) Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Pada dasarnya persalinan yang aman adalah pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (PN) yang berstandarisasi dan bersertifikasi.

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN) pada tahun 2014 mencapai 100% karena di semua UPT Puskesmas, Pustu dan Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Yahukimo tersedia tenaga kesehatan bidan dan perawat yang turut membantu proses persalinan normal dari jumlah 1.774 ibu hamil yang melakukan APN. Jumlah PN tertinggi dicapai oleh Puskesmas Dekai sebesar 252 Ibu Nifas dan terendah dicapai oleh Puskesmas Sumo sebesar 10 Ibu Nifas.

(35)

c) Pelayanan Kunjungan Neonatal (KN)

Pelayanan/Kunjungan Neonatal (KN) adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan minimal 2 kali dengan kriteria umur 6 jam s/d 7 hari minimal satu (1) kali dan umur 8 s/d 28 hari minimal satu (1) kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal, baik di dalam gedung maupun di luar gedung.

Cakupan kunjungan Neonatal 1 kali (KN 1 ) tahun 2014 mencapai 100% dicapai oleh semua puskesmas yang sama dengan kunjungan neonatal 3 kali (KN3) mencapai 100% (Lampiran Tabel 38).

d) Pelayanan Ibu Nifas (KF)

Kunjungan Ibu Nifas adalah kontak Ibu Nifas dengan tenaga kesehatan minimal 3 x dengan ketentuan / kriteria kunjungan pertama pada umur 1-7 hari minimal 1 kali dan kunjungan ke dua pada umur 8-28 hari dan kunjungan ke tiga umur 29-42 hari setelah melahirkan.

Cakupan ibu nifas tiga kali (KF3) tahun 2014 sesuai dengan laporan 31 Puskesmas mencapai 100% mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2013. Cakupan tertinggi rata-rata pada semua Puskesmas sebesar 100 % (Lampiran Tabel 29).

e) Kunjungan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Jumlah bayi yang terdata lahir di 31 Puskesmas berjumlah 1.774 bayi, 4 diantaranya meninggal dan terdapat 1.765 bayi baru lahir dengan rata-rata penimbangan berat badan diatas 2.500 gr, dan 5 diantaranya adalah bayi dengan status BBLR (Lampiran Tabel 37).

f) Pelayanan Anak Balita dan Pra Sekolah, SD, Remaja

Pelayanan anak balita khususnya pemeriksaan rutin selama kegiatan posyandu dilakukan oleh tenaga kesehatan di 31 Puskesmas dan 65 Pustu,

(36)

namun untuk melakukan kunjungan pelayanan kesehatan pada anak usia pra sekolah, SD dan remaja di tingkat pendidikan yang ada di Kabupaten Yahukimo secara reguler belum dilaksanakan.

g) Pelayanan Keluarga Berencana

Pelaporan Pelayanan peserta KB aktif dilaksanakan kembali oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo, pada tahun 2014 KB Aktif mencapai 6,9% bila dibandingkan dengan tahun 2013. Pencapaian tertinggi pada Puskesmas Dekai mencapai 20,2% (Lampiran Tabel 36).

h) Pelayanan Ibu Hamil Resiko Tinggi (Bumil Resti) dan Pelayanan Neonatus Resiko Tinggi (Neonatus Resti)

Perkiraan Bumil Risti/Komplikasi sebesar 355 orang, 24 diantaranya dilakukan penanganan komplikasi kebidanan yang dirujuk, sedangkan perkiraan penanganan Neonatal Risti/Komplikasi sebesar 177 orang dan yang dirujuk dan ditangani sebesar 2 orang (Lampiran Tabel 33).

i) Asi Eksklusif

Pemberian Asi Eksklusif adalah makanan dan minuman bayi hanya minum ASI saja selama 6 bulan. Cakupan bayi yang diberi Asi Eksklusif pada tahun 2014 mencapai 100% dibandingkan dengan tahun 2013 sama 87% tertinggi dicapai di semua Puskesmas yang melapor sebesar 100%.

j) Kelahiran dan Kematian Bayi

Jumlah kelahiran hidup pada tahun 2014 mencapai 1.770 bayi, dibanding tahun 2013 mencapai 2.721 bayi. Dan terdapat laporan kejadian bayi lahir mati dari 2 Puskesmas yang melapor.

