Bimbingan dan penyuluhan merupakan terjemahan dari istilah
“guidance” yang berarti bimbingan dan “counseling” yang berarti penyuluhan
(Walgito, 1995 : 1).
Menurut Smith (1999:94) mengatakan bahwa “bimbingan adalah
proses layanan yang diberikan kepada individu guna membantu mereka
memperolaeh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam membuat
pilihan-pilihan, rencana-rencana dan interpretasi yang diperlukan untuk
menyesuaikan diri dengan baik”.
Bimbingan adalah “Proses pemberian bantuan yang terus menerus dan
sistematis, dari konselor kepada klien sehingga tercapai kemandirian dalam
pemahaman diri, dan penerimaam diri, pengarahan diri dan perwujudan diri
dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal”. Jadi bantuan yang
diberikan hendaknya dilakukan secara terus menerus sebab proses pendidikan
pada manusia berlangsung seumur hidup.
Bimbingan klasikal adalah bantuan yang diberikan kepada siswa yang
pelaksanaanya dilakukan di dalam kelas (Prayitno, 2004:9). Adapun obyek
yang dibahas dalam kelas ini seperti contoh, gambar, tampilan video dan lain
sebagainya yang kemudian didiskusikan dan dicermati dengan baik. Jadi
kegiatan yang kemudian dibahas secara terbuka dan bebas oleh semua peserta
yang ada di dalam kelas tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa bimbingan
klasikal merupakan bimbingan yang diberikan di dalam kelas dalam bentuk
diskusi (bertukan pikiran) untuk mendapat pengalaman dan pengetahuan.
Inilah sebagian kecil strategi atau cara-cara dalam memberiakan bantuan dan
layanan dalam bimbingan dan layanan dalam bimbingan dan penyuluhan.
Winkel & Hastuti (2004: 111) menjelaskan bahwa menurut
bentuknya, bimbingan dibedakan menjadi dua yaitu bimbingan individual dan
bimbingan kelompok. Bimbingan individual menunjuk pada pelayanan
bimbingan yang diberikan pada satu orang saja, sedangkan bimbingan
kelompok menunjuk pada pelayanan bimbingan yang diberikan kepada lebih
dari satu orang pada waktu yang bersamaan.
2. Tujuan Bimbingan Kelompok/Klasikal
Tujuan pelayanan bimbingan kelompok yaitu agar orang yang
dilayani (binimbing) menjadi mampu mengatur kehidupan sendiri, memiliki
pandangannya sendiri dan tidak sekedar mengikuti pendapat orang lain,
mengambil sikap sendiri, dan berani menanggung sendiri efek serta
konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Namun, yang utama dituju bukanlah
perkembangan kelompok sebagai kelompok, melainkan perkembangan
optimal dari masing-masing individu yang tergabung sebagai anggota
3. Manfaat Bimbingan Kelompok/Klasikal
Menurut Winkel & Hastuti (2004: 565-566) bimbingan kelompok di
jenjang pendidikan menengah mempunyai manfaat bagi konselor maupun
siswa. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Manfaat bagi tenaga pembimbing (konselor)
1) Mendapat kesempatan untuk berkontak dengan banyak siswa
sekaligus, sehingga konselor menjadi lebih dikenal dan lebih dekat
dengan para siswanya.
2) Lebih efisien dalam hal waktu dan tenaga dalam kegiatan yang dapat
dilakukan dalam suatu kelompok, misalnya memberikan informasi
yang memang dibutuhkan oleh semua siswa.
3) Memperluas ruang gerak konselor, apalagi jika jumlah konselor di
sekolah hanya satu atau dua orang saja.
b. Manfaat bagi siswa (binimbing)
1) Menjadi lebih sadar akan tantangan yang sedang dihadapi, sehingga
mereka dapat memutuskan untuk wawancara sendiri dengan konselor
jika memang perlu.
2) Lebih mampu dan rela untuk menerima dirinya sendiri setelah
teman-temannya yang sering menghadapi masalah, kesulitan, dan
tantangan yang kerap kali serupa.
3) Lebih berani untuk mengungkapkan pendapatnya sendiri dalam
kelompok daripada dengan konselor yang mungkin membuat
canggung.
4) Mendapat kesempatan untuk mendiskusikan sesuatu bersama dan
dengan demikian mendapat latihan untuk bergerak dalam kelompok.
5) Lebih bersedia untuk menerima pendapat yang dikemukakan oleh
seorang teman, daripada bila pendapat yang sama disampaikan oleh
konselor saja.
6) Tertolong untuk mengatasi suatu masalah yang sekiranya sulit untuk
dibicarakan secara langsung dengan konselor, misalnya karena malu
atau bersifat agak rahasia.
4. Tujuan dari Bimbingan Klasikal
a. Siswa dapat melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif
b. Siswa dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan
c. Siswa mampu belajar secara efektif
5. Cara untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa
Cara untuk meningkatkan kemandirian belajar yaitu melalui pembinaan
kelompok dan setiap siswa menjadi patner sesamanya. (Holstein, 1986).
Dalam meningkatkan nilai kemandirian belajar siswa, peneliti menggunakan
salah satu layanan dalam bimbingan dan konseling, yaitu bimbingan
kelompok/ klasikal. Adapun alasan peneliti menggunakan layanan ini adalah sesuai dengan upaya pengembangan kemandirian belajar yang dikemukakan
oleh Ali dan Asrori (2005) bahwa untuk meningkatkan kemandirian belajar
dapat dilakukan dengan cara yaitu: penciptaan partisipasi dan keterlibatan
remaja, penciptaan keterbukaan, penciptaan kebebasan untuk berpendapat,
menciptakan empati, serta menciptakan hubungan yang hangat melalui
bimbingan kelompok. Dalam kegiatan bimbingan kelompok, siswa dilatih
untuk berpatisipasi, aktif mengemukakan pendapat terhadap topik yang
dibahas berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.
Hal tersebut membuat siswa terlibat dalam suasana yang tumbuh dan
berkembang dalam kelompok. Keterlibatan siswa dalam kegiatan bimbingan
kelompok akan mempengaruhi timbulnya dinamika kelompok. Dinamika
kelompok membuat anggota kelompok mampu berdiri sebagai perseorangan
yang sedang mengembangkan kediriannya dalam hubungannya dengan orang
lain. Melalui dinamika kelompok tersebut, siswa memiliki hubungan yang
keterbukaan di antara siswa. Keterbukaan merupakan asas yang utama dalam
bimbingan kelompok karena apabila dalam kegiatan bimbingan kelompok
tidak terdapat keterbukaan maka kegiatan bimbingan kelompok tidak akan
dapat berjalan secara efektif dan pastinya dinamika kelompok tidak akan
muncul. Secara langsung dalam bimbingan kelompok mengajarkan kepada
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan metodologi
penelitian, yaitu jenis penelitian, subjek penelitian, instrument penelitian, prosedur
pengumpulan data, dan teknik analisis data.