• Tidak ada hasil yang ditemukan

BILANGAN BULAT Alihot Suhaimi Harahap

Dalam dokumen PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI (Halaman 84-88)

SDN 200201 Ujungpadang

Abstrak: Hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 200201 Ujungpadang dari beberapa kali ulangan masih sangat rendah. Dari tiga kali ulangan, rata-rata nilai kelas masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah penggunaan alat peraga sederhana dan model pembelajaran tutor sebaya dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. Penelitian ini adalah Classroom Action Research (Penelitian Tindakan Kelas). Adapun kelas yang diteliti adalah siswa kelas IV SD Negeri 200201 Ujungpadang dengan jumlah siswa 28 orang. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar sebelum dilakukannya tindakan dan setelah tindakan. Peningkatan dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan hasil belajar dari rata-rata 41,48 menjadi 79,64 dan peningkatan ketuntasan belajar kelas dari 5 siswa atau 17,86% meningkat menjadi 23 siswa atau 82,14%. Dengan demikian penggunaan alat peraga sederhana dapat meningkatkan hasil belajar belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

Kata Kunci: Alat peraga sederhana, matematika, bilangan bulat.

Hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 200201 Ujungpadang dari beberapa kali ulangan masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari observasi peneliti terhadap kelas yang dijadikan sebagai subjek dari penelitian. Dari tiga kali ulangan, rata-rata nilai kelas masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 49,50; 49,50 dan 52,00. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran matematika yang ditetapkan di SD 200201 Ujungpadang yaitu 70. Pada ulangan pertama nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 15. Pada ulangan harian kedua nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 28 sedangkan pada ulangan tengah semester nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 25. Berdasarkan daftar nilai tengah semester siswa (sampel yang diambil 8 siswa yakni 30% dari jumlah siswa di kelas) yang memperoleh nilai 10-29 sebanyak 1 siswa atau 13%, nilai 30-49 sebanyak 3 siswa atau 38%, nilai 50-69 sebanyak 2 siswa atau 25% dan nilai > 70 sebanyak 2 siswa atau 25%. Berdasarkan prinsip belajar tuntas, pembelajaran dikatakan berhasil apabila 85% siswa menguasai 70% materi yang diajarkan. Pada data tersebut siswa yang menguasai > 70% materi baru mencapai 22%, sehingga perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, terutama pada aspek berhitung.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap kelas IV, tampak siswa senang dengan pembelajaran yang sedang berlangsung akan tetapi siswa kurang mentaati disiplin yang berlaku di kelas, seperti ribut, siswa mengganggu siswa lainnya, berjalan ke depan kelas, dan berteriak, suasana kelas menjadi kurang kondusif untuk belajar. Berdasarkan analisis lebih lanjut ternyata siswa yang membuat keributan adalah siswa yang tergolong pintar dan cepat dalam menangkap pelajaran. Sedangkan siswa yang berada dikisaran sedang sampai lambat cenderung pesimis (tidak percaya diri), mereka menganggap tugas yang diberikan padanya terlalu sulit sehingga mereka sering sekali meminta bantuan guru jika ada kesulitan dalam mengerjakan tugas walaupun kesulitan tersebut bisa dia tanyakan kepada temannya.

Dalam proses belajar mengajar mengajar selama ini, guru jarang menggunakan alat peraga dalam mengajarkan konsep matematika yang abstrak. Pola guru yang sering digunakan adalah whiteboard dan spidol dalam melakukan pembelajaran. Situasi pembelajaran yang terjadi, tidak membuat siswa menjadi aktif. Ketika siswa disuruh mengerjakan soal, beberapa siswa tampak tidak mengerti cara menyelesaikan soal yang diberikan guru. Kemudian dari keaktifan siswa, siswa tidak ada yang bertanya. Pengamatan guru, hanya siswa yang pandai yang dapat mengikuti pembelajaran.

Untuk memperkaya hasil pengamatan, peneliti menambahkan data-data yang diperoleh dari angket. Angket yang peneliti susun berisi pertanyaan-pertanyaan faktor internal dan eksternal yang mungkin menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Angket diberikan

1029

kepada siswa secara acak sebanyak 30% dari jumlah populasi yakni 8 siswa sampel dari 28 siswa seluruh kelas. Pada tanggal 20 Oktober 2012 peneliti peneliti memberikan angket, setelah pembelajaran berlangsung. Hasilnya 6 siswa atau sebesar 75% mengatakan suasana kelas ketika KBM berlangsung tidak kondusif, 7 siswa atau sebesar 88% mengatakan alat peraga yang digunakan guru tidak menarik perhatian mereka, 6 siswa atau sebesar 75% mengatakan mereka tidak memahami materi pelajaran dengan bantuan alat peraga yang digunakan guru, dan jawaban pertanyaan lainnya mengindikasikan tidak terdapat masalah. Berdasarkan hasil analisis jawaban angket ditemukan masalah yaitu guru kurang memaksimalkan penggunaan alat peraga dalam melaksanakan pembelajaran.