(37)

k) Kematian Maternal

Yang dimaksud dengan kematian maternal adalah kematian Ibu Hamil, kematian Ibu Bersalin dan Ibu nifas. Pada tahun 2014 tercatat adanya laporan kematian maternal sebanyak 2 kasus.

l) Wanita Usia Subur dengan Status Imunisasi TT

Wanita Usia Subur (WUS) yang diberikan Imunisasi TT, pada tahun 2014 tidak terdata disebabkan kegiatan pendataan WUS di tingkat puskesmas dan pustu tidak dilaksanakan.

B. Bidang Pelayanan Kesehatan 1. Seksi Puskesmas

a. Program Pelayanan Kesehatan Dasar

1) Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas

Pelayanan kesehatan (Yankes) adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok serta masyarakat. Pelayanan kesehatan dilakukan untuk tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Sarana kesehatan tingkat pertama yang bersifat pokok seperti Puskesmas, Pustu, bidan di desa wajib memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau adil dan merata di wilayahnya. Kabupaten Yahukimo dengan 31 Puskesmas, 65 Pustu, dan 101 Poskeskam sebagai fasilitas kesehatan pemerintah dan ditunjang dengan Fasilitas kesehatan swasta lainnya seperti praktek dokter, praktek bidan, praktek pengobatan tradisonal dan lainnya dalam memberikan

(38)

pelayanan kesehatan selama tahun 2014 memberikan kontribusi yang besar terhadap pelayanan kesehatan di Kabupaten Yahukimo.

2) Akses Pelayanan Kesehatan Dasar

Dalam Undang-undang No.21 tentang Otonomi khusus bagi Provinsi Papua pasal 59 tentang kesehatan disebutkan bahwa pemerintah berkewajiban menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan beban biaya serendah-rendahnya dan akses seluas-luasnya. Hal tersebut membawa konsekwensi logis bahwa pemerintah harus mendekatkan pelayanan kesehatan Paripurna kepada Masyarakat sampai ke tingkat kampung. Kenyataannya di Kabupaten Yahukimo hal ini belum sepenuhnya dapat dilakukan.

Melihat data ratio Puskesmas dan Puskesmas Pembantu terhadap jumlah kampung, masih banyak kampung yang belum mempunyai Pustu dan Petugas Kesehatan. Pada umumnya permasalahan yang dihadapi dari tahun ke tahun hampir sama, petugas kesehatan yang wanita bila sudah menikah kebanyakan mengikuti suami sehingga terjadi kekosongan petugas. Lagi pula produk bidan baru di Papua belum ada lagi, yang ada adalah akademi kebidanan yang menyekolahkan tugas belajar, dengan sendirinya tidak ada penambahan bidan. Alasan lain bidan merasa tidak aman dan nyaman tinggal sendirian di desa karena banyaknya gangguan.

Oleh sebab itu dibutuhkan kebijakan yang lebih komprehensif untuk menangani permasalahan ini, baik oleh dinas kesehatan maupun oleh sektor terkait. Pada tahun 2013 Dinas kesehatan Kabupaten Yahukimo bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Cenderawasih Jayapura telah mendidik tenaga perawat

(39)

untuk lulusan SMA. Diharapkan lulusan dari Program ini akan mengisi kekosongan tenaga kesehatan di Kabupaten Yahukimo untuk masa yang akan datang.

Dalam menjalankan fungsinya, Pustu dan Polindes diberikan operasional yang penggunaannya diperuntukkan bagi pembelian alat tulis kantor, insentif petugas dan pemeliharaan bangunan gedung. Besarnya Operasional Pustu tahun 2014 sebesar Rp.770.000.000,-, bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya mengalami sedikit kenaikan pada bertambahnya jumlah Pustu pada tahun 2012 dari jumlah 49 Pustu bertambah pada tahun 2013 menjadi 55 Pustu dan pada tahun 2014 jumlah Pustu meningkat menjadi 65 Pustu. Besarnya Operasional Pustu juga sangat berperan dalam memotivasi petugas dalam menjalankan tugas dan fungsinya di kampung. Berikut tabel data sarana pelayanan kesehatan dasar Kabupaten Yahukimo tahun 2014.

