• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1) Penilaian program studi dalam rangka akreditasi kepada Perguruan Tinggi (PT) dilakukan oleh oknum asesor dari instansi yang berwenang memberikan akreditasi tidak obyektif, melainkan dengan cara tawar-menawar sejumlah uang.

Upaya-upaya preventif :

a. Adanya aturan yang jelas dan transparan mengenai prosedur, persyaratan dan biaya-biaya dalam rangka akreditasi program studi di Perguruan Tinggi ;

b. Petugas yang melakukan penilaian harus kompeten, bermoral baik dan punya komitmen tinggi di bidang pendidikan ;

c. Para petugas penilai dilengkapi dengan sarana & prasarana kerja serta penghasilan yang memadai ;

d. Standar dan kriteria penilaian harus jelas ;

e. Laporan hasil penilaian beserta kertas kerjanya diriviu oleh pimpinan instansi yang berwenang secara berjenjang ;

f. Dibuat sanksi yang tegas, kepada petugas penilai yang tidak melaksanakan tugas sesuai standar yang ditetapkan dan bahkan melakukan pungutan-pungutan secara tidak sah ;

Upaya-upaya detektif :

a. Meneliti program-program studi yang diakreditasi dan mengidenti-fikasi para petugasnya ;

b. Meneliti laporan hasil penilaian program studi yang diakreditasi dan meneliti kertas-kerja serta bukti-bukti yang mendukung penilaian. Evaluasi, apakah penilai telah bekerja sesuai standar dan kesimpulan yang diambil telah mencerminkan kesesuaian antara kriteria yang ada dengan data/bukti-bukti yang diperoleh ;

c. Melakukan konfirmasi data ke Perguruan Tinggi yang diakreditasi;

d. Jika terdapat perbedaan data, dilakukan penelitian mengenai sebab-sebabnya untuk melihat adanya kemungkinan manipulasi data dalam rangka mencapai tingkat akreditasi tertentu ;

(2) Pungutan biaya legalisasi ijazah dan berkas-berkas siswa yang pindah sekolah oleh oknum instansi pendidikan yang berwenang.

Upaya-upaya preventif :

a. Dibuat ketentuan yang jelas dan transparan mengenai prosedur dan persyaratan legalisasi ijazah, yang diinformasikan secara luas kepada masyarakat. Informasi mengenai hal ini hendaknya ada secara tertulis di tempat-tempat pelayanan ;

b. Dibuat aturan mengenai sanksi yang tegas yang akan dikenakan kepada pegawai yang melakukan pungutan secara tidak sah di luar ketentuan

yang berlaku (untuk kepentingan pribadi), dan ketentuan ini harus dilaksanakan dengan konsekuen;

c. Kepada pegawai diberikan sarana, prasarana kerja serta penghasilan sesuai dengan kebutuhan hidup yang wajar ;

d. Seleksi pejabat/pegawai yang berhubungan dengan pelayanan perlu mensyaratkan ketaqwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dibuktikan dengan perilakunya dalam menjalankan agamanya ;

e. Pendidikan moral keagamaan harus diberikan kepada para pegawai secara terus menerus ;

f. Metode kerja instansi pemberi pelayanan secara terus menerus harus dievaluasi dan diperbaiki, agar diperoleh prosedur pelayanan yang semakin sehat dan transparan ;

g. Buka kotak pengaduan di tempat-tempat pelayanan ;

Upaya-upaya detektif :

a. Teliti tingkat kepuasan para pemohon legalisasi ijazah ;

b. Jika tingkat kepuasannya rendah, dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai sebab-sebabnya. Perhatikan kemungkinan adanya pungutan-pungutan yang memberatkan yang tidak sah ;

c. Melakukan konfirmasi secara uji petik kepada pemohon legalisasi ijazah tentang adanya pungutan-pungutan yang tidak sah ;

d. Teliti apakah biaya-biaya yang dipungut dalam pengurusan legalisasi ijazah memang diatur secara resmi dan disetor sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(3) Bea siswa untuk mahasiswa tidak diterima penuh, tetapi dipotong sejumlah tertentu dengan alasan untuk biaya administrasi, padahal dana digunakan untuk keperluan taktis dan pribadi.

