• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemandirian merupakan hal yang sangat penting bagi individu.

Seseorang dalam menjalani kehidupan ini tidak pernah lepas dari cobaan dan

tantangan. Individu yang memiliki kemandirian tinggi relatif mampu

menghadapi segala permasalahan karena individu yang mandiri tidak tergantung

pada orang lain, selalu berusaha menghadapi dan memecahkan masalah yang

ada.

Mujiman (2009: 1) mendefinisikan kemandirian belajar sebagai kegiatan

belajar aktif yang didorong oleh motif untuk menguasai suatu kompetensi dan

dibangun dengan bekal pengetahuan dan kompetensi yang telah dimiliki.

Kegiatan belajar aktif yang dimaksud adalah kegiatan belajar yang memiliki ciri

keaktifan pembelajar, ketekunan, keterarahan dan kreativitas untuk mencapai

tujuan tertentu. Tentu saja kegiatan belajar aktif ini perlu dibangun dengan suatu

kekuatan pendorong atau motif. Motif yang dimaksud adalah penguasaan

terhadap suatu kompetensi yang dibangun dengan bekal pengetahuan dan

kompetensi yang telah dimiliki.

Knowless (1975: 18) mengungkapkan bahwa kemandirian belajar adalah

sebuah proses di mana individu mengambil inisiatif sendiri, dengan atau tanpa

Herman (1994) menjelaskan bahwa kemandirian belajar merupakan

keharusan dalam belajar dewasa ini sejauh pelajaran itu diarahkan kepada hari

depan pelajar, yang dengan nyata dapat dilihat dalam keluarga dan masyarakat.

1. Ciri-ciri Kemandirian Belajar

Agar siswa dapat mandiri dalam belajar maka siswa harus mampu

berfikir kritis, bertanggung jawab atas tindakannya, tidak mudah

terpengaruh oleh orang lain, bekerja keras dan tidak tergantung pada orang

lain. Ciri-ciri kemandirian belajar merupakan faktor pembentuk dari

kemandirian belajar siswa.

Menurut Thoha (1996) membagi ciri-ciri kemandirian belajar

dalam delapan jenis, yaitu:

a. Mampu berfikir secara kritis, kreatif dan inovatif

b. Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain.

c. Tidak lari atau menghindari masalah.

d. Memecahkan masalah dengan berfikir yang mendalam

e. Apabila menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta

bantuan orang lain.

f. Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain

g. Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulan bahwa ciri-ciri

kemandirian belajar pada setiap siswa akan nampak jika siswa telah

menunjukkan perubahan dalam belajar. Siswa belajar untuk bertanggung

jawab terhadap tugas yang dibebankan padanya secara mandiri dan tidak

bergantung pada orang lain.

Sugilar (2000) menyatakan bahwa kerakteristik individu yang

memiliki kesiapan belajar mandiri dicirikan oleh: kecintaan terhadap

belajar, percaya diri, keterbukaan terhadap tantangan, sifat ingin tahu,

pemahaman diri dalam hal belajar dan menerima tanggung jawab untuk

kegiatan belajarnya.

Mujiman, (2009: 9-10) mengemukakan ciri-ciri individu yang belajar mandiri sebagai berikut:

a. Kegiatan belajarnya bersifat self directing mengarahkan diri sendiri, tidakdependentatau tidak tergantung pada orang lain.

b. Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses belajar dijawab sendiri atas dasar pengalaman, bukan mengharapkan jawaban dari guru atau orang lain.

c. Tidak mau didekte guru, karena mereka tidak mengharapkan secara terus menerus diberitahu apa yang harus mereka lakukan.

d. Mengharapkan penerapan dengan segera dari apa yang mereka pelajari; mereka tidak dapat menerima penerapan yang tertunda. e. Lebih senang dengan problem-centered learning daripada

content-centered learning.

f. Lebih senang dengan partisipasi aktif daripada pasif mendengarkan ceramah guru.

g. Selalu memanfaatkan pengalaman yang telah dimiliki, karena mereka percaya bahwa mereka tidak datang dengan” kepala kosong”(datang

dengan kesiapan dan mempunyai ide-ide dalam kepalanya)

h. Lebih menyukai collaborative learning, karena belajar dan tukar pengalaman adalah hal yang menyenangkan.

i. Selalu merencanakan dan mengevaluasi belajarnya sendiri dan dalam batas tertentu bersama dengan guru.

j. Bagi mereka belajar harus dengan berbuat tidak cukup hanya dengan mendengarkan dan menyerap.

2. Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar

Kemandirian balajar sebagai sebuah proses dipengaruhi oleh banyak

faktor. Namun, faktor-faktor itu biasanya dibagi menjadi dua, yaitu faktor

dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal).

a. Faktor dari dalam

Menurut Mu’tadin (2002) siswa yang memiliki kemandirian

belajar mempunyai kecenderungan tingkah laku indikator sebagai

berikut:

1) Memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan

dirinya. Proses belajar mengajar terjadinya interaksi antara

siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa yang

lainnya. Adanya interaksi antara siswa dengan siswa

lainnya dapat menyebabkan siswa tersebut dapat

mengetahui tingkat kemampuannya dibanding dengan

kemampuan temannya. Apabila siswa merasa

kemampuannya masih kurang dibanding temannya, ia akan

termotivasi untuk bersaing dalam mempelajari suatu pokok

bahasan. Setiap siswa yang melibatkan dirinya dalam suatu

tersebut harus berusaha keras untuk membangkitkan

keberanian, semangat juang dan rasa percaya diri yang

maksimal. Aplikasi pada siswa adalah bersaing dalam

upaya memahami materi yang dipelajari dengan

memperbanyak sumber literatur dari berbagai media

(misalnya perpustakaan, internet, dll) serta mempunyai

waktu khusus untuk mempelajari meteri tersebut di luar jam

sekolah sehingga siswa dapat mencapai prestasi dalam

belajar dan memenangkan persaingan tersebut.

2) Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi

masalah yang dihadapi. Siswa yang mempunyai inisiatif

senantiasa tidak menunggu orang lain untuk melakukan

sesuatu. Ia mampu bergerak di depan dan seringkali

menjadi contoh perubahan di dalam kelompoknya.

Kemampuan mengambil keputusan dan inisiatif

dipengaruhi oleh respon siswa terhadap apa yang ada dan

terjadi di sekitar untuk dijadikan bahan kajian belajar.

Inisiatif sebagai prakasa yang disertai dengan langkah

konkrit selalu ditunggu kehadirannya pada segala macam

kepentingan hidup baik di tengah masyarakat maupun

mempunyai inisiatif untuk mempelajari dahulu materi

sebelum diajarkan oleh guru serta berinisiatif mengerjakan

soal-soal sendiri pada mata pelajaran yang diterimanya di

sekolah dengan memanfaatkan seluruh kemampuan yang

dimilikinya, termasuk dlam memecahkan setiap

permasalahan yang dihadapi dilapangan yang berkaitan

dengan kehidupan bermasyarakat.

3) Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan

tugas-tugasnya siswa yang memiliki kepercayaan diri tidak

mudah terpengaruh oleh apa yang dilakukan orang lain.

Siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi cenderung

memiliki rasa percaya diri, yaitu selalu bersikap tenang

dalam mengerjakan tugas-tugas belajar yang diberikan guru

dengan memanfaatkan segala potensi atau kemampuan

yang dimiliki dan tidak mudah terpengaruh orang lain

dalam mengerjakan tugas-tugasnya serta tidak mencontek.

4) Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya. Siswa

yang bertanggung jawab adalah siswa yang menyadari hak

dan kewajibannya sebagai seorang peserta didik. Tanggung

jawab seorang siswa adalah belajar dan mengerjakan setiap

dan kesadaran, selain itu siswa yang bertanggung jawab

adalah yang mampu mempertanggung jawabkan proses

belajar berupa nilai dan perubahan tingkah laku.

b. Faktor dari luar diri siswa

Kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh lingkungan keluarga.