Tabel 4.1. Data Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar Pemerintah Di Kabupaten Yahukimo Tahun 2014

No Distrik Kampung Puskesmas Pustu Poskeskam Posyandu

1 Dekai 12 1 6 3 12 2 Sumo 11 1 1 2 3 3 Suru-Suru 8 1 1 2 8 4 Obio 13 0 1 2 8 5 Silimo 20 1 2 2 10 6 Wusama 10 0 0 2 5 7 Amuma 13 1 1 2 1 8 Musaik 10 0 1 2 1 9 Pasema 7 1 4 2 6 10 Samenage 14 1 1 2 4 11 Hogio 8 0 2 2 4 12 Werima 14 0 2 2 4 13 Kurima 22 1 4 2 4 14 Tangma 14 1 3 2 4 15 Ukha 10 0 1 2 4 16 Soba 6 1 4 2 4 17 Kayo 7 0 1 2 4 18 Kwikma 10 0 1 2 3 19 Anggruk 12 1 3 2 5 20 Walma 8 1 0 2 5 21 Hereapini 11 0 1 2 5

(40)

22 Ubalihi 8 0 1 2 5 23 Yahuliambut 8 0 1 2 5 24 Panggema 13 1 1 2 5 25 Pronggoli 8 0 1 2 3 26 Ubahak 15 1 2 2 2 27 Kosarek 12 1 2 2 5 28 Ninia 10 1 4 2 4 29 Lolat 8 1 2 2 3 30 Sobaham 13 1 2 2 3 31 Soloikma 8 0 1 2 3 32 Kabianggema 7 0 1 2 3 33 Mugi 17 1 2 2 6 34 Yogosem 7 1 0 2 5 35 Nipsan 8 1 3 2 5 36 Talambo 9 0 1 2 4 37 Holuwon 7 1 3 2 5 38 Hilipuk 7 0 0 2 5 39 Sela 19 1 4 2 4 40 Duram 6 0 1 2 3 41 Korupun 12 1 2 2 6 42 Kwelamdua 4 0 2 2 5 43 Langda 9 1 1 2 8 44 Suntamon 8 1 0 2 4 45 Bomela 9 1 1 2 4 46 Seradala 11 1 1 2 4 47 Nalca 9 1 2 2 10 48 Kona 5 0 1 2 4 49 Dirwemna 5 0 1 2 5 50 Endomen 8 1 0 1 4 51 Puldama 8 1 1 1 4 Σ 518 31 65 101 240

(Sumber : Data Terolah 2014)

b. Pelayanan Rawat Inap

Pelayanan rawat inap yang wajib dilakukan oleh tiga Puskesmas antara lain Puskesmas Kurima, Ninia, Anggruk pada tahun 2014 tidak melaporkan data tersebut sehingga dalam laporan ini digunakan data RSUD Dekai. Lengkapnya hasil pelayanan Rawat inap dapat dilihat pada tabel hasil rekapitulasi pelayanan rawat inap di RSUD pada tahun 2014 berikut ini.

Tabel 4.2 Kunjungan Rawat Inap RSUD Dekai Di Kabupaten Yahukimo Tahun 2014

No Unit Pelayanan Teknis Kesehatan Jumlah

1 Puskesmas Ninia 0

2 Puskesmas Anggruk 0

3 Puskesmas Kurima 0

4 RSUD Dekai 15.753

Total

(41)

c. Pelayanan Rawat Jalan

Untuk pelayanan rawat jalan dalam laporan ini tidak dapat dipublikasi disebabkan data rawat jalan tidak dilaporkan oleh 31 Puskesmas. d. Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat

Pelayanan Gawat darurat (Gadar) Level I belum ada di Kabupaten Yahukimo.

e. Kegiatan Kunjungan Rumah Perawatan Kesehatan Keluarga (PHN)

Kegiatan kunjungan rumah perawatan kesehatan keluarga atau yang biasa disebut dengan PHN wajib dilakukan oleh petugas Puskesmas dan juga petugas Puskesmas Pembantu (Pustu) serta Polindes. Namun pada tahun 2014 kegiatan ini tidak dilakukan sehingga data PHN tidak dapat dipublikasikan.

2. Seksi Rumah Sakit

Seksi Rumah Sakit mempunyai peranan dalam mensinkronkan data dan program pelayanan kesehatan dari RSUD Dekai dengan melakukan kegiatan pengawasan mutu pelayanan kesehatan, pengawasan mutu petugas medis dan non medis, serta melakukan pembinaan dengan bekerjasama dengan unsur-unsur teknis lainnya di RSUD Dekai.

