Zulkifli Adi Sukarmin
SDN 087 Panyabungan Mandailing Natal
Abstrak: Dalam pembelajaran matematika guru memerlukan media untuk membantu siswa memahami konsep abstrak matematika, yang dapat berupa media manipulatif. Telah banyak media yang ditemukan oleh pakar pendidikan, tetapi guru perlu kreatif dalam mengimplementasikannya di dalam kelas. Salah satunya adalah penggunaan media muatan positif negatif untuk membelajarkan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
1023
Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah lemahnya proses pembelajaran. Kelemahan dalam proses pembelajaran diantaranya, yang pertama siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Kelemahan kedua, pada saat proses pembelajaran di kelas cenderung diarahkan pada kemampuan menghafal informasi, kegiatan pembelajaran belum diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki siswa. Kelemahan tersebut secara mendasar menyatakan bahwa proses pendidikan kurang diarahkan membentuk manusia yang cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta belum diarahkan untuk kemampuan membentuk manusia yang kreatif dan inovatif.
Tinjauan kualitas pendidikan matematika secara umum yang terjadi di Kabupaten Mandailing Natal masih jauh dari yang diharapkan. Sebagian besar guru yang menurut pengamatan penulis, belum mampu menyesuaikan pembelajaran dengan pengalaman siswa. Terdapat kecenderungan, guru kehabisan akal untuk menciptakan proses penyajian materi pembelajaran yang lebih konkret, sehingga dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Persepsi siswa menyatakan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sangat sulit dan menjadi momok. Hal ini Nampak pada pengamatan penulis, saat siswa akan memulai pembelajaran matematika di kelas yang nampak tegang dan tidak kondusif. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya kualitas hasil belajar siswa di Kabupaten Mandailing Natal, diantaranya adalah sarana dan prasarana pembelajaran yang masih kurang memadai serta kualitas para pendidik yang belum memenuhi standar nasional. Selain itu para guru SD di Mandailing Natal kompetensi bidang studi masih kurang. Keadaan tersebut tentu berdampak pada rendahnya kualitas pembelajaran, karena pengetahuan guru yang minim serta terhadap inovasi-inovasi baru dalam bidang pembelajaran.
Dalam pembelajaran matematika tingkat SD, adalah penting untuk melengkapi pembelajaran dengan media dalam rangka mengembangkan pemahaman siswa. Media dalam bentuk benda-benda fisik atau manipulatif yang digunakan untuk memodelkan konsep-konsep matematika merupakan media yang penting. Media tersebut digunakan untuk membantu siswa belajar matematika. Sehingga konsep matematika berisi hubungan-hubungan logis yang dikonstruksi di dalamnya dan yang ada dalam pikiran sebagai bagian dari jaringan ide dapat dimodelkan secara nyata melalui media. Model untuk sebuah konsep matematika merujuk kepada sebarang objek atau gambar yang menyatakan konsep tersebut atau yang padanya hubungan konsep dapat dikaitkan.
Sebagian besar proses pembelajaran matematika yang dilakukan guru di Kabupaten Mandailing Natal belum melibatkan media dalam membelajarkan konsep matematika kepada siswa. Tentu saja, hal ini belum sesuai dengan kebutuhan siswa terhadap tahap perkembangan seperti pendapat Bruner (Pitadjeng, 2006) yang menyatakan bahwa untuk memahami pengetahuan matematika yang baru, diperlukan tahapan-tahapan yaitu:
1. Tahap enaktif
Siswa belajar dengan menggunakan atau memanipulasi objek-objek kongkrit secara langsung.
Contoh : Dalam pembelajaran bilangan – guru memvisualisasikan dengan meminta siswa:
Ambil media muatan positif sebanyak 5 buah ( ) dan media muatan negatif sebanyak 2 buah ( ). Berapa banyakkah media yang tidak mempunyai pasangan? Contoh : Dalam pembelajaran bilangan – guru memvisualisasikan dengan meminta siswa:
Ambil media bermuatan negatif sebanyak 3 buah ( ), dan kemudian ambil 6 pasang media yang bermuatan positif dan negatif ( ). Dari media itu ambillah media bermuatan negatif sebanyak 6 buah ( ). Jadi, tinggal berapa lagi media yang tidak mempunyai pasangan?