Menurut Slamento (2003:60-62) hal yang dapat mempengaruhi

kemandirian belajar yaitu:

1) Lingkungan Keluarga

a) Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya

terhadap belajar anak dan akhirnya akan membentuk

kemandirian belajar pada anak. Ada orang tua yang

mendidik secara diktator militer, demokratis, dan ada

keluarga yang acuh tak acuh dengan pendapat setiap

keluarga. Orang tua sebaiknya memberikan kebebasan

kepada anak dalam belajar, biarkan anak belajar sesuai

dengan minat dan kemampuannya. Tetapi walaupun

diberikan kesempatan, orang tua tetap memberikan

arahan dan bimbingan pada belajar anak, sehingga

kemandirian belajar anak senantiasa dapat tercipta.

b) Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah

dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang

lain turut menentukan kemandirian belajar pada anak.

Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak perlu

adanya relasi yang baik di dalam keluarga. Hubungan

yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan

kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu

hukuman-hukuman. Adanya hubungan yang baik

tersebut selanjutnya akan membentuk pribadi siswa

yang mandiri dalam proses belajar dan kemandirian

belajar siswa dapat meningkat.

c) Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan

kemandirian belajar anak. Pada keluarga yang kondisi

ekonominya relatif kurang, menyebabkan orang tua

tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok anak,

seperti makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan

pemenuhan fasilitas belajar. Tak jarang faktor

ekonomi justru bisa menjadi motivator atau dorongan

anak untuk berhasil. Keadaan ekonomi yang

berlebihan juga menimbulkan masalah dalam

kemandirian belajar. Pada keluarga yang ekonominya

segala kebutuhan anak, termasuk fasilitas belajar.

Kadangkala kondisi serba kecukupan tersebut

membuat orang tua kurang perhatian pada anak karena

sudah merasa memenuhi semua kebutuhan anaknya,

akibatnya anak menjadi malas untuk belajar dan

tingkat kemandirian dalam belajarnya pun cenderung

rendah.

2) Lingkungan Sekolah

Dukungan lingkungan sekolah yang mempengaruhi kemandirian

belajar siswa meliputi guru dan perangkat lain yang ikut

berperang penting dalam proses belajar siswa. Menurut Slamento

(2003:64-65):

a) Kemampuan guru di dalam proses pembelajaran.

Kualitas pembelajaran sangat ditentukan oleh

aktivitas dan kreatifitas guru, di samping

kompetensi profesionalnya. Kemampuan guru

dalam mengimplementasikan kurikulum kedalam

proses pembelajaran dengan cara meningkatkan

motivasi dan kreativitas belajar siswa yang

selanjutnya akan mendorong siswa untuk lebih aktif

b) Ketersediaan sarana dan prasarana sebagai media

dan sumber belajar. Pengelolaan saranan dan

prasarana belajar sudah sewajarnya dilakukan oleh

sekolah mulai dari pengadaan, pemeliharaan dan

perbaikan hingga sampai pengembangan. Hal yang

mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran

digunakan buku teks, sarana dan media belajar

sebagai sumber belajar sesuai dengan tujuan dan

kompetensi yang ingin dicapai dalam kurikulum.

Peserta didik dapat menggunakan buku teks yang

disediakan sekolah baik buku pemerintah maupun

buku yang diterbitkan oleh penerbit non

pemerintah. Kemampuan sekolah dalam

menyediakan dan mengelola sarana dan prasarana

secara professional akan berperan positif terhadap

proses pembelajaran, karena siswa dapat

memanfaatkannya sebagai media dan sumber

belajar siswa.

c) Hubungan yang harmonis antar anggota sekolah.

Sekolah yang efektif umumnya memiliki

sekolah, sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh masing-masing warga sekolah dapat diketahui.

Hubungan harmonis antar anggota sekolah adalah

hubungan antara guru dan siswa, siswa dan siswa

maupun antar anggota sekolah lainnya. Hubungan

harmonis yang dimaksud adalah bagaimana

anggota sekolah dapat saling membina hubungan

secara professional, dengan memperhatikan hak

dan kewajiban dari masing-masing pihak.