3. Seksi Kefarmasian

a) Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

Realisasi pengadaan obat dan perbekalan kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo dari tahun ke tahun menunjukkan angka yang fluktiatif naik dari tahun 2007 s/d 2010 dan menurun dari tahun 2011 dan 2012, namun pada tahun 2014 naik pada sumber dana DAK dan APBD. Peningkatan dana operasional pengadaan obat dan perbekalan kesehatan

(42)

bersumber dari dana APBD/DAU, APBN/DAK dan Otsus. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Anggaran Obat Menurut Sumber Anggaran Di Kabupaten Yahukimo No Sumber Dana TAHUN ANGGARAN 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 APBD / DAU 65,560,000 0 276,290,000 226,340,000 218,469,000 410,427,000 430,561,000 2 APBN / DAK 655,600,000 0 2,762,900,000 2,263,400,000 2,184,690,000 4,104,270,000 3,305,610,000 3 Otsus 0 750,000,000 800,000,000 0 0 0 1,020,000,000 JUMLAH 723,160,000 750,000,000 3,839,190,000 2,489,740,000 2,403,159,000 4,514,697,000 4,756,171,000

(Sumber : Data Terolah 2014)

b) Peningkatan Pemerataan Obat dan Perbekalan Obat (Distribusi Obat)

Sama seperti tahun sebelumnya kegiatan yang dilakukan adalah Distribusi Obat dari Instalasi Farmasi ke 31 Puskesmas dan 65 Pustu. Untuk Puskesmas yang mudah dijangkau (2 Puskesmas) distribusi obat dilakukan sesuai permintaan dari Puskesmas tersebut sedangkan untuk 29 Puskesmas yang sulit dijangkau dan relatif menggunakan dana yang cukup besar serta Pustu-Pustu yang susah dijangkau oleh Puskesmas tetapi lebih mudah dijangkau oleh Dinas Kesehatan, distribusi dilakukan setahun 1 kali.

Kegiatan Distribusi obat dalam pemberian obat sudah dilakukan dengan cara mengevaluasi laporan Pemakaian & Permintaan Obat (LPLPO) Puskesmas dan Pustu setiap bulannya.

Tahun 2014 Puskesmas yang melapor secara rutin Laporan Pemakaian Obat (LPLPO) mencapai 2 Puskesmas dan 29 Puskesmas lainnya tidak melaporkan secara rutin namun dilaporkan apabila ada perjalanan dinas dari distrik ke kabupaten atau apabila ada kegiatan pertemuan antara Dinas Kesehatan dengan Puskesmas dan Pustu maka pada kesempatan itu

(43)

biasanya laporan akan dibawa dan dilaporkan kepada petugas penerima data LPLPO

Disamping itu terdapat beberapa Pustu yang belum dapat secara rutin melaporkan LPLPO, ini dikarenakan ada beberapa Pustu yang lokasinya sangat sulit dijangkau dan ada beberapa Petugas yang SDM-nya kurang dalam hal membuat laporan, walaupun sudah diberikan bimbingan teknis tentang Pelaporan Obat.

Distribusi obat dilakukan sekaligus memonitor atau mengevaluasi ketersediaan obat, pelaksanaan administrasi dan Pengelolaan Obat di Puskesmas dan Pustu. Dari hasil Monev di Puskesmas dijumpai ketersediaan obat di Puskesmas cukup. Alokasi dana kegiatan Peningkatan Pemerataan Obat dan Distribusi Perbekalan Kesehatan tahun 2014 dibebankan pada sumber Dana DAK dengan realisasi pekerjaan 100%, penyerapan atau realisasi dana 100 %.

c) Program Pengawasan Obat dan Makanan

Kegiatan yang dilakukan adalah Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, pelaksanaan kegiatannya meliputi :

1) Pemeriksaan Obat di Apotik dan Toko Obat

Kegiatan yang dilakukan adalah pemeriksaan Obat, Obat Tradisional mengandung bahan berbahaya di Apotik dan Toko Obat dan Pemeriksaan makanan minuman kadaluwarsa di Toko-toko dan Kios. Kegiatan ini dilakukan di Ibukota Kabupaten Yahukimo, yaitu Dekai-Sumohai.