2. Tahap ikonik
Kegiatan siswa mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dari objek-objek kongkrit. Siswa tidak memanipulasi langsung objek kongkrit, melainkan sudah dapat memanipulasi dengan memahami gambaran objek-objek yang dimaksud.
1024
Dalam implementasinya guru hanya meminta siswa dalam menggambarkan media muatan positif negatif dalam menyelesaikan soal. Contoh soal
3. Tahap simbolik
Siswa belajar dengan memanipulasi simbol-simbol secara langsung dan tidak lagi ada kaitannya dengan objek-objek kongkrit dan gambarannya. Seperti menjawab soal secara
langsung bahwa , dan – .
Sebelum siswa mengenal hal-hal yang abstrak, ada baiknya terlebih dahulu guru melakukan proses mengkongkritkannya dengan menggunakan media dengan tujuan memberikan makna. Jika tidak mengikuti tahapan tersebut, dikhawatirkan anak kehilangan makna yang dipelajari dan merasa dipaksa.
Selama ini, khususnya guru di Kebupaten Mandailing Natal membelajarkan konsep Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui penyebutan bahwa bilangan positif adalah kepunyaan dan bilangan negatif dinyatakan dengan hutang. Misal, untuk menyelesaikan soal tersebut, siswa diajak untuk membayangkan kepada peristiwa jual beli yaitu, hari ini kamu mempunyai utang kue sebanyak 5 di toko kue Seroja, sementara besoknya kamu mempunyai kue sebanyak 7, apabila kamu ingin membayar/mengembalikan utang kue kamu yang kemarin, berapa banyak lagikah kue yang tersisa? Kemudian siswa menjawab 2. Dari pengalaman, untuk membelajarkan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas V, cara tersebut agak sulit dipahami siswa. Patut diduga tahapan pembelajarannnya bertentangan dengan tahap kognitif siswa. Keadaan seperti ini dapat membuat siswa terpaksa belajar dan pada akhirnya siswa merasa jenuh. Oleh karena itu, penulis akan membahas implementasi penggunaan media muatan positif negatif dalam suatu rencana pembelajaran. Pembuatan Media
Bahan yang diperlukan adalah kertas manila yang berwarna biru dan kertas manila berwarna coklat (warna ini nantinya menjadi representasi dan ), adapun alatnya adalah spidol, jangka, penggaris, isolasi dwimuka dan gunting/cutter. Adapun langkah pembuatannya: 1. Buatlah beberapa lingkaran kecil sebanyak mungkin dari kertas manila yang berwarna biru
dan coklat, selanjutnya lingkaran tersebut nantinya dibagi dua untuk manghasilkan setengah lingkaran yang diinginkan.
2. Setelah lingkaran dibagi dua, gunakan spidol untuk menuliskan tanda positif ( ) disetiap setengah lingkaran tersebut pada kertas manila yang berwarna biru dan untuk menyatakan bilangan negatif ( ) pada kertas yang berwarna coklat.
3. Untuk mendapatkan hasil yang lebih bagus, kertas manila yang sudah selesai dibuat dilaminating agar terhindar dari basah dan bisa tahan lama
4. Gunting setengah lingkaran-setengah lingkaran tersebut. Hasil guntingan ini yang akan mengilustrasikan lambang bilangan bulat positif, negatif dan nol
5. Gunakan isolasi dwimuka pada bagian belakang media, untuk memudahkan menempelkan di papan tulis pada saat melaksanakan pembelajaran
Hasil pembuatan media setengah lingkaran tersebut merepresentasikan tanda dari bilangan bulat positif, negatif dan nol sedangkan banyaknya setengah lingkaran menyatakan kuantitasnya, media tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Bilangan Positif Bilangan Negatif Bilangan nol (0)
Gambar 1. Bentuk setengah lingkaran bilangan bulat positif, negatif dan nol Pelaksanaan Pembelajaran
Adapun tahapan pembelajaran konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui tiga tahapan yang utama, yaitu pertama konsep bilangan bulat, kedua konsep penjumlahan bilangan bulat, dan ketiga pengurangan bilangan bulat.