Upaya-upaya preventif :

a. Anggaran bea siswa untuk mahasiswa harus disertai dengan anggaran untuk biaya administrasinya ;

b. Prosedur dan persyaratan pencairan serta besarnya bea siswa harus diinformasikan secara jelas dan transparan kepada para penerimanya. Informasi mengenai hal ini hendaknya ada secara tertulis di tempat-tempat pelayanan ;

c. Dibuat aturan mengenai sanksi yang tegas yang akan dikenakan kepada pegawai yang melakukan pungutan secara tidak sah di luar ketentuan yang berlaku (untuk kepentingan pribadi), dan ketentuan ini harus dilaksanakan dengan konsekuen;

d. Kepada pegawai diberikan sarana, prasarana kerja serta penghasilan sesuai dengan kebutuhan hidup yang wajar ;

e. Seleksi pejabat/pegawai yang berhubungan dengan pelayanan perlu mensyaratkan ketaqwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dibuktikan dengan perilakunya dalam menjalankan agamanya ;

f. Pendidikan moral keagamaan harus diberikan kepada para pegawai secara terus menerus ;

g. Metode kerja instansi pemberi pelayanan secara terus menerus harus dievaluasi dan diperbaiki, agar diperoleh prosedur pelayanan yang semakin sehat dan transparan ;

h. Buka kotak pengaduan di tempat-tempat pelayanan ; Upaya-upaya detektif :

a. Mempelajari ketentuan, syarat, prosedur pemberian bea siswa ;

b. Meneliti apakah bea siswa diberikan kepada mereka yang menurut ketentuan berhak menerimanya ;

c. Memeriksa bukti-bukti pembayaran bea siswa dengan cara mencocokkan bukti pengeluaran kas dengan daftar nominatif/tanda terima yang ditandatangani oleh mahasiswa, atau bukti lain yang sejenis ;

d. Melakukan konfirmasi secara uji petik kepada para mahasiswa tentang ada/tidak adanya pungutan-pungutan yang tidak sah ;

e. Meneliti peruntukan uang yang dipotong dari bea siswa ;

(4) Pembelian alat-alat peraga, kesenian dan olah raga untuk sekolah dari dana proyek secara terpusat dengan harga tinggi (dimark-up) tetapi berkualitas rendah, bahkan ada yang diarahkan pada merk tertentu, sehingga cepat rusak dan tidak dapat dimanfaatkan untuk proses belajar-mengajar secara memuaskan.

Upaya-upaya preventif :

a. Jenis dan kualitas alat-alat peraga, kesenian dan olah raga yang diadakan harus berdasarkan kualifikasi yang dibutuhkan oleh sekolah sesuai kurikulum yang berlaku, bukan ditentukan oleh kantor pusat ;

b. Dibuat ketentuan bahwa sekolah harus menolak peralatan yang tidak sesuai jenis dan kualitasnya dengan yang dibutuhkan ;

c. Dibuat aturan bahwa pengadaan secara terpusat harus lebih murah dari pengadaan setempat ;

d. Pembayaran oleh Proyek kepada rekanan hanya dapat dilakukan jika barang telah diterima Sekolah dengan baik ;

Upaya-upaya detektif :

a. Mengecek rincian kebutuhan Sekolah akan alat-alat peraga, kesenian dan olah raga, dan membandingkannya dengan kebutuhan menurut kurikulum yang tersedia ;

b. Mengecek apakah pengadaan peralatan dimaksud oleh proyek didasarkan pada kebutuhan Sekolah-Sekolah. Jika tidak perlu diteliti sebab-sebabnya ; c. Meneliti apakah pengadaan peralatan tersebut oleh proyek telah

memenuhi prinsip kualitas, harga, waktu, dan lain-lain yang paling menguntungkan bagi negara serta peraturan pengadaan barang yang berlaku ;

d. Meneliti apakah peralatan yang diserahkan kepada Sekolah-Sekolah telah sesuai dengan yang dibutuhkan baik jumlah, jenis maupun kualitasnya dan dilaksanakan tepat waktu ;

(5) Berbagai urusan yang berkaitan dengan kepentingan guru di tingkat SD, SLTP, dan SMU yang meliputi urusan kepangkatan, gaji, perpindahan, kesempatan mengikuti pendidikan dan latihan, pengesahan angka kredit dan

lain-lain dipersulit oleh pejabat-pejabat yang berwenang dengan cara-cara : menambah-nambah persyaratan; birokrasi berbelit-belit; mengulur waktu penyelesaian; dan cara-cara lainnya yang pada akhirnya memaksa guru-guru mengeluarkan biaya.