(44)

2) Pemeriksaan Makanan dan Minuman Kadaluarsa di Toko dan Kios Hasil Pemeriksaan :

Dari 138 sarana yang diperiksa ditemukan 37 sarana kedapatan menjual makanan minuman kadaluwarsa, tetapi tidak ditemukan Toko maupun Kios yang menjual Jamu dengan BKO, artinya Toko /Kios sudah memahami bahwa Jamu dengan BKO berbahaya untuk dikonsumsi karena setiap pemeriksaan juga dilakukan penyuluhan masalah tersebut. Bila dibandingkan dengan hasil pemeriksaan tahun lalu, sasaran menurun dari 142 sarana menjadi 138 sarana di tahun 2014 terdapat temuan mamin kadaluwarsa menurun pada tahun 2013 hampir 90% menjual mamin yang kadaluarsa, artinya Toko dan Kios sudah memahami penjualan mamin yang layak dijual. Untuk Toko/ Kios yang kedapatan menjual Mamin Kadaluarsa pada tahun lalu dan sudah diberi peringatan, pada pemeriksaan tahun ini masih kedapatan menjual mamin kadaluwarsa, sudah ditinjaklanjuti bekerjasama dengan dinas Perindakop untuk mencabut ijin usaha. Tindakan yang dilakukan atas temuan Mamin kadaluwarsa adalah barang dirusak ditempat atau disita untuk dimusnahkan. Alokasi dana Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan berbahaya pada tahun 2014 tidak dianggarkan dalam DPA namun kegiatannya dilakukan atas kerjasama dengan Dinas Perindagkop Kabupaten Yahukimo yang memiliki anggaran sweeping Mamin Kadaluarsa Tahun 2014.

(45)

C. Bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

1. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Tertentu a. P2 Malaria

Malaria masih merupakan masalah bagi masyarakat Kabupaten Yahukimo, Angka malaria di Kabupaten Yahukimo masih cukup tinggi sampai sekarang di tahun 2014 terdapat 14.708 kasus, dimana paling tinggi terjadi pada jenis kelamin perempuan sebesar 7.406 orang dan jenis kelamin laki-laki sebesar 7.302 orang. Dari total kasus tersebut dilaporkan kasus kematian akibat Malaria ada 254 orang dengan tingkatan CFR 1,52 untuk laki-laki dan 1,93 untuk perempuan. Melihat kecenderungan tingginya kasus malaria mengisyaratkan bahwa Kabupaten Yahukimo wajib menyusun program pengendalian dan eliminasi Malaria yang tepat sasaran.

b. P2 Diare

Kegiatan P2 Diare dilaksanakan oleh puskesmas dengan menemukan, mengobati dan memberi penyuluhan tentang Diare. Pada tahun 2014 dari seluruh Puskesmas diperoleh kasus Diare sebanyak 783 orang (IR = 32%). Insiden Rate tertinggi terjadi di Puskesmas Suru-Suru sebesar 58 % dan terendah terjadi di Puskesmas Samenage sebesar 9%. c. P2 ISPA

Kegiatan P2 ISPA dilaksanakan oleh Puskesmas dengan menemukan, mengobati dan memberikan penyuluhan tentang ISPA terutama jika terjadi Pneumonia. Jumlah kasus baru Penyakit Pneumonia di Kabupaten Yahukimo pada tahun 2014 sebanyak 113 kasus, ( IR 61,7 %).

d. P2 TBC

Pada tahun 2014 Jumlah penderita baru terdaftar sebanyak 29 orang yang dikategorikan pasien berobat lengkap ada 27 orang, untuk data

(46)

kesembuhan akan di evalusi pada tahun 2015. Data penderita TB terdaftar keseluruhan kasus baru plus kasus lama pada tahun 2014 sebanyak 37 penderita semua diobati 72,9% dengan 27 penderita BTA positif, setelah dievaluasi pada tahun 2015 yang dinyatakan sembuh sebanyak 27 penderita (72,9%) pengobatan lengkap sebanyak 27 (72,9%) default (DO) 5 (13,5%) gagal 2 orang (5,4%) pindah 2 orang (5,4 %) dan meninggal 1 orang (2,7%).

Data kesembuhan penderita TB pada tahun 2014 menunjukkan bahwa angka tersebut masih jauh dari target kesembuhan ( 85%). Hal tersebut dimungkinkan karena :

1) Terjadinya pergantian wasor profesional kepada wasor baru yang belum terlatih sebagi wasor kabupaten sehingga membuat lemahnya sistem pengawasan waktu penderita konversi.