Berdasarkan peran positif dari pihak guru dan pihak

sekolah, selanjutnya akan membentuk pribadi siswa

yang mandiri dalam proses belajarnya sehingga

tingkat kemandirian belajar siswa dapat melaju

seiring dengan laju profesionalisme dan kualitas

disekolah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai

kemandirian belajar seseorang tidak terlepas dari faktor-faktor yang

mendasari terbentuknya kemandirian belajar itu sendiri. Faktor-faktor

tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

berfikir secara mandiri dalam belajarnya. Kemandirian belajar siswa dalam

belajar akan terwujud sangat bergantung pada siswa tersebut melihat,

merasakan, dan melakukan aktifitas belajar atau kegiatan belajar

sehari-hari di dalam lingkungan tempat tinggalnya.

3. Aspek-aspek Kemandirian Belajar

Mu’tadin (2002) menyatakan bahwa aspek-aspek kemandirian belajar adalah:

a. Tanggung jawab

Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya. Siswa yang

bertanggung jawab adalah siswa yang menyadari hak dan

kewajibannya sebagai seorang peserta didik. Tanggung jawab seorang

siswa adalah belajar dan mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh

guru dengan penuh keikhlasan dan kesadaran, selain itu siswa yang

bertanggung jawab adalah yang mampu mempertanggung jawabkan

proses belajar berupa nilai dan perubahan tingkah laku.

b. Percaya Diri

Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya siswa

yang memiliki kepercayaan diri tidak mudah terpengaruh oleh apa

yang dilakukan orang lain. Siswa yang memiliki kemandirian belajar

tenang dalam mengerjakan tugas-tugas belajar yang diberikan guru

dengan memanfaatkan segala potensi atau kemampuan yang dimiliki

dan tidak mudah terpengaruh orang lain dalam mengerjakan

tugas-tugasnya serta tidak mencontek.

c. Disiplin

Menurut Moelino (1993) disiplin adalah ketaatan (kepatuhan)

kepada peraturan, tata tertib, dan norma. Sedangkan siswa adalah

pelajar atau anak yang melakukan aktifitas belajar. Dengan demikian

disiplin siswa adalah ketaatan (kepatuhan) siswa terhadap peraturan,

tata tertib dan norma di sekolah yang berkaitan dengan belajar

mengajar.

d. Inisiatif

Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah

yang dihadapi. Siswa yang mempunyai inisiatif senantiasa tidak

menunggu orang lain untuk melakukan sesuatu. Ia mampu bergerak di

depan dan seringkali menjadi contoh perubahan di dalam

kelompoknya. Kemampuan mengambil keputusan dan inisiatif

dipengaruhi oleh respon siswa terhadap apa yang ada dan terjadi di

sekitar untuk dijadikan bahan kajian belajar. Inisiatif sebagai prakasa

yang disertai dengan langkah konkrit selalu ditunggu kehadirannya

maupun disekolah terutama siswa. Aplikasinya pada siswa adalah

mempunyai inisiatif untuk mempelajari dahulu materi sebelum

diajarkan oleh guru serta berinisiatif mengerjakan soal-soal sendiri

pada mata pelajaran yang diterimanya di sekolah dengan

memanfaatkan seluruh kemampuan yang dimilikinya, termasuk dlam

memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi dilapangan yang

berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009) “Inisiatif

adalah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta”. Suryana (2006) mengungkapkan bahwa inisiatif adalah kemampuan mengembangkan

ide dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan

peluang (thinking new things).

Ciri-ciri orang yang inisiatif menurut Sund dalam Slameto (2003:147) adalah sebagai berikut:

1. Hasrat keingintahuan yang besar

2. Bersikap terbuka dalam pengalaman baru 3. Panjang akal

4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti 5. Cenderung menyukai tugas yang berat dan sulit

6. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan.

7. Memiliki dedikasi bergairah secara aktif dalam melaksanakan tugas

8. Berfikir fleksibel

9. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban yang lebih banyak.

C. Bimbingan Klasikal

Dokumen terkait