Upaya-upaya preventif :

a. Dibuat ketentuan yang jelas dan transparan mengenai prosedur dan persyaratan pengurusan kepangkatan, gaji, perpindahan, kesempatan mengikuti pendidikan dan latihan, pengesahan angka kredit dan lain-lain, yang diinformasikan secara luas kepada para guru. Informasi mengenai hal ini hendaknya ada secara tertulis di tempat-tempat pelayanan ;

b. Dibuat aturan mengenai sanksi yang tegas yang akan dikenakan kepada pegawai/pejabat yang melakukan pungutan secara tidak sah di luar ketentuan yang berlaku (untuk kepentingan pribadi), dan ketentuan ini harus dilaksanakan dengan konsekuen;

c. Seleksi pejabat/pegawai yang berhubungan dengan pelayanan perlu mensyaratkan ketaqwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dibuktikan dengan perilakunya dalam menjalankan agamanya ;

d. Pendidikan moral keagamaan harus diberikan kepada para pegawai secara terus menerus ;

e. Metode kerja instansi pemberi pelayanan secara terus menerus harus dievaluasi dan diperbaiki, agar diperoleh prosedur pelayanan yang semakin sehat dan transparan ;

f. Buka kotak pengaduan di tempat-tempat pelayanan ; Upaya-upaya detektif :

a. Meneliti berkas-berkas kepangkatan, kenaikan gaji, perpindahan, usulan peserta pendidikan dan latihan, pengesahan angka kredit dan lain-lain apakah telah diproses sesuai ketentuan yang berlaku;

b. Jika terdapat berkas yang diproses secara istimewa, lakukan penelitian lebih lanjut mengenai sebab-sebabnya. Perhatikan kemungkinan adanya pungutan-pungutan atau suap ;

c. Melakukan konfirmasi secara uji petik kepada para guru terkait mengenai proses pengurusan dan kemungkinan adanya pungutan-pungutan yang tidak sah ;

d. Teliti apakah biaya-biaya yang dipungut memang diatur secara resmi dan disetor sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(6) Dana Bantuan Operasional (DBO) yang diberikan kepada sekolah-sekolah (untuk menutupi kekurangan biaya operasional sekolah), oleh oknum instansi yang membawahkan sekolah-sekolah tersebut diarahkan untuk membeli alat peraga, peta dan sebagainya yang sebenarnya tidak diperlukan sekolah, dengan cara berkolusi dengan rekanan. Dalam hal ini Sekolah hanya menerima alat peraga, peta dan lain-lain bentuk barang, yang pengadaannya dilakukan oleh oknum instansi atasan Sekolah secara berkolusi dengan rekanan.

Upaya-upaya preventif :

b. Diadakan ketentuan mengenai larangan instansi atasan sekolah untuk mencampuri urusan penggunaan DBO oleh sekolah, kecuali pengawasan penggunaannya ;

c. Jika penggunaan DBO tidak sesuai dengan ditujuannya, diberikan sanksi kepada Sekolah yang bersangkutan berupa tidak lagi diberi DBO.

Upaya-upaya detektif :

a. Meneliti apakah DBO diterima langsung oleh Sekolah berbentuk uang tunai ;

b. Meneliti apakah penggunaan DBO telah sesuai dengan tujuannya dalam mendukung kegiatan belajar-mengajar;

c. Meneliti apakah penggunaan DBO telah dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan yang berlaku ;

(7) Pungutan oleh oknum pimpinan sekolah kepada siswa pindahan. Upaya-upaya preventif :

a. Adanya ketentuan dari instansi pemerintah di bidang pendidikan yang melarang pungutan kepada siswa-siswa yang pindah ke sekolah lain ; b. Adanya ketentuan yang jelas mengenai prosedur dan persyaratan yang

harus dipenuhi untuk pindah sekolah yang disosialisasikan secara luas/tertulis di tiap-tiap sekolah dan instansi pemerintah lainnya yang memberikan / mendukung pelayanan di bidang pendidikan ;

c. Kepada para pengelola Sekolah diberikan penghasilan yang layak;

d. Sarana dan prasarana sekolah disesuaikan dengan kebutuhan proses belajar dan mengajar ;

e. Seluruh pungutan yang diatur secara resmi dalam peraturan perundang-undangan diinformasikan secara transparan kepada masyarakat pengguna pelayanan pendidikan.