2) Pekerjaan ganda juru TB puskesmas yang membuat lemahnya pengawasan dalam pengobatan maupun waktu konversi penderita TB. 3) Turunnya partisipasi masyarakan untuk memeriksakan dahaknya pada

waktu konversi.

4) Kecemasan penderita TB terhadap kolaborasi TB-HIV yang mengakibatkan penderita default karena takut diperiksa HIV Kwalitas penyuluhuna yang masih rendah.

e. P2 Kusta

Untuk data Kusta pada tahun 2014 hanya 1 Puskesmas yang melaporkan yaitu Puskesmas Perawatan Ninia bahwa terdapat 2 penderita kusta tipe Multi Basiler, dimana keduanya berjenis kelamin laki-laki sesuai dengan daftar laporan dari Puskesmas Perawatan Ninia (Lampiran Tabel 15). Dari 2 penderita tersebut yang dikategorikan RFT MB hanya 1 orang (50%) dan 1 penderita lainnya telah pindah ke kampung lain.

(47)

f. P2 Frambusia

Dalam upaya pemberantasan Frambusia , Kabupaten Yahukimo pada tahun 2014 telah melaksanakan beberapa kegiatan yaitu : Penemuan rutin melalui kunjungan penderita ke puskesmas, Kegiatan mobile klinik terpadu dan penemuan yang dilakukan melaui survei di lapangan. Puskesmas yang berhasil dilaksanakan survei Frambusia adalah Puskesmas Dekai dan hasilnya Frambusia M sebanyak 8 orang . Penemuan secara rutin ditemukan di Puskesmas Dekai sebanyak 6 orang sedangkan melalui mobile klinik sebanyak 2 orang total 8 penderta dengan kontak 278 orang semua diobati 100%.

g. P2 Filaria

Kegiatan penemuan penderita Filariasis baru dilakukan di Distrik Dekai wilayah kerja Puskesmas Non Perawatan Dekai. Sasaran survei dilakukan di kampung-kampung pinggiran sungai antaralain di kampung Moruko, Kokamu, dan Keike. Dari kegiatan ini ditemukan 5 penderita filariasis.

h. P2 IMS dan HIV-AIDS

Kasus HIV AIDS Kabupaten Yahukimo secara kumulatif sampai dengan Desember 2014 berjumlah 30 Kasus yang terdiri dari HIV 4 orang dan AIDS 26 orang. Dari 30 penderita dilaporkan meninggal 2 orang terjadi pada jenis kelamin laki-laki dengan usia interval 50-59 tahun.

Kasus HIV-AIDS beberapa tahun ini cenderung terus meningkat seiring dengan meningkatnya pelayanan VCT di RSUD Dekai. Hal ini dimungkinkan karena adanya masyarakat yang memilih layanan VCT di RSUD Dekai. Angka kasus tersebut dapat dipastikan belum angka puncak bila di kaitkan dengan angka survei terpadu HIV perilaku pada tahun 2006

(48)

yang menyatakan prevalensi di Papua diperoleh angka 2,4 % untuk usia 15 s/d 49 tahun terinfeksi HIV. Dengan demikian masih banyak yang belum terdeteksi, sehingga masih perlu upaya yang gigih untuk menemukan dan menangani secara komprehensif dengan harapan dapat menghambat penularan dan memberdayakan serta meningkatkan kwalitas hidup orang yang terinfeksi HIV.

i. Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah

Kegiatan Surveilans Epidemiologi dan penanggulangan wabah tahun 2014 terdiri dari :

1) SKD KLB- Wabah

SKD (Sistem Kewaspadaan Dini ) suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mencegah secara dini terjadinya KLB-Wabah. Kegiatan yang dilakukan adalah membuat pemantauan terhadap beberapa penyakit menular yang potensial terjadi KLB-Wabah setiap minggu dengan memperhatikan variabel epidemiologi yaitu Tempat, Waktu dan Orang dalam bentuk Laporan W2 puskesmas.

Laporan W2 Puskesmas diharapkan kelengkapan 100% dan ketepatan mencapai 95%, hasil yang diperoleh secara kabupaten kelengkapan dan ketepatan laporan W2 puskesmas sampai dengan 10 Januari 2015 adalah Kelengkapan 16,1% (5 Puskesmas yang melapor dari total 31 puskesmas) dan ketepatan 9,7% (3 Puskesmas yang benar laporan W2 dari 5 Puskesmas yang melapor).