1025
Pertama, guru secara klasikal membelajarkan konsep bilangan bulat melalui tahapan berikut ini.
1. Guru menunjukkan media setengah lingkaran serta menjelaskan tentang media tersebut dan cara penggunaannya.
a. Penjelasan:
- Bilangan bulat terdiri dari bilangan positif, negatif dan nol
- Media setengah lingkaran yang berwarna biru mewakili bilangan bulat positif - Media setengah lingkaran yang berwarna coklat mewakili bilangan bulat negatif - Dua media yang mewakili bilangan positif dan negatif apabila digabungkan menjadi
bilangan netral yang hasilnya menjadi nol b. Penggunaannya:
- Dalam menyatakan bilangan positif 5 dapat ditentukan dengan cara mengambil media yang berwarna biru sebanyak 5 buah. Siswa dapat menambahkan beberapa pasangan warna biru dan coklat yang menyatakan bilangan netral bernilai nol, seperti yang terlihat pada gambar berikut:
5
5
5
Untuk menyatakan negatif 3 dengan gambar berikut:
2. Guru menyajikan beberapa contoh penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Contoh 1:
1026
b. Letakkan/taruh 5 media coklat (dipasangkan dengan media biru)
c. Media yang berpasangan, bernilai nol (bilangan netral), yang tidak punya pasangan itulah jawabannya
Dengan demikian Contoh 2:
a. Sediakan 7 media coklat
b. Keluarkan 5 media
(berarti tinggal 2 media lagi, maka itulah jawabannya)
Dengan demikian – Contoh 3:
a. Sediakan 4 media coklat
b. Keluarkan 5 media coklat (ternyata tidak bisa dikeluarkan 5 karena cuma ada 4 media yang berwarna coklat)
c. Bantu 5 pasang media warna biru dan coklat, lalu letakkan disampingnya
1027
e. Karena ada 1 media warna biru yang tidak punya pasangan (itulah jawabannya)
Dengan demikian –
Kedua, guru membagi siswa dalam beberapa kelompok heterogen. Masing-masing kelompok dibagikan Lembar Kerja Siswa. Berikut ini contoh Lembar Kerja Siswa yang digunakan dalam pembelajaran. Soal-soal yang diberikan disusun berdasarkan kesulitan yang biasa dialami siswa selama ini. Soal-soal berikut juga memberikan pengalaman belajar siswa untuk terbiasa melihat pola. Dengan terbiasa melihat pola, diharapkan siswa tidak hanya menghafal prosedur.
Kerjakan soal-soal dibawah ini!
I. A. 1. B. 1. –
2. 2. –
3. 3. –
4. 4. –
Perhatikan polanya, apa kesimpulan yang dapat kamu peroleh dari soal-soal di atas?
II. A. 1. B. 1.
2 2.
3. 3.
4. 4.
Perhatikan polanya, apa kesimpulan yang dapat kamu peroleh dari soal-soal di atas? PENUTUP
Dalam pembelajaran guru dituntut untuk menentukan media yang cocok dalam membelajarkan konsep matematika yang abstrak. Media manipulatif yang dapat digunakan untuk membelajarkan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat adalah media muatan positif negatif. Penggunaannya dapat oftimal jika dilengkapi dengan pilihan soal-soal yang disusun berdasarkan kesulitan siswa dalam menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. Siswa juga dibiasakan dengan melihat pola. Dengan terbiasa melihat pola, diharapkan siswa tidak hanya menghafal prosedur.
DAFTAR RUJUKAN
Pitadjeng, 2006. Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Subanji, 2013. Pembelajaran Matematika Kreatif dan Inovatif, TEQIP. Malang : Kerjasama PT.
1028