Upaya-upaya detektif :

a. Melakukan penelitian secara uji petik ke Sekolah-Sekolah, untuk mengetahui mutasi siswa ;

b. Mengidentifikasikan siswa yang mutasi dari sekolah lain ;

c. Melakukan konfirmasi kepada siswa yang bersangkutan atau wali murid mengenai biaya-biaya yang dibayar dalam rangka kepindahan siswa ; d. Mengecek apakah biaya-biaya yang dipungut telah sesuai dengan

peraturan yang berlaku dan disetorkan kepada pejabat/instansi yang berwenang ;

e. Jika biaya-biaya yang dipungut tidak sesuai dengan ketentuan, sebab-sebabnya perlu diteliti, untuk diambil langkah berikutnya secara tepat berdasarkan peraturan yang berlaku.

(8) Pengaturan Nilai Ebtanas Murni (NEM) oleh oknum pejabat yang berwenang dengan imbalan tertentu dari orang tua murid dengan tujuan agar murid dapat diterima di sekolah yang dianggap favorit.

Upaya-upaya preventif :

a. Kebijakan NEM menjadi pertimbangan utama dalam menerima murid di Sekolah-sekolah perlu dikaji ulang ;

b. Kualitas pendidikan di seluruh sekolah diupayakan merata, dengan cara antara lain, meningkatkan kualitas para guru dan membuat sistem mutasi guru yang dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas sekolah, serta melengkapi prasarana dan sarana sekolah sesuai dengan kebutuhan proses belajar dan mengajar ;

c. Para penyelenggara pendidikan diberi penghasilan yang layak ;

d. Adanya upaya penyadaran kepada pihak-pihak terkait bahwa tindakan pengaturan NEM merupakan tindakan koruptif dan tidak sportif yang sangat bertentangan dengan tujuan pendidikan itu sendiri ;

e. Dibuat sanksi yang tegas kepada para pelaku, yang diterapkan secara konsekuen dan konsisten.

Upaya-upaya detektif :

a. Melakukan penelitian secara uji petik di sekolah-sekolah yang dianggap favorit atas NEM dari siswa-siswa yang nilai rapor di jenjang pendidikan sebelumnya lebih rendah dari NEM-nya ;

b. Meneliti dan mengevaluasi hasil ujian akhir siswa yang bersangkutan apakah sama nilainya dengan DANEM yang bersangkutan ;

c. Melakukan konfirmasi kepada para guru-guru yang pernah mengajar mengenai kualitas siswa yang NEM - nya lebih tinggi dari nilai rapornya ; d. Meneliti apakah ada perubahan angka hasil ujian dengan yang tercantum

dalam DANEM, kemudian lakukan analisa kemungkinan ada unsur kerjasama untuk merubah antara unsur oknum sekolah, orang tua murid dan pihak instansi yang menerbitkan DANEM ;

e. Perlu diteliti pula kemungkinan tingginya NEM murid akibat menerima bocoran soal-soal ujian ;

(9) Guru pengganti dan guru kontrak di suatu daerah tidak aktif melaksanakan tugasnya tetapi menerima imbalan berupa honor, biaya penempatan dan THR. Upaya-upaya preventif :

a. Kepala sekolah yang menerima guru pengganti dan kontrak harus aktif dan membuat/mengirimkan secara periodik laporan kegiatan kehadiran guru tersebut ke proyek;

b. Dibuat teguran kepada para guru pengganti/kontrak yang tidak menjalankan tugasnya sesuai ketentuan ;

c. Dibuat ketentuan yang tegas mengenai sanksi atas ketidakhadiran guru baik secara finansial maupun secara administratif ;

d. Koordinasi pihak proyek dengan Kepala Sekolah di mana guru–guru tersebut melaksanakan tugasnya lebih ditingkatkan.

Upaya-upaya detektif :

a. Dapatkan data-data mengenai guru pengganti dan kontrak yang ditempatkan di sekolah-sekolah untuk suatu periode tertentu;

b. Lakukan konfirmasi ke sekolah-sekolah yang menerima guru pengganti dan guru kontrak dan bandingkan dengan data tersebut di atas;

c. Lakukan penelitian atas pengeluaran dana untuk pembayaran jasa guru pengganti dan guru kontrak pada proyek yang bersangkutan untuk mengetahui apakah pengeluaran tersebut sesuai dengan peruntukannya ;

d. Melakukan penelitian apakah dana yang dikeluarkan untuk guru pengganti dan atau guru kontrak yang indisipliner tersebut benar-benar dibayarkan kepada guru yang bersangkutan atau tidak ;

Dokumen terkait