2) Penanggulangan Wabah

Pada tahun 2014 di Distrik Seradala di Kampung Burkmakot terjadi KLB-Wabah diare yang diakibatkan oleh sumber mata air yang tercemar Bakteri E.colie yang di gunakan oleh masyarakat untuk MCK.

(49)

Penderita diare berjumlah 185 orang dan meninggal 12 orang (CFR = 11,7%). Kronologis singkat menjelaskan terjadi KLB Diare adalah sehubungan dengan cara makan yang tidak higiene yang mana makanan yang dimakan tidak melalui proses memasak secara benar atau di cuci bahan makanan di tempat mata air yang sudah banyak tercemar bakteri E-Colie sehingga menyebabkan diare.

KLB ini di tangani segera setelah ada laporan dari Puskesmas Seredala, Kegiatanya meliputi; Penyelidikan KLB, Pengobatan Massal, Koordinasi dengan Pemda Kabupaten Yahukimo dan penegakan diagnosis dengan pemeriksaan laboratorium. Angka kesakitan dan kematian tidak bertambah setelah dilakukan kegiatan penanggulangan. 3) Penemuan Kasus AFP

Kegiatan penemuan kasus AFP adalah upaya pembuktian bahwa di suatu daerah bebas dengan kasus polio liar. Kegiatannya adalah penemuan kasus lumpuh layu mendadak = Acute Flasyd Paralisis pada usia kurang dari 15 tahun. Target penemuan kasus adalah 2 / 100.000 pddk usia kurang dari 15 tahun. Sampai dengan saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo belum melaksanakan kegiatan penemuan kasus AFP.

2. Seksi Imunisasi

Program Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang paling efektif dan telah di selenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Dengan program ini Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun1974. Selain itu dengan telah di perluasnya program immunisasi menjadi program pengembangan immunisasi sejak tahun 1977, Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I ) dapat di tekan.

(50)

Pada tahun 2014 kegiatan immunisasi di Kabupaten Yahukimo hanya dilaksanakan di 2 puskesmas yaitu Puskesmas Dekai dan Puskesmas Kurima namun tidak secara mobile klinik dengan kegiatan kunjungan per posyandu secara aktif melainkan secara pasif dimana petugas menunggu di Puskesmas sesuai dengan jadwal posyandu sedangkan di 29 Puskesmas dan Pustu lainnya tidak dilaksanakan karena tidak difasilitasi dengan perlengkapan rantai vaksin meliputi cold chain, penyimpan vaksin carier, listrik dan sarana penunjang lainnya sehingga aktifitas pelayanan imunisasi di 29 Puskesmas dan Pustu tidak dilaksanakan secara rutin hanya pada saat kesempatan kunjungan dokter atau tim medis langsung dilakukan imunisasi masal dan tidak menjangkau seluruh kampung hanya bertempat di lokasi kegiatan pengobatan di distrik atau di Puskesmas.

Seharusnya kegiatan yang dilaksanakan adalah Peningkatan immusisasi (sweeping akselerasi cakupan), Pelaksanaan Vaksinasi bagi Anak Sekolah dan imunisasi Wanita Usia Subur (TT WUS).

a. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

Kasus PD3I sampai saat ini belum diketahui karena pelaksanaan imunisasi dasar di 31 Puskesmas dan 65 Pustu belum semuanya terlaksana disebabkan kendala distribusi logistik Vaksin, Cold Chain, tidak adanya Perangkat Listrik Non PLN yang memadai, jarak kampung wilayah kerja yang jauh, kendala geografis dan lain sebagainya.

b. Upaya Peningkatan Imunisasi

Dalam upaya peningkatan immunisasi bertujuan agar seluruh bayi yang ada di Kabupaten Yahukimo memperoleh imunisasi dasar secara lengkap dan terlindung dari ancaman penularan penyakit yang dapat di cegah dengan Imunisasi ( PD3I ).

(51)

Beberapa upaya yang telah dilakukan adalah: 1) Imunisasi Rutin

Imunisasi rutin adalah imunisasi yang dilakukan di puskesmas secara rutin sehingga cakupan tergantung dari kunjungan bayi yang datang dan diberikan imunisasi.

