• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pergerakan FS Penerbangan 3 Jam Untuk Seluruh Maskapai Tahun 2006

C. BIDANG STATISTIKA DAN EKONOMETRIKA

1. Apa yang dimaksud dengan uji korelasi, kegunaan, kelebihan, dan kekurangannya? Apakah uji korelasi dapat menerangkan hubungan sebab akibat? Apakah ada metode lain yang lebih akurat dan valid digunakan, khususnya dalam menunjukkan hubungan sebab-akibat?

2. Dalam membuktikan adanya “kesepakatan harga” KPPU menggunakan analisis dengan Test Equality of variance. Apakah pengertian test ini? Apakah secara statistik melalui test tersebut dapat memberikan dasar yang kuat untuk menunjukkan adanya

“kesepakatan harga” dan bagaimana seharusnya test dan hasilnya

tersebut diterapkan?

3. Secara statistik, apakah perubahan harga sama dengan perubahan variasi harga?

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan ter Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 197

SKRIPSI KEKUATAN HUKUM TERHADAP PEMBUKTIAN CIRCUMSTANTIAL

EVIDENCE (INDIRECT EVIDENCE) DALAM PUTUSAN KPPU NO. 25/KPPU-I/2009 TENTANG FUEL SURCHARGE YANG DIBATALKAN OLEH PUTUSAN MA NO. 613K/PDT.SUS/2011

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 198 dari 225 hal. Put. No. 613 K/PDT.SUS/2011

4. Apakah Test Equality of variance sama dengan Test Equality of mean? Kalau berbeda dimana perbedaannya dan bagaimana test Tersebut dapat diartikan?

5. Apa yang dimaksud dengan Bartlett Test dan Levene Test. Apakah ada persamaan dan perbedaan antara kedua metode uji statistik tersebut dan apakah kedua pengujian tersebut dapat dipergantikan?

6. Apabila terjadi kenaikan harga Avtur dan sebagai akibatnya terjadi kenaikan harga fuel surchage yang dihasilkan oleh beberapa produsen dengan besaran atau tingkat kenaikan yang sama. Apakah secara statistik, dapat disimpulkan telah terjadi kartel harga fuel surchage dan atau kesepakatan untuk menetapkan harga fuel surchage bersama diantara perusahaan-perusahaan tersebut?

7. Yang dipersoalkan dalam kasus ini adalah kesepakatan penetapan (kartel) harga fuel surcharge. Secara ekonometrika, apakah tepat jika analisisnya dilakukan pada pergerakan harganya (persentase perubahannya)? Secara statistik, apakah tepat jika hasil analisis statistik ini kemudian digunakan untuk menganalisis kerugian konsumen?

8. KPPU menyatakan bahwa, “kepada terlapor yang tidak memberikan data, maka data fuel surcharge bulan Mei 2006 s/d September 2008 (untuk penerbangan 0 s/d 1 jam, 1 sd 2 jam, dan 2 sd 3 jam) diasumsikan sama dengan salah satu maskapai yang size perusahaannya dianggap sama. Dari sisi analisis statistika, apakah tepat hal ini dilakukan, padahal, pada butir 46, halaman 32, dinyatakan bahwa komponen penentu perhitungan fuel surcharge adalah: harga avtur, konsumsi avtur, kurs rupiah terhadap US dollar, load factor, dan daya beli masyarakat? Dengan melakukan cara ini, apa konsekuensinya terhadap hasil test statistik? Apakah hasil test statistik dengan menggunakan data perusahaan lain sebagai patokan dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya?

9. Bila dilakukan analisa “time Series”, apa yang harus dilakukan bila untuk periode tertentu tidak tersedia data? Apakah ada metode atau peralatan statistik untuk mengisi ketiadaan data dalam periode tertentu tersebut. Selanjutnya bila pengisian data

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan ter Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 198

SKRIPSI KEKUATAN HUKUM TERHADAP PEMBUKTIAN CIRCUMSTANTIAL

EVIDENCE (INDIRECT EVIDENCE) DALAM PUTUSAN KPPU NO. 25/KPPU-I/2009 TENTANG FUEL SURCHARGE YANG DIBATALKAN OLEH PUTUSAN MA NO. 613K/PDT.SUS/2011

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 199 dari 225 hal. Put. No. 613 K/PDT.SUS/2011

dilakukan tidak sesuai ketentuan apa akibatnya terhadap hasil test atas data tersebut?

10. Untuk menganalisis perilaku perusahaan (dalam penetapan harga), jika menggunakan model ekonometrika, syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi sehingga menghasilkan kesimpulan

yang “valid secara statistik”?