Pelajaran matematika pada pokok bahasan apapun memiliki kendala dalam pelaksanaannya, hal ini disebabkan karakteristik matematika yakni ilmu yang mempelajari objek berupa fakta, konsep, dan operasi serta prinsip yang semuanya itu adalah abstrak. Kesemua objek tersebut harus dipahami secara benar oleh siswa, karena biasanya materi satu merupakan prasyarat untuk materi yang lain. Bahkan beberapa materi matematika diperlukan untuk pelajaran yang lain seperti pelajaran IPA pada pokok bahasan pengukuran berat, volume, dan suhu, pelajaran IPS pada pokok bahasan uang. Dengan kata lain pembelajaran matematika harus sistematis yang memiliki arti, siswa belum bisa melanjutkan materi berikutnya jika belum memahami/tuntas memahami materi pendukung.

Oleh karena itu guru harus memahami konsep mengajar matematika secara tepat melalui penggunaan alat peraga yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Seperti diungkapkan oleh Sudjana (1989:99) bahwa “Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif”. Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode, alat/media serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak dapat dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, peranan alat peraga memegang peranan penting sebab dengan adanya alat peraga ini materi dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Dengan demikian yang dimaksud dengan alat peraga sederhana pada penelitian ini seperti yang dikemukakan oleh Pujiati (2004:3) adalah “pemanfaatan alat peraga yang dibuat sendiri dan bahan pembuatnya diambil dari lingkungan sekitar”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan proses penggunaan alat peraga sederhana serta untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika pokok bahasan bilangan bulat dengan penggunaan alat peraga sederhana. Dengan tujuan agar peserta didik mampu menemukan sendiri konsep dari materi yang diajarkan, agar nantinya proses belajar mengajar di kelas akan lebih bermakna.

Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan bantuan garis bilangan dengan membuat diagram panah yang menyertakan bilangan.

1) Mengenal bilangan bulat dengan diagram panah

Sebuah bilangan bulat dapat ditunjukkan dengan diagram panah pada garis bilangan yang mempunyai panjang dan arah. Panjang diagram panah menunjukkan banyaknya satuan, sedangkan arahnya menunjukkan positif atau negatif.

Jika diagram panah menuju ke arah kanan, maka anak panah tersebut menunjukkan bilangan bulat positif. Jika diagram panah menuju ke kiri, maka anak panah tersebut menunjukkan bilangan bulat negatif.

Menunjukkan bilangan 7

1030 Menunjukkan bilangan –7

Gambar 2.2. Menunjukkan bilangan -7

2) Menjumlah bilangan bulat dengan diagram panah

Penjumlahan bilangan bulat dengan diagram panah dimulai dari bilangan nol. Coba perhatikan contoh berikut ini.

Tentukan hasil penjumlahan dari : 3 + (–4) Jawab:

Gambar 2.3. Contoh penjumlahan bilangan bulat

Diagram panah dari 0 ke 3 menunjukkan bilangan 3 Diagram panah dari 3 ke –1 menunjukkan bilangan –4 Hasilnya ditunjukkan diagram panah dari 0 ke –1 Jadi, 3 + (–4) = –1

Sebelum dilanjutkan kepada materi pengurangan bilangan bulat. siswa harus memahami dulu bilangan bulat yang saling berlawanan.

a) Bilangan Bulat yang saling berlawanan

Gambar 2.4. Bilangan bulat yang saling berlawanan Berdasarkan gambar dapat kita simpulkan sebagai berikut:

Bilangan-bilangan bulat di sebelah kiri titik nol saling berlawanan dengan bilangan di sebelah kanan titik nol yang berjarak sama.

b) Pengurangan Bilangan Bulat

Pengurangan adalah lawan dari penjumlahan. Bagaimana cara mengurangkan bilangan bulat. Mari perhatikan contoh berikut ini. Tentukan hasil pengurangan berikut : 2 – 5 = ....

1031

Gambar 2.5. Contoh pengurangan bilangan bulat Jadi, 2 – 5 = –3

Selanjutnya, penarikan kesimpulan tentang hasil-hasil pengurangan dengan penjumlahan bilangan bulat seperti dibawah ini:

a. 2 + (–5) = –3 2 – 5 = –3

b. (–2) + (–5) = –7 (–2) – 5 = –7

c. 2 + 5 = 7 2 – (–5) = 7

d. (–2) + 5 = 3 (–2) – (–5) = 3

Berdasarkan hasil penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tersebut dapat disimpulkan bahwa: Pengurangan bilangan bulat adalah penjumlahan dengan lawan bilangannya. Dengan rumus sebagai berikut (Burhan,2008:152) :

a – b = a + (–b) a – (–b) = a + b

Operasi hitung campuran adalah operasi hitung bilangan bulat positif dan negatif yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan sekaligus.

Contoh:

Tentukan hasil operasi hitung berikut ini. (–4) + 12 – 3 =

Jawab:

Gambar 2.6. Contoh Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat

1032

Kerangka berpikir yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut :

METODE

Metode penelitian adalah penelitian tindakan kelas, yang menggunakan skenario berupa siklus kegiatan yang dikembangkan berdasarkan acuan Kemmis dan Mc Taggart. Kegiatan tersebut meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pemantauan (observation) dan refleksi (reflection).

Kondisi

Dalam dokumen PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI (Halaman 84-88)