• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETENTUAN-KETENTUAN POKOK DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR.25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

A. Bidang-Bidang Usaha Penanaman Modal

2. Bidang Usaha Yang Tertutup Mutlak

Pengertian tertutup mutlak dalam hal ini adalah bahwa modal asing dilarang masuk dengan alasan- alasan tertentu.bidang usaha yang tertutup secara mutlak bagi penanam modal asing menurut ketentuan Pasal 12 ayat (2) Undang-Undang Nomor.25 Tahun 2007adalah:

1. Produksi senjata, mesiu, alat peledak, dan peralatan perang.

2. Bidang usaha secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan undang- undang

Pemerintah menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri dengan berdasarkan kriteria: moral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan, dan keamanan nasional, serta kepentingan nasional lainnya.29

29

Undang- Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 12 ayat 3

Pepres No.76 Tahun 2007 dalam Pasal 8 menyebutkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri ditetapkan dengan berdasarkan kriteria kesehatan, keselamatan, pertahanan dan keamanan, lingkungan hidup dan moral/budaya ( K3LM) dan kepentingan nasional lainnya.

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

Kriteria K3LM sebagaimana yang disebutkan dalam Pepres No.76 Tahun 2007 Pasal 9 dapat dirinci sebagai berikut:

1. memelihara tatanan hidup masyarakat 2. melindungi keaneka ragaman hayati 3. menjaga keseimbangan ekosistem 4. memelihara kelestarian hutan alam

5. mengawasi penggunaan bahan berbahaya beracun

6. menghindari pemalsuan dan mengawasi peredaran barang atau jasa yang tidak direncanakan

7. menjaga kedaulayan Negara, atau

8. menjaga dan memelihara sumber daya terbatas.

Dari ketentuan tersebut, bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal asing sangatlah sedikit. Bila melihat kepada ketentuan Keputusan Presiden No.96 Tahun 2000, bidang usaha yang tertutup mutlak cukuplah banyak, antara lain sebagai berikut :

1. Bidang pertambangan dan energi, yaitu investor dilarang untuk membuka usaha pertambangan nasional

2. Bidang perhubungan, yaitu bahwa investor dilarang menanamkan modalnya dibidang usaha pemanduan lalu lintas udara, klasifikasi dan statutoria kapal.

3. Bidang manejemen dan penyelenggaraan stasiun monitoring spectrum

frekuensi radio dan orbit satelit

Ketentuan Keputusan Presiden No.96 Tahun 2000 tersebut kemudian diubah dengan Keppres No.118 Tahun 2000, dimana daftar bidang usaha yang tertutup

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

berubah, tetapi masih cukup banyak, yaitu bisnis radio, televisi, media cetak, bidang berhubungan seperti angkutan taksi dan pelayaran rakyat.

Adapun daftar bidang usaha yang tertutup mutlak bagi penanam modal menurut Pepres No 77 Tahun 2007 jo Pepres No.111 Tahun 2007 yaitu.

1. Sektor kebudayaan yaitu bidang usahanya perjudian/kasino, peninggalan sejarah dan purbakala,candi, keraton, prasasti, petilasan, bangunan kuno, temuan bawah laut, museum, pemukiman, monument, objek ziarah ( tempat peribadatan, makam)

2. Sektor kehutanan yaitu bidang usahanya pemanfaatan/pengambilan koral alam

3. Sektor kelautan dan perikanan yaitu bidang usahanya penangkapan spesies ikan .30

4. Sektor komunikasi dan informatika yaitu bidang usahanya manajemen dan penyelenggaraan stasiun monitoring spectrum frekuensi radio dan orbit satelit, lembaga penyiaran publik (LPP), radio dan televisi

5. Sektor perhubungan yaitu bidang usahanya penyediaan dan penyelenggaraan terminal, pemasangan dan pemeliharaan

3.Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan

Disebutkan bahwa terdapat bidang usaha yang terbuka bagi penanam modal, namun pemberlakuannya dengan persyaratan berdasarkan kriteria tertentu sebagaimana ketentuan Pasal 12 ayat (5), yaitu penetapan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan berdasarkan kriteria kepentingan nasional,yaitu perlindungan sumber daya alam , perlindungan , pengembangan usaha mikro, kecil, menengah,

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

dan koperasi, pengawasan produksi dari distribusi, peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta kerjasama dengan badan usaha yang ditunjuk pemerintah.”