11. Apa perlunya dilakukan Granger Causality test hubungan kausal antar dua variable?

Berdasarkan seluruh uraian di atas dan demi tercapainya asas audi et alteram partem dan due process of law, kami mohon kepada Majelis Hakim Perkara No. 02/KPPU/2010/PN.Jkt.Pst yang terhormat agar berkenan mengabulkan permohonan ini dengan mengeluarkan suatu putusan sela yang pada pokoknya memerintahkan kepada KPPU/Termohon Keberatan untuk melakukan pemeriksaan tambahan terhadap para Ahli yang disebutkan di atas dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada para ahli dimaksud sebagaimana diuraikan dalam permohonan pemeriksaan ahli tambahan ini.

Bahwa terhadap keberatan tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengambil putusan, yaitu putusan No. 02/KPPU/2010/PN.Jkt.Pst., tanggal 28 Pebruari 2011 yang amarnya sebagai berikut :

1. Mengabulkan Permohonan keberatan dari Pemohon Keberatan I sampai dengan Pemohon Keberatan IX untuk seluruhnya ;

2. Membatalkan Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia (KPPU) No.25/KPPU-I/2009, tanggal 04 Mei 2010 ;

3. Menghukum Termohon Keberatan untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam pemeriksaan ini , yang hingga Putusan ini dibacakan ditaksir sebesar Rp.3.511.000,- (tiga juta lima ratus sebelas ribu rupiah) ;

Menimbang, bahwa sesudah putusan ini diucapkan pada tanggal 28 Pebruari 2011 dengan hadirnya Termohon Keberatan, kemudian terhadapnya oleh Termohon Keberatan dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 9 Maret 2011 diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 11 Maret 2011 sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi Nomorr 25/Srt.Pdt.Kas/2011/PN.JKT.PST. Jo. Nomor 02/KPPU/2010/ PN.JKT.PST., yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, permohonan mana diikuti oleh memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 24 Maret 2011 ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan ter Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 199

SKRIPSI KEKUATAN HUKUM TERHADAP PEMBUKTIAN CIRCUMSTANTIAL

EVIDENCE (INDIRECT EVIDENCE) DALAM PUTUSAN KPPU NO. 25/KPPU-I/2009 TENTANG FUEL SURCHARGE YANG DIBATALKAN OLEH PUTUSAN MA NO. 613K/PDT.SUS/2011

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 200 dari 225 hal. Put. No. 613 K/PDT.SUS/2011

Bahwa setelah itu oleh Pemohon Keberatan I yang pada tanggal 15 April 2011 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Termohon Keberatan, diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 27 April 2011 ;

Bahwa setelah itu oleh Pemohon Keberatan II yang pada tanggal 14 April 2011 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Termohon Keberatan, diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 27 April 2011 ;

Bahwa setelah itu oleh Pemohon Keberatan III yang pada tanggal 15 April 2011 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Termohon Keberatan, akan tetapi tidak diajukan jawaban memori kasasi ;

Bahwa setelah itu oleh Pemohon Keberatan IV yang pada tanggal 5 April 2011 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Termohon Keberatan, diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 18 April 2011 ;

Bahwa setelah itu oleh Pemohon Keberatan V yang pada tanggal 18 April 2011 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Termohon Keberatan, diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 28 April 2011 ;

Bahwa setelah itu oleh Pemohon Keberatan VI yang pada tanggal 18 April 2011 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Termohon Keberatan, diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 29 April 2011 ;

Bahwa setelah itu oleh Pemohon Keberatan VII yang pada tanggal 28 April 2011 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Termohon Keberatan, diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 29 April 2011 ;

Bahwa setelah itu oleh Pemohon Keberatan VIII yang pada tanggal 14 April 2011 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Termohon Keberatan, diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 27 April 2011 ;

Bahwa setelah itu oleh Pemohon Keberatan IX yang pada tanggal 20 Mei 2011 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Termohon Keberatan, akan tetapi tidak diajukan jawaban memori kasasi ;

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan ter Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 200

SKRIPSI KEKUATAN HUKUM TERHADAP PEMBUKTIAN CIRCUMSTANTIAL

EVIDENCE (INDIRECT EVIDENCE) DALAM PUTUSAN KPPU NO. 25/KPPU-I/2009 TENTANG FUEL SURCHARGE YANG DIBATALKAN OLEH PUTUSAN MA NO. 613K/PDT.SUS/2011

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal. 201 dari 225 hal. Put. No. 613 K/PDT.SUS/2011

tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ;

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/Termohon Keberatan dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :

A. PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PATUT DIBATALKAN KARENA