2) Imunisasi Anak Sekolah

BIAS merupakan Bulan Immunisasi Bagi Anak Sekolah yang mana sasarannya adalah anak Sekolah Dasar kelas I s/d kelas III laki-laki maupun perempuan. Pelaksanaan BIAS di lakukan pada bulan Oktober dengan jadwal pemberian : kelas I : imunisasi DT dan Campak, sedangkan kelas II dan III imunisasi TT.

Sebelum pelaksanaan BIAS, petugas Kabupaten melakukan Koodinasi ke 31 Puskesmas untuk mengetahui persiapan yang berhubungan dengan pelaksanaan BIAS, seperti jumlah sekolah, jumlah sasaran dan logistik (vaksin, ADS, safetybox, formulir pelaporan, buku BIAS, format (KIPI ). Namun pada tahun 2014 BIAS tidak dilakukan karena tidak disertakan jadwal BIAS dalam POA bulanan Puskesmas. 3. Seksi Penyehatan Lingkungan

Kegiatan pada tahun 2014 masih terfokus pada penyehatan lingkungan, meliputi:

a. Pemantauan Kwalitas Air Bersih

Dalam rangka meningkatkan kwalitas air di masyarakat baik air bersih maupun air minum agar layak dan aman dikonsumsi maka setiap tahun dilakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel air. Untuk pemantauan Kwalitas air tahun ini selain melakukan pemeriksaan lab juga dilakukan penyuluhan kepada masyarakat.

(52)

b. Pendataan Sarana Kesehatan Lingkungan

Dari hasil pendataan petugas sanitarian puskesmas dalam IV Triwulan dengan hasil berikut, dari 51 distrik dan 31 puskesmas dengan jumlah penduduk 175.429 jiwa dan rumah yang di data sebanyak 138 rumah yang diperiksa hanya berlokasi di Distrik Dekai wilayah kerja Puskesmas Non Perawatan Dekai sedangkan di 30 Puskesmas lainnya tidak dilaksanakan pendataan sarana kesehatan lingkungan. Dari data rumah di Distrik Dekai yang diperiksa diperoleh data sebagai berikut :

1) Rumah sehat sebanyak 70 dan tidak sehat sebanyak 68 2) Pekarangan sehat sebanyak 70 dan tidak sehat sebanyak 68

3) Kepadatan Jentik sebanyak 100% dan bebas tikus sebanyak 15 rumah 4) Kandang ternak 120 kandang yang terpisah sebanyak 91 kandang dan

yang tidak terpisah sebanyak 29 kandang.

5) Data jumlah keluarga yang ada sebanyak 1.771 KK dengan jumlah anggota keluarga sebesar 7.321 orang diperiksa sebanyak 102 KK dengan jumlah anggota keluarga 237 orang yang hanya dilakukan di Distrik Dekai dengan hasil sebagai berikut :

 Keluarga yang memiliki Jamban sebanyak 102 KK sebanyak 138 jamban berjenis leher angsa.

 Keluarga yang memiliki SAB sebanyak 102 KK

 Keluarga yang memiliki tempat sampah sebanyak 70 KK  Keluarga yang memiliki SPAL sebanyak 70 KK

 Dari pendataan TTU ( Tempat-Tempat Umum) jumlah yang terdaftar sebanyak 11 TTU diperiksa sebanyak 11 TTU yang memenuhi syarat sebanyak 11 TTU.

Referensi

Dokumen terkait

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2014 ini merupakan suatu gambaran atau informasi kinerja dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, terutama dalam hal

Profil Kesehatan Kabupaten Batanghari yang memuat berbagai data, sebagai bahan informasi kesehatan yang terdiri dari gambaran umum & lingkungan, situasi derajat

Selain untuk menyajikan informasi kesehatan, profil kesehatan juga bisa digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan kesehatan di Kabupaten Probolinggo yang

Sehubungan dengan itu, saya menyambut baik diselenggarakannya Kontes Robot Pengikut Garis Sederhana se-Kopertis Wilayah I Tahun 2015 bagi mahasiswa pemula dengan harapan

Secara internal Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar tahun 2010 pada dasarnya dapat memberikan sebagian gambaran dari pembangunan kesehatan Kebupaten Polewali

25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pasaman Barat periode 2010-2015

Selain untuk menyajikan informasi kesehatan, profil kesehatan juga bisa digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan kesehatan di Kabupaten Probolinggo yang

Penyediaan sarana kesehatan merupakan kebutuhan pokok dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menjadi salah satu perhatian utama pembangunan di