Kriteria penetapan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan berdasarkan Pepres No.76 Tahun 2007, Pasal 11 yaitu:

1. perlindungan sumber daya alam

2. perlindungan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi ( UMKMK)

3. pengawasan produksi dan distribusi 4. peningkatan kapasitas teknologi 5. partisipasi modal dalam negeri

6. kerjasama dengan badan usaha yang ditunjuk oleh Pemerintah.

Adapun bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan berdasarkan Pepres No 76 Tahun 2007, Pasal 12 yaitu:

1. Bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan perlindungan dan pengembangan terhadap UMKMK.

2. Bidang usaha yang terbuka dengan syarat kemitraan

3. Bidang usaha yang terbuka berdasarkan kepemilikan modal

4. Bidang usaha yang terbuka berdasarkan persyaratan lokasi tertentu. 5. Bidang usaha yang terbuka berdasarkan persyaratan bidang khusus.

Daftar bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan diatur dalam Perpres Nomor.77 Tahun 2007 jo Perpres Nomor 111 Tahun 2007, adapun daftar bidang usahanya adalah sebagai berikut:

30 Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 jo Peraturan Presiden Nomor 111 tahun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

1) Sektor energi dan sumber daya mineral bidang usahanya yaitu pembangkit tenaga listirk skala kecil

2) Sektor kebudayaan dan pariwisata bidang usahanya yaitu agen perjalanan wisata, sanggar seni, usaha jasa pramuwisata

3) Sektor kehutanan bidang usahanya yaitu penusahaan tanaman lainnya (aren, kemiri, biji asam, bahan baku arang, kayu manis.), industri kayu gergajian, pengusahaan burung wallet, industri primer pengolahan rotan, industri barang setengah jadi, penangkapan dan peredaran tumbuhan dan satwa liar. 4) Sektor kelautan dan perikanan bidang usahanya yaitu perikanan tangkap

dengan menggunakan kapal penangkap ikan, penangkapan ikan di perairan umum, usaha pengolahan hasil ikan.

5) Sektor komunikasi dan informatika bidang usahanya yaitu lembaga penyiaran komunitas radio dan televisi, perusahaan jasa kurir / jasa titipan seperti (kirim mengirim barang cetakan, surat kabar, bungkusan kecil, paket, pengiran uang.), jasa telekomunikasi meliputi warung telekomunikasi, warung internet, instalasi kabel ke rumah dan gedung.

6) Sektor pekerjaan umum bidang usahanya yaitu jasa konstruksi atau jasa pelaksana konstruksi.

7) Sektor perhubungan bidang usahanya adalah angkutan orang baik angkutan dalam trayek maupun angkutan luar trayek, dan pelayaran rakyat.

8) Sektor perindustrian bidang usahanya yaitu industri penggaraman/pengeringan ikan dan biota perairan, perindustrian pewarnaan benang dari serat alam maupun serat buatan menjadi benang bermotif, industri batik tulis, industri pengasapan karet, industri perkakas tangan yang dibuat secara manual, industri jasa pemeliharaan dan perbaikan sepeda

Ronal . H. Sirait : Kewajiban Dan Tanggung Jawab Penanam Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, 2008.

USU Repository © 2009

motor, industri kerajinan yang memiliki kekayaan khas budaya daerah, industri perkakas tangan untuk pertanian yang diperlukan untuk persiapan lahan, proses produksi, pemanenan, pasca panen, industri makanan olahan dari biji-bijian dan umbi-umbian sagu, melinjo dan kopra, industri pengupasan dan pembersihan umbi-umbian, dan industri pengeringan dan pengolahan tembakau.

9) Sektor pertanian bidang usahanya yaitu budidaya padi, budidaya ubi kayu, budidaya jagung, budidaya tanaman pangan lainnya, pembibitan dan budidaya babi dengan jumlah kurang atau sama dengan 125 ekor, pembibitan dan budidaya ayam buras serta persilangannya, usaha perkebunan denga luas kurang dari 25 ha, usaha pengolahan hasil perkebunan dibawah kapasitas tertentu, dan usaha pembenihan perkebunan dengan luas kurang dari 25 ha.

Dokumen terkait